Pelesiran Tempo Dulu: Klasik dan Cantik Istana Kepresidenan Cipanas

 
bagikan berita ke :

Rabu, 13 September 2017
Di baca 1813 kali

Disuguhi udara segar, hawa pegunungan nan sejuk, panorama yang asri, dan pemandian air panas, Istana Kepresidenan Cipanas digunakan sebagai tempat tetirah para Gubernur Jenderal sejak dibangun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda tahun 1740 hingga Presiden dan Wakil Presiden saat ini. Fasilitas yang ada di kompleks Istana Kepresidenan Cipanas terdiri atas bangunan induk atau gedung utama, enam paviliun, pemandian air panas untuk VIP dan VVIP, gedung bentol, hutan lindung, peternakan kuda, taman bermain anak-anak, pemancingan, kolam renang, dan museum.

 

“Gedung Induk memiliki gaya arsitektur tempo dulu yang memadupadankan gaya musim panas Eropa dan musim tropis Jawa Barat. Sementara bangunan terbuat dari kayu jati, beton dan besi,” tutur Annisa pemandu Istana Cipanas.

 

Beragam etnik karya seni terpampang di gedung induk, yakni koleksi lukisan kesukaan Sang Proklamator Soekarno, beserta hadiah bernilai antik pemberian negara-negara sahabat sejak era kemerdekaan Republik Indonesia. Terdiri dari serambi depan, ruang tamu, ruang makan, ruang kerja Presiden, ruang rias Ibu Negara, ruang tidur keluarga Presiden dan Wakil Presiden serta serambi belakang nan lapang.

 

Menguak Bilik Gedung Induk

 

Annisa menambahkan, walaupun sempat mengalami renovasi tidak membuat karakteristik dan keaslian gedung induk berubah. Gedung induk yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Belanda Gustaaf Willem Baron Van Imhoff tetap terlihat seperti saat pertama selesai dibangun tahun 1740. Pengunjung akan disuguhkan dengan arsitektur bangunan bernuansa tempo dulu bahkan sejak memasuki serambi depan gedung induk.

 

Serambi depan ditutup dengan jendela-jendela kaca lebar pada kiri dan kanannya untuk menahan tiupan angin dingin dari luar. Memasuki ruang utama atau ruang tamu terdapat dua bagian ruang duduk di sisi kiri-kanan untuk Presiden dan Wakil Presiden, dan semua kursi tamu terbuat dari kayu jati asli dari jepara pada tahun 1950. Tidak ketinggalan dua lukisan gunung yakni Gunung Merapi dan Gunung Gede Pangrango yang dibuat pada tahun1966 karya Basoeki Abdullah juga terpampang di dinding pada sisi kiri-kanan aula, juga dua permadani besar nan cantik buatan Turki menutupi lantai aula yang berbahan dari kayu.

 

“Tepat di aula utama ini terdapat ruang bawah tanah yang sekarang dialih fungsikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang pecah belah,” ungkap Annisa.

  Gedung Induk1

Memasuki ruang makan nampak meja makan besar berbentuk oval dan beberapa lukisan yang terpampang di setiap dinding ruangan, ada pula guci-guci antik yang menghiasi ruangan ini sehingga terlihat begitu mengesankan. Tidak digunakan sebagai ruang makan saja, tapi juga sebagai ruang pertemuan. Di Istana Cipanas ini ada beberapa kejadian bersejarah. Tepat di ruangan ini pada tanggal 13 Desember 1965 Presiden Sukarno menggelar sidang kabinet dalam memutuskan kebijakan nilai mata uang Rp1000 menjadi Rp1 yang dikenal dengan istilah “sanering” (devaluasi-pemotongan daya beli masyarakat).

 

Selain itu, masih di ruang makan yang berukuran luas ini, pada 14-17 April 1993, atas inisiatif Presiden Soeharto, istana ini menjadi tempat pertemuan kelompok yang bertikai di Filipina, yaitu antara pemerintah Filipina dengan kelompok Moro National Liberation Front (MNFL) yang dipimpin Nur Misuari. Perundingan ini dipimpin oleh Menlu RI saat itu, Ali Alatas.

 

Adapula ruang kerja Presiden yang menyambung langsung ke aula utama, pun terdapat ruang kerja Presiden, ruang tidur Presiden, dan ruang rias Ibu Negara. Melewati koridor, terdapat ruang tidur bagi Wakil Presiden yang berseberangan dengan ruang tidur Putra-Putri Presiden serta Wakil Presiden. Berbagai seni lukisan dan patung dipamerkan di setiap sudut gedung inti. Lee Man Fong, Theo Meier, Batara Lubis, Basoeki Abdullah, Rustamadji, Russel Flynt, Rudolf Bonnet, Dullah, dan S. Sudjojono adalah sebagian seniman yang karya-karyanya dicintai oleh Presiden Sukarno.

 

Area yang terakhir dari gedung induk adalah serambi belakang. Serambi belakang memiliki area yang lebih luas dari serambi depan. Dari serambi belakang ini pula, tersaji pemandangan lereng gunung Gede dan Pangrango juga terhampar air mancur dan pepohonan yang asri menyejukkan mata.

 

Dari Dunia Untuk Indonesia

 

Sejak Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan, bangsa Indonesia tidak henti-hentinya mendapat ucapan selamat dan hadiah dari negara-negara sahabat dari belahan dunia. Seperti, tiga permadani pemberian Turki pada tahun 1954 yang dibentangkan di ruang tamu dan ruang makan, tiga lampu kristal dari Republik Ceko pada tahun 1950 yang digantungkan di ruang tamu dan ruang makan, lukisan ikan koi, ayam jago dan beberapa guci pemberian Tiongkok yang menghiasi ruang makan Gedung Induk. Bongkahan es yang diukir, patung-patung, dan berbagai karya seni lain dari dunia untuk Indonesia yang tersimpan di Museum Istana Cipanas.

 

“Tidak hanya disimpan di gedung induk, hadiah pemeberian-negara sahabat atas kemerdekaan Indonesia juga kami simpan di Museum,” tutur Annisa.

 

 Annisa menjelaskan, pengunjung yang ingin berkunjung ke Istana Cipanas harus mengajukan proposal selambat-lambatnya H-3 kunjungan dikarenakan bila ada kunjungan Presiden ke Istana Cipanas maka seluruh area akan ditutup untuk umum. Istana Cipanas dapat dikunjugi pada hari Senin-Jum’at. (DVO-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           1           0           0           0