PELUNCURAN KREDIT USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH

 
bagikan berita ke :

Senin, 05 November 2007
Di baca 1948 kali

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA PELUNCURAN KREDIT USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH
DI GEDUNG BANK RAKYAT INDONESIA I, JAKARTA
TANGGAL 5 NOVEMBER 2007


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Yang saya hormati Saudara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Saudara Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Saudara Gubernur Bank Indonesia, para Pimpinan Lembaga Pemerintahan non Departemen dan Pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara termasuk Pimpinan Perbankan;

Yang saya cintai Saudara Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia beserta Dewan Komisaris dan para Pimpinan BRI baik pusat maupun daerah, Saudara Wakil Gubernur DKI Jakarta, para Pimpinan Dunia Usaha

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Pada kesempatan yang baik dan semoga  senantiasa penuh berkah ini, marilah sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhaanahu wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Pada kesempatan yang baik ini pula, saya akan menyampaikan beberapa hal yang penting untuk bukan hanya diketahui oleh saudara-saudara yang hadir di ruangan ini tetapi oleh saudara-saudara kita di seluruh Tanah Air. Menyambut upaya gigih kita, upaya bersama kita untuk terus meningkatkan kesejahteraan rakyat dan terus mengurangi kemiskinan dan pengangguran di seluruh Tanah Air. Oleh karena itu, apa yang kita lakukan bersama ini tentu sebuah aksi dan langkah nyata dan bukan retorika ataupun wacana. Oleh karena itu, mari sungguh kita jalankan upaya-upaya menuju keberhasilan program bersama kita ini.Saya ucapkan selamat kepada Bank Rakyat Indonesia dan semua pihak yang telah menjalankan program besar yang kita canangkan ini dan mudah-mudahan apa yang ingin kita capai untuk mengangkat kembali perekonomian rakyat, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat terus dapat kita wujudkan

Saudara-saudara,

Saya tentu tidak akan berbicara lagi tentang apa dan siapa, kredit untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dengan pola penjaminan ini. Karena tadi saudara Direktur Utama BRI telah menjelaskan dibanyak kesempatan Menteri Negara KUKM dan menteri-menteri terkait lainnya juga sudah menjelaskan, pihak perbankan Bank Indonesia juga telah menyampaikan kebijakan yang kita tempuh ini. Yang ingin saya sampaikan justru nanti adalah mengapa program ini, kebijakan ini harus berhasil dan bagaimana kita  melakukan langkah ke sana agar sekali lagi kredit dengan pola penjaminan untuk usaha kecil, menengah termasuk usaha mikro, dan koperasi ini benar-benar mencapai sasarannya. Namun, sebelum saya menyampaikan apa yang mesti kita lakukan bersama, saudara-saudara saya perlu menggaris bawahi bahwa apapun keadaan yang kita hadapi, dalam scheme pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tidak boleh berhenti dan upaya untuk mengatasi semua masalah yang kita hadapi juga tidak boleh berhenti.

Prinsip negara harus terus kita bangun dan masalah harus kita carikan solusinya, kita pegang teguh dengan cara-cara yang sistemik dan tepat. Kadang-kadang cara kita menyelesaikan masalah harus cepat bahkan dalam keadaan darurat segera atau immediate. Karena memang diperlukan langkah cepat seperti itu tapi setiap kebijakan, setiap langkah yang kita jalankan harus dapat dipertanggungjawabkan. Itu penting untuk memastikan bahwa kita mengelola jalannya pemerintahan ini dengan baik dan menuju kearah yang benar.

Saudara-saudara,

Kita sepakat bahwa kemiskinan dan pengangguran harus terus-menerus dari tahun ke tahun kita kurangi, karena dua isu besar inilah yang menjadi tantangan kita terutama sejak Indonesia mengalami krisis sembilan tahun yang lalu. Ada falsafah menolong mereka yang dalam kesulitan yang besar, diberikan “ikannya� Saya setuju, dalam keadaan tertentu memang diperlukan “ikan�, misalnya bantuan langsung tunai, beras untuk rakyat miskin, subsidi langsung dan sejumlah bantuan yang menjadi paket pengurangan kemiskinan bagi negara kita yang sifatnya kita berikan langsung. Tetapi ketika keadaan telah makin membaik, sudah keluar dari krisis, dan keadaan darurat itu maka falsafahnya berganti, kita berikan kailnya. Agar dengan kail itu dia bisa mencari dan menangkap ikan. Dalam praktek, implementasi dari falsafah ini adalah kita berikan pelatihan-pelatihan, kita bangun infrastruktur yang memungkinkan mereka bisa meningkatkan taraf hidupnya masing-masing termasuk kita kembangkan usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan koperasi. Dengan demikian, apa yang kita lakukan, yang hari ini BRI akan meluncurkannya dalam sebuah program khususnya adalah bagian utuh dari upaya kita untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang secara langsung upaya kita untuk mengurangi kemiskinan.

Disamping itu, Pemerintah juga telah mengembangkan satu kebijakan untuk meningkatkan taraf hidup saudara-saudara kita yang berpenghasilan rendah. Memang yang paling ideal adalah dengan falsafah “memberikan kailnya tadi bukan ikannya�. Kita dorong mereka untuk memiliki kehidupan yang lebih layak kalau mereka berusaha. Usahanya juga makin berhasil, dengan demikian pendapatannya bertambah tetapi ketika itu memerlukan waktu, memerlukan proses, maka kebijakan yang diambil oleh Pemerintah dan itu masuk dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara mengurangi biaya pengeluran sehari-harinya, dengan cara memberikan pengobatan gratis bagi rakyat misalnya di Puskesmas, rumah sakit – rumah sakit yang ada dengan memberikan bantuan yang hampir gratis sebagian bahkan gratis dalam bidang pendidikan dan banyak lagi seperti itu tujuannya adalah agar penghasilan yang relatif kecil itu bisa dihemat. Ini sekaligus kita sejajarkan dengan upaya yang lain sebagaimana yang saya berikan contohnya, apa yang kita bentuk dengan pemberian kredit dengan pola atau sistem penjaminan.

Ini penting untuk saya sampaikan agar dapat dikembangkan lagi berbagai kebijakan oleh kita semua pemerintah pusat, pemerintah daerah termasuk dunia usaha, bagaimana cara kita disati sisi meningkatkan usaha dan perekonomian negara disisi yang lain memberikan kesejahteraan bagi rakyat kita. Khusus kebijakan atau program yang insya Allah akan segera kita luncurkan ini. Untuk saudara-saudara ketahui tahun 2005 setelah pemerintahan yang saya pimpin ini memulai tugasnya, kita telah menetapkan tahun 2005 adalah tahun pemberian kredit bagi usaha kecil, dan menengah. Saya masih ingat waktu itu di Kantor Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bersama pimpinan Bank Indonesia dan pihak-pihak lain kita canangkan tahun 2007 untuk lebih mengimplementasikan tekad itu di Kementerian Negara Koperasi dan UKM dalam sebuah sidang kabinet saya hadir, Wapres hadir, pejabat terkait hadir, kita putuskan bahwa harus ada new policy, kebijakan baru dengan pola penjaminan melalui jasa dari Perum SPU dan PT. Askrindo. Tahun 2007 juga pada bulan Juni sekian bulan kemudian saya keluarkan instruksi Presiden Nomor: 6 Tahun 2007 yang intinya adalah bagaimana kita bisa mempercepat pertumbuhan sektor riil termasuk pemberdayaan koperasi, usaha kecil dan menengah termasuk di dalamnya adalah scheme atau kebijakan pemberian kredit  dengan pola penjaminan. Sembilan (9) Oktober yang lalu pihak-pihak terkait sudah melakukan penandatangan disaksikan Wakil Presiden agar semuanya siap untuk segera dijalankan, diimplementasikan semua yang telah kita persiapkan ini dan alhamdulillah pada hari ini 5 November 2007 kita akan mulai secara resmi dengan harapan semua dapat berlangsung di seluruh penjuru Tanah Air.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Saudara-saudara di seluruh Tanah Air yang saya cintai,
 
Sekali lagi mari kita yakini, kita jadikan pedoman di dalam kita mengembangkan berbagai upaya di negeri ini bahwa pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah adalah cari yang paling cepat dan paling tepat untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, jangan diragukan. Marilah kita lihat statistic tahun 2006 tercatat sekitar 48 juta unit usaha kecil, usaha mikro, usaha menengah. Pak Sofyan Basir mengatakan kepada saya satu orang yang membawa angkring ini menjual sate ayam dan sate kambing itu juga sudah usaha mikro atau usaha kecil, segudang dengan asetnya.

Ada 48 juta dengan anggota kurang lebih atau pelaku usaha 85 juta orang, jumlah koperasi tahun 2006 tercatat 140 ribu dengan anggota 28 juta orang. Kalaulah masing-masing unit UMKM itu dan masing-masing unit koperasi itu tumbuh makin baik penghasilannya maka pendapatan orang-seorang pelaku UMKM dan anggota koperasi akan meningkat. Dengan pendapatan yang meningkat itu tentu taraf kehidupannya juga meningkat otomatis kemiskinan berkurang. Persoalan yang kita hadapi adalah tidak semua badan usaha mikro, kecil, menengah itu di waktu yang lalu mendapatkan kemudahan dalam akses modal, dalam kredit. Tentu kita tidak boleh menyalahkan dunia perbankan karena ada norma yang mesti diikuti baik yang berlaku secara internasional maupuan secara nasional. Tetapi kita idak boleh kehilangan akal, kita mencari solusi, kita mencari terobosan dan akhirnya kita putuskan, kita pilih adalah satu scheme lain disamping scheme yang sudah ada, pinjaman yang biasa yang regular yaitu kredit untuk UMKM dan koperasi itu dengan pola penjaminan. Nampak disini penjaminan menjadi kata kunci, dalam istilah perbankan ada usaha yang feasible tetapi tidak thinkable tapi tidak boleh berhenti disitu, negara tidak boleh kehilangan akal. Pemerintah harus mencari akal terus-menerus biara kalau feasible bagaimana kita bikin thinkable. Nah disinilah terapi yang kita pilih dengan pola penjaminan ini.
 
Kredit ini akhirnya menjadi solusi, kredit dengan pola penjaminan ini. Ini jalan yang efektif untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran dan tentunya juga jalan yang baik untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat kita. Dari apa yang saya jelaskan ulang tadi saudara-saudara sampailah sekarang pada yang paling penting dalam sambutan saya ini, bagaimana yang sudah kita putuskan kita alokasikan dananya dari APBN 1,45 tiliun misalnya dengan sasaran yang konkret, dengan konsep yang jelas, yang akuntabel, tentunya dengan pelaksanaan yang transparan nanti benar-benar dapat mencapai sasarannya. Ada arahan saya kalau ini menyangkut mereka-mereka yang berada di pemerintahan kemudian harapan dan ajakan saya kalau mereka-mereka berada di luar struktur pemerintahan.

Yang pertama, semua departemen, kementerian, badan, pemrintah tentunya yang terlibat langsung dalam kebijakan pemberian kredit dengan pola penjaminan ini, harus sangat serius untuk meyukseskannya. Saya tunjuk langsung di sini Kementerian KUKM, Departemen Pertanian, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Departemen Kehutanan dengan tidak lepas Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara. Ini pilar-pilar dari jajaran pemerintah yang mesti menyukseskan program ini kemudian PT Aksrindo, Perum SPU, kemudian perbankan BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri. Itu adalah pelaku-pelaku utama, main players. Berhasil tidak berhasilnya, apakah rakyat sungguh merasakan semuanya ini maka yang saya sebutkan tadi memiliki peran sekaligus tanggung jawab yang tinggi.

Yang kedua, agar kebijakan dan program ini juga bisa berhasil dengan baik semua pimpinan yang ada di daerah; gubernur, bupati, walikota, bahkan sampai tingkat camat dan kepala desa juga harus melakukan sesuatu yang sungguh-sungguh agar UMKM dan koperasi di daerahnya bisa tumbuh dengan baik. Saya meminta kepada mereka semua, merupakan instruksi saya untuk betul-betul peduli dan memberikan bantuan yang konkret kepada UMKM. Terus-menerus melalui cara ini mengurangi kemiskinan dan pengangguran yang ada di daerahnya masing-masing. Ingat para gubernur, para bupati, dan para walikota juga dipilih langsung oleh rakyat, tidak ditunjuk dan diangkat oleh Presiden. Rakyat yang memilih itu sebagian, bahkan sebagian besar barangkali kalau digabungkan adalah mereka yang kelompok miskin, para penganggur barang kali, dan juga mereka-meraka yang bergerak di usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Secara moral mereka memiliki tanggung jawab untuk betul-betul menyukseskan program ini.

Yang ketiga, saya mengajak, saya menghimbau, dan berharap kepada pers, media, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat luas untuk ikut memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada rakyat utamanya kepada usaha mikro, kecil, dan menengah. Saya meminta untuk ikut mengawasi kami, mengawasi pemerintah mulai dari Presiden, menteri dengan jajarannya,gubernur, bupati, walikota, camat, sampai dengan kepala desa. Apakah kami semua, kalau daerah apakah pimpinan daerah sungguh serius untuk menjalankan ini semua karena UMKM tersebar di seluruh Indonesia. Yang lebih tahu kondisinya adalah pimpinan di daerah, saya sering mendengarkan keluhan dari banyak pihak bahkan ketika perbankan bertemu dengan pimpinan-pimpinan daerah tidak semua banyak pimpinan daerah yang responsif, yang peduli dan luar biasa kinerjanya, tapi ada juga yang dianggap tidak begitu peduli misalnya untuk menemukan dari desa ini, dari kompleks ini beberapa banyak sih yang termasuk kategori usaha mikro, usaha kecil dengan tujuan akan kita bantu dalam sistem pengkreditannya. Itu pun kadang-kadang berjalan sangat lambat dan banyak hal. Ingat para pimpinan daerah bahwa tujuan utama adalah mensejahterakan rakyat, tujuan utama mngurangi kemiskinan dan pengangguran. Tolong kita kosentrasi pada misi besar itu dan kalau ini menjadi salah satu sarana untuk mencapai sasaran itu, mari kita laksanakan dengan sebaik-baiknya.

Dan yang keempat atau yang terakhir, pelaku UMKM sendiri, saya minta gunakan kesempatan yang baik ini. Saya secara aktif saya minta juga terus berkomunikasi, berkonsultasi, dan meminta bimbingan dari pihak-pihak yang terkait baik itu pimpinan daerah, pemerintah daerah, maupun pihak perbankan yang tentunya tersebar di seluruh Indonesia. Dengan empat hal itu, saya yakin saudara-saudara kebijakan dan program ini kana dapat kita laksanakan dengan baik dan akhirnya yang terakhir kepada BRI, ini kesempatan yang baik saya bisa bicara langsung dengan keluarga besar BRI. Kemudian pertama-tama saya minta agar BRI menjadi penjuru dalam menyukseskan program. Yang kedua, saya mendengarkan laporan saudara Direktur Utama tadi, kembangkan unit-unit BRI seluas-luasnya di seluruh Tanah Air. Makin dekat dengan rakyat yang dilayani, makin baik, ini juga semua untuk dunia perbankan yang lain atau lembaga-lembaga pelayanan publik yang lain pula.

Yang ketiga, melanjutkan program bantuan yang sifatnya pro rakyat; pendidikan, kesehatan, olahraga, dan yang lain karena seberapa pun saudara-saudara membantu masyarakat sekitar besar dampaknya bagi mereka. Yang keempat, lanjutkan pengembangan energi nabati dan revitalisasi perkebunan. Dua-duanya ingin kita capai, ketahan pangan dan ketahan energi. Sambil meningkatkan ketahanan pangan dan energi dari revitalisasi perkebunan dan pengembangan energi nabati tadi sekaligus menggerakkan ekonomi lokal, memberikan lapangan pekerjaan dan tentunya mengurangi kemiskinan saudara-saudara kita di wilayah itu.

Dan yang terakhir, teruskanlah meningkatkan kinerja BRI, kita ingin business performance BRI terus meningkat sebagaimana harapan saya kinerja bisnis perbankan di Indonesia karena dunia perbankan yang maju akan sangat menggerakkan roda perekonomian, yang akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Itulah yang saya sampaikan saudara-saudara pada kesempatan yang baik ini dan akhir dengan memohon ridha Tuhan Yang Maha Kuasa serta mengucapkan �Bismillaahi rrahmaanirrahiim�, saya resmikan program Kredit untuk Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah dan Koperasi dengan Pola Jaminan yang dilaksanakan oleh BRI dengan nama “Kredit Usaha Rakyat�

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.


Biro Naskah dan Penerjemahan
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan
Sekretariat Negara RI