Pembelajar Mandiri, Pola CPNS Masa Kini

 
bagikan berita ke :

Senin, 02 April 2018
Di baca 1080 kali

"Saya ingin menjadi bagian dari reformasi birokrasi dan ingin jadi pemuda yang tidak hanya kritis, tidak hanya menjadi complainer tetapi juga menjadi active learner yang bisa mendapatkan inovasi-inovasi baru untuk Kementerian Sekretariat Negara ini."

Begitulah Sonia Mayangsari mengungkapkan keinginannya. Setelah lulus dari jenjang perkuliahan di tahun 2016, Sonia sempat bekerja magang selama satu tahun. Tak disangka, tahun berikutnya penerimaan pegawai negeri sipil kembali dibuka. Kini Sonia menjadi salah satu dari Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.

Akan tetapi, lebih dari sekedar berbagi pengalaman, pernyataan Sonia seperti membawa semangat baru dalam kementerian yang paling dekat dengan Presiden ini. Pasalnya Inovasi dan birokrasi memang selalu dianggap tak sejalan. Birokrasi dianggap menghentikan perubahan, sementara keterbukaan dianggap merapuhkan peraturan.

Nyatanya kedua hal tersebut sebenarnya bisa diselaraskan. Semangat inilah yang ditangkap dan diinfiltrasi kepada CPNS di Kemensetneg. Memperkuat pemerintah dengan pola kerja baru agar bisa tetap relevan di tengah masyarakat. Kini Sonia dan 89 orang CPNS lainnya mengikuti sebuah pelatihan dan pendidikan yang berbeda, guna menjawab tantangan persaingan dunia.

Menurut Samidi Fahrudin, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemensetneg, berbeda dengan periode sebelumnya yang dilaksanakan selama dua tahun, masa percobaan CPNS tahun ini dilakukan hanya selama satu tahun. Ini menyesuaikan dengan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara Nomor 11 Tahun 2017. Empat sampai lima bulan dari masa percobaan itu digunakan sebagai tahap pelatihan dasar. Tak hanya penanaman nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika, dan anti korupsi yang diprioritaskan, penguatan kompetensi teknis juga menjadi langkah fundamental yang dikembangkan.

Salah satu komponen kompetensi teknis yang paling terasa penerapannya adalah kemampuan CPNS untuk belajar dan bekerja dalam dunia digital. Pola pembelajaran pun diubah sedemikian rupa menyesuaikan dengan karakter generasi CPNS masa kini. "Mereka dianggap sudah digital native. Orang yang benar-benar sudah terbiasa menggunakan device yang digital. Mereka juga punya kemampuan active learner, menyerap informasi dengan cepat, menyesuaikan lingkungan dengan cepat. Untuk mereka jangan memakai pendekatan-pendekatan yang konvensional," jelas Samidi.

Basis pembelajaran dipusatkan ke dalam PINTAR, sebuah aplikasi belajar yang dikembangkan oleh Pusdiklat Kemensetneg. Berbagai modul pembelajaran dimasukkan dan dipadukan dengan tugas-tugas personal yang menstimulus CPNS untuk mencari informasi sendiri. Sasarannya agar para CPNS dapat bekerja secara profesional, menguasai bahasa asing, mempunyai kemampuan IT, memiliki kemampuan networking, dan memiliki wawasan global.

Pengajar tidak lagi bertindak sebagai pemberi materi, mereka justru lebih banyak bergerak sebagai fasilitator. "Misalnya saat onboarding, pengenalan organisasi. Dulu pakai penceramah bicara soal organisasi Kemensetneg. Tapi sekarang mereka langsung belajar sendiri dari bahan-bahan yang ada. Di kelas tinggal kuis-kuis saja." ungkap Samidi.

Selain pemikiran inovatif, nilai lain yang juga kental terasa adalah kolaborasi. Dalam beberapa sesi pelatihan dasar, CPNS diminta untuk membentuk kelompok dan memecahkan berbagai permasalahan yang diberikan. Antar kelompok diminta untuk bersaing sehingga tercipta budaya kompetisi yang membangun.

Membangun Empati

Usai menjalani pelatihan dasar, CPNS akan diminta untuk magang di berbagai tempat di lingkungan Kemensetneg. Rotasi posisi pun akan dilakukan guna memberikan pemahaman yang menyeluruh terhadap business process yang dilakukan di kementerian ini.

Dari situ diharapkan akan muncul empati terhadap unit kerja lain. Sehingga, seperti yang telah diungkapkan Sonia, mereka tidak hanya memberikan kritik tak mendasar tetapi bisa memberikan solusi yang lebih praktis.

Empati terhadap kementerian akan menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap program-program yang dibuat di Kemensetneg. Ke depannya pengetahuan tersebut dapat menjadi dasar pengembangan pola kerja antar unit di Kemensetneg. Pengetahuan umum juga memberikan CPNS Kemensetneg kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang lebih besar saat mereka sudah menduduki jabatan di kemudian hari. (RHS - Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
3           0           0           0           0