Pemberdayaan Penyandang Sensorik Netra di Fiji, Pemerintah Indonesia Selenggarakan Program Pelatihan

 
bagikan berita ke :

Kamis, 25 Oktober 2018
Di baca 1269 kali

Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan United States Agency for International Development (USAID) Indonesia melalui US-Indonesia Partnership for South-south Cooperation Component 1 (USIP-1) menyelenggarakan program “Empowering Persons with Visual Impairment in Fiji Through Traditional Indonesian Massage: Training on Trainers on Urut Massage”. Pembukaan program ini diadakan di Ballroom Hotel Movenpick, Jimbaran, Bali, Rabu (24/10).

Kegiatan dalam program ini dikhususkan untuk pemberdayaan sensorik netra di Republik Fiji. Program ini juga merupakan bagian dari pelaksanaan Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) yang dikoordinasikan oleh Kemensetneg sebagai Co-Chair Working Group III Tim Kornas KSS Indonesia bekerja sama dengan Kemensos dan USAID Indonesia.  Diikuti oleh 10 peserta dari Republik Fiji, program ini akan berlangsung dari 24 Oktober hingga 2 November 2018 di Bali.

Dalam sambutannya mewakili Kemensos, Tedi Tresnayadi menyatakan bahwa pemerintah bersama-sama dengan stakeholders lainnya memberikan layanan kepada penyandang disabilitas bukan didasari oleh rasa iba akan tetapi dalam rangka memenuhi hak sebagai warga negara yang setara dengan yang lainnya.

Tujuan utama Program Training of Trainers on Urut Massage adalah untuk meningkatkan daya saing penyandang disabilitas khususnya sensorik netra di Republik Fiji melalui “Urut” sebagai alternatif mata pencaharian yang berkelanjutan.

“Kami sangat senang dengan adanya program ini. Kami berharap dengan mengikuti program ini, kami mendapatkan ilmu dan ketrampilan yang kami butuhkan guna membantu para disabiitas yang ada di Fiji.” ujar Sitiveni Yanuyanutawa sebagai perwakilan dari Republik Fiji.

Hal senada juga disampaikan oleh Senimelia Bulouravuya, salah satu peserta Program Training of Trainers on Urut Massage. “Tujuan yang saya harapkan dari adanya program ini adalah mendapatkan ilmu ketrampilan memijat, khususnya ketrampilan pijat tradisional Indonesia “Urut”. Dengan mempelajari ketrampilan ini, saya harap dapat meneruskannya kepada penduduk Fiji terutama bagi mereka yang memiliki kondisi khusus, agar bisa mandiri, bersaing, dan tidak terlalu bergantung pada orang lain.”

Terpilihnya Bali sebagai lokasi program pelatihan dikarenakan Republik Fiji memiliki kesamaan geografis dan potensi kepariwisataan seperti Bali, sehingga akan memudahkan peserta untuk beradaptasi dengan lingkungan dalam waktu singkat. Tidak hanya itu, Bali juga menjadi lokasi dari Balai Rehabilitasi Sosial Kemensos, Mahatmiya yang akan memberikan kesempatan bagi peserta pelatihan untuk berkunjung dan belajar langsung.

“Diharapkan selama 2 minggu di Indonesia, peserta tidak hanya belajar keterampilan pijat, tetapi juga belajar mengenai kebijakan dan program Indonesia dalam pemberdayaan penyandang disabilitas dan pengentasan kemiskinan, kemudian dapat pula mempelajari mengenai praktik ketenagakerjaan yang inklusif disabilitas, serta rehabilitasi sosial dan pelaksanaan berbagai jenis pelatihan keterampilan dalam kunjungan ke Balai Rehabilitasi Sosial Mahatmiya.” tutup Tedi Tresnayadi dalam sambutannya. (GIE - Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0