PEMBUKAAN LOKAKARYA NASIONAL “MEMANTAPKAN POLA LINKAGE BANK-LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM), 10-06-08

 
bagikan berita ke :

Selasa, 10 Juni 2008
Di baca 1057 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PEMBUKAAN LOKAKARYA NASIONAL “MEMANTAPKAN POLA LINKAGE
BANK-LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) DALAM UPAYA PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI KUR MIKRO”
DI GEDUNG SME’s Co PROMOTION CENTER, JAKARTA
PADA TANGGAL 10 JUNI 2008

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Saudara Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Yang saya hormati Saudara Gubernur Bank Indonesia, Saudara Wakil Gubernur DKI Jakarta, Saudara Ketua Komisi Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia, para pimpinan Bank-Bank Milik Negara, pimpinan Badan-Badan Usaha Milik Negara, para pimpinan Lembaga-Lembaga Keuangan Mikro,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan ridho-Nya, kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita patut pula bersyukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta’alaa karena pada sore hari ini kita dapat menghadiri Pembukaan Lokakarya Nasional Pemantapan Pola Hubungan Bank Dengan LKM Dalam Upaya Mempercepat Penanggulangan Kemiskinan Melalui Kredit Usaha Rakyat Mikro.

 

Saya ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Ketua Komnas PKMI atas prakarsanya untuk menyelenggarakan lokakarya nasional ini serta mengucapkan selamat datang serta terima kasih kepada para peserta lokakarya yang datang dari seluruh penjuru tanah air. Saya berharap lokakarya ini menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan tujuan dan sasaran lokakarya ini untuk mengefektifkan dukungan antara bank dengan LKM, yang akhirnya bersama-sama bisa dapat menyalurkan Kredit Usaha Rakyat Mikro lebih cepat, lebih tepat, lebih mudah, dan lebih banyak lagi sasaran jangkauannya.

 

Saudara-saudara,

 

Di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi oleh bangsa kita, terutama permasalahan ekonomi, sebagaimana pula yang dihadapi oleh bangsa-bangsa lain di dunia, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Saudara semua yang lebih berpikir secara positif ingin menjadi dan mencari solusi atas permasalahan yang kita hadapi bersama ini untuk lebih khusus lagi melakukan percepatan pengurangan kemiskinan dan tentunya melakukan percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat di seluruh Indonesia.

 

Pilihan Saudara adalah pilihan yang tepat. Saudara semua memilih daripada terus-menerus memprotes harga kenaikan BBM, daripada terus-menerus menyalahkan, menyalahkan dunia, menyalahkan negeri sendiri, Saudara memilih bangkit, tidak menyerah, tidak mengeluh, dan aktif mencari solusi. Saya yakin kalau sikap, tekad, dan apa yang kita lakukan seperti yang Saudara-saudara lakukan itu, kita akan segera bisa keluar dari permasalahan yang kita hadapi ini dan kita sungguh bisa, akhirnya, mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Saudara-saudara semua.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Hal ikhwal tentang pentingnya Kredit Usaha Rakyat, tentang pentingnya kredit untuk usaha mikro dalam konteks pembangunan ekonomi nasional, secara gamblang tadi telah disampaikan, baik oleh Menkokesra, maupun oleh Ketua Komnas PKMI, Saudara Dr. Kusmuljono. Saya tidak perlu mengulangi lagi. Yang penting, sekarang dan ke depan, semua itu dapat kita laksanakan secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu, saya sungguh berharap lokakarya ini dapat lebih mengimplementasikan, menjabarkan, menuangkan, dalam langkah-langkah nyata di lapangan agar hubungan antara bank pelaksana penyalur Kredit Usaha Rakyat itu, dengan pola penjaminan melalui PT ASKRINDO dan Perum SPU mengalir melalui lembaga-lembaga keuangan mikro sehingga jangkauannya benar-benar lebih luas, lebih dekat kepada sasaran usaha mikro yang hendak kita bantu dengan permodalan scheme KUR itu. Itu yang saya sungguh harapkan dapat dilahirkan dalam lokakarya yang diselenggarakan di tempat ini.

 

Di tempat ini, 3 tahun yang lalu, saya mencanangkan tahun keuangan mikro, Januari 2005. Ini tempat yang bersejarah. Bersama-sama dengan Gubernur Bank Indonesia waktu itu, kita sepakat yang tadinya lebih banyak prosentase kredit yang mengalir ke usaha besar, itu, lebih diarahkan ke usaha mikro, kecil, dan menengah, dengan perbandingan 40% bagi usaha besar dan 60% bagi usaha mikro, kecil, dan menengah. Itu pertama kali kita deklarasikan di tempat ini. Meskipun sudah kita canangkan, implementasinya tidak serta merta langsung terwujud di lapangan. Ada sejumlah permasalahan, hambatan, termasuk permasalahan teknis yang harus kita carikan jalan keluarnya.

 

Saya senang sejak itu kita terus berupaya untuk betul-betul mewujudkan, mengalirkan lebih banyak lagi prosentase yang telah ditetapkan sebagai kebijakan nasional kita, kredit untuk usaha mikro, utamanya, dan usaha kecil serta menengah. 2 tahun setelah itu, tepatnya pada tanggal 5 November tahun 2007, di BRI, saya canangkan Kredit Usaha Rakyat dengan pola penjaminan pemerintah. Baru berapa bulan yang lalu itu, Desember, Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, 7 bulan yang lalu. Awalnya juga demikian, ada hambatan-hambatan di dalam penyalurannya. Dicarikan solusinya terus-menerus, alhamdulillah, sekarang ini telah mencapai jumlah Rp 7 triliun dengan nasabah sejumlah 700.000.

 

Sasaran kita, insya Allah sama-sama kita wujudkan, tahun 2008 ini, mencapai, target saya, 1,5 juta, tapi karena tadi dikatakan 2 juta, mari kita capai sasaran 2 juta itu. Mengapa saya yakin? Alokasi dana dari APBN Rp 1,4 triliun melalui PT ASKRINDO dan Perum SPU itu dalam implementasinya kita anggap pembesaran 10 kali, jadi 14 triliun. Kalau Rp 14 triliun, akhir tahun insya Allah bisa kita capai 2 juta, dengan bagian terbesar, harapan saya, kredit yang berjumlah Rp 1-5 juta, sehingga lebih luas lagi saudara-saudara kita di seluruh tanah air mendapatkan bantuan permodalan.

 

Tahun depan pemerintah merencanakan mengalokasikan lagi Rp 1 triliun untuk juga pola penjaminan. Tentu akan kita bicarakan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Saya yakin DPR akan setuju kalau itu membantu rakyat kecil, membantu kredit mikro. Dengan demikian, kita berharap, kalau tahun ini insya Allah bisa 2 juta, tambah lagi 1 juta lebih, maka tahun-tahun berikutnya lagi usaha mikro di seluruh tanah air yang konon jumlahnya mencapai 40 juta, betul-betul mendapatkan bantuan modal sehingga usahanya berkembang.

 

Selama hampir 4 tahun saya mengemban tugas sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara, dan setiap kali saya berkunjung ke daerah, ke kabupaten, kecamatan, desa, dan setiap kali pula saya berdialog dengan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, mereka biasanya menyampaikan kepada saya, mengeluhkan: “Pak Presiden, kami ini susah untuk mendapatkan pinjaman modal, persyaratannya berat, sulit, bagaimana mungkin, Pak, usaha kami tumbuh.” Saya catat, saya dengarkan. “Apalagi Bapak, Ibu? Yang kedua, Pak, kami ini, ya namanya usaha mikro, kecil, kadang-kadang untuk memasarkan produk yang kami hasilkan tidak mudah. Tolong Pak, kami dibantu.” Dua itu yang sering disampaikan kepada saya. Alhamdulilllah, kita telah menemukan solusi, telah menetapkan kebijakan dengan Kredit Usaha Rakyat ini untuk memberikan bantuan modal dengan cara yang lebih mudah bagi usaha mikro dan kecil. Menyangkut promosi dan penjualan, alhamdulillah pula telah dilakukan satu sinergi, kerja sama, antara pelaku usaha dengan organisasi tertentu, semacam KADIN, KADINDA, Kementerian terkait, dengan berbagai cara seperti pameran ataupun kegiatan-kegiatan yang lain, yang tiap tahun saya amati, saya datang, saya lihat sendiri mereka makin mudah memasarkan dan menjual produk-produknya. Momentum ini harus kita pertahankan, semua harus bersinergi bersama-sama untuk betul-betul mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah ini.

 

Saudara-saudara,

 

Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Komnas PKMI tadi, bulan lalu saya mengeluarkan Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2008, maksud saya tahun ini, tahun 2008. Di dalamnya menyangkut impelementasi atau percepatan dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat ini, termasuk tentunya pemberian peran yang lebih luas kepada Komisi Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia. Semua yang telah kita tuangkan dalam kebijakan kita, saya harapkan dapat kita jalankan bersama-sama. Yang wajib menjalankan, yang wajib menyukseskan program ini, pertama-tama pemerintah pusat sendiri di bawah koordinasi Menko Kesra dan Menko Perekonomian, dan para menteri terkait, lembaga-lembaga pemerintah non departemen terkait, termasuk Badan-Badan Usaha Milik Negara.

 

Yang kedua, pemerintah daerah juga harus proaktif, harus gesit, untuk menyukseskan program ini. Mulai dari Gubernur, Bupati, Walikota, dan jajaran pemerintah daerah. Yang ketiga, yang juga harus menyukseskan adalah bank-bank pelaksana. Dalam catatan saya, ada 6 bank yang secara eksplisit kita tugasi untuk menyalurkan KUR ini: Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, BNI, Bank Tabungan Negara, Bank Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri. Wajib, harus proaktif menjemput. Oleh karena itu, kalau Saudara mengikuti apa yang saya lakukan selama 7 bulan ini, banyak sekali dalam kunjungan saya ke daerah untuk menyukseskan PNPM dan KUR, saya ajak pimpinan-pimpinan bank itu, di depan saya, menyalurkan ribuan atau puluhan ribu kredit yang terus mengalir. Saya berharap tanpa bersama-sama saya pun, jajaran bank itu juga terus menyalurkan kreditnya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah.

 

Yang keempat yang juga harus menyukseskan adalah LKM itu sendiri. Saudara banyak yang hadir di sini. Ada batas kemampuan, ada hal-hal yang lebih efektif yang itu dilakukan oleh LKM daripada oleh bank-bank pelaksana. Oleh karena itu, saya ingin ada sinergi yang paling baik karena two steps loans salah satu solusi yang kita tempuh. Dan yang nomor enam, siapa pelaku yang menyukseskan program ini? Ya pelaku usaha itu sendiri, usaha mikro itu sendiri, usaha kecil itu sendiri. Bawalah semua itu bersama-sama dalam satu kapal untuk menyukseskan program KUR untuk kredit mikro ini.


Hadirin yang saya hormati,

 

Sesungguhnya pemerintah telah menetapkan strategi untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Ada sebagian yang mengatakan pemerintah tidak punya strategi, pemerintah tidak punya kebijakan. Saya kira ya tidak. Tentu punya kebijakan, strategi, program. Apa strategi kita untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat?

 

Strategi yang pertama atau pilar yang pertama tiada lain adalah ekonomi terus kita bangun. Kalau ekonomi terus tumbuh dan pertumbuhan itu didistribusikan secara adil, pada gilirannya kemiskinan akan susut, pengangguran pun akan berkurang. Pembangunan ekonomi kita laksanakan sepanjang masa. Ada krisis atau tidak ada krisis kita lakukan pembangunan ekonomi itu. Makro ekonomi penting, mikro ekonomi tentu juga penting. Pendek kata, negara, yang punya penduduk 230 juta, yang memiliki wilayah begini luas, sumber dayanya tidak kecil, terus membangun diri mengelola sumber daya ekonomi yang dimiliki untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, yang pertumbuhan itu akhirnya meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 

Itulah sebabnya Saudara-saudara, tahun 2004, satu bulan setelah saya mengemban tugas, saya tetapkan bahwa pembangunan ekonomi yang kita lakukan harus dapat meningkatkan pertumbuhan, pro growth. Yang kedua, harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan, pro job. Dan yang ketiga, harus terus-menerus, dari waktu ke waktu mengurangi kemiskinan, pro poor.

 

Negara lain sesungguhnya juga menjalankan pembangunan ekonomi seperti itu. Lantas apa yang membedakan? Pemerintah menyadari kalau hanya dengan pembangunan ekonomi yang konvensional tadi, bisa-bisa tidak cukup cepat untuk mengurangi kemiskinan, karena dalam teori ekonomi saudara pernah dengar trickle down effect, kalau ekonomi tumbuh, pasti ada aliran dari pertumbuhan itu untuk mensejahterakan rakyat untuk mengurangi kemiskinan. Di negara-negara berkembang hal itu tidak selalu terjadi dengan baik. Oleh karena itulah, pemerintah menetapkan strategi yang kedua, yaitu: melaksanakan program-program khusus untuk mempercepat pengurangan kemiskinan, mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat dengan falsafah ikan, kail, dan perahu.

 

Bagi saudara-saudara kita yang dalam keadaan yang sangat tidak berdaya, bahkan untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya, apalagi dalam keadaan darurat, keadaan krisis di daerah bencana, mereka kita berikan bantuan langsung yang kita sebut, Pak Ical mengatakan cluster bantuan dan perlindungan sosial. Apa contohnya? Yah, yang miskin atau setengah miskin kita gratiskan dalam berobat dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). Kita ringankan pendidikannya dengan bantuan BOS, agar mereka bisa bersekolah, saudara-saudara kita yang tidak mampu itu. Kita berikan beras untuk rakyat miskin agar dia bisa memiliki beras dan harga yang sangat murah. Kita berikan Bantuan Langsung Tunai Bersyarat atau BKH. Yang sedang mengalami bencana kita berikan bantuan bencana, bantuan lanjut usia, dan lain-lain. Nah, ketika tiba-tiba Indonesia harus menaikkan harga BBM, sebagaimana yang dilakukan negara lain, kita bantu dalam waktu tertentu yang kita sebut dengan Bantuan Langsung Tunai, semua itu ikan. Negara wajib, atas nama konstitusi, untuk membantu mereka yang masih tergolong miskin, insya Allah nanti tidak miskin secara bertahap, ikan.

 

Yang kedua, kita juga tahu bahwa masyarakat yang sudah bisa diberdayakan tentu tidak elok kalau kita kasih ikan terus. Kita kasih kail, agar dia lebih bisa berdaya. Program kail ini misalnya PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri), kecamatan dengan desa-desanya kita kasih bantuan, Rp 2-3 milyar sekarang ini sebanyak hampir 4.000 kecamatan. Tahun depan sekitar Rp 3 milyar rata-rata untuk 5.720 kecamatan seluruhnya, agar dengan falsafah kail itu mereka bisa membangun kapasitasnya, kemampuannya di desa dan di kecamatan itu. Ekonomi lokal, kegiatan sosial lokal. Nah satu lagi, agar si nelayan ini setelah pada saat dia susah, pada saat lemah badannya kita kasih ikan, kita kasih kail, kita ajari bagaimana cara memancing yang benar di arus seperti apa, kapan, daerah mana, dan seterusnya. Kita kasih perahu dia berlayar mencari tempat-tempat itu. Perahu di sini untuk mengembangkan usahanya, mengembangkan kegiatan ekonominya, inilah yang kita sebut dengan Kredit Usaha Rakyat, yang jumlahnya tentunya besar, di samping kredit-kredit yang lain, baik scheme dengan pola penjaminan pemerintah maupun yang reguler.

 

Jelas ketiga program ini harus berhasil baik. Tidak boleh salah satu macam, tiga-tiganya harus berhasil dengan baik dan sekali lagi, sang nelayan itu, rumah tangga itu hidupnya akan makin baik kalau dia memiliki ruang gerak yang lebih luas untuk mendapatkan mata pencahariannya, ibarat perahu tadi yang kita bekalkan kepada mereka untuk mencari ikan untuk membiayai kehidupan sehari-harinya.

 

Hadirin sekalian,

 

Dua strategi, dual step strategy ini harus berhasil dengan baik sehingga 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, 15 tahun lagi, insya Allah negeri tercinta ini makin meningkat kesejahteraannya, makin berkurang kemiskinannya, makin berkurang penganggurannya. Dengan cara begitu kita mengurangi kemiskinan. Dunia tempat kita hidup ini, untuk kita ketahui, penduduknya sekarang 6,4 milyar, diramalkan mencapai 7,8 milyar dan masih bisa naik lagi. Yang miskin dari 6,4 milyar sekitar 2,5 milyar, banyak yang sangat miskin, yang sulit makan sehari-harinya. Alhamdulillah, saya kira bangsa kita, meskipun masih ada golongan miskin yang jumlahnya sekitar 36 juta, tetapi kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain yang kondisinya lebih buruk. Tetapi tekad kita, kita terus berusaha dengan gigih, terus meningkatkan kesejahteraan rakyat kita.

 

Sepuluh tahun terakhir, sejak krisis, alhamdulillah ekonomi terus tumbuh, kesejahteraan meningkat, minus krisis-krisis seperti yang kita alami sekarang ini dan ini harus kita pertahankan. Pekerjaan rumah kita harus kita jalankan secara bersama. Semua upaya kita lakukan, termasuk yang saya sampaikan tadi, cluster a, b, c, ikan, kail, dan perahu tadi, sebagaimana yang dilokakaryakan hari ini, Kredit Usaha Rakyat untuk mengembangkan ekonomi yang akhirnya mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Itu adalah agenda yang tidak pernah berhenti kita lakukan untuk membangun negeri ini, membangun perekonomian nasional kita.

 

Saudara-saudara,

 

Sebagaimana kita ketahui bersama, situasi dunia belum aman, belum sehat, dunia belum bersahabat, harga minyak masih tetap tinggi. Tidak pernah dalam sejarah mencapai 139 dollar per barrel, sangat tinggi. Harga pangan beberapa komoditas juga melonjak sangat tajam. Dunia, beberapa penjuru di bumi ini, telah mengalami resesi. Tentu dampaknya dipikul oleh hampir semua negara, termasuk negara kita. Minggu lalu, ada konferensi di Roma, para pemimpin dunia berkumpul untuk membicarakan bagaimana mengatasi krisis pangan. Sesungguhnya, Indonesia juga diundang, saya juga diundang oleh Sekjen PBB untuk ikut hadir. Tapi tentu saya tidak bisa berangkat mengingat saya harus ada di tanah air, berkomunikasi dengan saudara-saudara kita yang memprotes kenaikan harga BBM kemarin.

 

Bulan depan juga ada pertemuan besar G8 + 8, itu negara-negara besar di dunia, juga antara lain membicarakan masalah pangan. Saya sudah menulis surat kepada Perdana Menteri Jepang, selaku tuan rumah, agar pangan diagendakan. Insya Allah Indonesia juga diundang sebagai emerging economy, sebagai, oleh dunia dianggap, ekonomi yang sedang tumbuh. Minyak, ini sudah mulai terdengar suara di mana-mana. Dunia harus segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi harga minyak yang terus meroket. Kalau tidak, dunia akan gelap. Cita-cita masyarakat dunia untuk mengurangi kemiskinan separuh sampai 2015, bisa gagal. Cita-cita dunia untuk mencapai yang disebut Millennium Development Goal’s, MDG’s, bisa gagal. Alih-alih masyarakat dunia makin sejahtera, bisa makin miskin, makin lapar. Kalau bangsa-bangsa yang sangat menderita mengalami kesulitan ekonomi, keamanan akan terganggu. Dunia kita menjadi lebih tidak aman. Ini persoalan mendasar. Oleh karena itulah, Indonesia juga akan terus ikut bersama-sama dengan negara-negara lain mencapai solusi agar dunia kita, menghadapi gonjang-ganjing ini, bisa kita carikan solusinya bersama-sama.

 

Tetapi, Saudara-saudara, seraya kita juga ikut berjuang mengatasi masalah global ini, kita sendiri di dalam negeri, harus betul-betul bekerja keras, bersatu melangkah bersama untuk mengatasi masalah ini. Kalau kita bersatu, bekerja bersama, tidak salah menyalahkan, insya Allah akan ada jalan yang lebih baik untuk mengatasi masalah ini, lebih cepat lagi kita mengatasi masalah ini. Oleh karena itu, sebagai Kepala Negara, saya ingin betul, saya berharap betul, saya mengajak seluruh rakyat Indonesia. Memang dunia kita sedang seperti ini, negara kita terdampak. Mari kita tidak menyerah, kita bangkit, dan kita atasi bersama-sama sebagaimana yang menjadi prakarsa dari Komnas PKMI sebagaimana yang saudara-saudara lakukan hari ini untuk mencari solusi, dan untuk tidak menambah persoalan.

 

Ke depan, negara kita harus dapat meningkatkan produksi pangan. Kalau produksi pangan kita aman, ketahanan pangan kita meningkat menghadapi gonjang-ganjing dunia, insya Allah, kita akan selamat. Beras atau padi relatif aman, sesungguhnya sudah masuk tingkat swasembada. Mudah-mudahan tidak ada hambatan, tidak ada bencana apapun, sehingga kita pertahankan swasembada ini menuju surplus produksi yang lebih dari beras kita. Beberapa komoditas pangan juga aman, contohnya daging ayam, telur. Tetapi ada yang belum aman benar, gula hampir aman, jagung beberapa sasaran lagi baru mencapai aman, daging sapi belum aman benar, kedelai masih jauh. Solusinya adalah tepung terigu juga kadang tidak mudah ditanam di daerah tropis, solusinya, mari kita tingkatkan produksi pangan di seluruh tanah air. Semua upaya kita lakukan, pemerintah jelas mengalokasikan anggaran untuk subsidi benih, subsidi pupuk, irigasi, infrastruktur dan lain-lain. Kita mengajak dunia usaha, KADIN, KADINDA, semua juga ngeroyok untuk sama-sama meningkatkan ketahanan pangan termasuk usaha kecil, usaha mikro.

 

Modal yang dialirkan bisa dikaitkan untuk meningkatkan ketahanan pangan ini, tetap menjadi bagian dari solusi, tetap memperkuat pilar-pilar ketahanan pangan kita. Minyak harganya tinggi, kita tingkatkan produksi minyak, gas, dan batubara dengan baik tanpa mengorbankan kepentingan anak cucu kita, kita tingkatkan energi terbarukan, panas bumi, surya, angin, air, biomassa, nabati, dan lain-lain. Kita kembangkan teknologi untuk membikin bahan bakar sintetis, kita menuju ke situ. Saya sudah bicara dengan para teknolog, ahli energi, ahli kimia, ahli fisika, semua saya ajak mari sekarang bangkit kita meningkatkan sumber-sumber energi, jangan hanya tergantung pada minyak bumi saja, yang lain-lain juga.

 

Dan yang tidak kalah penting, mari kita menjadi bangsa yang hemat energi. Puluhan tahun kita kecanduan karena minyak, murahnya harga BBM. Tidak sadar harganya melonjak tajam, kaget kita, shock kita, jangan kita kaget dua, tiga kali. Mari kita sambil meningkatkan produksi, sambil memperagamkan sumber-sumber energi kita menjadi bangsa yang hemat. Bangsa Indonesia masih tergolong bangsa yang boros energi. Demikian cara kita menyelamatkan diri, memperkuat diri dari goncangan dunia yang masih akan berlangsung hingga tahun-tahun mendatang, yaitu krisis pangan dan krisis energi.

 

Saudara-saudara,

 

Di samping dua strategi, dua kebijakan, dua langkah besar tadi, ketahanan pangan, ketahanan energi, wajib hukumnya bagi pemrintah membantu saudara-saudara kita yang mengalami dampak yang besar, yaitu saudara-saudara kita yang tergolong miskin dan setengah miskin. Kembali lagi bantuan untuk mereka, ikan, kail, dan perahu tadi harus betul-betul kita sukseskan. Jadi kehadiran saudara-saudara, lokakarya ini, program KUR ini bukan hanya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energi melalui usaha kecil, mikro, dan menengah tetapi juga bisa membantu saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan itu.

 

Itulah pekerjaan rumah besar kita, itulah yang harus kita lakukan secara bersama. Tetapi Saudara-saudara, bangsa kita ini adalah bangsa yang besar. Dari dulu kita juga menghadapi persoalan yang besar, tapi kita dapat mengatasinya. Pertama karena ridho Allah Subhaanahu Wa Ta’aala. Dua, karena persatuan dan kebersamaan kita. Sekarang ke depan pun kita harus memohon ridho Allah, sambil kembali bersatu dan bekerja keras bersama. Bangsa kita bangsa yang besar, insya Allah kita atasi semua persoalan ini bersama-sama.


Saudara-saudara,

 

Dengan pesan dan harapan itu, maka dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhaanahu wa Ta’aala dan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, “Lokakarya Nasional Pemantapan Pola Hubungan Bank, LKM, Dalam Upaya Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Melalui KUR Mikro”, dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian.

 

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI