Pendidikan Vokasi, Fokus Kerjasama Indonesia-Jerman

 
bagikan berita ke :

Senin, 18 April 2016
Di baca 1500 kali

Dalam konferensi pers bersama, Kanselir Merkel menyampaikan, bahwa Indonesia adalah negara yang dapat menjadi stabilisator di kawasan. "Indonesia dengan penduduk 250 juta dan 17 ribu pulau itu, adalah  tugas berat bagi suatu negara untuk berkembang. Dan saya kagum apa yang telah dicapai Indonesia. Tentu, ada banyak hal yang dapat dibahas bersama," ujar Merkel. Demikian seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.

 

Sementara itu, Presiden Jokowi menyampaikan, bahwa kunjungan kali ini terfokus pada upaya untuk meningkatkan kerjasama pendidikan vokasi. "Indonesia ingin agar pendidikan vokasi mendapatkan bantuan dari Jerman terutama untuk bidang-bidang yang berkaitan dengan industri, baik industri untuk kelistrikan seperti power plan, industri tekstil, maritim dan lainnya," ucap Presiden.

 

Kedua pemimpin sepakat untuk segera menindaklanjuti komitmen kerjasama vokasi dengan melakukan pertemuan tingkat teknis pada bulan Mei 2016.

 

Presiden Jokowi menyampaikan, bahwa Jerman merupakan salah satu mitra penting ekonomi Indonesia di Eropa. "Jerman merupakan mitra dagang ke-1 se-Eropa dan merupakan mitra investasi terbesar ke-7 se-Eropa," kata Presiden.

 

Perkembangan positif lainnya dicapai dalam pertemuan tersebut adalah scooping papers yang akan digunakan dalam negosiasi CEPA menunjukkan komitmen kedua pihak untuk terus memperkuat kerjasama perdagangan investasi kedua negara. Jerman memberikan dukungan penuh bagi penyelesaian CEPA secepat mungkin.

 

Kedua pemimpin juga melakukan tukar pikiran mengenai berbagai isu dunia, antara lain upaya pemberantasan terorisme. Presiden Jokowi mengatakan, bahwa sebagai negara muslim terbesar di dunia dan negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Indonesia memiliki pengalaman yang dapat dibagi dengan Jerman.

 

"Kami sampaikan bahwa ada dua pendekatan penting yang kita lakukan yaitu hard power dengan penegakan hukum dan soft power dengan pendekatan agama dan budaya. Kalau kombinasi keduanya itu dilakukan, saya percaya bahwa penanganan terorisme akan lebih baik dan komprehensif," tutur Presiden.

 

Kanselir Merkel mengatakan, bahwa Jerman melihat Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam menyebarkan nilai toleransi yang tinggi, mengingat Indonesia adalah negara muslim yang paling besar dan sekaligus negara demokrasi.

 

Kanselir Merkel mengusulkan kiranya dibentuk satu Komite Pengarah (Streering Committee) yang akan bertugas untuk melihat perkembangan kerjasama bilateral secara komprehensif dalam pelaksanaan Kemitraan Komprehensif Indonesia-Jerman tahun 2012. "Steering Committee akan memberi laporan sejauh mana Deklarasi Jakarta telah terlaksana, supaya dari sana bisa diteruskan hubungan bilateral dengan baik," kata Kanselir Merkel.

 

Menutup pertemuan, Presiden Jokowi mengundang Kanselir Merkel untuk melakukan kunjungan kembali ke Indonesia. Turut hadir dalam pertemuan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong, Kepala BKPM, Franky Sibarani, dan Dubes Indonesia untuk Jerman Fauzi Bowo. (Humas Kemensetneg)

 


Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           1           1           0           4