PENERIMAAN PESERTA ASIAN SCIENCE CAMP, DI ISTANA TAMPAKSIRING, BALI, 5 AGUSTUS, 2008

 
bagikan berita ke :

Selasa, 05 Agustus 2008
Di baca 1026 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PENERIMAAN PESERTA ASIAN SCIENCE CAMP
DI GEDUNG KONFERENSI, ISTANA TAMPAKSIRING, BALI
PADA TANGGAL 5 AGUSTUS, 2008

 


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Peace be upon us,

 

Yang saya hormati Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, hadir antara lain Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Riset dan Teknologi,

 

Saudara Gubernur Bali dan para Pejabat Negara yang bertugas di Bali,

 

Profesor Yohanes Surya, para Peraih Nobel bidang science dari negara-negara sahabat, para ilmuwan baik dari dalam maupun dar luar negeri, para mahasiswa, dan para siswa yang saya cintai, baik dari Indonesia maupun dari negara-negara sahabat di Asia,

 

Kita bersyukur pada malam hari ini dapat bertemu di Istana Tampaksiring untuk bersama-sama menyatukan tekad untuk berbuat lebih baik lagi untuk negara dan dunia kita. Oleh karena itu, saya senang bisa berada bersama-sama khususnya para peraih nobel di bidang science, para ilmuwan dan anak-anak sekalian, para mahasiswa dan para siswa yang saya cintai.

 

Saya mengucapkan selamat datang di Bali kepada para tamu-tamu terhormat, semoga keberadaan para tamu di Bali menyenangkan dan kemudian juga bisa memberikan inspirasi, motivasi, menyemangati anak-anak kita, para mahasiswa dan siswa untuk nantinya menjadi the best and the brightest people di Asia dan di dunia ini. Saya secara khusus ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kehadiran Profesor Richard Robert Ernst, peraih Nobel di bidang kimia dari Swiss pada tahun 1991, kemudian Profesor Yuan Tseh Lee, peraih Nobel di bidang kimia pada tahun 1996 dari Taiwan, kemudian Profesor Douglas , peraih Nobel di bidang fisika pada tahun 1996 dari Amerika Serikat, Profesor David Gross, juga peraih Nobel di bidang fisika dari Amerika Serikat pada tahun 2004, dan saya harus beritahu malam hari ini akan datang Profesor Masatoshi Koshiba peraih Nobel di bidang fisika pada tahun 2002 dari Jepang. Kita berikan tepuk tangan atas kehadiran tamu-tamu kita. Kami semua sangat mengagumi para peraih Nobel, para ilmuwan, mudah-mudahan anak-anak kita juga nantinya bisa meraih Nobel pada kejuaraan-kejuaraan di tingkat internasional. Siapa yang ingin menjadi peraih Nobel? Tepuk tangan!

 

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Profesor Yohanes Surya, yang memimpin Surya Institute dengan teman-teman yang gigih sekali untuk mencetak putera-puteri Indonesia, mahasiswa dan siswa Indonesia untuk unggul dalam bidang science yang telah menghasilkan putera-puteri Indonesia yang berprestasi pada ajang Olimpiade di bidang science di berbagai negara di dunia ini. Saya atas nama negara dan pemerintah mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi.

 

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang menberikan bantuan, kerja sama, kemitraan, donasi, dengan demikian kegiatan Asian Science Camp ke-2 ini bisa berlangsung dengan baik dan bukan hanya itu tetapi upaya untuk meningkatkan mutu penguasaan pengetahuan siswa dan mahasiswa kita terus berkembang dengan baik. Dan kepada para mahasiswa dan siswa yang datang dari seluruh tanah air dan juga dari negara-negara di Asia, saya ucapkan selamat mengikuti acara yang penting ini. Dan semoga akhir dari kegiatan  para mahasiswa dan siswa di Asian Science Camp bisa betul-betul meningkatkan semangat untuk berkreasi, berinovasi lebih besar lagi untuk meraih sukses di masa dean.

 

Saudara-saudara,

 

Bertemu dengan generasi muda, mahasiswa, dan siswa kita yang ingin maju seperti kalian semua, saya melihat masa depan yang cerah. Saya yakin Asia akan benar-benar bangkit dan maju sebagaimana saya yakin Indonesia yang kita cintai juga akan bangkit dan maju dan sejahtera di abad 21 ini. Kalau negara ingin maju, bangsanya harus unggul. Kalau Asia ingin maju, bangsa Asia harus unggul. Untuk menjadi bangsa yang unggul, maka bangsa itu harus memiliki daya saing yang tinggi, competitiveness. Daya saing bisa diperoleh melalui jalur pendidikan. Pendidikan dalam arti luas. Bukan hanya mengikuti pendidikan formal. Tetapi bangsa yang unggul, bangsa yang berdaya saing adalah mereka yang terus menerus mengembangkan dirinya, mereka yang terus berkreasi, berinovasi, memiliki semangat yang tinggi, memiliki optimisme yang tinggi, dan bekerja keras.

 

Hanya dengan cara itulah bangsa akan unggul. Hanya dengan cara itulah generasi muda termasuk kalian semua akan menjadi manusia dan bangsa  yang unggul. Apa yang sudah kalian lakukan sekarang ini adalah awal dari perjalanan panjang yang benar untuk menjadi manusia-manusia unggul. Saya ingin mengajak terutama generasi muda, anak-anak sekalian, para mahasiswa dan siswa baik dari Indonesia maupun dari luar negeri untuk mengembangkan semangat bisa, can do spirit, untuk mengembangkan budaya unggul, the culture of excellent. Kalau sejak muda memiliki semangat saya bisa, dan saya akan berjuang untuk menjadi manusia yang unggul maka jalan terbuka. Tidak perlu mendengarkan mereka-mereka yang pesimis, “ah, mana bisa”, “ah, sulit”, “ah, ngga ini-itu”, Kalau sudah seperti itu, sudah pesimis, pikirannya negatif, jiwanya gelap, dia tidak akan menjadi apa-apa. Dia tidak kemana-mana, tetapi sebaliknya kalau kita semua optimis, berfikir positif, jiwanya terang, kreatif dan inovatif, dan bekerja keras, yakinlah jalan terbuka untuk menjadi manusia yang unggul. Saya berharap generasi muda Indonesia sebagaimana harapan tentu para pemimpin di Asia ini, generasi muda Asia juga terus tumbuh menjadi putera-puteri bangsanya yang terbaik untuk siap memimpin dan mengatasi masalah-masalah dunia, masalah-masalah bangsa yang ada di depan kita. Tahun ini, tahun 2008, Indonesia memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional. Saya katakan waktu itu, Indonesia bisa menjadi negara maju dan sejahtera di abad 21. Kalau Bangsa Indonesia memiliki kemandirian yang lebih tinggi, memiliki daya saing yang lebih tinggi, memiliki peradaban yang terhormat dan mulia, civilization.

 

Mari kita bangun bersama-sama, terutama generasi muda yang sejak awal harus masuk dalam proses besar itu. Saya bertambah yakin, saya bertambah optimis ketika tiap tahun menyaksikan siswa-siswa Indonesia pada tingkat SMP dan SMA yang memperoleh medali, baik emas, perak maupun perunggu pada berbagai ajang Olimpiade Internasional, utamanya di bidang science. Saya betul-betul hormat, saya bangga terhadap prestasi itu. Teruslah untuk berprestasi menunjukkan pada dunia bahwa putera-puteri Indonesia juga bisa unggul dan bisa maju. Kalian boleh tepuk tangan untuk itu.

 

Ada pelajar SMA yang berasal dari Papua, pedalaman Papua, namanya George Sai mengikuti Olimpiade di Polandia untuk mendapatkan hadiah Four Steps to Nobel Prize. Bangga kita, saya yakin akan banyak putera-puteri Indonesia semacam George Sai itu, sebagaimana tentunya negara-negara Asia juga akan ada putera-puteri yang unggul seperti itu. Jangan tidak yakin diri! Yakinlah! Semua yang impossible itu menjadi possible kalau kita bekerja keras, kita berusaha, belajar, belajar dan belajar. Jalan terbuka untuk itu.

 

Saudara-saudara,

 

Pada malam hari ini saya ingin menyampaikan satu kebijakan pemerintah utamanya kepada para putera-puteri Indonesia. Ya, tahun-tahun terakhir ini ada belasan dari mereka yang mencetak prestasi yang luar biasa untuk mendapatkan medali emas, perak dan perunggu untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintah untuk belajar di universitas-universitas yang baik. Kebijakan Indonesia bagi saudara-saudara kita yang kurang memiliki kemampuan untuk mengikuti pendidikan kita berikan bantuan yang besar, bahkan digratiskan bagi kaum yang miskin untuk bisa bersekolah. Kebijakan dasar ini untuk keadilan, untuk memberikan opportunity bagi mereka semua yang tidak mampu.

 

Kebijakan yang kedua bagi yang berprestasi, apa lagi dari golongan tidak mampu, diberikan beasiswa untuk mengikuti berbagai  pendidikan baik di tanah air maupun di luar negeri. Nah, khusus untuk peraih medali pada Olimpiade baik science maupun cabang pengetahuan lain, maka kita akan memberikan beasiswa. Bagi peraih medali emas pada Olimpiade Internasional kita akan berikan beasiswa untuk memilih mengikuti pendidikan universitas dimanapun di dunia ini, sampai tingkat Doktor atau Ph.D.

 

Kemudian yang medali perak atau perunggu, kita pertimbangkan tentu juga memberikan beasiswa sampai tingkat Master Degree. Dengan demikian para  putera-puteri indonesia akan makin meningkat mutu penguasaan ilmu dan pengetahuan adil baik bagi yang tidak mampu, atau kurang mampu, dan bagi yang berprestasi. Para Menteri terkait, menyusun satu policy, kebijakan itu untuk betul-betul diwujudkan agar masa depan Indonesia betul-betul cerah, betul-betul gemilang, masa depan di abad yang penuh dengan tantangan sekarang ini.


Saudara-saudara, anak-anakku yang saya cintai,

 

Dunia tempat kita hidup ini, penduduknya bertambah besar, bertambah banyak. Sekarang penduduk dunia berjumlah sekitar 6,5 milyar. Menurut estimasi, tahun 2030 bisa menjadi 8,37 milyar. Tahun 2050, kurang lebih empat puluh tahun dari sekarang, bisa menjadi 9,5 milyar. Besar sekali. Indonesia sendiri sekarang penduduknya sekitar 230 juta. Tahun 2030 bisa menjadi sekitar 280 juta. Tahun 2050 menjadi sekitar 310 juta. Apa artinya?, penduduk dunia yang besar ini mengkonsumsi lebih besar lagi energi, pangan, dan kebutuhan-kebutuhan lain untuk kehidupan di muka bumi ini. Tentu ini merupakan isu permasalahan, challenge yang besar. Kita tahu dunia juga mengalami persoalan besar, climate change, global warming.

 

Tahun lalu, di Bali ini, semua negara berkumpul untuk merumuskan apa yang akan dikerjakan secara bersama untuk menyelamatkan bumi kita, to save our planet. Semua negara maju, negara berkembang. Kita berharap, sebelum 2012 berakhirnya KYOTO Protocol ada Protocol baru untuk sebuah kerja sama mengatasi global warming. Di Bali telah dirumuskan Bali Road Map. Insya Allah, pada bulan, pada tahun ini akan dilakukan UN Conference yang sama di Polandia. Dan tahun depannya lagi di Kopenhagen, Denmark.  Disitulah diharapkan ada new protocol untuk menggantikan KYOTO Protocol. Yang ingin saya sampaikan adalah we are facing, you are all facing great challenges di dunia ini karena penduduk yang besar. tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, bahan bakar. Kita tahu minyak bumi, gas, batu bara akan susut. Tersedia pula memang sumber-sumber yang terbarukan, angin, hidro, surya, bio massa, dan sebagainya.

 

Demikian juga pangan. Kita mengenal Green Revolution. Tetapi belakangan ada cost masalah environment. Kita ingin menjalankan second way of Green Revolution tapi yang environmentally friendly sehingga selamat bumi kita untuk memenuhi kebutuhan pangan. Saya ingin menyampaikan bahwa persoalan-persoalan besar dunia itu yang kita hadapi sekarang, makin ke depan juga akan makin dihadapi. Menurut pendapat saya, ada dua solusi utama yang akan mencirikan, yang saya sebut dengan new global civilization in the 21st century. Satu civilization, satu peradaban yang betul-betul peduli dan mencintai lingkungan.

 

Solusi itu adalah yang pertama, diperlukannya new global lifestyle, gaya hidup, culture yang betul-betul taking care of the environment, merawat lingkungan, mencintai lingkungan, menyayangi lingkungan, hemat, tidak berboros-boros. Dipelihara hutannya, emisi ditahan, mencintai lingkungan.

 

Yang kedua, yang bisa mengatasi permasalahan global ini tiada lain adalah technology. Diperlukan technological innovation, inovasi teknologi. Bicara inovasi teknologi, bicara technology as solution to global problems, to the challenges, maka keberadaan kalian, apa yang kalian di Bali ini dan seterusnya adalah merupakan cara, jalan untuk menuju ke situ. Oleh karena itu saya meletakan yang kalian laksanakan di Bali ini Second ASEAN Science Camp, bukan hanya untuk meraih medali-medali emas, perak, perunggu. Bukan hanya untuk menjadi mahasiswa, siswa yang menguasai science, technology tadi. Tapi bagaimana bisa pada akhirnya nanti berkontribusi bagi penyelesaian masalah-masalah global through the application of technology. Oleh karena itu, saya mendorong kita semua, mendorong kebangkitan kita semua, terutama bangsa-bangsa di Asia, di Indonesia khususnya, untuk betul-betul kita menjemput penguasaan teknologi, ilmu pengetahuan yang paripurna sehingga kita bisa mengatasi semuanya itu.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan dan sebelum saya akhiri, saya ingin menguji, ingin mengajukan pertanyan kepada para mahasiswa dan siswa. Pertanyaannya tidak berat, saya sudah berbicara dengan panitia, dan saya minta Profesor Yohanes Surya sebagai juri dan Bapak Rektor UGM, ada di sini? Beliau juga sebagai juri, Pak Djawadi. Tolong nanti didengarkan pertanyaan saya, Bapak berdua siapkan menjadi juri. Tempatnya barang kali di sini supaya mudah untuk menilainya.

 

Konsentrasi baik-baik, yang menjawab berapa? Setiap pertanyaan tolong dijawab oleh tiga orang peserta. Penerjemahan, OK? Translation, OK? OK.

 

Presiden:

Pertanyaan pertama. Apa keunggulan dan kelemahan penggunaan tenaga matahari atau solar energy di Asia? Saya ulangi. Apa keunggulan dan kelemahan penggunaan tenaga matahari atau solar energy di Asia? Silakan, Dino!

 

Peserta 1:

Nama saya Hoka Dimas, saya mahasiswa baru Teknik Lingkungan, Universitas Indonesia, Saya akan menjawab pertanyaan yang tadi Bapak sebutkan. Adapun kelebihan-kelebihan yang bisa kita ambil dari energi surya adalah satu: energi surya itu lebih ramah lingkungan; yang kedua adalah perkembangan tenaga surya, sehingga kita bisa manfaatkan kurang lebih enam jam sehari, yang cukup besar untuk menghidupi seluruh Indonesia.

 

Namun ada beberapa hal yang mesti kita perhatikan dalam penggunaan energi surya, yaitu, yang pertama, kita belum mempunyai cukup kavling yang kuat untuk memberikan tenaga surya yang cukup memadai bagi seluruh Asia.

 

Yang kedua, yang akan menjadi masalah adalah efektivitas dan efisien yang nanti yang mana diperlukan tempat yang sangat besar dan luas.

 

Presiden:

Terima kasih. Tepuk tangan!.

 

Peserta 2:

OK, terima kasih Bapak Presiden. Nama saya Arwojo Hutagalung dari Fakultas Teknik Mikrosistem, Universitas Indonesia. Nah, adapun keunggulan dari solar cell adalah membantu untuk menghasilkan energi baru bagi solar cell itu sendiri. Tapi dari kekurangan dari solar cell itu sendiri adalah solar cell belum mampu untuk memanfaatkan seluruh energi matahari yang ada yang diserap dan dilakukan untuk diambil. Itu dari solar cell. Dan solar cell yang sekarang itu belum mampu. Sementara satu mega watt itu 300 watt, sementara solar cell belum dapat. Dan ekonomisnya, solar cell belum ekonomis, karena cenderung masih mahal.

 

Terima kasih.

 

Presiden:

Terima kasih. Yang ketiga yang terakhir.

 

Peserta  3:

Terima kasih sekali untuk kesempatan menjawab. Nama saya Burhan. Saya ingin menjawab kelebihan dari solar cell. Yang pertama, sesuai dengan yang dibilang  tadi adalah jumlahnya melimpah hingga dapat dimanfaatkan sekaligus disimpan. Dan itu mungkin untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu. Jadi tidak harus mengambil per hari, tapi itu bisa disimpan untuk jangka waktu tertentu.

 

Yang kedua, kemungkinan untuk dikonversi untuk menjadi beberapa macam energi, itu juga dimungkinkan. Jadi, kita bisa menggunakan tenaga surya untuk menghasilkan beberapa macam energi yang berbeda. Yang berikutnya, lebih ramah lingkungan dan juga menguntungkan untuk biota-biota di sekitar suatu tempat.

 

Sementara untuk di Asia, dia memiliki kekurangan. Yang pertama, biayanya juga cukup tinggi. Sementara negara-negara, sebagian besar negara Asia belum maju dan itu akan makin sulit untuk diterapkan. Kecuali ada proses massal untuk mengefisiensikan itu. Yang berikutnya kekurangannya adalah negara-negara di Asia, ada beberapa negara, sifatnya, bentuknya adalah negara kepulauan sehingga tentu letak-letak kawasan harus dibagi menjadi beberapa wilayah, dan itu akan semakin menambah tinggi proses diberlakukan, begitu.


Oh, iya, saya lupa, ada satu kelebihan tenaga surya, sebenarnya yang cukup menarik, dari segi artistik, karena panel surya dapat disusun atau digunakan mengikuti interior satu ruangan. Jadi, juga menguntungkan dari artistik. Terima kasih.

 

Presiden:

Terima kasih.

 

Dewan juri dipersilakan, yang dapat piala citra, siapa nanti?

 

Dewan juri:

After we discuss, we decided  the winner is Hoka Dimas from University of Indonesia.

 

Presiden:

Terima kasih. Tadi kalau lihat jawabannya itu sudah, apa namanya, masuk zona, ya. Jadi, mohon berikan tepuk tangan bagi tiga-tiganya.

 

Yang kedua, nah, ini cepat-cepatan. Saya belum melihat yang perempuan, mana nih? Ayo! Siapkah kalian menjadi pemenang hadiah Nobel! Apa yang akan kalian sumbangkan untuk kesejahteraan Asia?

 

Saya ulangi. Jika kelak kalian menjadi pemenang hadiah Nobel, apa yang akan kalian sumbangkan untuk kesejahteraan Asia?

 

Peserta 1:

Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Perkenalkan nama saya Putu Titi Dwi Laksmi. Saya berasal dari Indonesia, SMA Negeri 1 Gianyar.

 

Yang akan saya lakukan dan saya akan kontribusikan kepada negara-negara di Asia jika seandainya saya memenangkan Nobel Prize, adalah pertama, saya tahu bahwa arti sebuah Nobel adalah kontribusi pemuda intelektualitas kita terhadap dunia science. Tentu saja yang saya harapkan adalah memajukan science di negara-negara Asia terutama negara-negara berkembang atau development country. Terutama sekali bagi negara-negara miskin atau beberapa daerah di Indonesia yang tidak dapat dijangkau fasilitas pendidikan seperti beberapa daerah di sekitar daerah bagian barat pegunungan seperti itu. Saya yakin bahwa bagaimana saya bisa memajukan dunia science adalah melalui pewarisan science kepada generasi-generasi penerus  di bawah saya. Jadi, yang pertama saya jadikan integritas dan sumbangan-sumbangan pikiran untuk memajukan pendidikan terutama sekali pendidikan akademis di dunia terutama di negara Indonesia. Itu.

Sekian, terima kasih.


Presiden:

Terima kasih. Tepuk tangan!

 

Peserta 2:

Saya Putri Anggraeni. Terima kasih atas pertanyaannya dan atas kesempatan yang diberikan. Yang mungkin akan saya dedikasikan untuk seluruh negara di Asia atau mungkin di dunia akan ilmu pengetahuan. Untuk kesejahteraan butuh pengetahuan. Terima kasih.

 

Presiden:

Terima Kasih.

 

Peserta 3:

Selamat malam. Nama saya Lisa, hal pertama bila saya menerima hadiah Nobel, yang pertama, lupa. 

 

Presiden:

Nggak apa-apa, manusiawi. Pak Presiden juga pernah lupa.

 

Peserta 3:

Yang pertama saya akan bikin daftar, masalah-masalah yang dihadapi dunia. Kayak kerusakan alam, terus saya tandai. Untuk hal-hal tersebut akan saya perbaiki dengan ...

 

Yang kedua, saya ingin bikin seperti Pak Yohanes Surya. Saya mau bikin science camp. Tapi, kali ini saya akan mengundang seluruh  bagian dari Indonesia. Terus, gratis! Yang ketiga, saya ingin...., terus saya ingin menyemangati mereka supaya mereka bisa menjadi contoh, model, terus bisa menghargai Indonesia. Terima kasih.

 

Dewan juri:

After we discussed, the brilliant of passage, to choose one among the three, we thought to all the answers were very high and we decided that the best is Putu from SMA 1, Bali. Thank you.

 

Presiden:

Iya, ini pertanyaan nomer dua, berkaitan dengan yang saya sampaikan tadi, kebijakan Indonesia, apa yang telah saya bicarakan dengan para Menteri terkait untuk beasiswa bagi peraih medali pada kejuaraan Olimpiade Internasional, harapan saya, itulah, berhasil dalam bidang studi, kembali ke Indonesia, aktifkan, dedikasikan, kontribusikan untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Jadi, harus dipikir begitu.

 

Pertanyaan terakhir. Ini tadi, anu ya, kompetisi antara kaum laki-laki dengan kaum perempuan tadi, ya.

 

Apakah science dapat mengentaskan kemiskinan? Bagaimana caranya?

 

Peserta 1:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Nama saya Rahmat Hidayatulah dari Universitas Diponegoro. Saya pikir tadi anak SMA, saya dari perguruan tinggi. Pertanyaan tentang science, apakah bisa mengentaskan kemiskinan? Saya sangat yakin bahwa science dapat mengentaskan kemiskinan. Yang pertama bahwa apabila diaplikasikan menjadi sebuah teknologi, maka itu dapat dikomersialisasikan. Yang pertama, dapat dikomersialisasikan untuk dijual kepada negara lain sehingga menghasilkan penghasilan bagi negara kita. Kalau di istilah kami namanya technology sale. Kalau dilihat dengan perkembangan science, maka suatu negara akan mengalami tingkat kemajuan yang drastis karena budaya saat ini adalah budaya yang kritis. Sehingga jika kita kedapatan permasalahan,  permasalahan sosial dan sebagainya, kita akan melakukan tindakan-tindakan yang bisa menyelesaikannnya dengan praktis dan menghasilkan kerja yang optimal. Kemudian dengan science, saya yakin kemiskinan dientaskan karena kita bisa mendapatkan banyak sekali donor dari negara-negara lainnya sehingga pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan. Jadi, demikian dari saya.

 

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Peserta 2:

Selamat malam,

 

Nama saya Paramitha Masayu dari Institut Pertanian Bogor. Menurut saya, science dapat memecahkan kemiskinan yang ada di dunia karena saat ini terdapat tiga permasalahan, yaitu: energi, bahan pangan, dan kedua masalah itu dapat dijawab dengan science. Dengan penerapan teknologi tentunya karena teknologi bukan hanya menjadikan hidup lebih murah, bukan menjadikan hidup itu menjadi lebih mahal sehingga teknologi-teknologi yang telah diterapkan dan diaplikasi science dapat mensejahterakan rakyat yang sebelumnya miskin menjadi lebih sejahtera dan untuk kehidupan yang lebih luas lagi. Ya, begitu.

 

Presiden:

Terima kasih


Peserta 3:

Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan. Sebelumnya, perkenalkan saya dari Universitas Indonesia jurusan Teknik Elektro. Saya sangat percaya bahwa teknologi dan science bisa mengentaskan kemiskinan. Contohnya saja, saya, dari jurusan Teknik Elektro. Kita berbicara masalah besar saat ini, yaitu krisis energi. Melalui  teknologi dan inovasi baru dari teknologi ini, kita bisa menciptakan suatu pembangkit listrik, suatu penghasil energi baru yang lebih murah. Dan melalui pengaplikasian dari teknologi-teknologi tersebut, kita akan berusaha menurunkan pengeluaran kita di bidang energi tersebut. Contoh yang lainnya bisa kita lihat juga. Malam ini, dalam bidang-bidang lain, misalnya kedokteran, kita bisa menghasilkan sebuah teknologi murah dan pengobatan yang lebih murah dan masih banyak lagi hal yang bisa kita explore melalui teknologi ini untuk mengentaskan kemiskinan tersebut. Saya rasa sekian, terimakasih.

 

Dewan Juri:

O.K., all the answers are very good. But after we discussed, then we decided the winner is Rahmat Hidayatullah from UNDIP.

 

Presiden:

Baik, terima kasih.

 

Baik anak-anak, para mahasiswa dan siswa yang saya cintai, ini tiga pertanyan dari satu juta pertanyaan yang bisa diajukan dan harus kita jawab. Masalah yang kita hadapi di dunia ini, di muka bumi ini, di Indonesia, di negara Asia banyak, kompleks. Masalah yang lama kita selesaikan, masalah yang baru muncul, yang kita perlukan adalah jawaban. Yang kita perlukan adalah solusi. Yang kita perlukan adalah jalan keluar. Mari kita menabung, mari kita melakukan investasi untuk sebanyak mungkin menyiapkan jawaban, menyiapkan solusi.

 

Tidak ada masalah di dunia ini yang tidak ada solusinya jika benar-benar kita meng-explore semua pikiran kita, kekuatan intelektual kita, dan kita kreatif, berinovasi, thinking outside the box, dan lain-lain. Ini pesan saya. Harapan saya. Saya menaruh harapan yang tinggi kepada anak-anak sekalian. Saya tunggu, negara dan bangsa menunggu pada saatnya nanti, darma bakti kalian, pengabdian kalian, kontribusi kalian untuk kemajuan bangsa. Selamat belajar, selamat berkarya, selamat berkreasi, dan berinovasi.

 

Sekian.

 

Wassalamu alikum warahmatullahi wabarakatuh.

 


Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI