Pengantar Presiden RI pada acara Rapat Kabinet Terbatas, Kantor Presiden, 16 Juli 2013

 
bagikan berita ke :

Selasa, 16 Juli 2013
Di baca 720 kali

PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

RAPAT KABINET TERBATAS

TANGGAL 16 JULI 2013

 

Bismillahirrahmanirrahim.

Saudara Wakil Presiden, dan Peserta Rapat Kabinet Terbatas yang saya cintai,

Alhamdulillah, di tengah-tengah ibadah kita menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan ini, kita kembali melaksanakan rapat terbatas dengan agenda tunggal, yaitu membahas struktur APBN 2014.

Sebelum saya persilakan para menteri terkait untuk melaporkan, dan mempresentasikan apa yang sudah kita  rencanakan, dan persiapkan saya ingin menyampaikan satu, dua hal sebagai berikut.

APBN 2014 ini sangat penting, di samping APBN terakhir masa bhakti pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II, yang boleh dikata akan membulatkan dan menuntaskan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Lima Tahunan, juga diselenggarakan dalam lingkungan politik yang khas, yaitu tahun pemilihan umum.

APBN ini sendiri kita rencanakan dan persiapkan pada saat kita melaksanakan kegiatan pra pemilihan umum. Kemudian sebagaimana saya katakan tadi kita jalankan pada saat negara kita melaksanakan pemilihan umum.

Satu hal yang saya ingatkan, kita, pemerintah, harus betul-betul kokoh pada apa yang telah kita pikirkan, rencanakan, dan persiapkan. Apalagi proses penyusunan RAPBN ini sebuah proses yang sistemik, melibatkan semua pihak, kita rencanakan, dan persiapkan dengan baik, tentunya telah mempertimbangkan semua aspek. Boleh jadi dalam perjalanannya setelah saya pidatokan, insya Allah bulan depan di hadapan Sidang Gabungan DPR dan DPD, akan banyak sekali penyesuaian ataupun perubahan.

Dimungkinkan sebuah RAPBN mengalami perubahan, dan penyesuaian sebelum akhirnya menjadi APBN definitif, tetapi saya ingatkan, terus terang, berdasarkan pengalaman kita di waktu yang lalu, pembahasan tersebut haruslah tetap berada dalam koridor untuk menghadirkan sebuah APBN yang tepat sesuai dengan prioritas, dan agenda yang telah kita tetapkan, baik untuk mejalankan tugas-tugas pemerintahan maupun tugas-tugas pembangunan. Jangan sampai ada godaan-godaan, APBN ini berubah karena dipengaruhi oleh faktor politik, kita harus kokoh di situ. Kita harus menjadi negarawan lebih dari sekedar politisi. Sebab, kalau segala sesuatunya dikaitkan dengan politik, dengan pemilu, apalagi untuk mendapatkan simpati, dan dukungan rakyat bisa keliru kita punya APBN. Kalau APBN-nya keliru, yang akan menerima dampaknya ya kita semua, rakyat Indonesia. Saya pesan betul, jajaran kementerian diminta untuk betul-betul jernih, kokoh, dan kemudian membahasnya dengan teman-teman di DPR, di DPD RI dengan baik. Harapan pertama saya itu.

Harapan yang kedua, Saudara juga sudah mendengarkan apa yang saya sampaikan beberapa saat yang lalu, perekonomian dunia masih belum baik, pertumbuhan global bahkan diperkirakan menurun, implikasinya sudah terjadi di mana-mana. Tiongkok contohnya, negara yang di era lalu selama sepuluh tahun lebih mengalami pertumbuhan rata-rata sepuluh persen, sekarang tumbuh di bawah delapan persen, hanya tujuh koma sekian persen. Itu juga memiliki implikasi pada negara lain termasuk Indonesia, yang memiliki hubungan perdagangan yang cukup tinggi. Artinya, harus sadar betul, APBN ini harus tepat, tepat sasaran, tepat alokasi, dan distribusi anggarannya.

Oleh karena itu, kita sungguh berharap kalau kita sadar masalah-masalah yang kita hadapi dalam perekonomian global yang masih seperti ini tidak ringan, ya kita gunakan tool yang ada di tangan kita. Di tangan kita dalam arti setelah kita bahas bersama DPR RI dan DPD RI. Faktor yang lain tidak di tangan kita. Saudara tahu faktor kebutuhan itu juga ada, konsumsi rumah tangga, ada investasi, ada ekspor dan impor, pemerintah bisa berperan dan berbuat banyak untuk itu, tetapi saya katakan tidak benar-benar pada tangan kita, yang ada dalam tangan kita setelah menjadi APBN definitif, ya ini.

Itu saja pesan saya, dan kita lihat nanti. Satu lagi sebelum saya serahkan pada para menteri, yang saya ingatkan di waktu yang lalu dampak dari kenaikan BBM pada tahun 2014 mendatang akan masih dirasakan. Oleh karena itulah, sesuai dengan apa yang saya sampaikan ketika kita mengambil keputusan pengurangan subsidi BBM, perhatikan betul alokasi yang cukup untuk peningkatan transportasi publik. Dengan demikian, kalau rakyat kita harus berhemat menggunakan BBM dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, maka tersedialah kemudahan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Pastikan ada alokasi anggaran untuk itu, kemudian juga beberapa infrastruktur dasar yang perlu kita bangun juga untuk rakyat, pelayanan publik, dan jangan lupa melihat dunia masih seperti ini harus ada anggaran untuk berjaga-jaga sekaligus untuk social safety net, jaring pengaman sosial. Saya kira komponen-komponen ini paling tidak yang harus kita wadahi dalam APBN 2014 mendatang.

Demikian pengantar saya Saudara-saudara, setelah ini nanti saya persilakan kepada Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk melaporkan kesiapan dan rencananya.

Terima kasih.

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI