Pengantar Presiden RI pada Rapat Kabinet Terbatas, 07-9-09

 
bagikan berita ke :

Senin, 07 September 2009
Di baca 842 kali

 

PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

 PADA RAPAT KABINET TERBATAS

PENANGANAN BENCANA ALAM DI JAWA BARAT

DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT, 7 SEPTEMBER 2009

 

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Saudara Gubernur Jawa Barat,

 

Saudara-saudara,

 

Alhamdulillah hari ini kita dapat menghadiri Rapat Kabinet Terbatas ini dalam suasana ibadah kita di bulan suci Ramadhan, dan semoga pertemuan kita ini mendapatkan berkah dari Allah Subhaanahu wata'ala, dan juga dapat melakukan tugas-tugas lanjutan, khususnya tugas kita bersama untuk mengelola penanganan bencana alam yang terjadi di Jawa Barat beberapa hari yang lalu.

 

Saya tentu memantau apa yang Saudara lakukan, dan pada hakikatnya kita sudah mengetahui sebab-sebab dari bencana ini, langkah tanggap darurat pun telah dan sedang kita laksanakan sesuai dengan Undang-Undang dan sistem yang berlaku. Sebagaimana yang dialami oleh daerah lain, di luar Jawa Barat, bahkan negara lain menghadapi bencana alam selalu ada tantangan dan permasalahan, itu normal.

 

Jadi, kalau ada komentar di sana-sini, itu biasa. Negara lain pun begitu, yang penting jangan menghalang-halangi kesungguhan kita, melaksanakan tugas kita untuk berbuat yang terbaik bagi rakyat, melakukan langkah-langkah tanggap darurat, dan nantinya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana ini.

 

Beberapa saat yang lalu, ini untuk klarifikasi juga, saya mendapat pertanyaan sms tentang bantuan yang diterima oleh kita berkaitan dengan bencana alam ini. Ketika saya meninjau Cianjur Selatan, atau Kecamatan Cibinong persisnya, setelah saya melihat lokasi di mana bukit yang runtuh dengan batu-batu yang sangat besar menutup sekitar 14 rumah, waktu itu saya ditanya oleh BBC, intinya, Tuan Presiden, apakah Anda ingin meminta bantuan internasional. Adakalanya karena bencananya begitu besar, seorang Kepala Pemerintahan atau Kepala Negara meminta atau appealing dunia untuk membantu negara yang bersangkutan, itu bisa terjadi.

 

Jawaban saya waktu itu, pada titik sekarang ini Pemerintah Indonesia dapat mengatasi dengan memobilisasi sumber daya yang kami miliki, baik sumber daya daerah maupun sumber daya nasional. Yang kami lakukan sekarang adalah kegiatan tanggap darurat, emergency relief operations, untuk save more lives, dan melakukan langkah-langkah yang berkaitan dengan itu. Itu jawaban saya.

 

Kemudian pertanyaan kedua, apakah Anda yakin masih ada yang bisa diselamatkan melihat keadaan seperti itu. Jawaban saya, Anda sudah melihat tadi, tempat terjadinya reruntuhan gunung, yang terdiri dari batu-batu yang besar itu, memang keadaannya demikian, tetapi kami akan terus melakukan upaya pencarian dan penyelamatan untuk wilayah Jawa Barat, Search and Rescue Operations, akan terus kami lakukan dengan segala upaya. Kita lihat hasilnya nanti, tetapi itu yang kami lakukan. Itulah sebetulnya dua pertanyaan dan dua jawaban saya yang masuk ke saya, apakah betul pemerintah menolak bantuan, ini jawaban saya seperti itu.

 

Kalau ada orang mau membantu, apalagi di bulan suci Ramadhan, tentu pahalanya tinggi sekali, saya kira Pak Gubernur kalau ada yang membantu, Pak Gubernur juga Alhamdulillah, apalagi Pak Bupati yang kena musibah kabupatennya, juga bersyukur. Jadi, tolong dilihat  pertanyaan dan jawaban saya seperti itu.

 

Ya, Kalau ada yang mengangkat-angkat di media massa, ya jelaskan, banyak hal yang sebetulnya gamblang sekali masalahnya, terus kok tiba-tiba seperti tidak gamblang. Mari kita belajar untuk menyederhanakan, membikin terangnya masalah, bukan sebaliknya. Karena keliru nanti, negara, pemerintah, kita semua, terhadap rakyat kita.

 

Itu pengantar saya dan setelah ini, saya persilahkan, saya mulai dari Menko Kesra untuk melaporkan.

 

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI