Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 25 Febr 2010 di Kantor Kepresidenan

 
bagikan berita ke :

Kamis, 25 Februari 2010
Di baca 775 kali

SAMBUTAN PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

SIDANG KABINET PARIPURNA

DI KANTOR KEPRESIDENAN, JAKARTA
TANGGAL 25 FEBRUARI 2010

 

 

Bismillahirrahmaanirrahim,

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Saudara Wakil Presiden dan, peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya hormati,

 

Sebelum kita mulai sidang kita hari ini, sebagaimana kita ketahui bahwa Wakil Presiden, Pak Boediono, hari ini berulang tahun yang ke-67, alhamdulillah. Saya mengajak Saudara, untuk sejenak berdoa dengan, bagi yang beragama Islam bersama-sama membacakan surat Al-Fatihah, bagi yang beragama lain saya persilakan menyesuaikan, dengan doa, Pak Boed, semoga Pak Boed panjang usia, selalu dilindungi oleh Allah Subhaanahu wa Ta'alaa, diberikan tuntunan dan bimbingan untuk menjalani kehidupan yang dirahmati Allah, dan dalam menghadapi segala ujian, cobaan, dan tantangan tetap sabar, tetap tegar, dan semoga pula dapat mengatasi dengan baik sambil kita berdoa kepada Allah, Saudara-saudara, agar dihadirkan kebenaran dan keadilan yang sejati. Yang benar, itu benar. Yang salah, itu salah. Al-Fatihah. Terima kasih.

 

Dua pengantar saya sebelum kita memasuki agenda persidangan, agenda tunggal kita hari ini yaitu membahas Rancangan Undang-Undang APBN Perubahan Tahun 2010. Pengantar pertama saya, saya membaca sejumlah telaah, prediksi, dan perkiraan atau assessment, tentang ekonomi kita lima tahun mendatang, termasuk skenario yang dikembangkan. Mulai dari skenario yang paling optimis sampai dengan yang paling pesimis. Yang menarik bagi saya adalah ada beberapa lembaga setelah saya pelajari, kurang lebih sama pandangannya. Dengan asumsi tidak ada krisis baru pada tingkat global, yang berdampak pada negeri kita, maka ada dua skenario tentang perjalanan perekonomian kita sampai 2014.

 

Skenario pertama adalah skenario yang, katakanlah, pesimis. Memang terjadi pertumbuhan perekonomian, tetapi relatif flat, not much. Ada memang. Tetapi yang paling optimis justru terjadi pertumbuhan perekonomian yang signifikan sehingga betul-betul bisa mencapai target 2014, bahkan bisa melampaui. Nanti pada saat yang tepat akan saya kedepankan skenario itu. Tetapi yang jelas komponennya dua, yang pertama apakah pra kondisi, pra syarat, termasuk segala sesuatu yang menjadi tumpuan, landasan, dan lingkungan atau environment bagi pertumbuhan ekonomi itu dapat kita wujudkan. Lingkungan dalam negeri yang stabil jelas, baik politik, sosial, keamanan, hukum, dan sebagainya. Demikian juga sejumlah reformasi yang diharapkan betul-betul terwujud dalam lima tahun mendatang, termasuk economic policy yang pas, yang tepat. Itu yang menjadi komponen utama yang pertama.

 

Sedangkan komponen kedua adalah manajemen pembangunan perekonomian, baik pusat maupun daerah. Disebut-sebut sinergi, disebut-sebut integrasi, disebut-sebut koordinasi. Apakah semua resources perekonomian kita, dengan manajemen yang baik, dengan kepemimpinan yang baik, itu betul-betul bisa dalirkan di seluruh wilayah Indonesia. Nah, kalau itu yang menjadi pra syarat kondisional agar betul-betul kita mendapatkan pertumbuhan yang lebih tinggi, ya mari benar-benar kita masuk ke dua wilayah itu, bersama-sama menciptakan lingkungan domestik yang kondusif untuk pertumbuhan perekonomian itu, dan kemudian diimplementasikan dari apa yang telah kita rencanakan, apa yang telah kita programkan, termasuk APBN sebagai instrumen. Dengan pelaksanaan yang efektif, kalau ada kekurangan, kontrol dan koreksi yang cepat dan tepat, saya yakin bahwa kita paling tidak di antara yang flat dan yang tajam naiknya. Syukur-syukur betul-betul tajam kenaikan dari pertumbuhan perekonomian kita. Itu pengantar yang pertama.

 

Sedangkan pengantar yang kedua, sejak kemarin saya di, meskipun tidak langsung ke saya, dimintai oleh teman-teman pers apakah sudah ada komentar Presiden tentang pandangan dari fraksi-fraksi DPR RI yang tergabung dalam Pansus atau Panitia Angket Bank Century, melalui juru bicara dan beberapa Menteri, saya sampaikan tolong sampaikan kepada teman-teman wartawan saya tidak biasa reaktif setiap hari bereaksi terhadap isu. Kalau itu saya lakukan, pastilah yang terjadi gonjang-ganjing, dan bisa saja saya tertarik ke situ untuk menghadapi isu-isu harian. Meskipun saya ikuti, meskipun saya berpikir, meskipun semua itu penting bagi saya dalam pengambilan keputusan, dalam penetapan kebijakan, langkah tindak apapun di dalam memimpin pemerintahan dan negara ini.

 

Dan Saudara-saudara, dalam waktu dekat saya akan menyampaikan pidato berkaitan dengan kemelut kasus Bank Century ini. Saya merancang untuk berpidato langsung ke hadapan rakyat Indonesia. Saya Kepala Negara, tentu yang paling bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi di negara ini di bidang pembangunan dan di bidang kehidupan yang lain. Oleh karena itu, saya akan menyampaikan statement dan pidato resmi saya sehubungan dengan ini, dan kalau ada isu-isu yang terus bergerak, berkembang, saya limpahkan kepada Menteri terkait, Menkopolhukam dengan jajarannya, silakan nanti diatur untuk memberikan respons barangkali, boleh dikatakan dari sisi Pemerintah, silakan saja. Ini demokrasi, setiap orang berhak memberikan statement, pandangan, dan pikirannya, dengan tentu dilandasi dengan niat dan tujuan yang baik.

 

Itulah dua pengantar saya sebelum Sidang Kabinet kita mulai pada hari ini.

 

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI