Pengembangan Bandara Komodo, Wujud Komitmen Membangun Perekonomian Daerah

 
bagikan berita ke :

Minggu, 27 Desember 2015
Di baca 634 kali

Sebagaimana dilansir dalam siaran pers Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit, terminal baru yang akan mampu meningkatkan pelayanan penumpang dari sebelumnya 150 ribu penumpang per tahun menjadi 1,5 juta penumpang per tahun. Selain itu, diharapkan juga dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Flores dan sekitarnya. Menurut Presiden, di tengah kondisi perlambatan ekonomi dunia, pariwisata dapat menjadi penggerak perekonomian daerah.

 

"Bandara ini bisa menjadi gerbang bagi wisatawan untuk menikmati keindahan pantai dan alam bawah laut Labuhan Bajo, keindahan Danau Kelimutu, menyaksikan Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo, pantai merah muda," kata Presiden.

 

Presiden meminta agar beroperasinya terminal baru ini diikuti dengan promosi pariwisata yang lebih gencar lagi terutama dari Kementerian Pariwisata. Selain juga memperkuat infrastruktur penunjang pariwisata lainnya, seperti: sarana transportasi menuju lokasi wisata, jalan, pelabuhan serta penginapan, rumah makan, dan sarana penunjang lainnya.

 

"Pemerintah daerah perlu bekerjasama dengan berbagai maskapai agar makin banyak wisatawan ke bandara. Maksimalkan juga penggunaan berbagai kanal media dengan baik," ujar Presiden.

 

Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo berharap ekonomi Labuan Bajo juga makin meningkat dengan peningkatan jumlah wisatawan. "Ekonomi kreatif dalam bentuk cinderamata bisa diperbanyak karena makin banyak wisatawan yang berdatangan. UMKM bisa memanfaatkan pariwisata Komodo yang berkembang," ucap Presiden.

 

Tidak lupa Presiden berpesan, agar terminal baru ini dirawat dan dikelola dengan baik. "Jaga kebersihan dan keamanannya agar wisatawan merasa nyaman dan aman datang ke sini," pungkas Presiden menutup sambutannya.

 

Saat tiba di Bandara Komodo, Presiden disambut oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya. Tampak hadir mendampingi Presiden, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan.

 

Sejak tahun 1975 bandara ini mulai dirintis untuk didirikan dengan hanya berupa airstrip, kini Bandara Komodo selain mempunyai terminal besar, bersih, dan artistik, juga mempunyai runway dengan panjang 2.250 m dan lebar 45 m. Semula hanya bisa didarati pesawat propeller sekelas ATR 72-600, kini segera dapat didarati oleh pesawat jet medium sekelas A-320, B 737-800, dan B 737-900.

 

Dalam laporannya, Menteri Perhubungan mengatakan bahwa pembangunan fasilitas ini telah dimulai pada tahun 2012 dan diselesaikan pada Tahun Anggaran 2015 dengan total nilai Rp191,7 miliar untuk pembangunan seluas 9.687 m2. "Artinya Rp19 juta per m2," ucap Menhub. (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0