Pengolahan Sampah Organik Istana Kepresidenan Cipanas

 
bagikan berita ke :

Selasa, 15 Juni 2021
Di baca 2124 kali

Masalah sampah selalu menjadi persoalan klasik di manapun, tak terkecuali di Istana Kepresidenan Cipanas. Sampah di Istana Kepresidenan Cipanas didominasi oleh sampah organik seperti dedaunan, ranting, dan rumput dari pemeliharaan taman. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Istana Kepresidenan Cipanas untuk kemudian ditarik oleh truk sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung dua kali seminggu.

 

Permasalahan sampah menjadi perhatian tersendiri saat volume sampah di Istana Kepresidenan Cipanas yang tidak sebanding dengan intensitas penarikan sampah dari DLH Cianjur. Walaupun intensitas penarikan sampah sudah tinggi tidak semua sampah dapat terangkut dan masih banyak sampah yang menumpuk di TPS. Selain itu kondisi TPA Pasir Sembung juga sudah tidak memadai untuk menampung sampah dari Kabupaten Cianjur. Bahkan beberapa kali pernah terjadi longsor bukit sampah sehingga mengakibatkan tercemarnya Sungai Cibodas.

 

 


Untuk menangani permasalahan tersebut Istana Kepresidenan Cipanas bertekad mengurangi kontribusi sampah yang dikirim ke TPA Pasir Sembung. Dengan semangat “Sampah kita adalah tanggung jawab kita”, pada bulan April 2019 Istana Kepresidenan Cipanas membangun tempat pengolahan sampah organik. TPS yang sebelumnya area terbuka diubah menjadi bangunan semi permanen yang tertutup. Satu unit mesin pencacah sampah organik dan satu unit mesin komposter juga dibeli untuk mengolah sampah organik. 

 

Pengolahan sampah dilakukan secara mandiri oleh empat orang petugas taman Istana Kepresidenan Cipanas. Sampah-sampah organik dipilah untuk kemudian diolah menjadi pupuk kompos. Bahan-bahan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami yaitu sampah organik yang dicacah, kotoran kuda yang telah dikeringkan, cairan pengurai, gula pasir, dan air.

 


Manajemen pengolahan sampah organik saat ini sudah menginjak tahun ke-dua dan mampu menghasilkan rata-rata 2.200 kg pupuk kompos per 2-3 bulan masa produksi. Produksi pupuk kompos juga telah digunakan dan dirasakan manfaatnya untuk memelihara keindahan dan keasrian taman dan lingkungan Istana Kepresidenan Cipanas. (FSJ-Istana Kepresidenan Cipanas/WKA-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
2           1           0           0           0