PERESMIAN PEMBUKAAN MUSYAWARAH BESAR II KOSGORO 1957, DI JCC, JAKARTA, 3 APRIL 2008

 
bagikan berita ke :

Kamis, 03 April 2008
Di baca 1112 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA

ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN
MUSYAWARAH BESAR II KOSGORO 1957
DI JAKARTA CONVENTION CENTER, JAKARTA
TANGGAL 3 APRIL 2008

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Selamat malam, salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia, para Pimpinan Lembaga-Lembaga Tinggi Negara, Saudara Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 yang juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan para Diplomat Senior, Saudara Gubernur DKI Jakarta dan para Gubernur, Bupati, dan Walikota yang turut hadir pada malam hari ini, Ibu Sulasikin Murpratomo dan para Sesepuh Kosgoro, para Pimpinan Badan-Badan Usaha Milik Negara dan Pimpinan Swasta,

 

Kader dan Keluarga Besar Kosgoro 1957 yang saya cintai,

 

Hadirin sekalian yang berbahagia,

Pada malam yang baik dan, insya Allah, penuh berkah ini saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena kepada kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita serta tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur pada malam hari ini Kosgoro 1957 dapat melaksanakan musyawarah besarnya yang ke II. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini pula saya ucapkan kepada Saudara-saudara, selamat melaksanakan musyawarah.

 

Adalah kesempatan yang berharga bagi saya, atas nama Kepala Negara dan yang juga mengemban amanah untuk memimpin bangsa sekarang ini untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keluarga besar Kosgoro 1957 atas perjuangan dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara yang telah tercatat pada sejarah perjuangan bangsa kita. Saya mendoakan Ormas Kosgoro 1957 semakin berjaya di masa depan dan terus dapat meningkatkan darma baktinya kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Tema Musyawarah Besar II Kosgoro1957 kali ini adalah “Memperkokoh Semangat Kebangsaan”. Saya dukung penuh tema ini. Bangsa yang bersemangat akan menjadi bangsa yang menang. Bangsa yang tidak bersemangat hampir pasti menjadi bangsa yang kalah. Bangsa yang tidak mau berkeringat akan menjadi bangsa yang lemah. Bangsa yang hanya pandai mengeluh dan menghujat, tidak akan mempunyai masa depan yang cerah. Saya garis bawahi dan semoga Ormas Kosgoro 1957 benar-benar menjadi contoh, menjadi penjuru untuk memperkokoh semangat kebangsaan. Kita perlukan semangat seperti itu, Saudara-saudara, karena bangsa kita dewasa ini masih terus membangun, melakukan transformasi, melanjutkan reformasi, membangun ekonomi kita pasca krisis. Oleh karena itu, yang diperlukan di atas segalanya adalah semangat dari bangsa kita untuk membangun hari esok yang lebih baik.

 

Saudara-saudara,

 

Kini kita, bahkan dunia, menghadapi tantangan dan persoalan yang baru. Kita semua mengetahui tahun-tahun belakangan ini, dunia menghadapi krisis energi. Itu dipacu oleh meroketnya harga minyak dunia yang membebani ekonomi hampir semua bangsa di dunia. Tahun-tahun dan bulan-bulan terakhir ini pula dunia menghadapi krisis harga pangan. Harga pangan melonjak sangat tajam yang juga memberikan persoalan bagi kehidupan banyak bangsa di dunia terutama bangsa-bangsa yang belum berkembang dan bangsa-bangsa yang sedang berkembang. Ditambah dengan gejolak keuangan global yang masih berlangsung yang kita tidak tahu kapan berakhirnya gejolak ekonomi keuangan global itu. Bahkan kita mencemaskan, jangan-jangan dengan persoalan ekonomi global yang cukup serius ini, cita-cita bangsa seluruh dunia untuk mengurangi kemiskinan separuhnya selama 15 tahun atau kita kenal dengan Millenium Development Goals, bisa tidak dicapai. Kalu kita gagal mengurangi kemiskinan sedunia, karena kemiskinan memang tidak bisa dikurangi setahun-dua tahun, tiga tahun, proses panjang dengan kegiatan yang gigih, maka masa depan dunia tidak akan cerah. Oleh karena itulah, sekarang hampir semua pemimpin di dunia mulai sadar dan ingin segera melakukan langkah-langkah yang nyata, mengelola persoalan ini, bersama-sama memecahkannya, secara global. Minggu lalu saya menulis surat kepada Sekjen PBB dengan pandangan dan harapan semoga Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil inisiatif bersama-sama dengan negara anggota melakukan langkah-langkah bersama untuk mengatasi persoalan energi dan persoalan pangan.

 

Saudara tahu, tahun-tahun terakhir ini kita bersatu untuk mengatasi perubahan iklim yang juga memang sangat diperlukan. Sekarang tiba saatnya bukan hanya kita bersatu mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim yang mendatangkan banyak bencana di dunia ini, kita juga harus bersatu untuk mengatasi masalah pangan dan energi. Besok saya akan menulis surat kepada Presiden Bank Dunia dan Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian untuk mengambil inisiatif pula melakukan langkah-langkah yang konkret agar persoalan besar ini bisa kita kelola dan kita atasi. Jawabannya adalah meningkatkan produksi pangan, meningkatkan supply, karena demand pangan, konsumsi pangan dengan penduduk 6,3 milyar manusia sekarang ini dan masih bertambah akan cenderung meningkat. Jawaban yang cerdas adalah produksi pangan dunia harus ditingkatkan, disumbang oleh produksi pangan masing-masing negara. Di sini diperlukan teknologi, diperlukan modal, diperlukan management, dan cara-cara peningkatan produksi dan produktivitas yang baik. Saya mengedepankan tantangan yang kita hadapi ini yang tadi Saudara Agung Laksono dengan gamblang menjelaskan kontribusi Kosgoro 1957 untuk ikut secara nyata mengatasi masalah-masalah itu. Kemiskinan tidak bisa di atasi dengan memasang iklan, tidak bisa dengan seminar, tidak bisa dengan menebarkan poster, tapi kerja nyata seluruh komponen bangsa, pemerintah, dunia usaha, masyarakat luas, pusat, dan daerah. Saya terima kasih. Saya bangga Kosgoro ikut langsung untuk mengurangi kemiskinan itu.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Perkembangan dunia, sebagaimana yang saya sampaikan tadi, memberikan pengaruh kepada kondisi dalam negeri kita. Pertama, APBN kita – Anggaran Penadapatan dan Belanja Negara, yang tentu harus kita sesuaikan agar tetap credible dan tetap bisa kita jalankan, melanjutkan pembangunan, meningkatkan pertumbuhan, mengurangi kemiskinan, ataupun meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 

Yang kedua, bagaimanapun ada inflasi pangan di dalam negeri sebagaimana pula yang terjadi di negara-negara lain. Ini harus kita kelola dan atasi pula. Di samping itu, masalah-masalah ekonomi ini bisa menjalar ke masalah sosial yang bertepatan karena tahun depan kita akan melaksanakan Pemilu, bisa jadi persoalan ini memberikan pengaruh pada kondisi sosial, kondisi politik, mungkin juga kondisi keamanan umum. Oleh karena itu, jawabannya tiada lain adalah pemerintah terus melakukan upaya dengan gigih, mengelola permasalahan ini, saya mohonkan, saya ajak komponen yang lain termasuk Kosgoro bersama-sama mengatasi permasalahan ini.

 

Saudara-saudara,

 

Ini kesempatan yang baik, saya secara singkat melaporkan kepada Saudara, melaporkan kepada seluruh rakyat Indonesia apa yang dilaksanakan oleh pemerintah mengatasi persoalan-persoalan itu. Pertama, dari segi APBN harus kita sesuaikan. Harus dilakukan penghematan pada pos-pos pengeluaran yang bisa dihemat. Harus kita lakukan langkah-langkah yang jitu, langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi subsidi, mengurangi volume bahan bakar minyak dan penggunaan listrik. Inilah yang sedang kita bicarakan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Kami bersatu padu untuk mengelola APBN ini agar bisa betul-betul melaksanakan pembangunan tahun ini dan tentunya tahun-tahun berikutnya lagi.

 

Menyangkut inflasi pangan, pemerintah mengeluarkan kebijakan stabilisasi harga dengan instrumen fiskal dan non fiskal. Ini memerlukan kebersamaan dengan dunia usaha, dengan para produsen pangan, eksportir dan importir pangan, dan juga masyarakat luas di seluruh tanah air termasuk para pemimpin daerah, gubernur, Bupati, dan Walikota. Mari langkah-langkah untuk stabilisasi harga pangan kita sukseskan. Tidak cukup tentunya dengan stabilisasi pangan, pada akhirnya kita menyadari produksi pangan harus ditingkatkan. Alhamdulillah, dengan kerja keras kita, beras dan gula secara nasional produksi makin meningkat sehingga pada kondisi yang relatif aman. Kalau ada kenaikan harga karena itu pengaruh global atau yang kita sebut dengan cost push inflation bukan karena demand poor inflation, tetapi masih ada yang belum aman, kedelai, jagung, dan daging sapi yang meskipun juga meningkat masih belum mencukupi. Terima kasih sekali lagi pada Kosgoro yang dalam kerja sama tadi saya lihat langsung melakukan kerja sama dengan perbankan, dengan swasta, dengan pihak-pihak lain yang tujuannya langsung meningkatkan jagung, kedelai, dan komoditas-komoditas lain. Mudah-mudahan organisasi massa yang lain mencontoh Kosgoro di dalam kegiatannya itu.

 

Kemudian, setelah kita bicara APBN, kita bicara inflasi, mari kita bicara bagaimana tahun 2008, tahun politik yang suhunya sudah mulai memanas. Tahun depan tahun Pemilu, tentu kompetisi akan keras dengan harapan tetap tenang negara ini, tetap stabil dan aman, maka saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, meskipun kita berkompetisi dalam ajang demokrasi nanti, marilah terus kita pelihara stabilitas dan keamanan publik agar kita menjadi contoh negara demokkrasi nomor tiga terbesar di dunia, bisa menjalankan demokrasinya dengan tertib, dengan aman. Kalau itu bisa kita lakukan, kita bisa menjadi model di dunia yang barangkali belum pernah terbayangkan negara Indonesia bisa melaksanakan demokrasi dengan baik, dengan fair tapi tertib dan aman. Saya mengajak Kosgoro untuk mewujudkan ini. Saya hargai pidato Pak Agung laksono tadi agar kita membangun kultur dan budaya politik yang baik, bukan budaya politik yang menghalalkan segala cara, yang tidak peduli dampaknya terhadap kehidupan rakyat kita. Mari matang berdemokrasi. Kebebasan kita gunakan dengan menggunakan akhlak disertai amanah. Demokrasi yang membawa manfaat, demokrasi dalam ketertiban yang baik yang tidak meninggalkan kerukunan dan persaudaraan di antara kita.

 

Keluarga besar Kosgoro 1957 yang saya cintai,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Akhirnya, pada kesempatan yang baik ini saya berpesan dan mengajak keluarga besar Kosgoro 1957 untuk terus berkontribusi secara nyata dalam upaya peningkatan produksi pangan, juga berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan diversifikasi dan produksi energi termasuk upaya melakukan penghematan energi. Ajak masyarakat luas untuk menjadi bangsa yang hemat energi. Kita belum menjadi bangsa yang hemat energi, masih boros. Bangsa yang boros energi tidak tahu tanda-tanda zaman. Mari kita pandai melihat tanda-tanda zaman, berhemat dan kemudian kita bisa mengelola sumber daya yang makin langka dengan kebutuhan yang makin besar ini dengan sebaik-baiknya. Saya juga mengajak, sesuai dengan sejarah didirikannya Kosgoro di waktu yang lalu yang sangat peduli pada koperasi dan ekonomi kerakyatan, maka sekarang pun Saudara harus berdiri di depan untuk memajukan koperasi, usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Sukseskan kerja sama yang tadi telah dilakukan penandatanganannya. Lakukan bakti sosial di seluruh Indonesia. Bantu saudara-saudara kita yang memerlukan. Akan indah kehidupan di negeri ini, yang kuat membantu yang lemah, yang punya membantu yang belum punya. Ini kesetiakawanan, ini solidaritas sebagaimana Tri Dharma Kosgoro yang dipampangkan di layar tadi.

 

Dan yang terakhir, pada kesempatan yang baik ini, pada forum yang mulia ini, saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, dan semoga Kosgoro bisa menjadi contoh. Mari kita satukan energi yang positif. Banyak energi yang terbuang percuma, tidak kita satukan. Bahkan muncul energi-energi yang negatif. Sejarah mencatat bangsa-bangsa yang hanya mengembangkan energi negatif akan lumpuh dan hancur. Negara yang mengembangkan energi positif akan kuat dan berhasil. Energi yang positif muncul dari jiwa yang terang bukan jiwa yang gelap. Jiwa yang gelap adalah jiwa yang mengeluh, mudah menyalahkan, pesimis, menggerutu, menonton, dan tidak bekerja, dan lain-lain. Mari kita ubah jiwa kita, dari jiwa yang gelap menjadi jiwa yang terang. Mari kita bangun kembangkan energi yang positif, bukan yang negatif. Negara kita negara yang besar. Sayang, energi kita berserakan. Sayang kita diliputi banyak kegelapan. Seratus tahun telah kita lewati sejak kebangkitan nasional, kita menuju seratus tahun berikutnya lagi. Mari kita melangkah ke depan, seratus tahun ke depan dengan jiwa yang terang dengan energi positif yang kita satukan membangun masa depan bangsa yang lebih gemilang.

 

Demikianlah harapan dan ajakan saya, dan Saudara-saudara, dengan harapan itu, dengan terlebih dahulu memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhaanahu wa Ta'aala, seraya mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Musyawarah Besar II Kosgoro 1957 dengan resmi saya nyatakan dibuka.

 

Sekian.

 

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 


Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI