PERESMIAN PEMBUKAAN MUSYAWARAH NASIONAL XIII PERSATUAN PURNAWIRAWAN DAN WARAKAWURI TNI ...

 
bagikan berita ke :

Rabu, 07 November 2007
Di baca 3782 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN MUSYAWARAH NASIONAL XIII PERSATUAN PURNAWIRAWAN DAN WARAKAWURI TNI DAN POLRI (PEPABRI) DAN MUSYAWARAH NASIONAL X PERSATUAN ISTRI PURNAWIRAWAN (PERIP)
DI ISTANA NEGARA, JAKARTA
TANGGAL 7 NOVEMBER 2007


Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu’alikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Saudara Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Saudara Panglima TNI, Kepala Staf TNI Angkatan Udara dan Kapolri,

Yang saya muliakan bapak Tri Sutrisno dan para sesepuh,

Yang saya hormati Ketua Umum PEPABRI dan Ketua Umum PERIP TNI dan Polri, para pimpinan dan pengurus PEPABRI dan PERIP TNI Polri baik pada tingkat pusat maupun tingkat daerah, para pimpinan organisasi yang memiliki kedekatan dengan keluarga besar TNI dan Polri,

Hadirin-sekalian yang saya muliakan,
 
Pada kesempatan yang membahagiakan dan insya Allah penuh berkah ini, saya mengajak hadirin sekalian sekali lagi untuk memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan karya kita, tugas kita, dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur hari ini bersama-sama dapat mengikuti pembukaan Musyawarah Nasional PEPABRI yang ke-13 dan Musyawarah Nasional PERIP TNI Polri yang ke-10, semoga Musyawarah Nasional ini menghasilkan sesuatu yang berguna menjangkau ke depan baik bagi kepentingan organisasi PEPABRI dan PERIP TNI Polri itu sendiri dan lebih jauh lagi bagi kepentingan bangsa dan negara kita. Saya ingin sekaligus menggunakan kesempatan yang baik ini untuk mengucapkan selamat datang kepada para pimpinan dan pengurus kedua organisasi ini dari seluruh tanah air dan melalui kesempatan ini pula atas nama pemerintah dan secara pribadi saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya kepada PEPABRI dan kepada PERIP TNI Polri dan kepada seluruh sesepuh senior dan keluarga besar kedua organisasi ini atas peran, pengabdian, dan andilnya yang besar bagi pembangunan bangsa dan negara kita.
 
Tema Musyawarah Nasional tahun ini yang saya catat adalah PEPABRI bersama seluruh komponen bangsa berperan serta dan berpartisipasi mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dalam wadah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tema ini sungguh mulia saya berharap dan menaruh keyakinan yang tinggi tema ini dapat diwujudkan oleh keluarga besar PEPABRI dan PERIP TNI dan Polri. Mengapa? Saya sering berkunjung ke daerah-daerah di seluruh Tanah Air bertemu dengan Saudara-saudara kita dalam banyak kondisi termasuk Saudara-saudara kita yang berada di daerah bencana. Saya berdialog dengan mereka, saya melihat kondisi mereka dan memastikan bahwa upaya kita bersama betul-betul bermanfaat bagi mereka. Saya gembira saya memberikan apresiasi banyak unsur, banyak komponen bangsa yang memang aktif bahkan sangat aktif untuk ikut mengatasi kesulitan masyarakat meskipun sebagian lagi nampak lebih lantang berbicara tapi kerjanya biasa-biasa saja. Jadilah contoh sekali ingin membantu masyarakat mengatasi kesulitannya mari kita lakukan dengan sungguh-sungguh sehingga rakyat merasakan betul apa yang kita lakukan dibandingkan apa yang kita katakan.

Hadirin yang saya muliakan,
 
Ini kesempatan yang baik untuk bersama-sama, karena saya juga seorang anggota PEPABRI untuk memahami kembali visi dan keterjuangan. Dua karakter utama PEPABRI adalah pejuang dan juga pembangun, pembangun dalam arti pelaku pembangunan bangsa, pembangunan nasional. Visi PEPABRI yang saya catat dari produk resmi PEPABRI sendiri adalah memberikan darma baktinya yang terbaik. Saya ulangi, memberikan bukan meminta darma baktinya yang terbaik kepada bangsa dan negara. Pengabdian memang tidak pernah mengenal batas akhir, oleh karena kita sungguh memberikan apresiasi kepada para sesepuh dan para senior ketika usia para sesepuh makin lanjut, tetapi semangat, kiprah dan pengabdiannya untuk menyelamatkan perjalanan bangsa ini sangat tinggi. Ini membuktikan sekali lagi bahwa benar-benar pengabdian itu tidak mengenal batas akhir. Yang perlu kita ingat kembali adalah ciri pokok PEPABRI adalah organisasi kekeluargaan, persaudaraan, dan kebersamaan, organisasi perjuangan, organisasi kesejahteraan tepat kalau bapak Prastaman mengangkat kembali tinggi kesejahteraan anggota PEPABRI dan PERIP TNI dan Polri memang adalah organisasi yang, bergerak, berpikir, dan berbuat untuk meningkatkan kesejahteraan baik yang bersifat material maupun nonmaterial, dan ciri yang keempat adalah organisasi yang partisipatif, melihat sifat organisasi ini tentu saja PEPABRI bukanlah organisasi yang lebih bercirikan organisasi politik praktis.

Hadirin yang saya hormati,
 

Saya juga ingin mengajak PEPABRI dan PERIP TNI dan Polri untuk memahami kehidupan kita bangsa dewasa ini. Kalau kita paham Indonesia berada dimana, dari mana, terutama sepuluh tahun yang lalu ketika kita mengalami krisis dan akan menuju kemana, makin tepatlah apa yang dapat diperankan dan disumbangkan oleh PEPABRI dan PERIP untuk pembangunan negeri kita ini. Kita memahami bahwa setiap generasi memiliki tantangannya yang khas, memiliki peran sejarahnya sendiri yang bisa berbeda dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Kita mengenal generasi prakemerdekaan, ketika Indonesia yang sangat majemuk belum bersatu benar, belum memiliki rasa kebangsaan yang benar, para pendahulu kita (founding fathers), berjuang sejak 1908-1928 ada tantangannya yang khas membangun kekuatan action nations generasi berikutnya lagi adalah generasi yang memperjuangkan kemerdekaan all out sampai tercapailah kemerdekaan dengan segala suka duka dan pengorbanan beliau-beliau itu, generasi yang kemudian mengisi kemerdekaan yang dilakukan oleh pendahulu dan sebagian besar bapak ibu yang hadir di ruangan ini pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dengan tantangannya sendiri, kemudian berlanjut tugas generasi masa pemerintahan Presiden Soeharto, dan kemudian sekarang ini pada era reformasi. Ada benang merah bahwa kita ingin mempertahankan kedaulatan dan keutuhan negara kita, tidak perlu kita ragukan tetapi ada tantangan-tantangan yang khas pada periode-periode laku secara itu dan itulah yang harus dijawab oleh generasi yang bersangkutan.
 
Dewasa ini Indonesia berada dalam perubahan besar, transformasi besar. Mengapa, memang ini proses sejarah. Mengapa, karena 1998 terjadi krisis, dimulai dari krisis ekonomi, menjadi krisis nasional bersamaan dengan pergantian kepemimpinan politik yang sangat dramatis. Pak Harto lengser dan kemudian terjadilah political sempalo gejolak politik yang dahsyat yang sama-sama kita lewati beberapa tahun yang lalu. Oleh karena itu, sebagai proses sejarah harus kita lewati, harus kita lalui, harus kita kelola sebaik-baiknya, ini penting bagi kita karena perubahan ini bukan karena bangsa kita kurang kerjaan, tapi satu proses yang dengan penuh tanggung jawab harus kita jalani dengan sebaik-baiknya, kita kelola sebaik-baiknya untuk tidak sebagaimana disampaikan oleh ketua umum PEPABRI tadi salah arah keluar dari perangkat negara kita yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Hampir sepuluh tahun ini insya Allah tahun depan tepat sepuluh tahun kita terus berusaha dari pemerintahan ke pemerintahan, pemerintahan Presiden BJ. Habibi, pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, pemerintahan yang saya pimpin dan seterusnya nanti pemimpin-pemimpin baru di negeri ini.

Kita semua menjalankan tugas sejarah, kita juga harus memahami karakter, sifat, gejala sosiologis sebuah negara yang sedang mengalami perubahan besar yang juga terjadi di banyak negara di dunia ini, di Eropa Timur, di Asia, di Amerika Latin, di Afrika. Kita masih ingat bapak ibu sekalian yang saya muliakan karakter atau sifat bangsa yang sedang mengalami perubahan, biasanya gamang, khawatir, cemas, mengalami disorientasi kemana arah pembangunan ini, kemana arah reformasi ini. Itu wajar, ada juga yang menolak perubahan, melawan perubahan, mereka-mereka yang terusik kepentingannya yang biasanya senang berkorupsi melawan gerakan-gerakan yang menuju ke pemerintahan yang bersih, yang sudah mapan dengan pola pikir yang begitu ternyata tidak baik melawan perubahan-perubahan yang kita lakukan. Ada juga yang tidak sabar ingin cepat, ingin melaksanakan revolusi, ingin dibuang Undang-Undang Dasar kita katanya diganti dengan yang baru ingin dirubah semuanya kehidupan ketatanegaraan, revolusi yang diinginkan, ada seperti itu. Ada akhirnya sifat-sifat atau keadaan saling salah menyalahkan, saling tuding, dan kemudian dampak, ekses samping dari perubahan besar, sekali lagi sebagimana dialami oleh banyak negara di dunia ini ada kemandegan-kemandegan, ada kemunduran-kemunduran semua itu sekali lagi harus kita kelola, kita lewati, kita lalui sebaik-baiknya dengan tepat tanpa sekali lagi saya garis bawahi sekali lagi tekad kita, sumpah kita, ikrar kita tentu tidak keluar dari konsepsi dasar yaitu landasan kehidupan bernegara kita Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan sasanti Bhineka Tunggal Ika.

Bapak ibu hadirin yang saya muliakan,
 
Ada pertanyaan besar, lantas sebaiknya bagaimana perubahan ini, transfomasi, atau reformasi ini mesti dilaksanakan oleh sebuah bangsa oleh bangsa Indonesia. Saya kira sebagian dari bapak ibu ingat ketika dilaksanakan sidang umum MPR maret 1998. Pak Harto masih Presiden waktu itu saya mewakili fraksi ABRI berpidato di Senayan, ABRI waktu itu mengingatkan reformasi atau perubahan tidak boleh tanpa arah, tidak boleh tanpa agenda yang jelas, harus dilaksanakan secara bertahap dan mesti dikelola dengan baik. Sembilan tahun yang lalu keluarga besar ABRI waktu itu, dan saya sebagai juru bicaranya mengingatkan, berbahaya kalau perubahan besar itu dilaksanakan secara revolusioner semua dirubah digantikan semua karena banyak negara gagal dengan cara-cara perubahan seperti itu. Kita sendirilah bangsa Indonesia sendirilah yang mesti menetapkan arah, menetapkan agenda dan bagaimana tahapan perubahan yang kita lakukan. Bukan bangsa lain, bukan pihak lain, bukan konsultan dari negara manapun, karena yang tahu sejarahnya, yang tahu nilai-nilainya, yang tahu budayanya ya bangsa kita sendiri. Mari kita camkan betul apa yang telah berlangsung ini dengan keyakinan bahwa kalau kita semua bersepakat perubahan ini mesti kita kelola dengan baik, mencapai tujuan yang kita harapkan insya Allah tidak akan salah apa yang dilakukan oleh bangsa yang besar ini.

Hadirin yang saya hormati,
 
Mengapa pada kesempatan yang baik ini saya perlu menyampaikan situasi dan konteks kehidupan nasional kita dewasa ini, agar kita tidak boleh terlalu cemas dan terlalu gamang terhadap apa yang dilaksanakan oleh bangsa ini, was-was boleh, waspada harus, khawatir kalau ini salah arah. Tentu tetapi kalau kita terlalu cemas dan tidak mempercayai semua yang sedang mengemban amanat ini tidak baik. Kami semua pengelola kehidupan berbangsa dan bernegara sangat mencintai, sangat setia terhadap Sang Merah Putih, kami juga mempertaruhkan jiwa dan raga dibanyak kesempatan dalam perjalanan sejarah ini untuk Sang Merah Putih. Kita juga semua ingin mempertahankan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika. Saya yakin Panglima TNI, KASAL, semua penerus-penerus, bapak ibu, bapak-bapak yang sedang mengemban tugas hatinya sama, jiwanya sama,tekadnya sama. Darah ini mengalir, darah perjuangan, darah kesetiaan kepada bangsa dan negara, tetapi ke depan saya sampaikan dengan bahasa perang dan kepada seluruh rakyat bangsa Indonesia yang mendengarkan pidato saya hari ini bagaimanapun negara kita harus terus kita bangun dan oleh karena perubahan-perubahan terarah tidak bisa dielakkan agar semakin maju, semakin demokratis, semakin adil dan tegak hukumnya, semakin sejahtera, dan semakin lestari lingkungannya. Tugas sejarah dan ini tugas generasi-generasi berikutnya lagi, kapanpun karena negara kita akan insya Allah dengan ridlo Tuhan Yang Maha Kuasa tegak berdiri selamanya.

Hadirin yang saya hormati,
 
Saya ingin masuk dari bagian lain pidato saya untuk mendapatkan pemahaman dari bapak ibu sekalian, anggaplah ini laporan dari seseorang yang sedang mengemban amanah kepada keluarga besar dan kepada rakyat Indonesia, agenda dan prioritas pemerintah sekarang ini adalah menuntaskan upaya kita membangun kembali negara kita pasca krisis, karena krisis yang lalu menimbulkan satu kemunduran dan persoalan yang sangat besar, kemiskinan meningkat tajam, pengangguran juga meningkat tajam, hutang pemerintah membengkak sangat tinggi solusinya dengan segala upaya, dengan segala kemampuan pemerintah selama ini termasuk pemerintah yang saya pimpin tentu harus secara serius mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan mengurangi hutang pemerintah, mengurangi ketergantungan kita kepada pihak lain. Inilah yang kita jalankan tiga tahun lebih ini.

Kita senang rasio hutang kita terhadap pendapatan negara yang dulunya pernah seratus lima puluh persen pendapatan negara kita ini dulu untuk membayar hutang pun tidak cukup karena seratus lima puluh persen rasio hutang terhadap pendapatan domestik bruto terus menerus kita turunkan, Alhamdulillah kita telah memiliki rasio tiga puluh lima persen lebih dan akan kita pertahankan. IMF kita hentikan, CGI kita hentikan agar kita belajar mengelola kemapuan kita sendiri dan sejumlah upaya yang kita lakukan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

Kita juga mengoreksi kesalahan kita diwaktu yang lalu kalau saya mengoreksi kesalahan termasuk kesalahan saya karena saya lahir pada saat orde lama, saya tumbuh dan besar saat orde baru, saya memimpin pada saat orde reformasi saya bagian adalah para senior dan para sesepuh menjadi bagian jauh sebelum negara kita merdeka, jadi kalau saya mengetakan mengoreksi, mengoreksi kekurangan kita bersama. Kalau kita hanya mengejar pertumbuhan semata mungkin lebih mudah, tetapi kalau pertumbuhan disertai pemerataan-pemerataan keadilan jauh lebih sukar, tapi itulah pilihan kita. Bapak ibu bisa menyimak kebijakan anggaran APBN dan pembiayaan pembangunan versi terbesar tidak hanya kita arahkan kepada membangun infrastruktur sehingga ekonomi tumbuh, kesejahteraan meningkat, tapi juga program-program langsung ke rakyat, pendidikan, kesehatan, usaha mikro, usaha kecil usaha menengah, lingkungan termasuk peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil, termasuk TNI Polri, pensiunan, dan sejumlah mereka yang belum mendapatkan bantuan sosial.

Saya meminta maaf kalau peningkatan kesejahteraan belum mencapai taraf yang dilakukan tapi kami akan terus meningkatkan tiap tahun presiden es kita naikkan, kita tersentuh tahun 2004 gaji PNS golongan satu yang paling rendah hanya tujuh ratus ribu, bagaimana cukup untuk putra putri juga istri, kebutuhan rumah tangga sehari-hari sesuai dengan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan anggaran kita, kita naikkan Alhamdulillah setelah tiga tahun naik, sekarang satu koma tiga juta hampir naik seratus persen insya Allah akan kita naikkan demikian juga tunjangan-tunjangan pensiun dan lain-lain.

Sekali lagi kami ingin menyesuaikan agar lebih layak, agar lebih tepat. Demikian juga yang tidak berskala gaji, rakyat kita, petani, nelayan, buruh dan lain-lain, juga dengan skil yang berbeda kita memikirkan bantuan tunai langsung raskin, subsidi, pertanian, pendidikan, kesehatan gratis, pendidikan gratis murah dan lain-lain. Ini upaya panjang tapi sekali lagi kami belum bisa mencapai tingkat yang ideal sebagaimana yang kita harapkan bersama.

Saya meminta kepada menteri-menteri terkait sebagaimana saya instruksikan kemarin Menteri Pertahanan, Menpan untuk melihat tunjangan Veteran, sekarang lihatlah tunjangan atau gaji pensiunan dan yang berkaitan dengan itu termasuk kesejahteraan manusia lanjut usia, keluarga pejuang dan lain-lain. Semua harus kita perhatikan secara adil. Saya ingin memberi contoh penerus-penerus bapak TNI Polri terus terang sebagai seorang Presiden, saya tidak ingin tentara kita kalah modern, kalah kuat dengan tentara-tentara negara lain terutama tentara-tentara negara tetangga.

Ada keinginan yang kuat agar pembangunan kekuatan modernisasi persenjataan, profesionalitas itu terus meningkat dan tidak kalah. Kita berusaha tahun-tahun terakhir ini untuk meningkatkan anggaran pertahanan, anggaran kepolisian agar tugas pertahanan, dan tugas keamanan dapat dilaksanakan dengan baik, tetapi saya meminta pengertian beliau-beliau bahwa tentu harus ada perimbangan yang baik dengan peningkatan kesejahteraan rakyat, pendidikan kesehatan dan lain-lainnya. Oleh karena itu bapak ibu tahun depan saya meminta kepada keluarga besar TNI dan Polri untuk melaporkan kepada rakyat hasil reformasi sepuluh tahun, hasil pembagunan kekuatan dan modernisasinya, kita lihat sama-sama nanti apa yang telah dilakukan oleh kedua organisasi ini dalam rangka pengabdiannya kepada bangsa dan negara utamanya mempertahankan sejengkal tanahpun dari negara kesatuan Republik Indonesia.

Saya yakin meskipun anggaran pertahanan dan anggaran kepolisian belum ideal tapi mereka akan senantiasa siap, mereka memiliki kemampuan untuk menjalankan tugasnya. Kalau kita harus berperang, misalnya, saya yakin Indonesia akan selalu siap dan peperangan tidak hanya ditentukan oleh kekuatan persenjataan, logistik, tapi juga daya tempur yang non fisik semangat keuletan prajurit-prajurit kita termasuk rakyat kita. Saya yakin ketika negara memanggil mereka mengemban tugas akan dapat dilaksanakan, tetapi ingat perang adalah jalan terakhir, kalau masih ada cara lain , karena perang tentu memerlukan biaya dan anggaran yang besar. Puluhan triliun yang harus kita keluarkan apabila kita memilih cara itu. Sebagai bangsa yang cinta damai kita harus mengutamakan diplomasi, negosiasi perundingan tanpa mengorbankan keutuhan dan kedaulatan negara kita.
 
Dengan penjelasan saya tadi saya sangat berharap melalui musyawarah nasional yang insya Allah akan segera dimulai keluarga besar PEPABRI dan PERIP TNI dan Polri dapat menetapkan kebijakan dan programnya yang betul-betul bisa menjawab tantangan-tantangan tadi bisa mengisi ruang-ruang yang masih kosong baik karena pemerintah memiliki batas kemampuan termasuk komponen penyelenggara negara yang lain sehingga lebih apa yang kita lakukan lebih baik lagi hasil yang kita capai.
 
Harapan dan ajakan saya pertama teruslah melanjutkan pengabdian dan terus ikut membangun bangsa. Apa yang bapak ibu lakukan sesungguhnya manifestasi dari kepedulian dan keikutsertaan. Yang kedua teruslah menjadi benteng tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tetap relevan, tetap penting sekarang ini. Tiga, teruslah memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Mari kita wujudkan sasanti Bhineka Tunggal Ika. Kita akan menjadi bangsa yang merugi dan bangsa yang malang, kalau harus terpecah belah karena perbedaan identitas apakah suku, apakah agama, apakah etnis, apakah kedaerahan, apakah partai politik, atau posisi politik diantara kita semua, rugi kita harus menjadi bangsa yang menang karena perbedaan itu justru menjadi kekuatan yang dapat kita gunakan untuk membangun negeri ini.

Yang keempat, dalam menyampaikan aspirasi saya mengajak keluarga besar PEPABRI dan PERIP TNI Polri untuk memberikan contoh melalui koridor konstitusi, Undang-Undang, Hukum, Aturan main, dan etika yang berlaku. Jauhi tindakan-tindakan kekerasan fisik non fisik ataupun tindakan-tindakan yang tidak konstitusional.

Lima, teruslah menjadi rumah yang teduh untuk semua Purnawirawan, tentu Warakawuri istri Purnawirawan TNI dan Polri meskipun posisi politik bisa berbeda dalam era demokrasi sekarang ini sebuah keniscayaan orang perorangan, anggota PEPABRI, PERIP TNI dan Polri, LVRI dan manapun memiliki aliansi politik ikut bahkan sebagian dalam partai-partai politik yang berbeda, tapi tali silaturahim tidak boleh putus harus bisa saling berkomunikasi satu sama lain, mari kita buktikan di negeri ini tiga puluh tahun empat puluh tahun kita berdinas aktif dengan kedekatan jiwa serta persatuan komunikasi mengapa itu harus hilang ketika kita mengabdi pada pengabdian yang kedua untuk bangsa dan negara ini.

Yang keenam, marilah kita kembangkan sikap saling hormat-menghormati, kita menghormati para pendahulu sesepuh, senior karena besar sekali jasa, andil dan peran beliau, sebaliknya para pendahulu juga menghormati yang sedang mengemban amanah karena sedang mengemban amanah juga melanjutkan cita-cita semangat dari para pendahulu untuk negara dan bangsa yang kita cintai ini. Inilah akhlak yang mulia hormat-menghormati dengan penuh kasih sayang.

Ketujuh, saya mendorong dan setuju Putra Astama agar PEPABRI dan PERIP TNI Polri juga terus memikirkan kesejahteraan anggota. Saya telah menginstruksikan tadi pemerintah untuk melihat kembali keadilan, kelayakan dari insentif, tunjangan, gaji bagi semua yang memiliki jasa yang besar kepada negara ini sekaligus banyak usaha yang dapat dilakukan yang halal, yang memberikan keuntungan, yang baik sehingga bisa didaya gunakan untuk kesejahteraan seluruh anggota.

Yang kedelapan, meskipun tidak lagi berada dalam struktur KPA yang kita anut dulu dalam artian organisasi yang berdimensi politik praktis, jajaran TNI dan Polri aktif pusat maupun daerah wajib memelihara silaturahim dan hubungan dengan keluarga besar PEPABRI, PERIP TNI Polri, LVRI, dan lain-lainnya. Mari kita warisi semangat juang para pendahulu, para senior nilai-nilai patriotisme nasionalisme dialirkan, diwariskan sambil bersama-sama juga ikut memikirkan kesejahteraan yang utuh dari para pejuang, para purnawirawan, dan para veteran pejuang para veteran.

Yang terakhir, yang kesembilan, saya berharap Musyawarah Nasional dapat dilaksanakan dengan tertib dan demokratis. Tertib dan demokratis, semua ada solusinya, perbedaan wajar, kompetisi terjadi tetapi dengan etika dan aturan main yang baik semua akan berakhir dengan baik. Saya yakin kematangan, kearifan, jiwa besar dari keluarga besar PEPABRI, PERIP TNI dan Polri akan bisa menjalankan Musyawarah Nasional yang betul-betul tertib dan demokratis.
 
Demikianlah bapak ibu hadirin yang saya muliakan sebagai manifestasi dari besarnya harapan saya terhadap peran PEPABRI, PERIP TNI dan Polri, dan terhadap para pendahulu, para pejuang, para veteran, para purnawirawan terhadap keberlangsungan kehidupan bangsa dan negara kita ini. Akhirnya dengan ridlo Tuhan Yang Maha Kuasa seraya mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim Musyawarah Nasional ketga belas PEPABRI dan Musyawarah Nasional kesepuluh PERIP TNI dan Polri dengan resmi saya nyatakan dibuka.
 
Sekian.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

Biro Naskah dan Penerjemahan
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan
Sekretariat Negara RI