Pidato Presiden RI pada Acara Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI KADIN Indonesia, 24-09-10

 
bagikan berita ke :

Jumat, 24 September 2010
Di baca 821 kali

 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PERESMIAN PEMBUKAAN MUSYAWARAH NASIONAL VI
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI (KADIN) INDONESIA
DI JAKARTA CONVENTION CENTER, JAKARTA
TANGGAL 24 SEPTEMBER 2010

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya cintai sahabat saya, Pak JK, Ibu Melani Suharli, Wakil Ketua MPR RI, Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II.


Yang Mulia Para Duta Besar Negara-negara Sahabat, dan Pimpinan Organisasi-organisasi Internasional,  Saudara Gubernur DKI Jakarta, Saudara Ketua Umum Kadin dan Para Pengurus Jajaran Kadin, baik pusat maupun daerah, Para Pimpinan dunia usaha, baik milik negara maupun swasta.

 

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,


Marilah pada kesempatan yang baik dan Insya Allah penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kepada kita masih diberikan kesempatan untuk terus membangun bangsa, utamanya di dalam memajukan ekonomi dan dunia usaha nasional.

 

Sebelum saya menyampaikan sambutan pada acara yang sangat penting ini, saya ingin merespons apa yang disampaikan oleh Saudara Adi Putra Tahir, Pimpinan Kadin tadi, bahwa pemerintah, saya pribadi tentu memberikan atensi yang besar bagi perkembangan dunia usaha, termasuk peran dan kiprah dari Kadin. Sebenarnya, tidak gratis karena ada harapan dan kepentingan saya. Kepentingan saya adalah kalau dunia usaha tumbuh dengan baik, ekonomi berkembang baik, maka lapangan pekerjaan untuk rakyat kita akan tercipta. Pengangguran akan berkurang. Dengan rakyat kita bisa bekerja, income-nya, penghasilannya bertambah. Kalau income-nya bertambah, maka secara bertahap kemiskinan akan berkurang. Itu kepentingan saya, kepentingan pemerintah.

 

Masih ada yang lain. Kalau dunia usaha tumbuh dengan baik, maka pajak yang diterima oleh pemerintah makin meningkat, dan dengan penerimaan negara dan pajak yang Saudara berikan kepada pemerintah, kami bisa membiayai pembangunan lebih baik lagi, lebih banyak lagi: pendidikan, kesehatan, membangun infrastruktur, dan sebagainya. Jadi sebetulnya, saya juga punya kepentingan mengapa dunia usaha harus terus tumbuh dan berkembang.

 

Empat tahun yang lalu, ada yang mengkritik saya dari kalangan Dewan Perwakilan Daerah, ingat saya dulu. Kritiknya adalah ketika saya mengeluarkan statement, antara lain statement itu: kebijakan ekonomi pemerintah juga harus pro bisnis. Saya dikritik, "Kok pemerintah pro bisnis? Mestinya pro rakyat kecil." Padahal lengkapnya adalah, yang kita pilih sebagai strategi pembangunan ekonomi adalah pro pertumbuhan atau pro growth, pro lapangan pekerjaan atau pro jobs, pro pengurangan kemiskinan atau pro poor, dan pro lingkungan atau pro environment. Semua itu bisa dilakukan, terutama pertumbuhan dan lapangan pekerjaan, manakala bisnis berkembang dengan baik, dunia usaha berkembang dengan baik. Berarti pemerintah pun di dalam melaksanakan pembangunan ekonomi haruslah pro bisnis. Dalam konteks itu, sebenarnya semua mengarah kepada peningkatan kesejahteraan rakyat kita.


Kemarin di tempat ini juga, saya membuka IBBEX, Indonesia Business BUMN Expo and Conference
2010. Sebagian dari Saudara juga hadir dalam acara IBBEX kemarin. Hari ini alhamdulillah saya bertemu dengan Saudara untuk yang kedua kalinya dalam waktu kurang dari dua bulan. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, pertama-tama, saya mengucapkan selamat melaksanakan Musyawarah Nasional VI. Semoga dengan munas ini, Kadin bertambah sukses; dan dengan munas ini, ke depan Kadin bisa berkontribusi lebih banyak lagi kepada pembangunan ekonomi dan pengembangan dunia usaha.

 

Dan Munas ini di samping memilih ketua umum yang baru, saya berharap berlangsung dengan baik, damai, demokratis, mengarah kepada kepentingan masa depan Kadin dan kepentingan dunia usaha serta perekonomian kita; tetapi jangan disia-siakan juga kesempatan ini, jadikan satu forum untuk mencari dan mendapatkan peluang untuk berusaha yang lebih besar lagi di masa depan, to find and to create opportunities.

 

Saudara-saudara,


Saya juga harus menyampaikan ke hadapan jajaran Keluarga Besar Kadin, ucapan terima kasih dan penghargaan pemerintah atas kontribusi Kadin selama ini dalam, sekali lagi mengembangkan dunia usaha dan perekonomian kita. Saya juga ingin mengulangi sekali lagi terima kasih dan penghargaan atas kerja sama dan kemitraan kita selama ini, terutama ketika kita menghadapi situasi yang sulit.

 

Kita masih ingat pada tahun 2007 dan 2008, ketika dunia menghadapi krisis pangan dan krisis energi, kita bersatu, bekerja bersama-sama untuk melakukan stabilisasi harga pangan dan energi waktu itu. Kita bertemu di Yogyakarta. Masih ingat dengan judul bagaimana mengubah krisis menjadi peluang, from crisis to opportunity. Kemudian kita bertemu di Jakarta beberapa kali dalam rangka kolaborasi untuk melakukan stabilisasi harga, pangan utamanya waktu itu.

 

Ketika dunia mengalami resesi perekonomian, krisis keuangan, Kadin, pemerintah, para ekonom, para gubernur dan banyak pihak waktu itu secara maraton melaksanakan pertemuan-pertemuan yang saya dengan Pak Jusuf Kalla sangat aktif waktu itu untuk betul-betul meminimalkan dampak krisis perekonomian global terhadap negara kita. Bahkan dalam G20 Summit yang pertama, Kadin ikut menyumbang posisi Indonesia dan bahkan ikut mendampingi saya dalam menghadiri G20 Summit yang pertama, yang dilaksanakan di Amerika Serikat pada akhir tahun 2008 yang lalu.

 

Saudara-saudara,


Manfaat dari kerja sama dan kemitraan antara pemerintah dengan Kadin banyak. Pertama, kita akan sama-sama tahu ragam dan kompleksitas masalah yang kita hadapi, baik yang berkaitan dengan ekonomi nasional, ekonomi regional Asia dan juga ekonomi dunia. Pemerintah tahu harapan Kadin, harapan Saudara. Tapi Saudara juga tahu kesulitan pemerintah di dalam membangun perekonomian, di dalam mengembangkan economic policy yang betul-betul tepat untuk menghadapi tantangan masa kini dan masa depan. Saudara tahu bahwa economic policy harus melihat pula aspek yang lain: aspek sosial, aspek politik, aspek hukum, aspek keamanan, dan bahkan kerja sama pada tingkat dunia. Semuanya itu dengan kolaborasi yang baik, Insya Allah bisa kita rumuskan kebijakan dan langkah-langkah tindakan yang baik.

 

Di waktu krisis, kebersamaan ini harus dilakukan. Kita punya pengalaman: 1998-1999, karena kurangnya sinergi dan sinkronisasi. Krisis yang dialami oleh bangsa kita sangat besar dan sangat dalam. Sepuluh tahun kemudian, ketika kita juga menghadapi persoalan yang kurang-lebih sama, kita lebih merapat, kita lebih bekerja bersama-sama. Alhamdullilah, banyak yang bisa kita lakukan untuk mengatasi keadaan waktu itu.

 
Hadirin yang saya hormati,


Jajaran Keluarga Besar Kadin yang saya cintai,


Saya ingin untuk mengajak Saudara sekali lagi memahami perkembangan dunia dari sisi perekonomian global, dan juga perkembangan ekonomi di kawasan, utamanya di Asia. Kita tahu dunia terus berubah dengan tantangan-tantangannya yang baru. Dunia pasca krisis 2008 kemarin juga mengalami pergeseran dan perubahan. Geopolitik ikut berubah, demikian juga geoekonomi. Tetapi yang jelas, apa yang dilakukan dunia sekarang ini pasca krisis dalam global economic recovery, itu sesungguhnya memberikan peluang baru kepada semua bangsa di dalam bidang perekonomian dan bidang usaha.

 

Dua hal yang ingin saya angkat. Peluang seperti apa yang dihadirkan oleh perekonomian global? Pertama, semua pemimpin dunia, semua bangsa-bangsa di dunia sepakat, pertumbuhan perekonomian ke depan haruslah tetap kuat, yang dirumuskan dalam bahasa G20 adalah strong, balanced, and sustainable global economic growth. Itu yang menjadi harapan dunia. Dengan strong growth seperti itu, maka diharapkan kesejahteraan masyarakat sedunia akan semakin dapat ditingkatkan.


Yang kedua, pelajaran yang dipetik, realitas baru adalah kalau dulu kutub-kutub atau kawasan-kawasan pertumbuhan itu berada pada Amerika Utara dan Eropa Barat, sekarang ternyata banyak pusat-pusat pertumbuhan yang baru, Timur Tengah misalnya, beberapa tempat di Amerika Latin, beberapa tempat di Afrika, beberapa tempat di Eropa Timur, di Asia. Tetapi satu hal yang nyata bahwa kawasan Asia dalam krisis kemarin telah menjadi benteng, menjadi penyelamat dan diharapkan ke depan Asia menjadi motor pengerak dan pilar dari perekonomian dunia.

 

Dengan gambaran ini, Saudara-saudara, apa artinya bagi Indonesia? Apa artinya bagi kita, bagi bisnis kita, bagi Kadin, bagi swasta, bagi BUMN? Tiada lain ke depan akan terbuka peluang-peluang baru, great opportunity, yang harus kita cari, kita dapatkan, dan kita ciptakan. Kalau kita lebih tukikkan lagi ke dalam realitas perekonomian di masa depan, kebangkitan Asia, tumbuhnya perekonomian Asia sebagai salah satu motor penggerak perekonomian global berarti terbuka lebih luas lagi trade and invesment di kawasan ini: pertanian, industri, dan jasa, pangan dan energi, pariwisata, transportasi, dan telekomunikasi, perbankan, asuransi, jasa permodalan dan jasa keuangan, dan masih banyak lagi sektor-sektor dan cabang-cabang bisnis yang bisa kita dapatkan dan kita ciptakan peluang-peluangnya bagi kita semua.

 

Bicara pertumbuhan ekonomi Asia juga bicara tentang regional connectivity, konektivitas antara Indonesia, sesama negara ASEAN, dengan Jepang, dengan China, dengan Korea, dengan India, dan negara-negara lain. Juga bicara tentang regional logistical chain, sistem logistik kawasan Asia yang memungkinkan interaksi lebih luas lagi di antara negara-negara di kawasan ini. Apa artinya? Berarti diperlukan lagi pembangunan infrastruktur yang lebih luas, diperlukan pembangunan sistem logistik nasional kita yang lebih efisien dan lebih kompetitif, diperlukan lagi domestic connectivity sebelum kita mengintegrasikan dengan ekonomi-ekonomi yang lain, atau paling tidak bersama-sama, berbarengan dengan itu semua. Akhirnya, kita sekali lagi tahu bahwa kalau begitu, peluang terbuka, kalau begitu, ruang untuk ekonomi kita berkembang lebih pesat lagi juga terbuka.

 

Mari tidak kita sia-siakan peluang ini, Saudara-saudara, dan hanya perusahaan, dunia usaha yang kompetitif, yang produktif, yang efisien, yang inovatif, yang memiliki good corporate governance yang akan berhasil. Semuanya terpulang kepada kita, terpulang kepada Saudara semua, apakah tahun-tahun mendatang kita bisa mendapatkan peluang yang lebih besar lagi.

 

 

Hadirin sekalian,

 

Keluarga Besar Kadin yang saya hormati,

 

Saya diberitahu bahwa dalam munas ini Kadin juga menyoroti atau mengangkat tema tentang peningkatan pembangunan daerah. Saya setuju, saya dukung, dan semoga lebih nyata lagi apa yang akan dilakukan pada pembanguan di daerah ini. Sejak awal, pemerintah ingin ada sinergi antara pembangunan sektoral yang dikelola oleh para menteri: pertanian, perindustrian, telekomunikasi, perhubungan, perdagangan, apapun dengan pembangunan-pembangunan regional, pembangunan daerah yang dikelola oleh para gubernur, bupati dan walikota.

 

Paradigma dan kebijakan perekonomian kita sekarang ini adalah pertama, paduan dari resource-based dengan knowledge-based economy. Jangan didikotomikan. Dua-duanya kita perlukan. Juga ekonomi yang berdimensi kewilayahan. Aliran anggaran negara ke daerah makin besar dari tahun ke tahun, sesuai dengan kebijakan desentralisasi fiskal. Otonomi daerah sudah diberlakukan. Dengan demikian, tentu harapan kita, daerah harus lebih kreatif, lebih inovatif, lebih menciptakan iklim investasi yang baik, agar benar-benar upaya untuk meningkatkan pembangunan daerah itu berhasil.

 

Kebijakan nasional tentang pembangunan ekonomi daerah, ini saya beri tahu karena pemerintah ingin terus bermitra dengan Kadin, adalah harus makin dikembangkan infrastruktur di daerah, termasuk transportasi: darat, laut, udara, dan juga energi listrik. Tanpa itu, sulit daerah-daerah untuk mengembangkan industri dan juga bidang usahanya. Kita berpikir mengembangkan kawasan-kawasan ekonomi baru di daerah, dan saya berharap, berangkat dari bawah, bukan maunya Jakarta tapi inisiatif dari daerah-daerah sendiri. Kita ingin, misalnya daerah Indonesia Timur, itu tentu harus lebih di samping tadi: infrastruktur, transportasi, listrik, juga industri kelautan dan perikanan, dan juga ecotourism. Jadi pada prinsipnya, Saudara-saudara, daerah-daerah akan berkembang kalau semua itu bisa kita bangun lima, sepuluh tahun mendatang. Demikian juga apabila ada prakarsa daerah untuk membangun kawasan-kawasan ekonomi yang baru. Saya juga ingin benar APBD yang jumlahnya makin tahun makin besar karena desentralisasi fiskal oleh daerah, oleh gubernur, bupati dan walikota juga digunakan untuk tujuan dan sasaran yang tepat dan terarah.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Bagian akhir dari sambutan saya, saya tujukan kepada semua pelaku dunia usaha, baik swasta maupun BUMN, utamanya jajaran pengurus Kadin dan pengurus Kadin daerah. Pertama, kalau kita bicara peluang ekonomi, peluang bisnis, jangan hanya melihat bisnis atau ekonomi yang bersumber dari APBN, tapi marilah kita ubah cara berpikir kita, mind set kita, haruslah ekonomi yang bersumber dari GDP, dari PDB. Kalau APBN, APBN kita besarannya sekitar Rp 1.100 triliun, kalau PDB atau GDP menurut sensus yang belum lama kita lakukan, GDP kita adalah Rp 6.370 triliun. Berarti enam kali lebih besar dari APBN kita. Maknanya, the size of our GDP itu kalau secara cerdas diikuti dengan pencarian dan penciptaan opportunity atau peluang usaha, tentu lebih besar lagi. Itu yang pertama pesan saya.

 

Yang kedua, economic connectivity. Saya tahu bahwa banyak forum yang Saudara hadiri, baik di negeri sendiri maupun di luar negeri, bicara regional connectivity, Asian connectivity, saya berpesan, itu bagus, tetapi marilah kita juga lebih fokus untuk betul-betul membangun, memantapkan dan memperkokoh domestic connectivity kita sendiri. Dengan demikian nanti di masa depan, perdagangan, investasi, infrastucture building juga menjadi peluang bisnis bagi Saudara semua.

 

Yang ketiga, ekspor penting, sangat penting, karena ekspor juga sumbangan terhadap pertumbuhan. Tetapi jangan lupa, alhamdulilah kita punya pasar dalam negeri juga makin kuat dan makin berkembang. Dulu tahun 2004, waktu saya dengan Pak Jusuf Kalla mulai menjalankan roda pemerintahan, income per capita waktu itu 1.148 dolar AS per kepala, per tahun. Sensus yang belum lama dilakukan, Pak JK, sudah mencapai 2.963 dolar AS atau hampir mendekati 3.000 dolar AS. Sensus juga mengatakan 30 persen penduduk kita itu bahkan income per capita-nya sudah mencapai 5.356 dolar AS. Maksudnya, ini daya beli, ini adalah kekuatan pasar dalam negeri kita, yang kita, apabila kita pandai-pandai mendayagunakannya dengan ekonomi yang sehat, ekonomi yang baik, ini juga penting bagi produksi dan jasa yang Saudara tawarkan untuk dikonsumsi di dalam negeri sendiri. Ini good news sebetulnya untuk bisnis dan ekonomi di masa depan.

 

Yang keempat, kita tahu masih banyak hambatan di dalam bisnis, betul? Masih banyak simpul-simpul yang belum bagus. Ada bottlenecking, infrastruktur masih ada yang kurang, listrik di beberapa tempat masih kurang, ada peraturan daerah yang belum pas, dan sebagainya. Kita tahu semuanya itu. Kita masih menghadapi seperti itu saja, alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita sudah mencapai 6 persen dan akan terus meningkat. Bayangkan kalau kita beresin semua yang nggak benar-yang nggak benar itu, yang menghambat-hambat itu, hampir pasti ekonomi akan tumbuh lebih tinggi lagi. Mari kita bekerja bersama-sama untuk memberesi yang masih belum beres-belum beres itu. Jadi, masih banyak peluang untuk tumbuh.

 

Kemudian yang kelima atau yang terakhir, ini harapan saya, agar ekonomi Indonesia di masa depan: 5, 10, 15 tahun lagi benar-benar makin kuat, makin berimbang dan juga sustainable, berkelanjutan, maka tidak boleh pertumbuhan ini hanya driven by demand semata. Demand-side economy itu biasanya kalau ada konsumsi rumah tangga yang meningkat, pengeluaran pemerintah yang meningkat, ekspor yang juga meningkat, investasi yang meningkat, ekonomi akan tumbuh; demand-side economy. Tapi kalau hanya itu saja, bisa mengalami masalah-masalah: dari segi balance, bisa overheating; bisa ada kekurangan modal dalam negeri yang kita perlukan. Oleh karena itu, sekarang dan ke depan kita juga harus membangun supply-side economy.

 

Artinya apa? Pertumbuhan sebuah ekonomi bangsa juga sangat ditopang oleh capital-nya, manusianya, human capital, infrastrukturnya, resources-nya, dan teknologinya. Oleh karena itu, saya berharap dunia bisnis juga melakukan inovasi, penelitian dan pengembangan. Dengan demikian, dari supply-side economy terus tumbuh. Dengan demikian, kalau pasar dalam negeri makin baik, demand makin meningkat, supply bisa memenuhinya. Dengan demikian, ekonomi makin kuat, berimbang, sustain dan sustainable. Itulah pekerjaan besar kita, yang saya berharap antara pemerintah, dunia usaha, para ekonom, pemerintah daerah bersama-sama untuk membangun satu keadaan ekonomi nasional seperti itu.

 

Saya menggarisbawahi inovasi, saya menggarisbawahi penelitian, pengembangan dan penguasaan teknologi. Saya menggarisbawahi daya saing. Dalam globalisasi, yang tidak berdaya saing pasti kalah. Yang berdaya saing Insya Allah menang.


Ada berita baik: World Economic Forum tahun ini memberikan peringkat kita dalam competitiveness,
itu 10 poin lebih tinggi. Tahun sebelumnya, 54 peringkat kita, tahun ini menjadi 44. Tapi kita sendiri tentu tidak boleh puas. Kalau semua benar, inovasinya benar, memberesi yang tidak beres tadi berjalan dengan baik, competitiveness kita, peringkat daya saing kita Insya Allah akan lebih tinggi lagi.


Pemerintah telah menghadirkan Komite Ekonomi Nasional dan Komite Inovasi Nasional; sebagian besar KEN juga dari Kadin, yang masuk KIN dari Kadin juga banyak; gunakan fasilitas itu bersama-sama dengan Saudara untuk menuju ekonomi yang saya harapkan tadi: keseimbangan antara sisi supply dan sisi demand, dan menuju ke ekonomi yang lebih berdaya saing tinggi.

 

Itulah yang dapat saya sampaikan. Dan sebagai penutup, teruslah Saudara-saudara mengembangkan bisnis dengan mencari dan menciptakan peluang yang tersedia; pemerintah akan terus bekerja untuk membikin baik lagi iklim investasi dan iklim dunia usaha; kemudian mari terus kita perkokoh, kita bangun kerjasama dan partnership yang baik: pemerintah dengan dunia usaha, dengan Kadin, baik yang ada di pusat maupun di daerah.


Dengan ajakan dan harapan seperti itu, dengan doa saya semoga musyawarah nasional ini berjalan dengan baik, termasuk pemilihan ketua umumnya nanti, maka dengan terlebih dahulu memohon ridha Allah SWT dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Musyawarah Nasional VI Kadin Indonesia dengan resmi saya nyatakan dibuka.

 

 

Sekian.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.