Presiden Jokowi dan PM Turnbull Sepakat Tingkatkan Kerjasama Ekonomi dan Maritim

 
bagikan berita ke :

Kamis, 08 September 2016
Di baca 668 kali

Presiden didampingi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Kepala BKPM Thomas Lembong. 

 

Presiden menyambut PM Turnbull kemudian berfoto bersama. “Selamat atas kemenangan dalam pemilu,” ujar Presiden membuka percakapan.

 

Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan terkait pembicaraan dua kepala negara tersebut seusai pertemuan, salah satu nya mengenai kerjasama di bidang ekonomi khususnya masalah daging yang berkaitan dengan impor sapi dan peternakan sapi.

 

"Daging ini tidak hanya terkait dengan ‎impor sapi tetapi juga cattle breeding (peternakan sapi). Hal itu lebih berkelanjutan, tidak hanya masalah beli-membeli tetapi juga menjadikan ketahanan pangan kita lebih berkelanjutan," ujar Menlu Retno Marsudi.

 

Selain itu, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malcolm Turnbull juga berdiskusi perihal terorisme. Demikian seperti dilansir Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

 

"Kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama kontra terorisme. Kita sudah bekerjasama lama di JCLEC (Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation), ini akan ditingkatkan. Kerja sama informasi intelijen dan cyber juga akan kita tingkatkan," terang Menlu Retno Marsudi. 

 

Dua belah pihak juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang maritim, mengingat kedua negara berperan aktif dalam EAS (East Asia Summit) dan IORA (Indian-Ocean Rim Association).

 

"Australia dan Indonesia akan menjadi negara pertama yang akan mengimplementasikan kerja sama maritim dalam EAS dan terus berperan aktif dalam IORA," ucap Presiden Jokowi.

 

Agar kerja sama maritim ini menjadi lebih fokus, Presiden Jokowi berharap Australia mendukung Indonesia dalam IUU (Illegal, Unreported, and Unregulated) Fishing, yang mana Australia juga mengusung konteks blue economy.

 

"Jadi yang utama adalah keamanan maritim dan yang kedua adalah kemakmurannya, jadi keamanan maritim dan kemakmuran maritim (maritime security and maritime prosperity)," ujar Menlu Retno Marsudi. (Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0