Presiden Jokowi: Misi Kenabian Diwujudkan dengan Kesalehan Individu dan Sosial

 
bagikan berita ke :

Jumat, 01 Desember 2017
Di baca 1151 kali

Memperingati Maulid Nabi berarti menyatakan komitmen, mengerahkan tenaga dan upaya untuk meneruskan dan merealisasikan kenabian Nabi Besar Muhammad SAW dalam kehidupan kita. Bahwa kita umat Islam harus bisa menjadikan Islam yang rahmatan lil 'alamin. Bukti nyata harus kita tunjukkan.
 
Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika menyampaikan sambutan pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H di Istana Kepresidenan Bogor, 30 November 2017.
 
Memperingati Maulid Nabi juga mengingatkan kita pada misi kenabian yang diperintahkan Allah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Misi kenabian pertama adalah  mengajak umat manusia bertakwa kepada Allah.  Artinya, kesalehan individual.
 
“Misi kenabian kedua adalah kesalehan sosial yaitu membuktikan bahwa Islam adalah rahmatan lil 'alamin,” ucap Presiden.
 
Presiden mengingatkan agar misi kenabian diwujudkan dengan kesalehan individual dan kesalehan sosial kita, seperti dikutip dari rilis Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
 
“Keberhasilan Nabi Muhammad dalam membangun Kota Madinah sebagai teladan masyarakat dunia adalah bukti nyata dari realisasi misi kenabian beliau. Dan, kita harus mampu membangun Madinah, Madinah yang baru. Membangun masyarakat Indonesia yang damai, adil, dan makmur,” ujar Presiden.
 
Sebagaimana telah diriwayatkan, masyarakat yang madani  di Kota Madinah, kota yang sangat maju di jamannya adalah bukti nyata dari Islam yang rahmatan lil 'alamin. “Madinah adalah bukti kerukunan persatuan dan lintas etnis, kerukunan lintas klan, kerukunan lintas agama, dan juga antar kelompok pendatang,  kelompok muhajirin dengan kelompok Ansor,” ujar Kepala Negara.
 
Piagam Madinah merupakan terobosan besar toleransi dan persaudaraan. Madinah adalah bukti dari keadilan, bukti penghormatan dan penegakan hukum. Masyarakat sebelumnya dipenuhi konflik yang berkepanjangan, kemudian menjadi masyarakat yang paham dan taat hukum yang menjaga kepentingan bersama.
 
“Madinah juga bukti dari sistem perekonomian yang berkeadilan, yang mengedepankan kesejahteraan bersama dan pemerataan,” kata Presiden.
 
Sekali lagi, tugas umat muslim adalah melanjutkan misi kenabian tersebut menjadi nyata. Misi Islam yang rahmatan lil 'alamin dalam kehidupan sehari-hari.
 
“Dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga kita berusaha untuk melanjutkan misi kenabian  yang rahmatan lil 'alamin. Kita berkomitmen dan bekerja keras untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah kita, ukhuwah wathaniyah kita, ukhuwah insyaniah,  dan ukhuwah basariah kita,” kata Presiden.
 
Presiden mengingatkan untuk mengajarkan anak-anak untuk meneladani Rasulullah yang uswatun hasanah, yang berwatak mulia, yang  lemah lembut, yang jujur, yang santun, yang amanah, yang selalu  menyampaikan kebenaran.
 
“Mari kita sama-sama berlaku adil, menghormati hak orang lain, menghormati hukum dan menjaga  penegakan hukum,” ucap Presiden.
 
Demikian pula dengan ekonomi yang berkeadilan, yang kuat wajib membantu yang lemah, yang kaya wajib membantu yang miskin. “Itulah semangat dari keberadaan lembaga keuangan, Bank Wakaf Mikro yang memberikan kemudahan bagi  usaha mikro, usaha kecil, usaha  menengah milik umat dalam pengajuan pembiayaan-pembiayaan,” kata Presiden.
 
Itulah semangat dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), itulah semangat dari Kartu Pintar, Kartu Sehat, dan Program Keluarga Harapan (PKH), dan program-program kesejahteraan  sosial lainnya.

“Semoga momentum Maulid Nabi Tahun 1439 Hijriyah menjadi pintu Indonesia untuk bergerak maju menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ujar Presiden mengakhiri sambutannya. (Humas Kemensetneg)
 
 

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0