Presiden Mengingatkan Pentingnya Kedewasaan dalam Politik

 
bagikan berita ke :

Senin, 23 Juli 2018
Di baca 1714 kali

Keberagaman dan persatuan merupakan aset terpenting yang dimiliki bangsa Indonesia. Aset yang juga menjadi kekuatan besar bagi bangsa ini tersebut hendaknya bersama-sama kita rawat dan pelihara bersama.

Presiden Joko Widodo mengatakan, sebagai politisi, dirinya berharap agar keberagaman dan persatuan tersebut tetap dijunjung tinggi di tengah dinamika pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia. Ia tidak ingin rasa persaudaraan kita sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air luntur hanya karena perbedaan pandangan politik, sebagaimana dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Pers, Protokol dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

"Gara-gara apa? Para politisi kita tidak memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat agar kedewasaan dalam berpolitik semakin baik," ujarnya di Peringatan Hari Lahir Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke-20 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Minggu malam, 22 Juli 2018.

Menurutnya, sudah menjadi tugas bersama untuk memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat dalam tiap kesempatan. Masyarakat pun akan semakin dewasa dalam menentukan sikap politiknya apabila para politisi yang bersaing tetap mengedepankan dan menunjukkan sikap kedewasaan berpolitik kepada masyarakat.

"Tetapi kalau kita sudah mengartikan kebebasan berekspresi dan berpendapat itu asal ngomong dibolehkan, ya akan berbeda hasilnya," imbuh Presiden.

Sosok yang telah merasakan kompetisi politik sejak tingkatan wali kota ini mengaku sering merasa sedih ketika melihat sekelompok orang yang menjelekkan sekelompok lainnya hanya karena berbeda pemahaman dan pandangan politik. Padahal menurutnya, dalam bermasyarakat, kita sudah memiliki norma-norma agama, budaya, dan etika yang kesemuanya tak menghendaki perselisihan.

"Inilah yang sering kita lupa apalagi elite-elite politik baik di daerah, kota, kabupaten, provinsi, maupun nasional bahwa kita ini dilihat oleh rakyat. Jangan sampai energi kita habis gara-gara saling mencela, mencemooh, dan memaki di antara kita sebagai saudara sebangsa dan se-Tanah Air," kata Presiden. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0