Presiden Silaturahmi Ke Kediaman Ibu Sinta Nuriyah Wahid

 
bagikan berita ke :

Senin, 10 September 2018
Di baca 2411 kali

Presiden Joko Widodo sore ini, Jumat, 7 September 2018 bersilaturahmi ke kediaman Ibu Sinta Nuriyah Wahid istri Presiden RI keempat, almarhum K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Presiden didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Tiba sekira pukul 16.00 WIB, Presiden disambut oleh putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid. Keduanya kemudian masuk rumah untuk bertemu dengan Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.

Presiden mengaku bahwa ini bukan kali pertama berkunjung ke kediaman Gus Dur. Kunjungan Presiden ini juga bertepatan dengan hari lahir Gus Dur.

"Ya saya ke sini tidak sekali dua kali ini. Kalau tidak keliru seingat saya sudah yang keempat," kata Presiden seusai pertemuan.

Selain itu, Presiden juga ingin mengetahui kabar Ibu Sinta Nuriyah. Presiden pun sempat menyantap bubur merah putih yang disuguhkan.

"Juga ingin mengabarkan mengenai kesehatan beliau, alhamdulillah diberikan kesehatan yang baik dari Allah SWT," ungkap Presiden.

Tak hanya itu, pada kesempatan ini Presiden juga bertemu dengan tokoh-tokoh dari Madura. Presiden mengatakan, mereka memberi masukan terkait keluhan mahalnya tarif jembatan di Suramadu.

"Dulu sebetulnya dari Rp30 ribu kita sudah potong jadi Rp15 ribu, yang sepeda motor sudah dibebaskan. Tapi memang itu dampak terhadap investasi dan ekonomi masih belum kelihatan sehingga beliau-beliau meminta itu untuk ditinjau kembali," jelasnya.

Ibu Sinta Nuriyah menyambut baik kedatangan Presiden ini. Menurutnya, Presiden Jokowi adalah sosok yang suka bersilaturahmi kepada tokoh masyarakat, kiai, dan sebagainya.

"Termasuk ke sini karena saya dianggap sebagai orang tua yang patut dikunjungi. Jadi saya sebagai orang tua pasti akan memberikan doa," kata Ibu Sinta Nuriyah.

Ibu Sinta pun memberikan pesan terkait amanah yang diemban seorang pemimpin. Ia pun menuturkan apa yang menurutnya diamalkan oleh Gus Dur.

"Sesuai apa yang ada dalam kaidah fikih, kebijakan seorang pemimpin itu harus berdasar pada kepentingan rakyatnya, bukan golongan," pungkas Ibu Sinta Nuriyah. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           1