Presiden Tawarkan Relokasi bagi Warga Asmat agar Lebih Dekat ke Layanan Kesehatan

Indonesia  | English
bagikan berita ke :

Selasa, 23 Januari 2018
Di baca 1238 kali

Presiden Joko Widodo kembali menjelaskan kendala yang dialami oleh tim dan jajarannya yang turun ke lapangan untuk menyelesaikan persoalan wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Saat dimintai tanggapannya oleh para jurnalis mengenai kejadian luar biasa tersebut, ia mengatakan bahwa medan yang teramat berat menjadi kendala yang paling menyulitkan timnya untuk menjangkau lokasi dimaksud.

"Mengenai kondisi baik di Asmat, Agas, dan Nduga itu kondisi lapangannya memang sangat berat. Yang kedua, itu juga tersebar," ujarnya di GOR Dempo Jakabaring Sport City,Palembang, Senin (22/1/2018).

Meski demikian, dalam rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, dikatakan bahwa Presiden dan jajarannya masih berupaya untuk mencarikan jalan keluar terbaik bagi penyelesaian masalah ini. Solusi jangka panjang amat diperlukan mengingat kejadian ini sebenarnya selalu ada tiap tahunnya.

"Ini setiap tahun kejadiannya selalu ada. Kita tidak usah tutup-tutupi. Yang paling penting menurut saya bagaimana mencarikan jalan keluar agar saudara-saudara kita ini tidak terkena wabah penyakit seperti campak dan gizi buruk," tuturnya.

Salah satu pemikiran yang akan coba ditawarkan kepada pemerintah daerah ialah dengan merelokasi sejumlah penduduk yang ada di tempat terpencil dan tersebar ke kota sekitar yang relatif lebih mudah dijangkau serta dekat unit pelayanan kesehatan.

"Alangkah lebih baik apabila itu direlokasi ke kota. Jadi desa-desa direlokasi ke kota. Tapi ini kan mengubah budaya. Tentang persiapan untuk perumahannya saya kira kabupaten dan provinsi juga punya kemampuan. Pemerintah pusat kalau memang dibutuhkan juga siap membantu," kata Presiden.

Presiden sendiri menggambarkan betapa sulitnya medan yang ditempuh oleh jajaran terkait saat menjangkau lokasi terdampak. Salah satunya, butuh waktu selama 4 hari untuk dapat sampai ke daerah tujuan.

"Contoh dari Wamena menuju ke Nduga itu lewat hutan belantara 4 hari. Di Asmat juga sama, di situ rawa-rawa. Untuk naik boat saja butuh 3 jam. Biayanya tidak kecil, Rp3-4 juta. Itu fakta-fakta yang ada di lapangan," ungkapnya. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0