Resmikan Tol Jombang-Mojokerto, Presiden Ingatkan Pentingnya Percepatan Infrastruktur

 
bagikan berita ke :

Minggu, 10 September 2017
Di baca 864 kali

Salah satu contoh infrastuktur yang biaya pembangunannya tinggi adalah Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta. Seandainya pembangunan MRT dimulai 26 tahun yang lalu, harga tanah masih berada di kisaran Rp2 juta - Rp5 juta per meter, sedangkan saat ini pembebasan tanah di Jakarta berada di kisaran Rp80 juta - Rp200 juta per meter.

"Coba dibayangkan, itu biaya per meter. Betapa mahalnya jika ditunda-tunda terus yang namanya pembangunan infrastruktur," tutur Presiden.

Apalagi, menurutnya, infrastruktur merupakan salah satu kunci sebuah negara untuk memenangkan persaingan. Selain itu, ketersediaan infrastruktur juga diyakini akan menurunkan biaya logistik suatu negara. Misalnya, biaya logistik atau biaya mengangkut barang dari satu provinsi ke provinsi lain di Indonesia berharga 2,5 kali lebih mahal dibandingkan Singapura dan Malaysia.

"Jika biaya itu mahal, artinya yang menjadi beban masyarakat itu mahal. Larinya ke sana. Oleh sebab itu, konektivitas seperti ini sangat diperlukan sekali," tegas Presiden.

Oleh karena itu, Presiden menyatakan tidak akan menunda lagi pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Saat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengabarkan bahwa ruas tol Kertosono-Mojokerto seksi II-seksi III telah siap diresmikan, Presiden pun menyambut baik kabar tersebut.

"Alhamdulillah, minggu-minggu (hari Minggu) saya datang saja, agar bisa cepat dipakai masyarakat. Setelah ini akan ada tiga lagi. Mungkin sebulan, dua bulan ini, buka jadi, buka jadi, jangan diundur-undur," katanya.

Kesadaran akan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur tidak hanya berasal dari keuntungan yang akan dinikmati negara, namun juga dari pengalamannya sendiri dalam menjangkau daerah-daerah pelosok wilayah Indonesia yang begitu luas.

"Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote. Saya saja yang Presiden merasakan susahnya menjangkau sebuah daerah, apalagi masyarakat. Saya bisa membayangkan," ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Mojokerto menyampaikan padanya bahwa pembangunan jalan tol ruas Mojokerto-Kertosono seharusnya sudah selesai sejak tahun 1996. Namun, karena berbagai hal, akhirnya terus tertunda.

"Pak, ini dari 1996, mundar-mundur, mundar-mundur, tidak rampung-rampung. Jika sudah seperti ini, mobil-mobil pindah ke sini, truk kontainer bisa pindah, jalannya sudah bisa digunakan masyarakat. Tidak ada kemacetan terutama di jalan-jalan lingkar luar kota,” ucap Presiden menyampaikan apa yang diucapkan Bupati Mojokerto kepada dirinya.

Selain itu, Presiden juga berpesan kepada pemerintah setempat agar memastikan bahwa jalan tol Kertosono-Mojokerto dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

Untuk diketahui, ruas tol Jombang-Mojokerto yang diresmikan Presiden sejauh 24,9 km tersebut meliputi Jombang-Mojokerto Barat Seksi II sepanjang 19,9 km dan Mojokerto Barat-Mojokerto Seksi III sepanjang 5,0 km. Sementara total ruas tol Kertosono-Mojokerto adalah 40,5 km. Seksi I antara Bandar-Jombang telah diresmikan pada 2014 lalu dan Seksi IV diharapkan selesai pada Oktober 2017.

Dalam acara peresmian tersebut, Presiden juga turut didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0