Sambutan dan Pengarahan Awal Presiden RI pada Pembukaan RKP Tahun 2011, 10 Januari 2011

 
bagikan berita ke :

Senin, 10 Januari 2011
Di baca 865 kali

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN AWAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PEMBUKAAN RAPAT KERJA PEMERINTAH

TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2011

DI JAKARTA CONVENTION CENTER

TANGGAL 10 JANUARI 2011

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirraahim,


Assalamu
'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,


Salam sejahtera untuk kita semua,


Yang saya hormati,

 

Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,


Para Pimpinan Lembaga-Lembaga Negara,


Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II beserta para Pejabat Eselon I di jajaran Kementerian,


Para Gubernur, Bupati, dan Walikota beserta para Pejabat Negara yang bertugas di daerah,


Para Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,


Para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian,


Para Pimpinan Badan-Badan Usaha Milik Negara,


Pimpinan dan Anggota Komite Ekonomi Nasional dan Komite Inovasi Nasional,


Para pimpinan dunia usaha,


Pimpinan dan para Anggota Dewan Pertimbangan Presiden,

 

Segenap tamu undangan dan hadirin sekalian yang saya hormati,


Pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, saya mengajak Saudara semua untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas perkenan rahmat dan rida-Nya kita semua masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur hari ini dapat bersama-sama mengikuti rapat kerja yang kita rancang untuk menyatukan gerak dan langkah kita menyukseskan pembangunan pada tahun 2011 ini.


Sambutan dan pengarahan awal saya dalam rangkaian acara rapat kerja hari ini, saya beri judul "Menyukseskan Program Kerja Pemerintah Tahun 2011." Dengan judul kecil yang tertera di bawah, "Mari kita berusaha sekuat tenaga dengan harapan jangan ada yang gagal". Mari kita bersama-sama mencegah jangan ada diantara kita yang gagal, karena kalau ada yang gagal hasil yang kita raih tentu tidak optimal.


Saudara-saudara,


Saya juga ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh jajaran pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas kerja keras untuk membangun dan memajukan Indonesa. Semua. Saya tahu bahwa perrmasalahan dan tantangan yang Saudara hadapi, yang kita hadapi, sering amat kompleks dan tidak selalu mudah untuk mengatasinya. Tetapi saya tahu hampir semua berjuang dengan gigih untuk menyukseskan pelaksanaan tugas masing-masing.

 

Bahkan beberapa daerah, dalam hal ini provinsi, kabupaten, dan kota, memiliki capaian dan prestasi di atas capaian dan prestasi nasional. Ini tentu menggembirakan dan saya berharap lebih banyak lagi yang memiliki hasil dan capaian seperti itu sehingga secara agregat dan secara kumulatif capaian kita secara nasional meningkat lebih baik lagi.


Ucapan terima kasih dan penghargaan juga saya sampaikan kepada unsur non-pemerintah, para pimpinan dan segenap anggota lembaga negara yang juga berjuang dengan gigih untuk memajukan negara kita. Termasuk yang tidak kalah pentingnya, kalangan dunia usaha yang juga terus mengatasi permasalahan akibat krisis ekonomi global, sambil terus membangkitkan dunia usaha dan perekonomian di tanah air kita. Kolaborasi dari semua itu, Saudara-saudara, menghasilkan sesuatu yang baik di negeri tercinta ini. Oleh karena itu, di atas segalanya, terimalah ucapan terima kasih dan penghargaan saya yang tulus atas komitmen, kerja keras, dan upaya yang gigih dari Saudara semua.




Kehadiran Saudara hari ini juga menunjukkan semangat dan tekad untuk menyukseskan tugas Saudara semua, tugas kita semua. Kehadiran Saudara juga menunjukan tanggung jawab kepada negara dan masyarakat atau rakyat atau organisasi yang Saudara pimpin. Dan bagi Gubernur, Bupati, dan Walikota, kehadiran dan tekad Saudara untuk menyukseskan pembangunan di tahun 2011 ini juga memenuhi harapan rakyat yang memilih Saudara semua dalam pemilihan para kepala daerah.


Pertanyaannya adalah, mengapa hari ini kita mesti berkumpul di Jakarta? Jawabannya sederhana dan marilah jawaban ini kita wujudkan dalam pelaksanaan tugas kita bersama, yaitu kita ingin tahun 2011 lebih baik dari tahun 2010. Itu bisa di capai kalau program kerja pemerintah secara keseluruhan benar-benar kita sukseskan di seluruh tanah air.


Forum hari ini berbeda dan bukan forum "Musrenbangnas". Setiap tahun ada forum Musrenbangnas. Forum itu sesungguhnya dirancang atau diadakan untuk memikirkan dan merencanakan pembangunan tahun berikutnya. Jadi nanti kalau bulan April ada Musrenbangnas, hampir sebagian besar dari Saudara bertemu lagi untuk membahas RKP 2012 dan APBN 2012. Oleh karena itu, waktunya lebih lama proses pertemuannya lebih interaktif dan dialogis.

 

Sedangkan forum hari ini, yaitu rapat kerja awal tahun, yang akan kita tradisikan di tahun-tahun mendatang, bertujuan untuk, sekali lagi, menyerasikan langkah kita untuk menyukseskan program kerja pemerintah tahun berjalan, tahun 2011 ini. Satu arah, namun saya mewadahi masukan yang saya terima dari para Gubernur, para Bupati, dan Walikota serta pemangku kepentingan yang lain, baik tertulis maupun lisan, baik yang disampaikan beberapa hari sebelum rapat kerja ini maupun yang disampaikan selama ini.


Utamanya dalam rapat kerja ini saya ingin Saudara-saudara, sebagai Kepala Pemerintahan diberikan amanah dan mandat oleh UUD 1945, mengajak Saudara semua untuk bersama-sama menyukseskan program pembangunan kita di tahun 2011 ini. Saya nanti diakhir rapat kerja ini akan menyampaikan direktif dan intruksi saya yang saya tujukan kepada seluruh jajaran pemerintah untuk bersama-sama kita sukseskan.


Saudara-saudara,


Mengapa berkali-kali saya menggunakan kata "kita"? Mengapa harus kita semua yang menyukseskan pembangunan tahun 2011 ini? Alasannya sederhana. Sebagai satu keutuhan, sebagai satu kesatuan, maka apabila ada salah satu simpul yang gagal, yang tidak berfungsi, yang tidak berberjalan baik, apalagi lebih dari satu simpul itu, hampir pasti hasil yang kita capai tidak akan optimal.

 

Kita masing-masing merupakan simpul. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan simpul pemerintah tiada lain adalah pada tingkat pusat ada Kementerian. Kalau ada satu Kementerian yang tidak berfungsi, bussiness as usual, tidak melakukan reformasi, lalai, apalagi lebih dari satu kementerian akan terpengaruh pada hasil secara keseluruhan.


Demikian juga lembaga-lembaga di tingkat di pusat, termasuk Lembaga Pemerintah Non-Kementerian. Demikian juga di daerah, manakala ada provinsi atau kabupaten atau kota, satu saja yang tidak berfungsi baik, yang gagal dalam melaksanakan tugasnya, akan mengurangi capaian secara nasional. Apalagi lebih dari satu. Demikian juga di provinsi, kabupaten, dan kota, BUMN, BUMD, semua. Masing-masing organisasi atau lembaga jajaran pemerintah adalah merupakan simpul yang memiliki peran yang penting. Di luar pemerintah, ada dunia usaha, ada non-governmental organization atau LSM, ada pers dan lain-lain, yang saya berharap sebagai kepala negara juga bisa bersinergi dan berkolaborasi untuk bersama-sama untuk menyukseskan pembangunan di tahun 2011 ini.


Hadirin yang saya hormati,

 

Para Pejabat Jajaran Pemerintah yang saya cintai,

 

Selalu saya menyampaikan kepada Saudara agar kita menjadi bangsa yang optimis, yang berpikir positif, yang penuh dengan keyakinan untuk membangun hari esok yang lebih baik. Dan untuk tahun 2011 ini, saya mengatakan kita patut bersikap optimis bahwa pembangunan di tahun ini akan berhasil atau lebih berhasil. Paling tidak ada empat faktor yang bisa mendorong pembangunan kita di tahun ini lebih berhasil lagi dibandingkan tahun lalu.


Pertama, momentum untuk terus kita bangkit dan tumbuh sebagaimana hasil yang kita capai tahun demi tahun sedang terjadi, there is momentum. Jangan kita sia-siakan. Jangan sampai pergi yang namanya momentum, peluang, atau window of  opportunity.

Kedua, potensi kita untuk tumbuh menjadi negara yang makin maju dan sejahtera dari berbagai sudut pandang juga besar. Kita punya potensi yang besar.


Yang ketiga, ketika dunia mengalami krisis, belum lama, 2008 dan 2009, alhamdulillah Indonesia selamat dan tahun 2010 telah tumbuh kembali.


Yang keempat, kita tahu di negeri kita masih banyak permasalahan, hambatan, dan tantangan. Tetapi, saya percaya bahwa hambatan dan permasalahan itu dapat kita atasi dan perbaiki bersama-sama, mulai tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Dengan 4 faktor itu, saya berkesimpulan bahwa kita patut optimis untuk keberhasilan pembangunan di tahun ini.


Saudara-saudara,


Pada bulan Oktober tahun 2009 kita bersama-sama menghadiri temu nasional, national summit. Kalau Saudara masih ingat, saya memberikan sambutan dan arahan, waktu itu pada jajaran pemerintah, dengan judul, "Siapa Bilang Indonesia Tidak Bisa." Itu pada masa krisis dunia. Kita belum tahu apakah kita bisa tumbuh kembali setelah diterpa dan mendapatkan dampak yang signifikan dari krisis global itu. Tetapi akhirnya sejarah jualah yang membuktikan. Dan dalam perjalanan sejarah kita sejak era kemerdekaan hingga hari ini dan saya percaya akan terus berlanjut, Indonesia selalu dapat keluar dari krisis. Krisis apapun. Dan setelah krisis negeri kita kembali tumbuh dan terus berkembang.

 

Sekarang ini, banyak prediksi dari pihak internasional, lembaga-lembaga dunia yang mengatakan bahwa Indonesia akan segera menjadi emerging economy, dengan berbagai prediksi. Saya tidak akan menyampaikan, silakan membaca dan mengikuti sendiri. Dan para Menteri manakala dalam presentasinya bisa sedikit diungkap, silakan diungkap, untuk menambah keyakinan kita bahwa kita bisa berbuat lebih baik lagi.


Dengan pengantar itu, Saudara-saudara, maka saya akan menyampaikan lima hal penting. Yang tersebut nomor 1,2,3, dan 4 akan saya sampaikan pada kesempatan ini. Sedangkan yang nomor lima, direktif dan instruksi khusus saya, akan saya sampaikan pada bagian akhir dari rapat kerja ini, sebelum rapat kerja ini kita akhiri.


Pertama. Saya akan mengingatkan kembali, atau sebuah refleksi di awal tahun, akan arah dan agenda pembangunan kita. Sebagai sebuah bangsa yang besar, mengarungi perjalanan yang penuh dengan rintangan dan tantangan, untuk mencapai masa depan yang lebih baik, kita tidak boleh kehilangan arah, tidak boleh mengalami disorientasi, dan tidak paham mana agenda utama yang itu mendorong ditetapkannya kebijakan dan strategi yang utama pula. Kita sering larut dalam keseharian, memecahkan satu masalah ke masalah yang lain, situasional, parsial, sehinggga sekali-kali perlu duduk, melakukan refleksi dan kontemplasi, sesungguhnya kita membangun negeri ini menuju ke mana dengan arah seperti apa dengan agenda dan prioritas seperti apa pula.


Yang kedua, baru bisnis hari ini. Apa misi yang harus kita lakukan di tahun 2011 ini. Tanpa memahami tugas pokok atau misi yang harus dilaksanakan oleh pemerintah di tahun ini, hampir pasti pelaksanaanya pun tidak akan efektif. Mari berangkat dari pemahaman dasar tentang mission statement, apa misi yang harus kita emban dan jalankan.

Yang ketiga. Baik kalau kita melakukan evaluasi di tahun 2010 kemarin. Apa saja capaian atau hasil atau
achievement. Sebaliknya tahun 2011 ini, kita juga harus mengenali permasalahan dan tantangan apa yang kita hadapi. Dengan demikian, orang yang cerdas akan menjaga dan bahkan meningkatkan hasil dan capaian yang telah diraih, seraya mengatasi, memecahkan, dan memperbaiki hal-hal yang belum baik serta menjawab tantangan yang ada di hadapan. Kita membangun bukan dalam lingkungan yang vakum, dunia seolah-olah statis, dunia juga dinamis, berkembang, dan sering apa yang terjadi pada tingkat dunia, memberikan dampak dan pengaruh pada pembangunan di negeri kita. Oleh karena itu, we have to know, kita harus tahu apa yang sedang berkembang di tingkat dunia baik global maupun regional, sekaligus mengenali peluang dan tantangan, opportunityand threat, yang selalu datang silih berganti dalam era globalisasi ini.

 

 

Dan, yang terakhir, sore nanti saya akan menyampaikan direktif dan instruksi khusus kepada jajaran pemerintah.


Saudara-saudara,

 

Mari kita mulai dari yang pertama. Menyangkut arah dan agenda pembangunan kita. Jangka panjang, long term objective, long term goal, yang kita tuju adalah kita berketetapan untuk menjadi negara yang maju di abad 21 ini. Masih ada 90 tahun lagi. Tetapi tidak harus menunggu sampai 90 tahun berakhir untuk menjadi negara maju. Negara maju dalam arti Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan. Tiga-tiganya harus kita hadirkan. Kita tidak hanya ingin maju dalam bidang perekonomian, tetapi memasung nilai-nilai demokrasi dan tidak menghadirkan keadilan. Bukan itu pilihan kita. Tiga-tiganya harus eksis dan hadir bersama.


Pada jangka yang lebih dekat, 15 tahun dari sekarang, atau saya boleh mengatakan Indonesia tahun 2025, kita ingin menjadi emerging economy, menjadi emerging nation, dengan tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang jauh lebih baik dibandingkan kondisi sekarang, apalagi kondisi lima, sepuluh tahun sebelumnya. Kita ingin income per capita dari ukuran ekonomi, meskipun bukan satu-satunya ukuran dari kriteria keberhasilan sebuah pembangunan, kita berharap sudah mencapai di atas US$ 6.000 dengan pemerataan yang baik dan adil, minimal. Kalau income per capita seperti itu tinggal dikalikan berapa jumlah penduduk kita sekarang 230 juta barangkali 10, 15 tahun lagi sudah di atas 245 juta, kalikan. Itu besaran GDP atau PDB yang harus kita bangun.


Saudara-saudara,


Dari persepetif pembangunan jangka panjang supaya kita tidak tersesat, salah arah, dan tidak mengenali hakekat pembangunan yang dilaksanakan di negeri kita ini, saya ingin mengingatkan sejumlah prinsip dasar, kebijakan, dan strategi yang utama dari pembangunan kita.


Pertama. Kita sepakat, pembangunan yang kita laksanakan haruslah pembangunan yang berkelanjutan, sustainable, dan berkeadilan, justice. Dalam bahasa yang popular, sering dipakai di literatur ekonomi ataupun dipakai oleh masyarakat dunia, kita ingin mewujudkan sustainable growth with equity, not only sustainable growth, not only high growth, tetapi sustainable growth with equity. Pertumbuhan yang terus berlanjut berarti tidak merusak lingkungan, tetapi sekaligus mendatangkan pemerataan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip nomor satu.


Yang kedua. Kita tidak perlu mendikotomikan apakah pembangunan kita ini berdasarkan resourceknowledge. Yang jelas kita memerlukan pendekatan terpadu, baik pendekatan dengan penggunaan yang cerdas dan arif dari sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi dan budaya, resource, knowledge, and culture-based development. Hanya dengan itu kita bisa berhasil dalam pembangunan.
atau berdasarkan


Yang ketiga. Haruslah berdimensi kewilayahan. Tidak boleh hanya satu sentra, satu zona, satu provinsi, satu pulau saja yang berkembang dan maju. Semua harus memiliki kemajuan dan pengembangan. Ini juga bagian dari balanced growth dalam konsep pertumbuhan yang dikembangkan oleh dunia dewasa ini.


Yang keempat. Menggunakan strategi empat jalur secara terpadu. Saudara sudah sangat hafal. Para Gubernur, Bupati, dan Walikota, para Menteri sudah menerapkan pembangunan di daerahnya masing-masing. Dan saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan karena Saudara juga bukan hanya tahu, tetapi juga mengimplementasikan dalam pembangunan di daerahnya yaitu pembangunan yang pro-pertumbuhan, pro-growth, pro-lapangan pekerjaan, pro-jobs, pro-pengurangan kemiskinan, pro-poor, dan pro pada pelestarian lingkungan, pro-environment. Four track strategy.


Saya ulangi. Kita tidak mengejar pertumbuhan yang tinggi semata. Literartur ekonomi mengatakan di atas 4% itu sudah tinggi, apalagi 7, 8, 9, 10, 11 % itu dianggap pertumbuhan yang lebih dari tinggi. Tetapi yang kita kejar bukan hanya pertumbuhan tinggi. Tetapi, sekali lagi, di samping pertumbuhan harapan kita tinggi diatas 6%, suatu saat diatas 7%, dengan memastikan kemiskinan terus turun dan keadilan dapat kita jaga dan tegakkan. Itu prinsip nomor empat.


Prinsip nomor lima. Dalam era globalisasi dewasa ini, kita harus mendapatkan banyak peluang dan tidak boleh kalah atau merugi. Kita juga harus belajar dari krisis-krisis dunia yang datang silih berganti untuk memastikan bahwa kebijakan dan strategi yang kita pilih, serta pelaksanaan di seluruh Indonesia itu tepat dan benar. Jangan mengulangi kesalahan negara lain. Atau jangan mengulangi kesalahan kita sendiri di waktu lalu.


Globalisasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mensyaratkan kita untuk juga bersifat pragmatis, tetapi pragmatis dengan visi, pragmatis dengan prinsip, adaptif. Jangan tidak bisa berubah akhirnya tertinggal seperti dinosaurus. Dan juga harus inovatif, dengan pikiran-pikiran yang cerdas, kreativitas bersama ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh, pada tingkat dunia, G-­20 telah merumuskan pertumbuhan ekonomi dunia kedepan haruslah menurut G-20, Indonesia salah satu anggota G-20, adalah pertumbuhan yang kuat, yang berimbang, dan yang berkelanjutan, a strong, balanced, and sustainable growth itu dunia, bagus.


Tetapi untuk kita, tidak cukup. Rumusan kita dari rumusan G-20 atau rumusan global community tadi harus ditambahkan kata-kata inclusive. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang hendak ktia capai adalah strong, kuat, kemudian, balanced, berimbang, inclusive, itu merata, merata dengan keberpihakan kepada kaum miskin, dan kemudian sustainable, tetap ramah lingkungan green development. Itu rumusan kita.

 

 


Kita harus cerdas juga mendapatkan sumber-sumber pertumbuhan apakah dari konsumsi, rakyat kita, rumah tangga kita dari pembelanjaan kita pusat dan daerah ada dalam APBN, APBD, atau investasi yang kita terus dorong di negeri ini, atau memperbesar peluang ekspor kita di luar negeri. Tetapi ingat, berbeda sama Singapura, Taiwan, Hongkong, ataupun Korea yang sudah maju, negeri kita memiliki sumber daya yang luas, wilayah yang luas, penduduk yang besar, dengan daya beli yang makin tinggi.


Artinya apa? Kita tidak boleh mengikut saja, menjadi export oriented economy, tetapi kita juga harus membesarkan ekonomi dalam negeri kita, pasar domestik kita, agar bisa berkontribusi pada pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Itu contoh bagaimana kita secara cerdas belajar mendapatkan peluang sambil mengembangkan apa yang menjadi pilihan kita di negeri sendiri dari globalisasi yang ada sekarang ini.


Yang keenam. Sukses diraih dan hanya akan diraih apabila ada kolaborasi seluruh elemen bangsa. Oleh karena itu, pemerintah sendiri tidak mungkin bisa mengatasi segalanya. Oleh karena itu, di samping pemerintah, baik pusat maupun daerah, saya mengajak Parlemen dan Lembaga-lembaga Negara yang lain, penegak hukum dan keamanan, universitas, dan think-tank yang ada, dunia usaha, civil society, pers, masyarakat luas, dan sebagainya. Mari kita berkolaborasi, bersatu padu untuk menyukseskan pembangunan kita.


Yang ketujuh. Saudara-saudara, kita harus tahu bahwa sebuah pembangunan, termasuk transformasi dan reformasi, mesti kita lakukan secara terus-menerus, bertahap, dan gigih atau all-out. Ini proses jangka panjang. Tidak ada resep ajaib. Tidak ada jalan pintas. Tidak ada yang instan. Oleh karena itu, sambil memegang teguh visi, goals, serta kebijakan dan strategi pembangunan kita, setiap program pembangunan tahunan harus kita sukseskan. 2011, tahun ini, harus sukses. Tahun depan, 2012, juga harus sukses. Tahun depan lagi, 2013, juga harus sukses.


Kalau itu yang kita lakukan, tahun demi tahun pembangunan kita berhasil, maka pembangunan lima tahunan akan berhasil. Kalau pembangunan lima tahunan berhasil, pembangunan jangka panjang akan berhasil, dan cita-cita kita menjadi negara maju di abad 21 ini, atau menjadi emerging economyinsya Allah akan terwujud.
pada tahun 2025,


Yang kedelapan. Yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan harus sinergis, sektoral dengan regional. Masih terlihat, kadang-kadang, antar-sektor, satu kementerian dengan kementerian lain, ada yang tidak sinkron. Tidak boleh terjadi. Ada pula antara pusat dengan daerah yang juga tidak sinkron. Ada pula antara provinsi dengan kabupaten/kota yang juga tidak sinkron, tidak sinergis.


Oleh karena itu, mari, mulai tahun ini, kita tingkatkan sinergi kita. Mari kita jalankan sistem nasional, negara kita negara kesatuan, bukan negara federal. Oleh karena itu, Presiden, mendapatkan amanah dari Undang-Undang Dasar, sebagai Kepala Pemerintahan. Oleh karena itu, RKPD harus juga memperhatikan RKP secara nasional.

Saya, pada saat pemilihan umum tahun 2009, dalam membangun visi dan misi, tidak boleh tidak melihat RPJPN 2005. Itu Undang Undang. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, ada sasaran tiap lima tahun. Oleh karena itu, saya tidak boleh lepas begitu saja, harus mengaitkan apa yang akan dilaksanakan oleh negara ini 2009-2014.

 

Demikian juga para Gubernur, Bupati, dan Walikota. Ketika berkampanye dalam pemilu kepala daerah, tentang visi dan misi, harus melihat apa yang ada dalam RPJPN dan apa yang menjadi program pemerintah pusat. Dengan demikian, terpelihara keterpaduan, sinergi, dan koordinasi. Otonomi daerah dan desentralisasi mesti kita efektifkan. Masih ada hambatan-hambatan persoalan di otonomi daerah, mari kita atasi bersama-sama, tetap dalam keterpaduan pembangunan nasional.


Delapan prinsip, Saudara-saudara, termasuk kebijakan dan strategi yang saya sampaikan tadi. Manakala kita jalankan dengan sungguh-sungguh, ke depan ini, saya yakin bahwa bukan hanya arah dan agenda pembangunan ini yang benar, tetapi kita bisa mempercepat menjadi emerging economy, dan bahkan bisa mempercepat tibanya masa yang kita nanti-nanti, Indonesia menjadi negara maju di abad ke 21 ini.

 

Bagian pertama telah saya sampaikan, tiada lain adalah mengingatkan kita semua tentang arah dan agenda pembangunan nasional kita, terutama jangka panjang.


Bagian kedua. Sebagaimana saya sampaikan tadi, adalah yang menjadi titik berangkat dari pelaksanaan tugas kita di tahun 2011 ini. Mari kita mulai dengan misi atau tugas pokok. Apa tugas pokok kita? Melaksanakan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. Tidak cukup pertumbuhan ekonomi sekarang ini. Kita harus lebih cepat lagi menurunkan kemiskinan, menciptakan lapangan pekerjaan. Jawabannya? Ekonomi must grow higher, mesti lebih tinggi lagi pertumbuhannya. Didukung oleh pemantapan tata-kelola, atau good-governance, dan sinergi pusat-daerah. Sebagaimana saya sampaikan tadi, rumusan misi ini ada dalam RKP 2011, misi, tugas pokok.


Sedangkan sasaran dalam RKP dan APBN 2011 antara lain adalah pertumbuhan ekonomi, kita ingin capai 6,4%, inflasi, harapan kita pada angka 5,3%, ini antara sasaran dengan asumsi, karena dinamis sekali, pengagguran, kita ingin turunkan menjadi 7%, sekarang 7,15%, kemiskinan, kita ingin capai antara 11,5%-12,5%, sekarang pada angka 13, sekian %. Itu sasaran.


Untuk mencapai sasaran itu, tentu diperlukan sumber daya, sumber daya antara lain adalah sumber daya finansial yang ada dalam APBN kita. Saya ingatkan, Saudara sudah tahu pada saat saya menyerahkan DIPA kepada para Gubernur, saya serahkan di Jakarta, kepada para Gubernur, Kementerian, dan Lembaga-lembaga tingkat pusat, bahwa belanja negara kita sekarang ini Rp 1.229,6 triliun, ini naik 9,2% dibandingkan spending atau expenditure atau belanja negara kita di tahun 2010.


Untuk diketahui, ketika belanja kita naik 9%, pendapatan kita sesungguhnya naik 11,3%, yaitu Rp. 1.104,9 triliun sehingga defisit bisa kita kurangi dari sebelumnya, hanya 1,8% yaitu Rp. 124,66 triliun. Defisit ini, menurut saya tepat, karena kita harus mengurangi defisit, mengurangi hutang luar negeri, lebih menggunakan kemampuan sendiri, tahun demi tahun. Mengapa tepat? Banyak negara lain yang defisit masih tinggi. Alhamdulillah kita bisa mengelola anggaran kita, keuangan kita sehingga kita bisa memiliki postur seperti itu. Nanti para Menko bisa menjelaskan lebih lanjut, implementasi atau sisi-sisi pelaksanaan dari misi pemerintah pada tahun 2011 ini.


Saudara-saudara,

 

Hal-hal penting yang perlu kita perhatikan dalam pelaksanaan misi pemerintah tahun 2011 ini, sasaran yang ditetapkan saya sebutkan tadi pertumbuhan, inflasi, pengangguran, kemiskinan, dan sasaran lain, terus terang tidak ringan. Tetapi, itu bisa dicapai, itu achievable. Sasaran itu dapat dicapai dengan asumsi atau anggapan. Ini asumsi, kalau asumsi ini berubah, meleset, bisa saja berpengaruh pada pencapaian sasaran. Asumsi yang saya maksud adalah faktor global tidak ada krisis baru. Dunia ini serba tidak pasti, tiba-tiba ada krisis yang dampaknya dirasakan oleh semua negara termasuk oleh negara kita. Mudah-mudahan tahun ini tidak krisis baru pada tingkat dunia.


Asumsi berikutnya lagi, dunia mengalami inflasi sekarang ini. Kenaikan harga yang terus terjadi pada harga pangan dan energi utamanya minyak bumi. Kita berharap apa asumsinya kita meskipun naik tapi ada batas pengelolaannya. Kalau naiknya meroket tentu kita harus mencari solusi, karena hampir pasti berpengaruh pada sasaran yang hendak kita capai. Itu faktor global, faktor dunia.

 

Ada juga faktor domestik, faktor nasional. Mudah-mudahan tidak terjadi ancaman keamanan non-tradisional, misalnya bencana berskala besar, wabah penyakit, kerusuhan sosial yang meluas dan sebagainya, yang tentu berpengaruh pada hasil pembangunan tahun ini.  Ada asumsi lain, kecil, tetapi jangan dianggap remeh. Saya berharap belanja pemerintah, government expenditure, terutama belanja modal yang ada dalam APBN dan APBD pusat, provinsi, kabupaten, dan kota betul-betul bisa digunakan dengan baik, bisa diserap, digunakan dengan efektif. Kalau itu meleset berpengaruh juga pada pertumbuhan ekonomi kita.


Saudara-saudara,

 

Meskipun tidak ringan sasaran itu, tetapi sangat bisa kita melampaui sasaran, insya Allah. Jika faktor lingkungan strategis menguntungkan, membawa kebaikan bagi Indonesia dan kita bekerja lebih keras dan lebih efektif lagi dalam satu kolaborasi dan sinergi yang baik. Itu bagian kedua, misi tahun 2011.

 
Sekarang saya akan masuk kebagian ketiga. Apa hasil dan capaian tahun 2010 serta apa permasalahan dan tantangan tahun 2011? Untuk memudahkan, saya angkat 10 capaian utama dan nanti 10 permasalahan ataupun tantangan utama.

 

Sepuluh capaian utama yang saya maksudkan adalah, satu, ekonomi terus tumbuh dan berkembang dengan fundamental yang makin kuat. Periksa pertumbuhan ekonomi kita, PDB kita, APBN kita, cadangan kita, cadangan devisa, indek harga saham gabungan kita, kemudian investasi kita, ekspor kita, daya saing kita di tingkat global, yang sepuluh kali lompat ke atas. Ini salah sebagian saja dari menguatnya ekonomi dan fundamental kita.


Yang kedua. Sejumlah indikator kesejahteraan rakyat mengalami kemajuan penting. Dunia memberikan penilaian. Ada top ten movers, istilahnya prestasi Indonesia dan sembilan negara yang lain, dibidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan income penduduk kita.


Yang ketiga. Stabilitas politik terjaga dan kehidupan demokrasi makin berkembang, dinamis. Memang politik kita, sekali-kali ada riak, ada benturan, tetapi sesungguhnya secara nasional tetap stabil. Checks and balances antara Pemerintah dengan DPR dengan DPD dan lembaga yang lain juga terjadi makin baik. Pemilu Kepala Daerah pada prinsipnya lancar, kalau ada protes itu lumrah dalam demokrasi, tetapi semua terlaksana di seluruh Indonesia.


Yang keempat. Minus terjadinya beberapa kasus besar dan kelemahan dalam penegakan hukum. Kita akui masih ada kelemahan, kekurangan, dalam kasus-kasus, tetapi pemberantasan korupsi, pemberantasan terorisme, dan penanggulangan narkoba mencatat sejumlah prestasi.


Yang kelima. Minus terjadinya konflik komunal berskala kecil, small scale communal conflict, benturan di antara unsur masyarakat, tetapi keamanan dalam negeri itu terjemahan dari internal security and public order, terjaga baik.

 
Keenam. Minus masih terjadinya hambatan birokrasi disana sini. Proses perbaikan iklim investasi dan pelayanan publik di banyak daerah yang mengalami kemajuan. Terima kasih para Gubernur, Bupati, dan Walikota.


Yang ketujuh. Kemiskinan dan pengangguran terus dapat kita turunkan. Meskipun, dengarkan kata-kata saya, meskipun bisa kita turunkan kemiskinan dan pengangguran, tetapi tetap rawan dengan gejolak perekonomian dunia. Jangan terlambat kita mengantisipasinya, jangan kita tidak punya rencana contingency dan jangan pula kita tidak cekatan memecahkan masalah bilamana dampak dari krisis global itu terjadi.


Yang kedelapan. Beberapa indikator ekonomi penting kita mencatat rekor baru dalam sejarah. Seperti income per capita, sekarang sudah tembus US$ 3.000, lima tahun yang lalu masih US$ 1.186. Cadangan devisa dulu US$ 36 billion, sekarang US$ 96, hampir US$ 100 billion. Kenaikan IHSG, yang tertinggi di dunia, naik 46% dan pendapatan domestik bruto, GDP kita, meningkat dan Indonesia kini peringkat 16 ekonomi besar di dunia. Ranking 16, ada yang mengatakan ranking 17, yang jelas kita masuk G-20 dengan besaran ekonomi seperti itu.


Yang kesembilan. Upaya pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk penyaluran KUR berjalan makin baik di seluruh daerah.


Yang kesepuluh. Atau dari capaian ini, Indonesia makin berperan dalam hubungan internasional. Makin nyata peran kita baik dalam mengatasi krisis ekonomi global dalam hubungan G-20, APEC, East Asia Summit, ASEAN, G-8+, dan sebagainya. Pemeliharaan perdamaian dunia, kita aktif sekali dalam menjaga ketertiban dan perdamaian dunia, dan juga kerjasama mengatasi perubahan iklim. Bahkan tahun ini, Saudara-saudara, kita mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah, baik ASEAN Summit, dua kali, East Asia Summit, yang dihadiri 18 negara dan pertama kali Presiden Rusia dan Presiden Amerika Serikat juga akan hadir. Kita menjadi tuan rumah Sea Games. Kita akan menjadi tuan rumah World Economic Forum untuk East Asia, dan sejumlah international event berskala besar. Ini menunjukkan bahwa kita semakin berperan dalam hubungan Internasional. Itu good news-nya.


Sekarang saya masuk ke bad news-nya atau yang masih menjadi permasalahan dan tantangan kita semua. Bukan apa-apa, untuk menyadarkan kita, memacu kita, berbuat lebih baik lagi.


Pertama. Dunia sekarang ini sedang mengalami inflasi atau kenaikan harga pangan dan energi. Jangan main-main. Ini kalau tidak bisa kita antisipasi dan carikan pemecahannya akan berdampak banyak, pada kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan, dan segala macam.


Yang kedua. APBN kita yang kita kelola dengan baik, dengan prudent, agar aman, agar sustain dan betul-betul bisa membiayai jalannya pemerintahan umum dan membiayai pembangunan kita mengalami permasalahan dan tekanan, yaitu angka subsidi yang besar. Oleh karena itu, ke depan subsidi harus tepat sasaran. Rakyat yang patut diberikan subsidi, rakyat berpenghasilan rendah, ekonomi lemah, wajib hukumnya. Tetapi, golongan masyarakat yang sudah mampu, atau lebih dari mampu, atau kaya, mengapa harus kita berikan subsidi yang itu mengurangi pembelanjaan kita. Kemudian, saya katakan tadi, permasalahan yang lain sudah dialokasikan baik-baik. Belanja modal, belanja barang, pusat-daerah, penyerapan anggaran, belum optimal benar. Belum mencapai 100% atau paling nggak 97%, 98% ini menyebabkan stimulasi pertumbuhan juga belum mencapai titik optimal.


Yang ketiga. Masih kurangnya infrastruktur, termasuk listrik. Meskipun tahun lalu berusaha keras PLN kita, pemerintah, tetapi tetap ada shortage yang menganga, harus kita segera penuhi. Infrastruktur dan listrik itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan atau, need and demand, dari sektor-sektor pembangunan kita.


Yang keempat. Meskipun telah mengalami perbaikan, masih ada hambatan investasi di seluruh tanah air, terutama dari segi perizinan dan kepastian hukum. Saya minta semua pemerintah daerah, DPRD, Kejaksaan, baik Negeri maupun Tinggi, Pengadilan, baik Negeri maupun Tinggi, Kepolisian, semua pihak, mari kita pastikan legal certainty, kepastian hukum betul-betul tegak, karena ini merupakan komponen penting dari iklim investasi.


Yang kelima. Penyimpangan dan korupsi masih saja terjadi. Harus kita akui, baik di pusat maupun di daerah. Termasuk korupsi dan kolusi di sektor perpajakan. Ingat, kalau tidak benar dengan perpajakan, penerimaan negara berkurang. Kalau penerimaan negara berkurang, pembelanjaan besar, akibatnya mendorong kita untuk hutang, padahal kita ingin mengurangi hutang, mendorong defisit. Mari kita pastikan penerimaan negara penuh kita dapatkan termasuk penerimaan dari pajak.


Yang keenam. Sejumlah praktek usaha pertambangan dan kehutanan masih merusak lingkungan. Sebagian para Gubernur saya minta lebih keras terhadap praktek usaha kehutanan dan pertambangan yang lalai untuk memperbaiki lingkungan. Saya akan datang langsung ke daerah-daerah yang saya ketahui lingkungannya relatif rusak.

 
Yang ketujuh. Fenomena politik uang, money politic, nampak berkembang. Ini lonceng kematian bagi demokrasi. Kalau dibiarkan akan mencederai dan merusak demokrasi yang bermartabat yang sama-sama ingin kita tegakkan. Menyedihkan.


Yang kedelapan. Sejumlah kewajiban pelayanan kepada rakyat belum berjalan baik. Antara lain beberapa kegiatan di wilayah pendidikan, kesehatan, dan pelayanan yang lain, serta pelayanan terhadap kaum marjinal, penyandang cacat, ada permasalahan sosial, lanjut usia, dan saudara kita yang miskin secara absolut menurut apa yang saya nilai, pelayanan kita masih belum seperti yang kita harapkan.


Yang kesembilan. Perlindungan dan bantuan kepada tenaga kerja Indonesia masih memiliki kekurangan dan kelemahan, mulai dari dearah sampai di pusat, sampai di luar negeri. Ini mata rantai.


Yang kesepuluh. Sejumlah daerah dan jajaran pemerintahan pusat, sejumlah, karena ada yang sudah bagus, masih belum memiliki kesiagaan dan kesigapan di dalam mengatasi bencana alam. Padahal kita tahu bencana alam akan datang setiap saat, memang negara kita rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi dan tsunami. Belum bencana-bencana yang lain, seperti banjir bandang, tanah longsor, taufan, badai dan sebagainya. Saya berharap tantangan ini para Menteri Koordinator bisa mengelaborasi supaya kita tahu inilah permasalahan kita, tantangan kita yang harus kita atasi bersama-sama. Itu bagian ketiga.


Bagian keempat atau terakhir pada sesi ini adalah, Saudara-saudara, saya tadi mengatakan kita membangun negeri kita bukan dalam lingkungan yang vakum, tetapi kita berada dalam masyarakat global yang juga dinamis dan terus bergerak dan berkembang. Maka Bab IV ini saya beri judul "Peluang dan tantangan dari perkembangan lingkungan global".

 

Saudara-saudara,

 

Dunia belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi tahun 2008-2009. Meskipun situasi di Asia, khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lebih baik . Di Amerika Serikat, permasalahan penganguran masih tinggi, unemployment. Demikian juga beberapa negara Eropa. Di banyak negara Eropa, ada permasalahan finansial dan kemudian disana-sini dampak dari krisis 2008, 2009, juga belum sepenuhnya bisa dihilangkan.


Kondisi tersebut, Saudara-saudara, tentu mempengaruhi peluang ekonomi kita, mengekspor barang-barang kita ke negara-negara yang sedang susah ekonominya tentu demand-nya, pembeliannya, menurun. Kalau menurun di sana berpengaruh pada produksi atau industri dalam negeri, tenaga kerja, dan sebagainya. Investasi yang kita harapkan mengalir deras juga bisa terkendala kalau negara yang ingin berinvestasi di Indonesia, ekonomi dalam negerinya masih mengalami masalah. Meskipun saya senang kepada Menteri-menteri terkait dan daerah, meskipun dunia seperti itu, ekspor dan investasi kita masih terus tumbuh. Tetapi, saya katakan, belum aman benar dari sisi perekonomian global.


Dalam kondisi seperti ini pula, banyak negara yang melakukan kebijakan non-tariff barrier. Kalau tariff barrier itu tidak popular karena bertentangan dengan praktek anti-proteksionisme, bertentangan dengan kesepakatan WTO. Tetapi kalau non-tariff barrier itu bisa disiasati oleh negara-negara tertentu. Misalkan, kita menjual barang ke negara x belum tentu tembus, alasannya merusak lingkungan, macam-macam, quality-nya tidak lolos, dan seterusnya.


Ada juga negara yang menerapkan kebijakan mata uang tertentu yang sangat menguntungkan negerinya. Misalnya, mata uangnya begitu rendahnya dari yang seharusnya, akibatnya negara itu bisa membanjiri barang-barang ekspornya ke seluruh dunia. Negara lain kewalahan mendapatkan banjir barang-barang dari negeri itu. Kita sendiri ingin berjualan di negeri itu, karena mata uangnya seperti itu, juga belum tentu kompetitif, tidak mudah pula. Ini kondisi yang kita hadapi dari sisi global.


Saudara-saudara,

 

Di samping masalah ekonomi, ada sejumlah isu besar yang dihadapi masyarakat global. Pertama, menyangkut keamanan dan perdamaian dunia. Masih banyak masalah, bukan hanya di Timur Tengah, tetapi juga di negara-negara lain. Kemiskinan global. Dari 6,8 miliar penduduk dunia sekarang ini, 2 miliar kurang lebihnya, sesungguhnya itu masih tergolong miskin, besar. 800 juta lebih itu kalau malam tidak bisa tidur karena perutnya lapar karena miskin.


Terorisme dan ekstrimisme masih membayang-bayangi dunia kita. Perubahan iklim yang dahulu tidak dipercayai, makin kelihatan dampaknya. Termasuk yang kita rasakan di negeri sendiri. Musim dingin yang luar biasa di Eropa dan di Amerika, termasuk Australia yang harusnya musim panas, tiba-tiba salju turun. Dan perubahan pola iklim yang ekstrim itu karena perubahan iklim yang terjadi. Belum bencana alam yang datang silih berganti. Contoh, bencana banjir di Australia itu menggenangi wilayah Australia, seluas Jerman dan Perancis dijadikan satu. Memukul pertambangan, pertanian, dan sumber ekonomi yang lain, tentu juga berpengaruh pada perekonomian global.


Saya meminta kita mewaspadai dan memperhatikan tiga isu krisis yang bisa menimbulkan sengketa antarnegara yang juga bisa berpengaruh pada harga-harga yaitu pangan, energi, dan air. Meskipun air seolah-olah ada di mana-mana, tetapi sudah mulai banyak daerah dan negara yang mengalami krisis air.


Saudara-saudara,

 

Setelah saya menjelaskan situasi dan kondisi dunia kita, tantangan-tantangannya, permasalahannya, tetapi marilah kita ingat bahwa dari semuanya itu selalu ada peluang bagi Indonesia. Contoh, kebutuhan Republik Rakyat Tiongkok dan India yang memiliki penduduk berjumlah 2,5 miliar manusia akan terus meningkat. Mungkin pangannya, energinya, atau komoditas lain atau jasa apapun. Ini adalah opportunity. Kalau cerdas kita, kita bisa berkerja sama dengan negara-negara itu dan tentu negara yang lain agar kita mendapatkan benefit ekonomi kita.


Yang lain. Negara-negara maju ingin bermitra dengan negara-negara berkembang atau emerging economies yang dipandang memiliki nilai dan komitmen yang sama dan kalau kerja sama dilaksanakan, ada benefit, ada manfaat yang diperoleh oleh negara berkembang atau negara yang sedang tumbuh itu, baik benefit ekonomi dan benefit teknologi atau benefit apapun.


Saya berikan contoh dengan sikap kita yang dianggap konstruktif terhadap lingkungan. Kita memelihara lingkungan kita tanpa mengurangi kewajiban untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengurangi kemiskinan, tetapi dengan komitmen yang nyata itu membikin Indonesia bisa melaksanakan kerja sama dengan negara sahabat yang mendapatkan benefit finansial dan teknologi. Demikian juga nilai-nilai demokrasi yang kita anut memungkinan kerja sama di bidang industri pertahanan, ini juga benefit dari situasi global manakala kita pandai-pandai mendapatkan peluang dari itu semua.


Saudara-saudara,

 

Itulah bagian keempat atau terakhir dalam sesi ini. Sambil kita melaksanakan semua tugas kita, menjalankan program kita, kita harus tahu kita hidup dalam perkembangan dunia yang dinamis. Oleh karena itu, pandai-pandailah mengantisipasi, dapatkan peluang, jawab tantangan dan kendala.

 

Dengan demikian, selesailah bagian saya untuk menjelaskan hal-hal yang penting. Dan setelah ini, setelah break, nanti, Wapres akan memimpin penjelasan pemerintah yang akan disampaikan oleh ketiga Menteri Koordinator.

 

Setelah itu akan break kembali. Nanti sore bertemu dengan saya lagi untuk saya sampaikan direktif dan instruksi khusus kepada jajaran pemerintah.

 

Atas perhatian Saudara semua saya ucapkan terima kasih,


Was
salaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI