Sambutan Pengantar Presiden RI pada Pembahasan Ekonomi untuk 10 tahun Mendatang, 30 Desember 2010

 
bagikan berita ke :

Kamis, 30 Desember 2010
Di baca 732 kali

SAMBUTAN PENGANTAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PEMBAHASAN EKONOMI UNTUK 10 TAHUN MENDATANG

DI ISTANA BOGOR
TANGGAL 30 DESEMBER 2010

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

 

Saudara Wakil Presiden, para Menteri, Gubernur Bank Indonesia, Gubernur DKI Jakarta, dan peserta retreat yang saya cintai,

 

Alhamdulillah, hari ini kita dapat berkumpul di Istana Bogor yang bersejarah ini, untuk saya ajak merumuskan sesuatu yang sangat penting untuk kita jalankan bersama, utamanya untuk meningkatkan secara nyata perekonomian nasional kita 5 - 10 tahun mendatang. Saya tahu, untuk kepentingan pertemuan ini yang, insya Allah, akan kita laksanakan secara marathon hingga nanti malam. Banyak di antara Saudara yang menyesuaikan jadwal kegiatannya. Ada yang sudah berencana menjalankan ibadah umroh. Kemudian diatur kembali waktunya karena mesti hadir dalam acara yang penting ini. Ada yang sudah berencana kunjungan ke Jepang, Gubernur Bank Indonesia, untuk tugas juga. Mungkin menyesuaikan satu hari barangkali.

 

Kemudian juga ada beberapa Menteri yang sudah ada agenda. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan.begitulah tugas. Tugas di atas segalanya. Dengan demikian, retreat ini dapat kita laksanakan dengan baik. Saya tahu, sudah banyak agenda yang akan Saudara lakukan. Konsolidasi akhir tahun, baik konsolidasi dalam hubungan tugas maupun dengan keluarga. Oleh karena itu, bagi yang mengikuti retreat ini, besok hari Jumat, saya persilakan untuk off satu hari. Kemudian, karena Sabtu - Minggu sudah libur memang itu. Apalagi tahun ini banyak sekali menggunakan hari libur kita untuk tugas, terutama berkunjung ke daerah bencana yang beberapa kali terjadi. Oleh karena itu, mari kita pusatkan retreat hari ini sampai menghasilkan sesuatu yang nyata.

 

Saudara-saudara,

 

Yang ingin kita hasilkan dalam pertemuan kita di Bogor ini adalah inti dari master plan peningkatan dan perluasan ekonomi kita untuk jangka waktu sepuluh tahun mendatang, utamanya untuk empat sampai lima tahun mendatang yang menjadi masa bakti Kabinet Indonesia Bersatu II.

 

Kita sudah punya dokumen strategis seperti RPJP, RPJM, RKP APBN. Nah, yang kita ingin susun ini sesungguhnya satu rencana yang lebih konkret itu. Agendanya jelas, sasarannya jelas, timeline-nya jelas, siapa berbuat apa jelas. Kalau itu menyangkut investasi, investasi di bidang apa jelas, dan seterusnya.  Dengan demikian, ini pelengkap dari semua dokumen strategis yang kita miliki. Mengapa harus kita bikin seperti ini? Karena, after all, yang kita perlukan adalah sebuah rencana yang lebih definitif. Saya mengkaji dan membanding-bandingkan dokumen serupa yang dilakukan oleh pemerintah negara-negara sahabat. Mereka punya seperti itu. Oleh karena itu, tidak keliru kalau, sekali lagi, disamping dokumen strategis yang lain kita susun rencana yang lebih definitif itu.

 

Kemudian, sebagaimana kita ketahui, jalan untuk mencapai pertumbuhan tinggi, PDB yang kuat dan income per capita yang juga tinggi, itu berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Kita masih ingat Tiongkok ketika mendiang Deng Xiaoping melaksanakan reformasi tahun 1978, dan dilanjutkan oleh pemimpin-pemimpin Tiongkok berikutnya, Tiongkok berubah seperti sekarang ini, menjadi ekonomi raksasa dunia. Yang ditempuh adalah dengan membangun economic zone, special economic zones, yang ternyata menjadi model pembangunan perekonomian Tiongkok.

 

Kemudian Korea Selatan menjadi negara industri yang maju. Dulu mengembangkan perusahaan-perusahaan besar sebagai hub, sebagai pilar, dan akhirnya membawa keseluruhan perekonomian Korea Selatan kompetitif, kemudian teknologi dan industrialisasinya itu bisa dikembangkan dengan baik. Ada juga, tentunya, Singapura negara yang lebih kecil dari segi size, itu menjadikan hub untuk services, trade, finance, dan sebagainya.

 

Lantas, India mengutamakan teknologi, termasuk teknologi informasi di samping sektor-sektor andalan yang lain. Saya baru mempelajari dokumen strategis Malaysia di bawah Perdana Menteri Najib. Malaysia memilih untuk mengembangkan sektor-sektor unggulan. Tapi, mereka punya sebetulnya rencana yang definitif. Barangkali diantara kita ada yang bertanya, apa diperlukan dalam sebuah tata perekonomian yang terbuka yang tidak lagi menganut paham plan economy atau command economy, yang lebih mengutamakan hukum-hukum pasar, sehingga lebih efisien dan sebagainya.

 

Kita tahu, kita tidak bisa mengabaikan hukum, kaidah, dan mekanisme pasar dalam sebuah perekonomian. Tapi kita juga belajar dari pengalaman di negeri sendiri maupun pengalaman dunia. Bahkan terakhir ketika dua tahun yang lalu terjadi krisis, ternyata baik market mechanism, meskipun appropriate government rules itu diperlukan, paduan yang tepat dari kedua wilayah itulah yang bisa menyukseskan perekonomian sebuah negara. Pendek kata, tidak boleh kita mendikotomikan bahwa setiap persoalan ekonomi pasti selesai oleh yang disebut dengan invisible hand, dan tidak lagi diperlukan visible hand, karena ternyata, sekali lagi, ada yang invisible hand, market mechanism, itu akan mengatur. Tetapi ternyata market mechanism, hukum-hukum pasar, tidak bisa menyelesaikan semua persoalan, terutama pada saat-saat krisis, terutama manakala terjadi ketidakadilan dalam sebuah pertumbuhan perekonomian. Disitulah, sekali lagi, peran pemerintah yang tepat menjadi keniscayaan.

 

Dalam konteks itu, maka kita akan memadukan kedua pendekatan itu dalam master plan yang akan kita susun. Pendek kata, mekanisme dari retreat kita ini kita bikin selonggar mungkin. Saya dengan Wapres akan memimpin langsung dengan proses yang cair. Dengan demikian, kita akan bisa menyentuh langsung nanti, merumuskan, memilih dari semua opsi yang ada, dengan tujuan sepuluh tahun dari sekarang kita mencapai income per capita dengan target tertentu nanti, dengan GDP, dengan target tertentu nanti. Kemudian growth atau pertumbuhan juga dengan target tertentu.

 

Yang sebagaimana saya janjikan awal-awal tahun depan ini akan kita tetapkan dan kita komunikasikan ke publik untuk mendapatkan dukungan dari semua pelaku ekonomi, termasuk utamanya pelaku dunia usaha. Oleh karena itu, dari jam 10.000 sampai jam 12.00, kita mendiskusikan bagaimana road to 7% - 8% growth. Kemudian road to GDP kita untuk tembus US$ 1 triliun. Kemudian kita break satu setengah jam. Kita mulai lagi nanti 13.30 untuk membahas yang lebih sedikit rinci master plan perekonomian kita dengan nanti memadukan, apa saja sasaran-sasaran secara sektoral, kemudian regional seperti apa, dan khusus Kawasan Ekonomi Metropolitan atau Megapolitan Jakarta akan kita bahas secara tersendiri.

 

Kemudian kita break sore hari. Malam hari kita mulai untuk merumuskan satu tahun ke depan 2011, apa yang mesti kita lakukan sebagai tahun pertama dari percepatan dan perluasan perekonomian kita ini. Harapan saya tidak lebih dari pukul 22.00, retreat ini bisa kita akhiri.

 

Saudara-saudara,

 

Itu yang menjadi kerangka utama. Dan nanti setelah break ini, kita mulai penglihatan kita bagaimana kita menuju ke pertumbuhan tinggi, GDP yang lebih besar dan income per capita yang lebih tinggi pula nanti. Dan kepada pers, pada saatnya nanti akan dijelaskan karena ini masih sebuah retreat sehingga kita ingin membuka ruang seluas-luasnya kepada para Menteri untuk masuk dan kemudian kita rumuskan bersama-sama. Demikian pengantar saya dan terima kasih.