Sambutan Presiden - Peringatan Hari Bela Negara 2015, Jakarta, 19 Desember 2015

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 19 Desember 2015
Di baca 935 kali

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERINGATAN HARI BELA NEGARA 2015
KANTOR PRESIDEN, JAKARTA
19 DESEMBER 2015




Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Om swastyastu,
Namo buddhaya,


Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air,
Hadirin sekalian yang saya hormati,

Pada hari ini, kita memperingati Hari Bela Negara yang dilaksanakan secara serentak di seluruh pelosok tanah air. Pada momentum peringatan Hari Bela Negara tahun ini, saya ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk belajar dari sejarah  perjuangan bangsa.

Sejarah mencatat bahwa Republik Indonesia bisa berdiri tegak sebagai negara-bangsa yang berdaulat tidak lepas dari semangat bela negara dari seluruh kekuatan rakyat, mulai dari prajurit TNI, petani, pedagang kecil, nelayan, ulama, santri, dan elemen rakyat yang lain. Mereka telah berjuang, mengorbankan jiwa raganya untuk membela tanah airnya dari para penjajah. Sejarah juga menunjukkan kepada kita semua bahwa membela negara tidak hanya dilakukan dengan kekuatan senjata, akan tetapi juga dilakukan oleh setiap warga negara dengan  kesadarannya untuk membela negara, melakukan upaya-upaya politik maupun  diplomasi.

Indonesia hari ini adalah hasil semangat bela negara dari para pejuang kusuma bangsa. Demikian pula, Indonesia di masa depan, saya yakin juga akan tetap bertahan sebagai bangsa yang besar dan berdaulat karena semangat bela negara dari seluruh anak bangsanya. Itulah api semangat yang tidak pernah padam dan harus terus kita kobarkan dalam menghadapi tantangan-tantangan baru di depan mata.

Saat ini, sebagai bangsa yang besar, kita menghadapi dinamika konstelasi geopolitik-ekonomi dunia yang berubah pasca-Perang Dingin. Gelombang perdagangan bebas dan tekanan integrasi ekonomi regional akan semakin besar dalam beberapa tahun ke depan. Perdagangan bebas telah menjadi agenda yang didorong oleh hampir semua negara di dunia. Persaingan ekonomi  antarnegara diperkirakan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang, terutama dalam hal penguasaan akses sumber daya maritim, energi, dan pangan. Inilah tantangan konkret yang harus kita hadapi bersama. Apabila kita lengah, maka bangsa Indonesia akan tertinggal dan tergulung oleh perubahan ekonomi dan politik dunia tersebut.

Bersamaan dengan gelombang perdagangan bebas, kita juga sedang menghadapi ancaman keamanan dari kejahatan kemanusiaan yang bersifat transnasional. Radikalisme dan terorisme telah menjadi ancaman nyata bagi keamanan dan perdamaian dunia. Selain itu, banyak anak-anak kita yang terjebak dalam ketergantungan pada narkotika, karena negara kita telah menjadi pasar bagi sindikat internasional. Banyak warga negara kita yang juga masuk dalam jaringan perdagangan manusia yang tidak berperikemanusiaan.

Di dalam negeri, kita juga harus menghadapi tantangan kemiskinan, keterbelakangan, dan ketimpangan. Belum semua warga bangsa bisa mendapatkan pelayanan kesehatan, memperoleh pendidikan yang layak, mendapatkan fasilitas air bersih, menikmati listrik di rumah-rumah mereka, dan juga bebas dari keterisolasian. Semua itu tantangan nyata yang harus kita hadapi bersama.

Kita juga menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan. Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang mahadahsyat jika kita mampu menjaganya dengan baik. Banyak contoh yang bisa kita lihat, bagaimana suatu bangsa  harus menghadapi takdir sejarahnya, menjadi terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Tantangan dan ancaman yang dihadapi bangsa adalah panggilan bagi kita semua untuk bela negara. Semua anak bangsa harus tergerak dan bergerak  untuk bela negara sesuai dengan ladang pengabdiannya masing-masing. Panggilan untuk bela negara bisa dilakukan oleh seorang guru, seorang bidan, tenaga kesehatan, petani, buruh, profesional, pegawai negeri sipil, pedagang, serta profesi lainnya. Bela negara bisa dilakukan melalui pengabdian profesi di berbagai bidang kehidupan masing-masing.

Bela negara bisa dijalankan melalui jalan diplomasi politik, memperkuat kemandirian ekonomi, maupun membangun ketahanan budaya. Seorang petani bekerja keras meningkatkan produksi adalah upaya bela negara untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Seorang guru berjuang mendidik anak-anak di kawasan perbatasan adalah wujud nyata bela negara, mencerdaskan kehidupan bangsa. Para prajurit TNI menjaga pulau-pulau terdepan, melakukan tugasnya karena semangat bela negara, mempertahankan kedaulatan wilayah negara kita. Para dokter, bidan, dan tenaga kesehatan memenuhi panggilan bela negara, dengan penuh semangat memberi pelayanan kesehatan sampai  ke wilayah-wilayah terpencil. Penggiat antikorupsi tanpa kenal lelah berjuang untuk mewujudkan bangsanya bebas dari korupsi. Begitu pula dengan perang terhadap kejahatan narkotika, adalah tindakan nyata untuk menyelamatkan generasi muda penerus masa depan bangsa.

Apa yang dilakukan oleh para guru, petani, dokter, prajurit TNI, dan profesi lainnya adalah wujud nyata kecintaan mereka pada  tanah air. Mereka rela berkorban untuk bangsa dan negara, bahkan melampaui kewajiban yang diberikan negara kepada mereka. Kita harus  memberikan apresiasi kepada semangat itu. Tugas kita semua memastikan agar api semangat mereka terus-menerus menyala, dan bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Saya menyadari bahwa kesadaran bela negara tidaklah tumbuh dengan sendirinya, tetapi harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan kewarganegaraan. Anak-anak kita harus diajak untuk mencintai bangsanya, mencintai tanah airnya, sehingga memiliki kebanggaan menjadi bagian dari Indonesia. Nilai-nilai bela negara harus ditanamkan dengan cara-cara yang kreatif, inovatif, serta bisa adaptif dengan perkembangan zaman. Kita berada di era kemajuan teknologi informasi yang menuntut digunakannya cara-cara baru. Anak-anak muda perlu diberikan ruang untuk mengekspresikan kecintaannya pada tanah air. Dengan cara itu, saya yakin mereka akan bisa mewujudkan semangat bela negara melalui cara-cara yang lebih kreatif.

Saudara-saudaraku sekalian,
Semangat bela negara akan menjadi kekuatan yang mahadahsyat apabila diikat dalam tali persatuan Indonesia. Sejarah sudah membuktikan bahwa, dengan persatuan Indonesia, semua tantangan  dan ancaman yang dihadapi bangsa akan bisa dilalui bersama. Para pejuang pembela negara bisa membangun kekuatan menghadapi penjajah hanya dengan kebersamaan dan gotong royong.

Untuk itu, saya mengajak semua elemen bangsa untuk membangun kebersamaan dan persatuan dalam menghadapi tantangan-tantangan bangsa ke depan. Mari kita bangun sinergi antarwarga bangsa. Walaupun kita berbeda-beda latar belakang profesi, suku, agama, maupun golongan, tetapi tetap bisa satu dalam mengatasi berbagai persoalan kebangsaan. Mari kita jalin kerja sama antardaerah untuk mewujudkan kemajuan bersama. Mari kita perkokoh persatuan dalam kemajemukan.

Kemajemukan bangsa bukanlah halangan untuk mewujudkan semangat bela negara. Ke-bhinneka tunggal ika-an justru akan bisa memperkuat kecintaan kita pada bangsa dan negara.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Pada momentum Hari Bela Negara ini, saya mengajak saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air untuk bersama-sama senantiasa berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara sesuai dengan peran dan profesi masing-masing. Tugas bela negara adalah tugas yang berat seiring dengan makin kompleksnya tantangan yang dihadapi. Namun saya yakin, melalui semangat kebersamaan dan persatuan serta kerja keras, kita semua mampu membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian serta berlandaskan gotong royong. Terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Salam damai sejahtera,
Om shanti, shanti, shanti om.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi
Sekretariat Presiden