Sambutan Presiden Joko Widodo usai Peresmian Pembukaan Investor Daily Summit 2023

 
bagikan berita ke :

Selasa, 24 Oktober 2023
Di baca 484 kali

di Plataran Hutan Kota Senayan, Provinsi DKI Jakarta


 

Bismillahirrahmanirrahim.


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua.
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

 

Yang saya hormati ketua dan pimpinan lembaga-lembaga negara yang hadir, para duta besar negara-negara sahabat, Gubernur Bank Indonesia, beserta para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Pj. Gubernur DKI Jakarta, Direktur Utama BNI, Chairman B-Universe; Bapak-Ibu sekalian hadirin undangan yang berbahagia.

 

Dunia sekarang ini makin tidak jelas. Tantangan yang kita hadapi juga tidak semakin berkurang, tetapi semakin bertambah. Perubahan iklim yang dulunya kita anggap sesuatu yang masih absurd, tetapi sekarang sudah nyata. Kekeringan, super El Nino betul-betul kita rasakan dan produksi beras turun hampir di semua negara, 22 negara mengerem, menyetop, tidak ekspor berasnya lagi. Inilah kondisi-kondisi yang dulunya tidak pernah kita hitung, tetapi muncul.

 

Kemudian juga, pelemahan ekonomi global. Yang kita tunggu, katanya tahun depan akan naik, tahun depan akan naik, ternyata juga belum. Kebijakan kenaikan suku bunga yang tinggi dan dalam waktu yang lama oleh Amerika Serikat juga semakin merumitkan, utamanya negara-negara yang berkembang. Capital outflow semuanya lari balik ke Amerika Serikat, semakin juga merumitkan kita semuanya.

 

Dan perang, perang yang satu, Ukraina belum jelas berakhirnya kapan, muncul lagi perang yang kedua Hamas-Israel, semakin mengkhawatirkan semua negara sekarang ini. Karena larinya nanti bukan hanya perangnya di Israel dan di Palestina, tetapi kalau meluas, melebar ke Lebanon, melebar ke Suriah, melebar nanti misalnya dengan Iran, akan semakin merumitkan masalah ekonomi semua negara karena harga minyak pasti akan naik.

 

Saya cek kemarin harga brent masih USD89 per barel, tapi bisa kalau meluas seperti yang tadi saya sampaikan, kita enggak ngerti, bisa mencapai 150. Inilah yang harus kita waspadai, hati-hati semuanya, baik sisi moneter maupun sisi fiskal.

 

Untuk negara kita sebetulnya arah ke depan itu sudah jelas, apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita kerjakan, semuanya sudah jelas, rencana-rencana sudah ada semuanya. Hilirisasi misalnya, peta jalan untuk minerbanya seperti apa, setelah disetop nikel, kemudian setop tembaga, kemudian setop bauksit, kemudian setop timah. Dilanjutkan lagi nanti untuk hilirisasi di bidang perkebunan, pertanian, kelautan, semuanya, peta jalan itu sudah jelas. Tinggal kita ini biasanya dari kunci keberlanjutan itu bukan di kebijakan makronya, bukan di rencana-rencana makronya, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengawal implementasi. Kerja detail, dicek yang detail, kerja lapangan, diawasi dan dicek di lapangan. Artinya, kerja mikro itu sangat penting sekali. The bottlenecking diselesaikan.

 

Memang kerja sekarang enggak bisa yang makro saja, enggak bisa. Dan punya tim, kita harus punya tim, masing-masing kementerian/lembaga punya tim untuk mengawal di lapangan. Ini biasanya yang senang untuk diterjunkan di lapangan ini anak-anak muda. Kawal di lapangan, cek di lapangan, awasi lapangan, sehingga sesuai betul dengan kebijakan/policy yang sudah kita putuskan.

 

Saya berikan contoh, misalnya pembangunan MRT. Rencananya sudah ada 26 tahun yang lalu waktu saya gubernur saat itu, 26 tahun rencana itu ada, tapi tidak dieksekusi. Memang ada problemnya, dikalkulasi/dihitung selalu rugi, kesimpulan rugi, enggak berani memutuskan. Hitung lagi, kesimpulan rugi.

 

Bapak-Ibu sekalian,
Memutuskan seperti itu, itu adalah keputusan politik, bukan keputusan ekonomi di perusahaan. Dihitung untung ruginya boleh, tetapi kalau itu dihitung, kemudian selalu rugi terus, apakah kita tidak akan bangun yang namanya MRT? LRT juga sama seperti itu, hanya bagaimana menutup kerugian itu dari sebelah mana, dari anggaran apa, dari income apa, dari penerimaan apa, itu yang harus dicari. Akhirnya ketemu, ditutup dari ERP, ditutup dari Electronic Road Pricing. Ketemu, ya sudah diputuskan. Saat itu saya putuskan dan itu adalah keputusan politik. Bahwa APBN atau APBD sekarang masih suntik Rp800 miliar itu adalah memang kewajiban, karena itu pelayanan, bukan perusahaan, untung dan rugi.

 

Kembali, ini kok kelihatannya serius semua, gitu. Mungkin masih kepagian ini, jadi saya lihat kok serius semua. Saya mau memberi hadiah sepeda saja lah.

 

Jadi, kita ini memang harus berhitung dan main nafas panjang. Endurance kita harus betul-betul kita kalkulasi, tahan sampai kapan. Kalau APBN saya cek sampai 13 Oktober kemarin, Ibu Menteri Keuangan, Bu Sri Mulyani masih pegang uang, ya menurut saya masih gede banget lah kira-kira Rp616 triliun. Jadi masih untuk nafas panjang sampai 2024 masih, masih aman. Dan, kalau pagi ketemu Bu Sri Mulyani masih tersenyum, saya juga di hati saya masih tenang saya. Tapi kalau sudah enggak ada senyumnya, itu mesti kita tanda tanya.

 

Kemudian kalau melihat pelemahan ekonomi global, kita juga masih bersyukur, growth kita masih di atas 5 persen. Kemudian kalau kita lihat persentase depresiasi mata uang, kita juga masih aman, aman untuk sektor riil, aman untuk sektor keuangan, dan aman juga untuk inflasi. Karena kemarin saya bertemu dengan Pak Gubernur BI dan OJK, saya tanya pertumbuhan kredit di angka berapa, menurut saya masih tumbuh baik di 8,69 [persen]. Ini angka yang menurut saya, angka yang cukup baik.

 

Dan, pada hari ini kita juga akan rapat bagaimana untuk men-trigger ekonomi, kita akan memberikan insentif. Belum kita putuskan, masih rapat pada sore hari ini, memberikan insentif pada dunia properti, dunia perumahan untuk menjaga momentum ekonomi kita. Kita nanti akan putuskan, mungkin akan putuskan, segera putuskan PPN akan ditanggung oleh pemerintah. Dan, untuk perumahan yang MBR [Masyarakat Berpenghasilan Rendah], untuk masyarakat ekonomi di bawah ini juga akan diberikan bantuan untuk uang administrasi yang Rp4 juta itu ditanggung oleh pemerintah, sehingga akan men-trigger ekonomi kita.

 

Kemudian juga kalau kita lihat, saya juga biasanya melihatnya itu di pajak, di pajak. Kemarin Bu Menteri Keuangan juga menyampaikan, pajak masih tumbuh 5,6 persen dari baseline tahun lalu, artinya masih ada pertumbuhan penerimaan negara. Artinya, kalau orang bayar pajak, bisnis dia jalan. Ceknya di sini saya biasanya, asal penerimaan negara masih tumbuh, penerimaan pajak masih tumbuh, ya itu lah berarti ekonomi kita masih baik. Tetapi sekali lagi, kita semuanya harus melihat kembali tantangan-tantangan yang di depan tadi sudah saya sampaikan. Saya rasa, itu yang ingin saya sampaikan.

 

Dan, terakhir supaya enggak terlalu serius, saya beri hadiah sepeda, silakan maju yang bisa, yang bisa menjawab pertanyaan saya. Jauh di mata, dekat di hati. Jauh di mata, dekat di hati. Jawabannya silakan tunjuk jari. Ini tadi yang paling cepat. Iya Bu. Dikenalkan nama.

 

Peserta Investor’s Daily Summit 2023 (Matthew Lembong)
Selamat siang semua, saya Matthew Lembong, salam kenal.

 

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Matthew, dari?

 

Peserta Investor’s Daily Summit 2023 (Matthew Lembong)
Saya kebetulan dari private sector, Pak, properti.

 

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dari properti. Jauh di mata, dekat di hati. Jawab, Matthew.

 

Peserta Investor’s Daily Summit 2023 (Matthew Lembong)
Saya rasa jauh di mata, dekat di hati adalah BNI Investor’s Daily Summit 2023, saya rasa.

 

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Salah, bukan itu. Ada yang bisa? Maju silakan, iya maju. Iya benar, menurut Matthew benar, BNI Investor’s Daily Summit 2023, tapi menurut saya salah. Kenalkan nama, langsung.

 

Peserta Investor’s Daily Summit 2023 (Zulfakar)
Perkenalkan nama saya Zulfakar, Pak. Zulfakar.

 

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Zulfakar. Mas Zul langsung jawab jauh di mata, dekat di hati.

 

Peserta Investor’s Daily Summit 2023 (Zulfakar)
Jawabannya adalah empedu, Pak.

 

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sepeda satu, sudah.

 

Peserta Investor’s Daily Summit 2023 (Zulfakar)
Terima kasih, Bapak.

 

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Silakan kembali ke tempat. Sepedanya diambil di istana. Yang dapat sepeda hanya Mas Zul, Matthew enggak dapat.

Terakhir, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini secara resmi saya buka BNI Investor’s Daily Summit 2023.

 

Terima kasih.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


 



Sumber: https://setkab.go.id/peresmian-pembukaan-investors-daily-summit-2023-di-plataran-hutan-kota-senayan-provinsi-dki-jakarta-24-oktober-2023-2/