di Halaman Tengah Istana Kepresidenan, Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati dan saya Presiden keenam Republik Indonesia, Bapak Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono;
Yang saya hormati dan saya muliakan Presiden ketujuh Republik Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo;
Wakil Presiden Republik Indonesia, Saudara Gibran Rakabuming Raka;
Yang saya hormati dan saya muliakan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-13, Bapak KH. Prof. Dr. Ma’ruf Amin;
Yang saya hormati dan saya muliakan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, Bapak Dr. Muhammad Jusuf Kalla;
Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia ke-11, Bapak Prof. Dr. Boediono;
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Saudara Ahmad Muzani beserta para Wakil Ketua MPR;
Yang saya hormati Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Saudari Puan Maharani, dan para Wakil Ketua DPR RI yang hadir, serta para pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Komisi VI dan Komisi XI. Tanpa mereka hari ini tidak akan terjadi. Terima kasih Ketua DPR dan semuanya;
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Saudara Sultan Najamudin, beserta para Wakil Ketua DPD;
Para pimpinan lembaga tinggi negara yang hadir, para menteri koordinator, para menteri, kepala badan Kabinet Merah Putih, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Jaksa Agung, Kepala BIN, Panglima TNI, Kapolri, dan para Wakil Menteri, serta seluruh anggota Kabinet Merah Putih yang hadir;
Juga para ketua umum partai politik: Ketua Umum Partai Golongan Karya, Saudara Bahlil Lahadalia; Ketua Umum Partai Demokrat, Saudara Agus Harimurti Yudhoyono; Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Saudara Zulkifli Hasan; Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Saudara Muhaimin Iskandar; Ketua Umum Partai Nasdem, Saudara Surya Paloh, berhalangan karena sedang berada di luar negeri; Presiden PKS, Saudara Ahmad Syaikhu, juga berada di di luar kota; Ketua Umum Partai Gelora, Saudara Anis Matta; Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Saudara Mardiono; Ketua Umum Partai Gerindra, saya sendiri, tapi hadir Ketua Harian dan Sekjen; yang mewakili Partai Bulan Bintang, Partai Prima, Partai Garda Republik, dan Partai PDI Perjuangan;
Hadir juga di sini senior kita, tokoh ekonomi Indonesia, Bapak Prof. Dr. Emil Salim;
Yang saya hormati para duta besar negara sahabat, hadir di sini 65 duta besar negara sahabat dan 32 perwakilan juga negara-negara sahabat yang hadir;
Hadir di sini juga tokoh-tokoh organisasi-organisasi agama: Ketua Umum Nahdlatul Ulama, Saudara KH. Yahya Cholil Staquf; Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Haedar Nashir; Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin; Perwakilan dari Persekutuan Gereja Indonesia, Majelis Ulama Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Pengurus Pusat Persatuan Umat Buddha Indonesia, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia;
Hadir juga para ketua organisasi-organisasi pengusaha: hadir Ketua Umum KADIN beserta pengurusnya, Ketua Umum HIPMI beserta pengurus, Ketua Umum Apindo dan jajarannya;
Para pimpinan Foreign Chambers and Business Council in Indonesia: from United States, People’s Republic of China, Europe, Japan, Australia, Republic of Korea, and other friendly nations;
Saudara-saudara sekalian, hadir juga tokoh-tokoh pengusaha nasional: Bapak Chairul Tanjung, Bapak Garibaldi Thohir, Bapak Franky Wijaya, Bapak H. Andi Syamsuddin Arsyad, Bapak Anindya Bakrie, Bapak Arsjad Rasjid, beserta para pengusaha nasional, para CEO dan para pelaku ekonomi yang saya hormati;
Hadir para pelaku perbankan nasional: Dirut Bank Himbara, Gubernur BI yang saya hormati, Ketua OJK, Kepala LPS, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, dan para pengguna pasar modal;
Hadir juga para rektor-rektor universitas serta para pimpinan redaksi dari media-media nasional;
Hadirin tamu undangan yang saya hormati.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Bulan Agustus ini, bangsa yang kita cintai, bangsa Indonesia akan dengan bangga akan merayakan 80 tahun kemerdekaan. Selama delapan dekade, kita telah menghadapi berbagai tantangan dan ujian. Namun, kita tidak pernah goyah dalam mewujudkan visi membangun Indonesia yang sejahtera. Kita telah berkorban begitu banyak demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menegakkan cita-cita luhur yang menjadi dasar berdirinya bangsa kita.
Namun, di tengah perayaan atas capaian yang telah kita raih, kita juga harus berani menghadapi kenyataan, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri. Setelah 80 tahun merdeka, mengapa masih ada anak-anak kita yang kelaparan? Mengapa para petani dan nelayan kita masih berjuang untuk mendapatkan hasil yang layak dari kerja keras mereka? Mengapa setelah delapan dasawarsa masih ada desa dan kota yang belum tersentuh listrik? Mengapa di tengah kekayaan yang kita miliki, masalah-masalah ini masih tetap ada? Dan yang lebih penting bagaimana kita dapat memperbaiki keadaan ini.
Bukan karena kita kekurangan sumber daya, tapi mungkin karena cara kita mengelola dan memanfaatkannya belum sepenuhnya memberi manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat. Inilah kenyataan yang harus kita akui, karena perubahan yang berarti hanya bisa dimulai dari keberanian untuk melihat kebenaran. Keberanian untuk melihat kekurangan-kekurangan kita. Mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang dianugerahkan tuhan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dan masa depan Indonesia adalah tugas utama kita.
Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD 1945, Ayat 1, yang berbunyi perekonomian disusun sebagai usaha bersama, berdasar atas asas kekeluargaan. Ayat 2, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat orang hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Ayat 3, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Asas-asas ini harus menjadi pedoman kita dan memang telah menjadi pedoman kita.
Dalam memastikan bahwa kekayaan nasional benar-benar memberi manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia, asas-asas inilah yang membimbing pekerjaan saya dan menjadi dorongan utama bagi saya dalam menjalankan amanah konstitusional dengan dedikasi serta efektivitas yang setinggi-tingginya.
Mengatasi tantangan-tangan ini, memerlukan respons yang berani dan strategis. Itulah sebabnya peluncuran Danantara Indonesia hari ini memliki arti yang sangat penting. Karena Danantara Indonesia bukan sekadar sebuah badan pengelola investasi, melainkan harus menjadi instrumen pembangunan nasional yang akan mengoptimalkan cara kita mengelola kekayaan Indonesia.
Jangan salah, apa yang kita luncurkan hari ini bukan sekadar sebuah dana investasi, melainkan instrumen/alat pembangunan nasional yang harus bisa mengubah cara kita mengelola kekayaan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Kita telah membuktikan komitmen dalam mengelola kekayaan negara dengan disiplin keuangan yang ketat dan tata kelola yang bertanggung jawab.
Dalam 100 hari pertama pemerintah yang saya pimpin, kami berhasil mengamankan lebih dari Rp300 triliun, hampir USD20 miliar dalam bentuk tabungan negara, dana yang sebelumnya terhambat oleh inefisiensi, korupsi, dan belanja-belanja yang kurang tepat sasaran. Kini, dana tersebut akan dialokasikan untuk dikelola oleh Danantara Indonesia, diinvestasikan dalam 20 atau lebih proyek-proyek nasional, sebagai bagian dari industrialisasi kita dan hilirisasi kita.
Proyek-proyek yang berdampak tinggi yang akan menciptakan nilai tambah yang signifikan untuk bangsa kita, menciptakan manfaat nyata lapangan kerja yang bermutu, dan kemakmuran yang berjangka panjang bagi masyarakat Indonesia. Kita tidak mau lagi menjual sumber alam kita murah, kita tidak mau jadi sumber raw material bagi bangsa lain. Kita bertekad ingin menjadi negara maju.
We have already proven our commitment to managing Indonesia's wealth and assets with very careful financial discipline and responsible governance. In our first 100 days, my administration secured over 20 billion US dollars in savings. Funds that we’re once strapped in inefficiency, corruption, and misallocation, but will now be channeled into 20 high impact national projects, creating real long-term benefits for our people.
Saya bersama pemerintah yang saya pimpin didukung oleh koalisi yang solid, bertekad keras untuk membangun suatu pemerintahan yang bersih, yang bebas dari korupsi. Saya akan melawan korupsi dengan sekeras-kerasnya dan dengan segala tenaga dan upaya yang bisa saya kerahkan tanpa pandang bulu.
Prinsip yang sama akan menjadi fondasi dalam pengelolaan Danantara Indonesia. Visi untuk mengelola sumber daya nasional secara bijaksana bukanlah sesuatu yang baru. Tidak lama setelah kemerdekaan, para pendiri bangsa mendirikan Bank Industri Negara untuk membiayai sektor perkebunan, industri pertambangan.
Pendahulu-pendahulu kita, telah lama investasi dalam sektor-sektor strategis. Presiden pertama kita, mendirikan Institut Pertanian Bogor karena memandang pertanian sebagai sektor strategis. Bung Karno pernah mengatakan the stomach cannot wait, kita tidak boleh mengizinkan kelaparan ada di Indonesia. Presiden kita pertama pun yang membesarkan Institut Teknologi Bandung karena kita untuk merdeka, untuk sejahtera harus menguasai teknologi. Presiden kedua meneruskan pembangunan dan semua presiden-presiden kita membawa kita sampai kita sekarang hari ini bisa meluncurkan Danantara Indonesia.
Presiden Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden Joko Widodo semua telah memberi peran dan memberi sumbangan yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. Dan sekarang jatuh lah kepada kami untuk mengamankan fondasi-fondasi yang telah dibangun dan untuk meneruskan mencapai cita-cita kita menjadi negara sejahtera, rakyat kita makmur aman dalam keadilan.
Saudara-saudara sekalian,
Kini setelah hampir 80 tahun berlalu, tiba lah genarasi kita, pemerintah kita, untuk mewujudkan visi para pendiri dan pendahulu kita. Kita harus memastikan bahwa kekayaan Indonesia benar-benar bermanfaat dan dirasakan manfaatnya untuk kepentingan rakyat dan bisa meningkatkan tingkat penghasilan rakyat Indonesia.
Saya memahami, bahwa banyak pertanyaan tentang Danantara Indonesia, mungkin ada yang ragu-ragu apakah ini bisa berhasil atau tidak. Hal ini adalah wajar karena inisiatif ini belum pernah ada sebelumnya. Namun hari ini, seluruh rakyat Indonesia patut berbangga karena dengan total aset lebih dari USD900 miliar, Danantara Indonesia akan menjadi salah satu dana kekayaan atau sovereign wealth funds negara terbesar di dunia.
I know and I realize that there are many questions about Danantara Indonesia. This can be expected, because this is a new initiative, unprecedented in our history. Today, all Indonesians can be proud to learn that with total assets of more than 900 billion US dollars under management, Danantara Indonesia will be one of the world's largest sovereign wealth funds.
Danantara Indonesia adalah solusi strategis dan efisien dalam mengoptimalkan badan usaha milik negara. Kita tidak hanya akan menginvestasikan dividen BUMN ke industri-industri yang mendorong pertumbuhan jangka panjang, tapi juga akan mentransformasi BUMN kita menjadi pemimpin kelas dunia di sektor masing-masing.
Perusahaan yang kompetitif, profesional, dan terintegrasi dalam perekonomian global, kita ingin melihat lebih banyak BUMN Indonesia masuk dalam daftar Global Fortune 500. Membuktikan bahwa Indonesia bukan sekadar pengikut, tapi Indonesia juga dapat menjadi pelopor dan pemimpin dalam perekonomian dunia.
Gelombang pertama investasi senilai USD20 miliar dalam kurang lebih 20 proyek strategis bernilai miliaran dolar akan difokus pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan. Inilah sektor-sektor yang akan menentukan masa depan kita, ketahan kita, dan kemandirian bangsa kita.
Pembentukan Danantara Indonesia menandai era baru bagi badan usaha milik negara yang kita pandang bukan bukan hanya sebagai entitas bisnis, tapi sebagai aset nasional yang akan menjadi agen pembangunan dan pertumbuhan, fundamental bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteran rakyat. Oleh karena itu, BUMN harus beroperasi dengan standar yang tinggi, governance yang terbaik. BUMN harus mengedepankan inovasi, gagasan besar, tranparasi, kemajuan teknologi, sekaligus menjaga disiplin, kehati-hatian serta komitmen terhadap tata kelola yang baik dan pengelolaan yang bertanggung jawab.
Kolaborasi antara Danantara Indonesia, BUMN, dan mitra sektor swasta dan UMKM serta koperasi, akan menjadi kunci dalam memaksimalkan peran mereka dalam pembangunan nasional. Namun, ikhtiar kita terhadap Danantara Indonesia tidak berhenti di dalam negeri saja, Danantara Indonesia juga akan menjadi agen bagi peran global Indonesia yang semakin kuat. Melalui inisiatif ini kita akan menjalin kemitraan strategis dalam energi terbarukan, infrastruktur, pendidikan, dan menempatkan Indonesia sebagai pemain utama di tingkat global, serta berkontribusi bagi kesejahteraan dan stabilitas regional dan dunia.
Para tamu undangan yang saya hormati, para duta besar, para tokoh-tokoh bangsa yang hadir di sini, para pemimpin-pemimpin dari semua kalangan dan semua sektor,
Danantara Indonesia menyampaikan kepada dunia bahwa kita siap untuk bekerja sama. Indonesia sends a clear message to all friends and partners worldwide, Indonesia is open for collaboration, open for business, open for investment, and open for shared prosperity. Danantara Indonesia will allow us to expand our international cooperation, and I can only hope that our global partners will recognize Indonesia's potential not just as an emerging economy, but as a force for regional stability and shared progress.
Hari ini saya bangga dengan bangsa saya, saya bangga kepada semua pihak yang telah bekerja keras mewujudkan Danantara Indonesia, karena ini adalah tonggak sejarah dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian ekonomi, ketahanan, dan kesejahteraan. Dengan Daya Anagata Nusantara, yang artinya adalah energi, kekuatan masa depan bagi nusantara, kekuatan energi masa depan bagi Indonesia. Yang artinya, Danantara Indonesia, adalah untuk anak dan cucu kita. Danantara Indonesia untuk itu harus dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan sangat hati-hati, dengan sangat transparan, dengan saling mengawasi, harus bisa diaudit setiap saat oleh siapapun, karena ini sekali lagi adalah milik anak dan cucu kita, milik generasi penerus bangsa Indonesia.
Saya yakin dan percaya, Indonesia akan terus melangkah maju, lebih kuat, dan lebih bersatu dari sebelumnya. Dengan keyakinan ini, mari kita bergerak bersama, bersatu dalam tujuan, teguh dalam tekad, dan yakin bahwa pencapaian terbesar Indonesia masih ada di depan kita.
Saudara-saudara sekalian,
Percayalah, Indonesia akan capai cita-citanya. Kita akan menjadi negara maju, negara makmur, negara terhormat.
Terima kasih
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om santi santi santi om,
Salam kebajikan,
Namo buddhaya.
Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!