Sambutan Presiden pada Pembukaan Hannover Messe 2021

 
bagikan berita ke :

Senin, 12 April 2021
Di baca 674 kali

Istana Negara, Jakarta
 
 
 

Yang Mulia Kanselir Angela Merkel;
Hadirin sekalian.

Selamat siang Jerman dan selamat malam Indonesia.

Sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi negara mitra pada Hannover Messe 2021 untuk kedua kalinya setelah 26 tahun yang lalu.

Tema Hannover Messe 2021 adalah “Transformasi Teknologi” sangat relevan dengan situasi pandemi saat ini. Dan, di masa pandemi, transformasi teknologi khususnya teknologi digital semakin penting. Transformasi teknologi yang menciptakan momentum bukan saja membawa dunia keluar dari pandemi namun sekaligus melakukan lompatan besar ke depan.

Kanselir Merkel, Ibu/Bapak yang saya hormati,
Di tahun 2045, satu abad kemerdekaan Indonesia, akan menjadi tahun emas untuk Indonesia, Indonesia Emas. Ini adalah visi besar Indonesia, Indonesia Emas yang diwujudkan melalui Industri 4.0.

Ekonomi digital dan Industri 4.0 Indonesia tercepat di Asia Tenggara. Indonesia memiliki startup sekitar 2.193, kelima terbesar di dunia. Indonesia memiliki lima unicorn dan Indonesia bahkan telah memiliki satu decacorn. Ke depan, industri ini akan berkontribusi pada PDB (produk domestik bruto) Indonesia sekitar 133 miliar dolar AS di (tahun) 2025. Didukung 185 juta penduduk yang memiliki akses internet terbesar keempat di dunia, kemajuan Industri 4.0 akan menjadikan Indonesia top ten ekonomi global di tahun 2030.

Saya ingin mengajak Jerman untuk bermitra mewujudkan transformasi digital di Indonesia. Indonesia sendiri telah menyiapkan roadmap implementasi “Making Indonesia 4.0”. Terdapat tiga hal utama:

Yang pertama, di era Industri 4.0, penguatan SDM adalah kebutuhan. Indonesia memiliki bonus demografi. Pada tahun 2030, jumlah usia produktif di Indonesia tumbuh dua kali lipat. Tantangannya adalah penyiapan SDM yang mampu menghadapi tantangan masa depan, tantangan big data, artificial intelligence, internet of things. Saya yakin Jerman dapat mendukung penguatan SDM Indonesia melalui pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset, dan penguatan universitas berbasis teknologi.

Kedua, menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi Industri 4.0. Pembenahan iklim investasi membutuhkan reformasi struktural. Pengesahan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja adalah salah satunya. UU Cipta Kerja ini akan mempermudah izin usaha, memberikan kepastian hukum, memberikan insentif. UU Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital. UU Cipta Kerja akan mendukung pengembangan Industri 4.0.

Yang ketiga, investasi pada pembangunan hijau. Pandemi ini momentum untuk mendorong pembangunan hijau. Menurut World Economic Forum (WEF), potensi ekonomi hijau atau pembangunan hijau sangatlah besar. Peluang bisnis sebesar 10,1 triliun dolar AS, peluang 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga (tahun) 2030.

Di Indonesia, berbagai terobosan telah dilakukan. Pembangunan biodiesel atau green diesel dari kelapa sawit, pemasangan pembangkit listrik tenaga surya atap di sektor rumah tangga, proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru namun juga mengurangi emisi gas rumah kaca. Di saat yang sama, Indonesia siap berkontribusi pada energi masa depan. Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, Indonesia juga mengembangkan pengolahan bijih nikel menjadi baterai litium sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik.

Kemitraan Indonesia dan Jerman untuk pembangunan hijau ke depan adalah salah satu prioritas. Saya mengapresiasi Green Infrastructure Initiative Jerman dengan nilai 2,5 miliar euro. Program ini diharapkan dapat mendukung pembangunan infrastruktur hijau di Indonesia.

Kanselir Merkel, Ibu/Bapak yang saya hormati,
Kita harus melompat jauh keluar dari krisis, pulih, dan tumbuh lebih kuat. Saya yakin, Indonesia dan Jerman dapat bermitra untuk keluar dari pandemi ini sebagai pemenang.

Demikian, terima kasih.