Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai penyelenggara acara ini, Profesor Abdul Mu’ti beserta seluruh jajaran Kementerian Pendidikan Dasar Menengah.
Tadi sudah saya, sudah dikenalkan semua menteri-menteri yang hadir. Perlu diulangi lagi? Sudah ya, para menteri sudah dikenalkan sekali, cukup, ya? Tapi enggak apa-apa, dikenalkan lagi. Sudah saja, ya, kan efisiensi. Saya langsung sajalah ke, ke pantun.
Pagi cerah langitnya pekat,
Ilmu ditanam menjadi manfaat.
Guru hebat Indonesia kuat,
Generasi muda maju bangsa kita bermartabat.
Jalan-jalan ke Pasar Baru,
Singgah sebentar membeli buku.
Saya ucapkan selamat Hari Guru,
Terima kasih semoga pendidikan Indonesia semakin maju.
Saudara-saudara sekalian,
Terima kasih atas kehormatan, saya diundang pada acara ini, yaitu Puncak Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2025. Tentunya, sebagai insan yang bertakwa, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt., Tuhan Mahabesar, Tuhan Mahakuasa, hanya kepada-Nya lah, kita berdoa dan hanya kepada-Nya lah kita meminta pertolongan.
Saudara-saudara sekalian,
Pada saat sekarang, kita merasakan bahwa ada saudara-saudara kita yang mengalami duka, musibah, akibat bencana alam yang terjadi di beberapa tempat, di Nusantara kita ini, yang terakhir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Tentunya kita berdoa agar mereka senantiasa dilindungi oleh Yang Mahakuasa, diringankan duka dan penderitaan mereka.
Pemerintah bergerak cepat, kita dari hari-hari pertama, sudah bereaksi, sudah mengirim bantuan dan reaksi melalui jalur darat dan udara, tetapi memang kondisinya sangat berat, banyak yang terputus, cuaca juga masih tidak memungkinkan. Kadang-kadang juga helikopter dan pesawat kita sulit untuk mendarat. Tadi pagi kita telah berangkatkan tiga pesawat Hercules C-130 dan satu pesawat A-400, untuk kesekian kalinya kita kirim bantuan dan terus-menerus kebutuhan mereka di lapangan kita dukung.
Saudara-saudara,
Ini juga mengingatkan kita bahwa dunia penuh dengan tantangan. Perubahan iklim, pemanasan global, kerusakan lingkungan, ini menjadi tantangan yang harus kita hadapi.
Ini juga saya kira, mungkin para guru-guru di seluruh Indonesia yang sudah bisa mulai, saya yakin sudah mulai, tapi mungkin perlu kita tambah dalam silabus, dalam mata pelajaran, juga kesadaran akan sangat pentingnya kita menjaga lingkungan alam kita, menjaga hutan-hutan kita, benar-benar mencegah pembabatan pohon-pohon, perusakan hutan-hutan, benar-benar juga sungai-sungai harus kita jaga agar bersih sehingga dapat menyalurkan air yang bisa tiba-tiba datang.
Saudara-saudara,
Ini nanti usaha bersama kita, tiap rumah ikut berperan. Secara keseluruhan, Saudara-saudara sekalian, terima kasih sekali lagi undangan ini. Memang pembangunan suatu bangsa, kebangkitan suatu bangsa, keberhasilan suatu bangsa, akan ditentukan oleh kualitas pendidikan yang ada di bangsa itu. Karena itu, setiap negara yang berhasil, harus investasi besar-besaran dalam bidang pendidikan. Dan, sesungguhnya elit politik bangsa Indonesia sudah, sudah mengambil keputusan politik untuk investasi besar-besaran di bidang pendidikan.
Bidang pendidikan adalah mata anggaran yang terbesar dalam anggaran nasional kita, dalam APBN kita, mata anggaran yang terbesar adalah pendidikan. Oleh undang-undang, bagian pendidikan, mata anggaran pendidikan harus memenuhi minimal 20 persen. Kalau tidak salah, APBN kita sudah lebih dari 20 persen, total semua yang akan kita kerahkan.
Saudara-saudara,
Anggaran yang demikian besar, kita harus pastikan, harus yakinkan, sampai benar-benar ke ujung sasaran kita, yaitu para guru, para siswa, dan sekolah-sekolah, sarana gedung-gedung, buku-buku, semua yang dibutuhkan untuk kualitas pendidikan yang terbaik. Kita harus yakini sungguh-sungguh sampai.
Saudara-saudara sekalian,
Bagian dari APBN kita sudah sangat besar. Banyak negara lain tidak menempatkan pendidikan paling atas. Negara-negara tertentu menempatkan pertahanan yang paling atas. Ini bisa diperiksa, anggaran India, anggaran Pakistan, bahkan anggaran Singapura, anggaran…apalagi anggaran negara-negara lain, Amerika Serikat. Di banyak negara itu, anggaran pertahanan yang paling di atas. Kalau tidak salah, di India, pertahanan paling atas, nomor dua adalah makan bergizi gratis, nomor dua, di India, pendidikan mungkin bagian dari itu.
Tapi di Indonesia, pendidikan [menjadi] mata anggaran yang paling besar. Tapi yang ingin saya ingatkan, untuk semua aparat, dari pusat sampai provinsi, sampai kabupaten, kepala-kepala dinas, para gubernur, para bupati, pastikan anggaran pendidikan sampai ke tujuan yang kita tujukan. Jangan sampai anggaran pendidikan yang begitu penting bagi kebangkitan bangsa kita, jangan sampai anggaran pendidikan diselewengkan, jangan sampai anggaran pendidikan dikorupsi. Maaf, Ini harus saya sampaikan.
Saudara-saudara,
Pendidikan, hanya melalui pendidikan, kita bisa benar-benar menjadi negara merdeka. Karena itu, Hari Guru Nasional ini, kesempatan sekali lagi, saya ucapkan penghargaan terima kasih saya, atas nama bangsa dan rakyat Indonesia, terima kasih saya kepada semua guru yang ada di Indonesia, semua guru dari semua tingkatan.
Saudara-saudara sekalian,
Saya sangat merasa demikian pentingnya pendidikan sehingga uang-uang yang kita hemat, uang-uang yang berhasil akibat efisiensi kita, kita realokasikan, kita utamakan ke pendidikan. Tahun ini kita baru mampu memperbaiki 16 ribu sekolah, baru mampu. Saya minta maaf, sebagai presiden Anda, saya baru mampu mengalokasikan 16 ribu sekolah. Tapi, tahun depan, saya bertekad untuk melipatgandakan itu. Berapa kita bisa? Mensesneg, Mensesneg, Kau yang aku tanya, jangan kau lihat kiri-kanan. Jangan Kau lihat Menteri Keuangan, Kau yang kutanya ini. Berapa yang kita rencanakan tahun depan? Berapa? Minimal 60 ribu [sekolah yang diperbaiki], 60 ribu pun saya tidak puas. Menteri Keuangan, bisa kita tambah? Terima kasih. Kalau kau bisa tambah, kau tambah lagi disorakin semua itu. Saya kira cukup ya, cukup, intinya itu, kan?
Saudara-saudara,
Ini pidato bagus sudah disiapkan ini. Saya bacakan, ya. Percepatan penyelesaian pendidikan profesi guru memberikan sesuatu…meningkatkan total pemberdayaan… mengerjakan potensi…penyediaan anggaran guru…bosan enggak Kau dengar kayak gitu? Bosan. Jangankan Kau, aku pun bosan. Intinya, para guru, intinya adalah Saudara-saudara adalah tonggak yang paling penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Kita semua yang duduk di depan ini, para profesor, para menteri, menko, jenderal, kita tidak bisa di sini, saya tidak bisa di sini kalau tidak ada guru-guru yang baik mendidik kita. Dan, guru-guru, guru-guru yang baik, kadang-kadang harus tegas. Karena anak-anak kita, ya memang namanya anak-anak, ada yang nakal, ada yang malas, benar?
Saya boleh kasih satu pengakuan? Aku, aku kasih pengakuan, ya, aku termasuk yang nakal dulu ini. Untung sudah jadi presiden. Tapi memang kalau guru-guru saya dulu enggak tegas, enggak keras sama saya, saya enggak bisa berdiri di sini. Jadi, hai orang tua di mana-mana, kalau guru itu keras, jangan-jangan anakmu yang nakal, benar? Kalau anak nakal terus dibiarkan nakal, dia enggak bisa jadi orang baik. Dan, dan ini ada fenomena, kadang-kadang justru yang, kalau nakal itu oke lah, ya, nakal itu, tapi kalau kurang ajar, nah ini, yang enggak beres ini, kurang ajar ini, ya. Kadang-kadang ada murid yang kurang ajar, iya, kan? Ditegur oleh guru, dia membalas, gitu, lo, merasa dirinya jagoan.
Ada, di waktu saya menteri pertahanan, ada sekolah yang di bawah Kementerian Pertahanan, ada, dapat laporan murid-murid yang apa itu, menjawab enggak sopan ke gurunya. Ada yang banting pintu. Langsung kepala sekolah memberhentikan anak itu. Tahu-tahu kepala sekolahnya agak grogi karena [murid] yang diberhentikan itu anak jenderal. Kepala sekolahnya telepon saya, saya bilang enggak usah ragu-ragu, mana jenderal itu, suruh menghadap saya. Aku tunggu-tunggu, enggak datang-datang juga itu, jenderal itu. Kalau bapaknya orang besar, anaknya harus lebih sopan, lebih baik, jangan kurang ajar. Kalau bapaknya tokoh, bapaknya jenderal, bapaknya pemimpin, anaknya harus lebih sopan, lebih baik, lebih tertib. Menteri Pendidikan, ya, enggak usah ragu-ragu. Guru-guru harus kita dukung, guru-guru adalah masa depan Indonesia. Makanya, semua anak Indonesia, saya selalu minta cintai orang tua, hormati guru.
Jadi, pendidikan akan kita benahi, akan kita perbaiki secara, secara besar-besaran, secara besar-besaran. Kita negara besar, persoalan kita besar. Kita mengejar negara-negara lain yang begitu cepat perkembangannya. Kita tidak boleh kalah, kita ingin mengejar mereka. Untuk itu, kita harus mengambil langkah-langkah yang berani, Saudara-saudara sekalian. Langkah-langkah yang saya ambil antara lain adalah memilih teknologi dengan digitalisasi pembelajaran. Di-gi-ta-li-sa-si pembelajaran. Kita menggunakan teknologi untuk melompat. Saya mengirim layar interaktif ke semua sekolah di Republik Indonesia.
Saudara-saudara sekalian,
Saya dapat laporan sampai tadi malam, sudah sampai lebih dari 200 ribu layar [interaktif], mungkin sudah mendekati 215 ribu, mungkin, saya tidak tahu, Menteri Pendidikan, ya. Tapi insyaallah akhir Desember atau awal Januari akan sampai ke seluruh 288 ribu sekolah di seluruh Indonesia. Masalahnya adalah cuaca yang sangat menantang, sehingga kemungkinan pengiriman ke daerah-daerah yang susah Itu agak lambat. Saya, sekali lagi, saya mohon pengertian. Tetapi saya bangga bahwa kita berusaha sampai ke pelosok-pelosok. Bisa ada video klip enggak, ya?
[Penayangan video pengiriman layar interaktif ke sejumlah sekolah di Indonesia yang menemui kendala, karena keterbatasan akses menuju ke lokasi pengiriman di daerah terpencil]
Bayangkan, sampai rakyat mengangkat, daerah-daerah paling terpencil, kita kirim. Demikian pentingnya kita menganggap setiap sekolah, setiap ruang kelas, tidak boleh ada satu desa yang tertinggal.
Saudara-saudara,
Dan, tahun depan, rencana kita, kita tambah setiap sekolah tiga layar. Dan tahun depannya lagi, dua layar. Jadi setiap kelas harus punya layar-layar interaktif itu. Dan, akan ada konten-konten yang sangat besar jumlahnya. Hampir semua pelajaran dari semua tingkatan akan bisa diakses oleh layar tersebut.
Dan juga rencana kita, akan kita lakukan dari studio terpusat, kita akan siarkan pelajaran-pelajaran dari guru-guru yang terbaik di Indonesia. Kalau perlu kita datangkan dari luar negeri juga. Jadi, semua sekolah di pelosok mana pun, bisa belajar bahasa Inggris dari guru asli dari Inggris. Bahasa Mandarin, guru asli Mandarin. Bahasa Perancis, bahasa Jerman, bahasa Korea, bahasa Jepang, bahasa Portugis, kita ajarkan di semua sekolah kita, supaya nanti anak-anak kita begitu lulus, dia bisa bekerja di mana pun di bumi ini, Saudara-saudara sekalian. Dia bisa bersaing dengan siapapun.
Saudara-saudara,
Tadi sudah disebut, kita tambahkan program-program supaya guru-guru kita bisa naik kelas, bisa punya gelar S1. Tapi yang penting jangan hanya kejar gelar, tapi benar-benar ilmunya, pengetahuannya, itu yang harus dikuasai. Pelatihan-pelatihan, terima kasih yang sudah dirintis oleh Kementerian Dikdasmen. Bagaimana itu, Menteri Dikdasmen?
Menteri Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah (Abdul Mu’ti)
Jadi untuk guru, sesuai dengan kebijakan Bapak Presiden, kita ada wajib belajar 13 tahun, dimulai dari taman kanak-kanak (TK). Guru-guru TK itu sudah termasuk mendapatkan sertifikasi, yang belum adalah guru untuk kelompok bermain (KB) dan tempat penitipan anak, mereka belum bisa mendapatkan tunjangan sertifikasi. Itu kira-kira aspirasinya begitu, Bapak Presiden, ya. Dan, untuk murid-murid TK, tahun ini akan mendapatkan (dana bantuan) PIP (Program Indonesia Pintar), tahun ini murid-murid TK akan mendapatkan PIP Rp450.000 per tahun untuk 888.000 murid TK seluruh Indonesia.
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Guru, maksudnya?
Menteri Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah (Abdul Mu’ti)
Kalau gurunya, memang kalau guru TK itu sudah bisa mendapatkan tunjangan sertifikasi, yang belum adalah guru kelompok bermain dan guru penitipan anak.
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Baik. Baik, saya kira begini, tentunya kita ingin memperhatikan semua aspirasi dan semua kepentingan, tapi tentunya itu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Anggaran pendidikan kita sudah yang terbesar, alokasinya. Kita akan tambahkan bila perlu dan bila mampu, ya. Masalahnya adalah saya mohon dukungan Saudara-saudara, kita harus memberantas korupsi dari Indonesia ini.
Saya bertekad untuk memberantas korupsi dari Indonesia. Memang saya minta pengertian. Masalahnya sudah sangat berat, tidak bisa dalam satu-dua hari. Saya tidak punya tongkat Nabi Musa, saya tidak punya. Dan, kita punya sistem, ya. Memang ini masalahnya. Anggaran dirongrong, markup di mana-mana. Saya minta menteri-menteri, awasi anak buahmu, awasi pejabat-pejabatmu. Dan saya kasih peringatan, ya, para birokrat, kalau masih ngotot, mau mempermainkan anggaran, mengira bahwa kita bodoh semua, markup–markup barang harganya Rp10 juta, dinaikkan 150 kali, jangan kira saya tidak tahu. Saya kasih peringatan para menteri, para kepala badan, pejabat, bersihkan aparatmu semuanya itu.
Kita butuh setiap rupiah untuk kepentingan rakyat, untuk kepentingan guru-guru, untuk kepentingan perbaikan sekolah, kita butuh itu semua. Jangan mencuri uang rakyat. Terima kasih, Menteri Pendidikan. Waspadai, ya, ini banyak menteri di sini.
Sekarang, ada digital. Rakyat, anak-anak, di desa mana pun, bisa langsung hubungan sama saya. Yang capai aku. Coba, itu anak-anak yang ke sekolah harus menyeberang sungai tiap hari. Tayangkan itu. Nah, ini.
[Penayangan video anak-anak di sejumlah daerah terpencil di Indonesia yang terkendala akses infrastruktur menuju ke sekolahnya]
Ini koruptor-koruptor, lihat ini. Mereka ke sekolah, basah. Di sekolah, mereka basah, pulang basah.
Saudara-saudara,
Akibat itu, video-video yang dikirim langsung ke saya, saya sudah bentuk satuan tugas khusus darurat jembatan. Kita butuh membangun 300 ribu jembatan di seluruh pelosok-pelosok yang terpencil, 300 ribu jembatan, ada yang kecil, ada yang penyeberangan. Ini sedang kita rancang, anak-anakku, sabar, saya sedang bekerja. Mudah-mudahan, tahun depan, semua jembatan bisa berdiri. Terpaksa saya minta Menteri Dikti, untuk kerahkan semua potensinya, mungkin semua mahasiswa di Fakultas Teknik Sipil akan saya minta terjun ke desa-desa itu untuk membangun jembatan.
Saya juga minta TNI kerahkan batalion-batalion pembangunanmu, untuk bantu membangun jembatan-jembatan. Kerahkan batalyon-batalyon zenimu untuk bantu. Saya juga minta polisi juga turun, saya minta itu kompi-kompi Brimob, terjunkan, bantu rakyat di desa-desa untuk atasi ini. Masalah jembatan ini menjadi prioritas karena saya rela anak-anak seperti itu tiap hari mempertaruhkan nyawanya untuk ke sekolah.
Jadi, hei, elit-elit di Jakarta! Hei, kelompok orang pintar, lihat rakyatmu. Kita atasi itu tidak dengan wacana, tidak dengan teori, tidak dengan gagasan, tidak dengan hardik-menghardik, tidak dengan maki-memaki, tidak ngenyek. Kita harus atasi jembatan itu dengan kerja nyata, pikiran nyata. Dan, tiap jembatan, bagaimanapun, butuh sumber daya, butuh uang, ini sedang…tambah lagi pusing, Purbaya. Enggak apa-apa, Purbaya, pusingmu mulia untuk rakyat. Aku lihat Kau belum botak, jadi masih kuat, Kau.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Selamat berjuang.
Terima kasih, terima kasih pekerjaan kalian, terima kasih pengorbanan kalian. Bersama-sama, kita bangun bangsa kita. Saya minta dukunganmu, saya minta doamu. Saya minta doamu. Saya minta dukunganmu. Bantu saya berantas korupsi.
Terima kasih, selesai.