Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati, para menteri koordinator, para menteri, kepala badan, para wakil menteri, dan seluruh anggota Kabinet Merah Putih yang hadir di sini. Hari ini yang hadir, Menteri Pemuda dan Olahraga tentunya Saudara Erick Thohir, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Profesor Pratikno, Menteri Sekretaris Negara Saudara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet RI Saudara Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Saudara Taufik Hidayat;
Ketua umum cabang olahraga yang hadir:
Ketua Persatuan Atletik Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Luhut Pandjaitan;
Penjabat (Pj) Ketua Ikatan Pencak Silat, Saudara Soegiono. Sepertinya saya masih ketua, ya, belum diganti. Mohon segera diganti, sudah berapa puluh tahun saya ketuanya;
Ketua Ikatan Sport Sepeda, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo;
Ketua Umum Persatuan Judo, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Beliau juga pejudo sabuk hitam, juara Angkatan Bersenjata Asia Tenggara pada saat itu;
Ketua Akuatik Indonesia, Saudara Anindya Bakrie;
Ketua Persatuan Tenis, Saudara Nurdin Halid;
Ketua Persatuan Basket, Saudara Budi Djiwandono;
Ada ketua-ketua lainnya, yang hadir? Ada? Berdiri, berdiri. Ya, tolong, perkenalkan dirimu. [Letjen Richard Tampubolon, Ketua Umum Taekwondo Indonesia; Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose Ketua Umum Indonesia Pingpong League Tenis Meja; Amir Yanto Ketua Ikatan Anggar Seluruh Indonesia; Letjen TNI (Purn.) Joni Supriyanto, Ketua Umum Perbakin; Aang Sunadji, Ketua Wood Ball Indonesia; Randi Tulus, Ketua Umum Piring Terbang].
Terima kasih. Enggak, kenapa saya ingin disebut satu-satu ketua cabor? Karena, menjadi ketua cabang olahraga di Indonesia itu adalah pekerjaan yang tidak ada terima kasihnya dan pengorbanan yang tak berhenti-berhenti. Saya juga heran, masih mau ada yang jadi ketua cabor ini. Mungkin harus di…ada sedikit keanehan, orang yang masih mau begitu, ya. Tapi ini berarti mereka ada patriotisme, mereka ada cinta tanah air.
Saudara-saudara sekalian,
Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Saudara Raja Sapta Oktohari.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati dan saya banggakan,
para atlet cabang olahraga, pelatih ofisial dan kontingen kebanggaan Indonesia pada SEA Games ke-33 di Thailand tahun 2025.
Kita tentunya sebagai insan bertakwa, tidak henti-hentinya kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa, atas segala karunia yang telah diberikan kepada kita sehingga hari ini kita dapat berkumpul di sore hari ini, di acara pelepasan kontingen Indonesia yang akan bertanding di SEA Games 2025 di Thailand. Kalau tidak salah, sebagian sudah ada yang berangkat, sebagian sudah ada yang bertanding.
Saudara-saudara,
Saya tidak ingin terlalu banyak bicara. Saudara semuanya telah berlatih, telah diseleksi, dan Saudara-saudara telah mendapat suatu kehormatan yang tidak jarang diberikan kepada seorang putra atau putri bangsa kita. Saudara-saudara dapat kesempatan, kehormatan, diberi takdir oleh Yang Mahakuasa untuk mewakili bangsa Indonesia, untuk mewakili bangsa kita yang adalah bangsa keempat terbesar di dunia, hampir 300 juta orang menempati gugusan kepulauan terbesar di dunia, wilayah kita sebesar Eropa. Eropa 27 negara, kita satu negara.
Saudara-saudara sekalian,
Ini kehormatan besar. Saya sempat menjadi jenderal, sempat menjadi perwira tinggi, menjadi ketua umum sebuah partai, sekarang saya, takdir saya menerima mandat sebagai Presiden Republik Indonesia tapi saya tidak pernah mendapat apa yang dulu sebagai pemuda, saya mimpikan. Sebagai anak muda waktu itu, saya bermimpi apakah suatu saat saya bisa mewakili bangsa saya di medan olahraga dunia, dan Saudara-saudara sekarang mendapat kehormatan itu.
Mereka-mereka ini, ketua-ketua cabang [olahraga] adalah putra-putri terbaik bangsa Indonesia. Mereka mencapai karier dengan penuh pengorbanan dan di saat mereka sudah di puncak karier mereka, mereka masih mau mengabdi tanpa terima kasih. Yang dapat medali emas Saudara, tapi mereka didorong oleh cinta tanah air, mereka ingin mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya dihormati oleh bangsa-bangsa lain.
Jadi, anak-anak muda putra-putri bangsa Indonesia yang saya hormati,
Saya hanya bisa pesan, berbuatlah yang terbaik yang kau bisa perbuat. Berikan yang terbaik, berikan segala yang bisa kau berikan, karena ini adalah ajang membela kehormatan seluruh bangsa Indonesia. Kau adalah wakil-wakil dari hampir 300 juta anak Indonesia.
Kami sebagai pembina, kami berdoa, Saudara akan menjadi wakil yang baik. Kumandangkan, kumandangkan, [lagu] Indonesia Raya di hadapan bangsa-bangsa lain. Tidak ringan, saya mengerti, tidak ringan, karena bangsa kita menghadapi banyak masalah. Sekarang pun, Saudara-saudara kita masih banyak yang menderita musibah. Doa kita, pikiran kita, sama mereka.
Tapi, kita tidak boleh turut, tidak boleh sedikit pun, mengurangi semangat kita. Kita bangsa yang kuat, bangsa yang tabah, bangsa yang tidak pernah menyerah, bangsa yang tidak akan gentar menghadapi apapun. Biar badai menimpa kita, kita akan kokoh, teguh, sebagai batu karang di tengah samudra. Kita akan urus saudara-saudara kita yang menderita musibah tapi kita tidak bisa berhenti, tidak bisa nangis, tidak bisa merenung, kita kerja keras di semua bidang.
Saudara dapat tugas yang sangat mulia. Bela negaramu, bela negaramu, dan kalau kau berhasil, namamu tidak akan hilang dari pembicaraan, dari ingatan, dari narasi seluruh rakyat Indonesia.
Bagi mereka yang berhasil, saya sudah memberi petunjuk Kemenpora, ya, kau bisa lihat pendahulu-pendahulumu yang berhasil dapat medali emas, negara akan memberi tempat yang terbaik. Pemenang, pemenang medali emas kita di Olimpiade, sekarang sudah, sudah menjadi perwira?
Atlet Angkat Besi (Rizki Juniansyah)
Siap, sudah.
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Pangkatmu apa sekarang?
Atlet Angkat Besi (Rizki Juniansyah)
Siap, Letda, Letnan Dua (TNI).
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Oh, gagah sekali kau.
Atlet Angkat Besi (Rizki Juniansyah)
Siap.
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Mbak?
Atlet Panahan (Diananda Choirunisa)
Siap, sudah diterima menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil).
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Terima kasih, ya. Jadi, putra-putra kita, putri-putri kita, yang membela kehormatan dan nama baik bangsa kita, selalu akan menghargai. Terima kasih. Untuk itu, bertandinglah dengan sepenuh hati, konsentrasi, keberanian, percaya diri, jaga disiplin, selalu rendah hati, berbuat yang terbaik.
Kekuatan kadang-kadang, kalau kekuatan dari dalam, kekuatan itu bisa melebihi perkiraan manusia. Kalian harus gali kekuatan dari dalam, dalammu ya. Yakinkan dirimu dulu, baru Saudara akan mendapat suatu prestasi yang mungkin di luar dugaan orang. Kita akan dorong Saudara-saudara, Menpora bagaimana? Yang dapat medali emas, akan kita kasih insentif.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Erick Thohir)
Selama ini, anggarannya Rp500 (juta), Pak.
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Oh, anggarannya Rp500 (juta).
Menteri Pemuda dan Olahraga (Erick Thohir)
Untuk [atlet peraih medali] emas.
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Ya, bisa dinaikkan jadi Rp1 miliar, begitu?
Menteri Pemuda dan Olahraga (Erick Thohir)
Siap.
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Bisa, ya. Bisa, kan?
Menteri Pemuda dan Olahraga (Erick Thohir)
Siap, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Mensesneg, bisa?
Menteri Sekretaris Negara (Prasetyo Hadi)
Siap, laksanakan.
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Alhamdulillah. Jadi, saya yakin Saudara bertanding tidak semata-mata karena uang. Tapi dari muka Saudara-saudara kelihatan kalau mendapat penghargaan seperti itu akan sangat membantu karier kamu, benar atau tidak? Jadi ini bukan, kita, ya, semua dinilai dengan materi, tidak, tidak bisa. Tapi, kau harus yakin, bangsa kita, bangsa yang besar, bangsa kita mengerti, menghormati, jasa-jasa para pahlawannya.
Saudara-saudara,
Olahraga adalah lambang dari kehidupan. Olahraga adalah analogi kehidupan. Sejarah olahraga, Olimpiade itu adalah semua olahraga keprajuritan. Lari, lempar lembing, tolak peluru, lompat tinggi, lompat jauh, semua, menembak, panahan, naik kuda, semua olahraga kesatria, olahraga pendekar, karena itu sangat prestisius. Bangsa yang unggul di olahraga adalah bangsa yang punya jiwa yang kuat, ingat itu.
Saya sudah bicara sama Menpora, kita akan bertekad untuk mengadakan pembinaan olahraga jangka panjang. Saya sudah merencanakan, kita akan bangun pusat olahraga yang besar, saya minta sekitar minimal 500 hektare, pusat [olahraga] itu. Enggak ada pusat olahraga yang 5 hektare, 8 hektare, tidak. Di situ nanti kita akan bangun state of the art. Kita akan kirim anak-anak kita ke mana saja untuk belajar, kita akan datangkan pelatih-pelatih yang terbaik, dan kita akan bina dari usia dini, kita didik dari umur 8 tahun, kita akan bikin pembinaan pusat latihan jangka panjang. Ya, sekarang SEA Games, nanti Asian Games, ya Olimpiade, tapi kita juga berpikir lebih jauh, jangka panjang. Saya percaya dengan pembinaan seperti ini, 300 juta [orang] pasti melahirkan banyak pendekar-pendekar [dan] pahlawan-pahlawan muda yang akan mengangkat nama. Angkat nama harum bangsa Indonesia. Kita terlalu kadang-kadang, terlalu rendah hati, enggak apa-apa. Biar, biar kita jangan terlalu diperkirakan, tiba-tiba kita muncul, ya. Muncul sebagai negara yang hebat, itu harapan kita semua.
Terima kasih semangatmu. Negara dan bangsa menunggu prestasimu. Terima kasih, selamat berjuang. Semoga Tuhan yang Mahabesar melindungi Saudara-saudara dalam perjuanganmu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om santi santi santi om,
Namo Buddhaya,
Merdeka! Kurang semangat, merdeka!
Merdeka!
Begitu, anak muda, ya.
Salam olahraga!
Salam olahraga!
Jaya, jaya, jaya!
Begitu, maju!
Terima kasih.