Sambutan Presiden RI - Pembangunan Mobile Power Plant Jeranjang, Lombok, 11 Juni 2016

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 11 Juni 2016
Di baca 1037 kali

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMBANGUNAN MOBILE POWER PLANT JERANJANG 2 X 25 MW

LOMBOK BARAT, NTB

11 JUNI 2016




Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Selamat pagi,

Salam sejahtera bagi kita semuanya,


Bapak-Ibu dan Saudara sekalian,


Tadi sudah disampaikan oleh Bapak Gubernur Nusa Tenggara Barat bahwa pertumbuhan ekonomi di sini dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih baik. Di sini 9,9 persen pada kuartal I tahun ini. Kalau nasional, 4,92 persen. Artinya di Nusa Tenggara Barat ekonominya dibandingkan provinsi-provinsi yang lain lebih baik.


Pada saat saya pergi ke beberapa negara—terakhir ke Korea, ke Rusia, ke Jepang—banyak yang memuji ekonomi Indonesia karena bisa bertahan. Sedangkan ekonomi global, ekonomi dunia itu hampir semua negara mendapatkan masalah.


Ada yang pertumbuhannya justru minus. Ada yang tumbuh hanya satu-dua persen sehingga banyak sekali pengangguran di negara-negara yang lain.


Mereka memuji kita. Tapi saya masih malu kalau mereka tahu di provinsi-provinsi kita masih, terutama urusan listrik, masih banyak yang biarpet, masih banyak yang lampunya kadang-kadang masih mati. Karena apa? Pasokan listriknya memang masih kurang.


Di NTB sendiri—tadi saya bertanya kepada Pak Direktur Utama PLN, Pak Dirut—memang juga masih kurang. Memang masih kurang. Jadi di sini saya kira di beberapa tempat—saya yakin—karena kurang masih ada yang biarpet. Kalau mau tambah daya, pasti belum bisa dipenuhi.


Oleh sebab itu, proyek ini, proyek mobile power plant ini sebetulnya sudah dimulai empat bulan yang lalu untuk menyiapkan konstruksinya, meskipun mesinnya belum masuk.


Saya memang tidak pernah mau sekarang untuk memulai proyek dengan groundbreaking. Jadi, waktu belum ada apa-apa, saya disuruh datang. Saya tidak mau. Saya lebih baik datang pada saat proyek sudah berjalan, sehingga bisa memastikan kapan proyek ini selesai.


Tadi saya menanyakan kepada Pak Dirut. Katanya, kira-kira insya Allah Agustus akan selesai. Tapi, karena di NTB nanti akan ada MTQ, kalau bisa diusahakan sebelum MTQ itu bisa dirampungkan.


Tetapi ini juga, tadi urusan yang berkaitan dengan mesin juga tidak mudah. Kalau bisa, diusahakan. Tapi, kalau tidak bisa, ya tetap diusahakan.


Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,

Ini tadi spontan. Saya mau mengecek sebetulnya. Yang masih belum pasang listrik banyak ndak sih. Ternyata banyak. Kemarin di Banten ada berapa? Saya suruh maju, ada 19. Ini tadi belum dihitung berapa itu.


Artinya apa? Memang listrik ini dibutuhkan oleh rakyat, listrik dibutuhkan oleh masyarakat. Kalau untuk usaha-usaha kecil di malam hari, entah jahitan, entah membuat kue, dan lain-lain, itu dibutuhkan listrik. Tetapi, kalau dalam rumah tangga itu tidak ada listrik, usaha ini tidak akan berkembang.


Belum yang berkaitan dengan masalah anak. Anak-anak ini, kalau mau belajar dan tidak ada listrik, juga tidak bisa belajar. Problem-problem konkret seperti ini yang kita hati-hati dan harus kita selesaikan bersama.


Terakhir, ini tadi urusan listrik. Pak Dirut PLN yang bayar atau saya? Apa Pak Dirut PLN? Benar? Kemarin sudah membayari, ini membayari lagi. Masih kuat? Benar? Kalau enggak kuat, saya bayar juga masih kuat.


Baiklah yang terakhir, saya nanti minta laporannya untuk penyelesaian mobile power plant di Jeranjang ini. Dan semoga tadi apa yang sudah ditargetkan bisa selesai.


Tadi saya lihat. Ini konstruksinya juga hampir siap. Tinggal mesinnya masuk. Saya kira, kalau dikerjakan siang malam, insya Allah nanti bisa kita selesaikan.


Demikian sedikit yang bisa saya sampaikan. Dan, dengan mengucapkan ‘Bismillahirrahmanirrahim’, pembangunan MPP Jeranjang 2 X 25 MW dilanjutkan. Terima kasih.


Wassalamualaikam warahmatullah wabarakatuh.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden