Sambutan Presiden RI - Peringatan Hari Antinarkoba Internasional, Jakarta, 26 Juni 2016

 
bagikan berita ke :

Minggu, 26 Juni 2016
Di baca 848 kali

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERINGATAN HARI ANTINARKOBA INTERNASIONAL

PINANGSIA, TAMAN SARI, JAKARTA

26 JUNI 2016




Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

Selamat pagi,

Salam sejahtera bagi kita semuanya,


Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota Lembaga Negara,

Para Menteri Kabinet Kerja,

Yang saya hormati Kapolri beserta seluruh jajaran,

Yang saya hormati Kepala BNN beserta seluruh jajaran,

Yang Mulia para Duta Besar,

Yang saya hormati para Pegiat Antinarkoba,

Hadirin dan Undangan yang berbahagia,


Hari ini masyarakat dunia memperingati Hari Antinarkoba, hari di mana kita melakukan perlawanan terhadap kejahatan luar biasa yang masih menjadi tantangan negara-negara di dunia, termasuk kita di Indonesia.


Di dalam negeri kita, jumlah pengguna narkoba terus meningkat. Tahun 2015, diperkirakan angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang. Angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba—tadi Kepala BNN menyampaikan kepada saya—setiap hari 40-50 generasi muda kita mati karena narkoba.


Kerugian material diperkirakan kurang lebih Rp 63 triliun, yang mencakup kerugian akibat belanja narkoba, kerugian akibat biaya pengobatan, kerugian akibat barang-barang yang dicuri, dan kerugian akibat biaya rehabilitasi dan biaya-biaya yang lainnya.


Yang lebih mengkhawatirkan lagi, kejahatan luar biasa ini sudah merengkuh berbagai lapisan masyarakat. Tadi juga disampaikan oleh Kepala BNN, anak di TK sudah ada yang terkena narkoba. Anak di SD sudah juga ada yang terkena narkoba.


Tidak hanya di kota, tapi juga di kampung, di desa.


Tidak hanya orang dewasa, tapi juga remaja, anak-anak, dan bahkan—tadi saya sampaikan—yang di TK pun sudah dimasuki narkoba. Tidak hanya orang biasa, tapi juga ada aparat, ada pejabat. Ini yang seharusnya menjadi panutan juga terkena narkoba.


Para pengedar narkoba terus bergerak dan menemukan cara-cara baru untuk mengelabui kita, mengelabui aparat hukum dan keamanan. Mereka sudah mulai memanfaatkan orang-orang yang tidak dicurigai. Anak digunakan. Wanita/perempuan digunakan, dimanfaatkan untuk menjadi kurir narkoba.


Ada modus baru dalam penyelundupan narkoba: ke dalam mainan anak, ke dalam kaki palsu, dan yang lain-lainnya.


Semua itu harus dihentikan, harus dilawan, dan tidak bisa dibiarkan lagi. Kita tegaskan perang melawan narkoba di Indonesia.


Saya ingin ingatkan kepada kita semuanya di kementerian, di lembaga, di aparat-aparat hukum kita, terutama di Polri. Saya ingin tegaskan sekali lagi kepada seluruh kapolda, jajaran polda, kepada seluruh kapolres, jajaran polres, polsek semuanya: kejar mereka, tangkap mereka, hajar mereka, hantam mereka.


Kalau undang-undang memperbolehkan, dor mereka. Ingat, Bapak-Ibu sekalian, 40-50 generasi muda kita mati karena narkoba setiap hari. Angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta. Untungnya undang-undang tidak memperbolehkan itu. Kalau memperbolehkan, akan saya perintahkan langsung ke Kapolri dan Kepala BNN.


Hadirin sekalian yang saya muliakan, yang saya hormati,

Saya ingatkan semua kita harus bersinergi: pesantren, universitas, kementerian, lembaga, kota, kabupaten, provinsi, semuanya.


Kita kadang-kadang terhanyut dalam rutinitas harian kita. Padahal, kalau ini dibiarkan, ini bisa ke mana-mana, bisa melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Kalau sudah sampai desa, sudah sampai kampung, sudah sampai TK, sudah sampai SD, ini perlu kita mengingatkan betul betapa sangat bahayanya narkoba itu.


Kata-kata sudah tidak diperlukan lagi. Kita memerlukan tindakan-tindakan yang konkret, tindakan-tindakan yang nyata.


Saya perlu ingatkan semua harus bersinergi, mulai BNN, Polri, kementerian, lembaga, LSM, masyarakat. Semua harus betul-betul melakukan langkah-langkah yang terpadu untuk melawan narkoba, langkah-langkah yang progresif, yang mengalahkan kelicikan para pengedar narkoba. Yang tidak kalah penting, semua harus menghilangkan ego kita masing-masing, ego sektoral.


Dengan kekuatan dan kecerdasan kita bersama, sekali lagi, kita kejar, kita tangkap, kita hajar para pengedar narkoba, baik yang besar, baik yang sedang, baik yang kecil. Sambil kita kuatkan lagi jaringan sosial dan budaya yang bisa menjadi benteng mencegah menjamurnya narkoba.


Di mana pun ada narkoba di Indonesia, saya perintahkan seluruh sumber daya pemerintah untuk hadir dan memberantasnya: di lapas, di sekolah, di perbatasan, di bandara, di pelabuhan, di kantor-kantor instansi pemerintah, di mana pun. Sekali lagi, di mana pun ada narkoba kita harus berantas.


Negara kita, Indonesia, tidak boleh dijadikan tempat lalu lintas peredaran dan perdagangan narkoba lagi, apalagi menjadi tempat produksi barang-barang haram tersebut. Sekali lagi, saya ingin tegaskan saatnya kita perang melawan narkoba.


Terima kasih.


Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

*****

Biro Pers, Media dan Informasi

Sekretariat Presiden