Sambutan Presiden RI pada Acara Pembukaan Muktamar XIV PERSIS beserta Bagian Otonomnya, 25 Sept 2010

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 25 September 2010
Di baca 904 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PEMBUKAAN MUKTAMAR KE XIV PERSIS BESERTA BAGIAN OTONOMNYA

TASIKMALAYA, 25 SEPTEMBER 2010

 

 

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,

Yang Mulia Duta Besar Brunei Darussalam untuk Indonesia,

Saudara Gubernur Jawa Barat dan para Pejabat Negara yang bertugas di Jawa Barat, baik dari unsur eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun TNI dan Polri,

Yang saya hormati Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam, Bapak Prof. Dr. KH. Maman Abdurrahman beserta para pimpinan dan pengurus Persis,

Yang saya muliakan para sesepuh, para ulama, para pimpinan Pondok Pesantren dan para Kyai,

Yang saya hormati, para pimpinan organisasi islam dan organisasi kemasyarakatan, para muktamirin, muktamirod, hadirin dan hadirot sekalian yang berbahagia.

 

Marilah kita bersama-sama, sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas takdir dan inayahnya, kepada kita masih diberikan nikmat kesempatan, nikmat kekuatan dan insya Allah nikmat kesehatan, untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita serta tugas dan pengabdian kita kepada umat, kepada masyarakat serta kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Salawat dan salam, semoga tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut beliau dan insya Allah termasuk kita semua hingga akhir jaman.

 

Sungguh merupakan kebahagiaan bagi saya beserta istri dan rombongan, pada pagi hari ini dapat berkumpul di kota Tasikmalaya, kota santri, kota yang bersejarah, untuk bersilaturahim dengan keluarga besar jami'ah Persatuan Islam beserta bagian-bagian otonomnya, yang sungguh saya cintai dan saya banggakan.

 

Saya juga ingin menggunakan kesempatan yang membahagiakan ini, untuk menyampaikan ucapan selamat bermuktamar, kepada para muktamirin dan muktamirot yang datang dari seluruh penjuru tanah air. Semoga muktamar kali ini dapat meningkatkan peran dan perjuangan Persis, sebagai organisasi pendidikan, dakwah dan sosial kemasyarakatan, bagi kesejahteraan umat di negeri ini.

 

Para muktamirin dan muktamirot yang berbahagia,

Hadirin, hadirot sekalian yang saya hormati,

 

Tema yang diangkat pada muktamar Persis kali ini adalah "Menegaskan peran Persis dalam menampilkan wajah Islam sebagai rahmatan lil alamin" Tema ini saya nilai tepat, karena menegaskan dan meneguhkan kepada kita semua, bahwa Islam haruslah menjadi rahmat, memberi manfaat bagi manusia dan alam sekitarnya. Tema ini juga penting karena mengajak kita semua, untuk menampilkan wajah Islam yang teduh, yang damai dan yang mencerahkan, Islam yang membawa kemaslahatan bagi manusia dan alam semesta.

 

Sejarah pergerakan Islam di tanah air mencatat, bahwa Persis adalah organisasi pembaharuan Islam yang konsisten menegakkan Al Qur'an dan Sunnah. Sejak didirikan di Bandung, pada tanggal 12 September 1923, 87 tahun yang lalu,  Persis telah banyak berkiprah, melahirkan kontribusi pemikiran, utamanya dalam kajian keislaman yang sangat bermanfaat bagi pembangunan umat Islam di tanah air.

 

Bersama-sama dengan organisasi keagamaan lainnya, Persis selalu tampil dan berjuang untuk menegakkan akidah, dan menyebarkan syariah Islam, Persis juga telah menjadi pelopor dalam mencerdaskan dan mencerahkan pemikiran umat, memelopori dakwah yang bersifat rasional melalui gerakan tajdid dan pembaharuan.

 

Kita mengenal tokoh-tokoh Persis, seperti Ahmad Hasan, Mohammad Natsir, KH. Isya Ansori, KH. Latif Muhtar, KH. Mustafa, KH. Siddiq Amin dan banyak lagi para tokoh dan pejuang besar Persis, yang telah ikut memberikan sumbangan pemikiran keislaman yang berharga semasa hidupnya. Perjuangan Persis juga telah berkontribusi dalam pencerahan dan pencerdasan umat, ribuan santri dari tingkat diniyah, ibtidaiyah, taziziyah, tsanawiyah hingga mualimin belajar diberbagai pesantren Persis. Karena itulah, kita berharap Persis dapat tampil lebih aktif dalam pembangunan moral dan akhlak bangsa.

 

Atas nama negara dan pemerintah, saya, dalam kaitan ini ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus, kepada para ulama dan segenap jami'ah Persis atas peran, pengabdian dan kontribusi Saudara-saudara kepada bangsa dan negara kita, sejak Persis berdiri hingga saat ini.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Diawal abad ke 21 ini, kita mengharapkan seluruh organisasi keagamaan di Indonesia bersatu padu, saling menghargai dan menghormati satu dengan lainnya, untuk menghadapi tantangan bangsa yang makin berat. Saya berharap, organisasi keagamaan memberi energi positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Energi positif itu salah satunya dapat dimanifestasikan melalui peran dalam membangun akidah dan perilaku umat.

 

Kita berharap, Persis dapat mengembalikan energi positifnya untuk membangun masyarakat Indonesia yang berkarakter, berakhlak mulia, berbudi luhur dan berdaya saing. Persis juga diharapkan dapat menjembatani peradaban Islam, peradaban timur dan peradaban barat, sehingga tercapai harmoni atau kerukunan yang menyejukkan. Kita patut untuk menghindari cara-cara kekerasan, sebab kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah, justru akan membawa masalah baru yang lebih rumit dan lebih kompleks.

 

Di bulan September ini, kita mencermati adanya peristiwa yang mengusik rasa keagamaan kita, yang pertama, rencana pembakaran Al Qur'an, yang digagas oleh Terry Jones, dunia digemparkan oleh rencananya untuk membakar kitab suci Al Qur'an, di Florida, Amerika Serikat.

 

Saya dan segenap kaum muslimin sangat terusik, dengan rencana yang tidak dapat diterima akal sehat itu. Sebagai Kepala Negara, dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, saya menyampaikan surat kepada Pemerintah Amerika Serikat, saya juga berbicara langsung dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk mencegah tindakan yang tidak rasional, dan sangat membahayakan keutuhan umat di dunia. Alhamdulillah, surat tersebut mendapatkan respon yang positif dan rencana itu tidak terjadi.

 

Saya masih ingat, pada saat kita merayakan Idul Fitri hari pertama pada tanggal 1 Syawal 1431 H, 10 September 2010, di Istana Merdeka, saya dengan didampingi oleh para pemimpin agama, termasuk Prof. Maman Abdurrahman, dan para pemimpin agama yang lain, mengeluarkan statement dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Inggris, menyerukan masyarakat dunia waktu itu, untuk betul-betul mencegah tindakan yang tidak masuk akal, yang akan dilaksanakan oleh Terry Jones, dan menyerukan bersatunya umat beragama di seluruh dunia. Terima kasih atas kebersamaan pimpinan Persis, mewakili Saudara semua, bersama-sama saya waktu itu untuk betul-betul mengajak umat manusia, justru lebih bersatu menghadapi tantangan global dewasa ini.

 

Saudara-saudara, yang kedua, kita juga sangat prihatin dengan insiden yang terjadi beberapa saat yang lalu di Bekasi, Jawa Barat, pada hari minggu tanggal 12 September 2010, sebuah tindak kekerasan yang tidak terpuji, yang tidak dapat dibenarkan, kepada jemaah yang akan menunaikan ibadah.

 

Dalam kesempatan ini saya ingin menegaskan kembali, bahwa kebebasan beribadah dan beragama, agama apapun di negeri ini, dilindungi oleh negara. Kita harus senantiasa menjaga kerukunan, dan hubungan baik diantara sesama umat beragama, kita juga harus mencegah aksi kekerasan di masyarakat kita. Tidak ada satu kelompokpun, yang dapat memaksakan kehendaknya sendiri kepada kelompok lain, apalagi dengan melakukan tindakan anarkis.

 

Dalam kaitan ini, saya ingin mengingatkan kepada kita semua, bahwa pikiran, apalagi tindakan untuk merusak, membakar kitab-kitab suci seperti pikiran Terry Jones, yang akan membakar Al Qur'an waktu itu, dan membakar kitab suci agama manapun, atau menghalang-halangi orang yang akan beribadah adalah perbuatan yang tidak dapat dibenarkan. Sebaliknya, yang harus kita lakukan adalah memastikan bahwa semua warga negara, tanpa kecuali mendapatkan perlakuan yang sama didepan hukum. Semua warga negara juga memiliki kewajiban yang sama untuk menghormati konstitusi dan undang-undang, memelihara ketertiban umum dan menjaga kerukunan dan toleransi. Haruslah dimengerti bahwa pada kenyataannya meskipun berbeda-beda kita sesungguhnya adalah warga dari bangsa yang sama, bangsa Indonesia.

 

Hadirin dan hadirot sekalian yang saya muliakan.

 

Pada kesempatan yang mulia ini, saya juga mengajak segenap komponen bangsa untuk terus menciptakan rasa aman, rasa tenteram, kerukunan dan sikap saling menghargai, mari kita bangun peradaban Islam yang luhur dan agung di negeri ini. Kita harus pastikan bahwa di abad ke 21 ini, peradaban kita akan ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Peradaban itulah yang harus kita tumbuh kembangkan sebagai manifestasi dari konsep Islam sebagai rahmatan lil alamin, Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Dari apa yang saya kemukakan tadi, maka implementasi konsep rahmatan lil alamin sesungguhnya bertumpu pada tiga dimensi utama, yaitu dimensi akidah, dimensi ilmiah dan dimensi akhlakulkarimah.

 

Dimensi aqidah akan menundukkan kita kepada Tuhan Yang Maha Pencipta. Dimensi ilmiah akan menampilkan kita sebagai umat  yang memiliki kecerdasan intelektual, kemandirian dan daya saing. Dan dimensi akhlak mulia meniscayakan kita untuk mengembangkan sikap lapang dada dan toleransi. Melalui ketiga dimensi itu pula kita dapat membangun tatanan dunia yang beradab dan penuh harmoni.

 

Pesan dan harapan saya kepada seluruh umat Islam di Indonesia, dan khususnya kepada keluarga besar Persis diseluruh penjuru tanah air, agar senantiasa meningkatkan pola, strategi, media dan metode dakwah yang lebih terbuka, lebih teduh dan memberikan kedamaian. Saya berharap, para ulama Persis terus meningkatkan kualitas dakwah dengan memberikan perhatian besar pada visi keislaman, visi kebangsaan dan visi kesejahteraan.

 

Salurkan energi positif keagamaan para jami'ah Persis, untuk bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya, mengatasi berbagai masalah keumatan dan kebangsaan. Bangunlah terus kemitraan dengan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan umat, teruslah mengambil bagian dalam menjembatani dan membangun kebersamaan, sekaligus menebarkan keteduhan, kedamaian dan keteladanan sehingga Islam yang rahmatan lil alamin sungguh dapat dirasakan dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

Demikianlah hadirin, hadirot yang saya muliakan, pesan, harapan dan ajakan saya, pada kesempatan yang penting dan mulia ini. Akhirnya dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhaanahuwata'ala serta dengan mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahim, muktamar ke XIV Persis beserta bagian Otonom saya nyatakan dengan resmi dibuka.

 

Terima kasih,

 

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.