Sambutan Presiden RI pada HUT TVRI Ke-50 TVRI, Jakarta, 30 Agustus 2012

 
bagikan berita ke :

Kamis, 30 Agustus 2012
Di baca 2050 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

HARI ULANG TAHUN KE-50 TVRI

DI AUDITORIUM GEDUNG PUSAT PRODUKSI SIARAN TVRI

TANGGAL, 30 AGUSTUS 2012

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan para Anggota DPR RI, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,

 

Saudara Direktur Utama TVRI beserta jajaran Dewan Pengawas, Dewan Direksi, Staf, dan Karyawan TVRI, para Sesepuh TVRI, beserta para Mitra dan Keluarga Besar TVRI, para Pimpinan Televisi Swasta,

 

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, dan Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Malam ini, dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, kita dapat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun ke-50 Televisi Republik Indonesia. Atas nama pemerintah dan negara, saya ucapkan selamat ulang tahun kepada segenap jajaran direksi, staf, dan karyawan Lembaga Penyiaran Publik TVRI di seluruh tanah air. Semoga momentum peringatan tahun emas TVRI, dapat meningkatkan kualitas siaran dan persebaran informasi kepada masyarakat luas. Sebagai lembaga informasi publik, TVRI dapat lebih berperan dalam memperkokoh identitas budaya, sebagai sarana edukatif, sekaligus media penghubung yang mempererat jalinan persatuan dan kesatuan bangsa.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Sebagai negara kepulauan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, negara kita memiliki keunikan kondisi geografis. Penduduk di negara kita tersebar tidak hanya di perkotaan dan perdesaan, tetapi juga di lembah-lembah, di gunung-gunung, serta di pulau-pulau terpencil. Persebaran penduduk di berbagai daerah itu, memerlukan sarana informasi yang efektif, salah satunya adalah media televisi.

 

Sejarah mencatat, kehadiran televisi di tanah air kita dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962. Ketika itu, Presiden Soekarno meresmikan siaran televisi pertama di tanah air, yang dipancarkan oleh Televisi Republik Indonesia. Meskipun siaran yang dipancarkan masih berwarna hitam putih, tadi kita saksikan dalam tayangan, tetapi siaran ini menandai lompatan era televisi di tanah air. Saat itu pula, negara kita menjadi salah satu negara yang berada di garis depan teknologi komunikasi di Asia.

 

Berdirinya TVRI di awal tahun 60-an merupakan sebuah langkah futuristik, antisipatif, dan inovatif. Ketika banyak negara di dunia belum menguasai kemajuan teknologi informasi, khususnya pertelevisian yang padat teknologi, negara kita telah melangkah ke depan terlebih dahulu. Melalui TVRI, kita dapat menyajikan informasi yang tidak hanya diterima oleh penduduk di ibukota negara, tetapi juga diterima oleh penduduk yang berdiam hingga di pulau-pulau terdepan, perbatasan negara, dan wilayah pedalaman. TVRI juga dapat menyiarkan kemajuan bangsa kita kepada komunitas internasional di luar negeri. Televisi telah menciptakan pengalaman baru melalui berbagai tayangan yang mencerdaskan, mendidik, dan sekaligus menghibur.

 

Saudara-saudara,

 

Tahun ini Televisi Republik Indonesia genap berusia 50 tahun. Sejak pertama kali mengudara, banyak pencapaian yang telah diraih oleh lembaga penyiaran televisi tertua di tanah air kita ini. Di antaranya yang terpenting adalah, posisinya sebagai lembaga penyiaran yang konsisten melaksanakan program-program siaran pembangunan, seperti, boleh tepuk tangan ..., seperti siaran perdesaan, dinamika pembangunan, siaran berita aktual, hingga beragam siaran kesenian dan kebudayaan berbasis kearifan lokal.

 

TVRI juga berperan penting dalam mensosialisasikan kebijakan pemerintah. Menyiarkan secara langsung acara-acara kenegaraan, serta kegiatan utama di jajaran kementerian dan lembaga. Tidak hanya itu, seiring dengan peningkatan kualitas gambar, saya ulangi, seiring dengan peningkatan kualitas gambar dan suara digital, TVRI dapat menyajikan siaran langsung berbagai event penting, seperti kemarin, olimpiade London baru-baru ini, siaran langsung sepak bola liga Italia, serta kreasi program-program baru yang menarik dan menghibur. Program-program TVRI juga ikut membangun karakter dan jati diri bangsa, dengan keragaman acara yang edukatif.

 

Konsistensi TVRI dengan warnanya tersendiri dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, memungkinkan para pemirsanya memperoleh informasi yang netral dari berbagai kepentingan politik. Tidak komersial, dan tidak terkait dengan tarik-menarik kekuatan politik yang sering terjadi.

 

Sejalan dengan arah kebijakan pembangunan di bidang komunikasi dan informasi, TVRI telah melaksanakan program penyiaran digital, meskipun masih dalam lingkup yang sangat terbatas di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Batam. Bulan, saya ulangi, tahun 2010 yang lalu, saya hadir di tempat ini untuk meresmikan pemancar siaran digital TVRI di empat kota. Ke depan, pemerintah akan terus mendukung upaya-upaya peningkatan infrastruktur, kapasitas, kualitas, serta perluasan wilayah jaringan siaran TVRI. Dengan, dengan cara itulah, insya Allah, pada tahun 2014 mendatang, 80 persen wilayah di tanah air dapat menerima siaran TVRI.

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Dalam memasuki usia emas TVRI, saya ingin menyampaikan dua hal: Pertama, harapan saya selaku Kepala Negara terhadap TVRI dalam posisinya sebagai agen pembangunan (agent of development). Dan yang kedua, pentingnya keseimbangan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat.

 

Hal pertama, TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik tentunya berperan sebagai penggerak dan penyebar kegiatan pembangunan. Sesuai dengan namanya, maka misi yang diemban oleh TVRI adalah menyebarkan informasi yang dapat membangkitkan semangat dan dorongan untuk melakukan perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Penyebarluasan, penyebarluasan berbagai program pembangunan ke seluruh pelosok tanah air akan dapat menularkan dan menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah-langkah nyata dalam memajukan wilayahnya masing-masing. Dalam hal ini, TVRI sebagai agent of development merupakan bagian dari upaya bersama untuk memajukan kehidupan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 

Hal yang kedua mengenai esensi keseimbangan pemberitaan. Di era reformasi saat ini, sesuai dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan, pemerintah tidak lagi melakukan sensor dan pembredelan terhadap konten pemberitaan atau siaran televisi. Kondisi ini sejalan dengan kebebasan pers, freedom of the press. Dan kebebasan berekspresi, freedom of expression. Hanya saja, TVRI kiranya harus cukup arif untuk memposisikan diri sebagai pemelihara keseimbangan, dalam arti menjadi televisi yang menyiarkan berita, oke, ngga apa-apa? Aman. Saya ulangi, yang menyiarkan berita secara fair and balance, adil dan berimbang. Saya ulangi lagi, adil dan berimbang. Posisi ini sama sekali tidak menuntut agar TVRI menjadi corong pemerintah dalam arti yang negatif. TVRI harus terbuka dengan nuansa yang lebih konstruktif, solutif, dan edukatif, dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat.

 

TVRI tentu dapat memunculkan pikiran-pikiran yang kritis. Namun, TVRI harus menyadari, bahwa masyarakat kita dengan beragam multidimensinya memerlukan tingkat dan cara penerimaan pesan yang tepat. Keliru saja pesan itu disampaikan, maka bukan berita pencerahan yang diterima oleh rakyat, tetapi mungkin justru berpotensi memprovokasi dan meracuni masyarakat kita. Sebagai contoh, kita tidak ingin karena siaran televisi, ada satu kejadian, justru memperuncing konflik yang terjadi di antara masyarakat kita. Konflik komunal, kekerasan horizontal, dan sebagainya. Apalagi jika masyarakat mendapatkan tayangan yang sungguh tidak mendidik disertai penggunaan bahasa yang kasar.

 

Esensi keseimbangan pemberitaan menjadi sangat penting, karena kita tidak ingin masyarakat di seluruh pelosok tanah air hanya melihat sisi negatif dari kehidupan di negeri tercinta ini, yang masih banyak disiarkan oleh media kita. Benar, di negeri ini masih banyak kekurangan, dan kita harus mengakui, rakyat juga perlu tahu, tetapi wartakanlah kepada rakyat Indonesia, berbagai prestasi dan keberhasilan yang kita capai. Termasuk saat ini, negara kita makin diperhitungkan oleh bangsa-bangsa di dunia, karena kemajuan dan peran internasionalnya yang makin nyata. TVRI dalam kaitan ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan informasi itu.

 

Di tengah persaingan yang makin ketat Saudara-saudara, TVRI harus meningkatkan kemampuan secara maksimal di segala lini. Baik sumber daya manusia, penguasaan teknologi, anggaran, inovasi dan kreativitas. Insya Allah, jika terdapat perubahan mendasar dalam sisi konten siaran, tidak sulit bagi TVRI untuk kembali dapat merebut hati para pemirsanya. Malam ini saya melihat studio siaran berita tadi dan apa yang saya lihat langsung di ruangan ini, tanda-tanda sudah nampak, bahwa di tahun-tahun mendatang, TVRI akan terus bangkit dan tampil sebagai televisi yang membanggakan.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Selama setengah abad mengemban tugas, melayani kepentingan publik, TVRI telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang mendidik, menghibur, dan mempererat persaudaraan. Jika setengah abad yang lalu, saat negara kita masih berkategori negara berkembang, kita berani dan percaya diri untuk membangun stasiun televisi yang padat modal dan padat teknologi. Maka kini, dengan status emerging economy, dengan postur kekuatan ekonomi ke-16 terbesar di dunia, kita berkomitmen untuk memberikan dukungan yang makin besar bagi kemajuan penguasaan teknologi pertelevisian di negeri kita.

 

Di era televisi digital saat ini, tentu saja TVRI harus menjadi garda terdepan dalam siaran televisi. Sebagai stasiun pertama yang hadir di tanah air kita, TVRI tidak boleh kalah bersaing dengan televisi-televisi swasta. Sekali lagi, TVRI juga harus memberikan keseimbangan dalam menyiarkan informasi, pendidikan, kebudayaan, dan hiburan yang sehat kepada masayarakat. Dan yang lebih penting lagi, TVRI harus bersifat, saya ulangi, TVRI harus tetap bersifat independen, netral, dan tidak semata-mata memproduksi acara siaran sesuai tuntutan liberalisasi dan selera pasar.

 

Masyarakat berhak memperoleh informasi yang benar, right to know. Karenanya, TVRI harus berfungsi sebagai identitas nasional, pemersatu bangsa, dan mampu membentuk citra positif bangsa kita di dunia internasional.

 

Sebagai lembaga penyiaran publik, TVRI harus mengemban tugas untuk menyiarkan informasi, edukasi, dan hiburan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di pelosok Nusantara-nya. Siarannya pun harus mencerminkan kebhinekaan yang merefleksikan struktur keragaman, realita sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Programnya juga harus mencerminkan identitas dan budaya nasional.

 

Dalam usianya yang menginjak setengah abad, saya berharap agar TVRI menjadi lebih berkembang, memiliki daya saing yang lebih tinggi, dan mampu menjadi salah satu penyelenggara penyiaran televisi yang kredibel di kawasan Asia Tenggara. Saya yakin, cita-cita dan harapan itu dapat kita raih, sejauh ada kemauan dan kerja keras dari kita semua.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Dari apa yang saya kemukakan tadi, saya mengajak Keluarga Besar TVRI agar tetap optimis dan mengedepankan semangat kejuangan dan semangat cinta tanah air, dalam menjalankan tugas sebagai lembaga penyiaran publik.

 

Di tengah terpaan industri pertelevisian yang bernuansa komersial, seiring dengan makin tajamnya persaingan pertelevisian di tanah air, saya minta agar TVRI tetap menjalankan peran sebagai mercusuar informasi dan saluran pemersatu bangsa. Pelihara komitmen yang kuat, saya ulangi Saudara-saudara, karena harapan saya amat tinggi kepada TVRI, pelihara komitmen yang kuat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

Jadikanlah TVRI sebagai sumber berita, dan informasi yang cepat tapi akurat, dan terpercaya. Tata dan kemas berita dan informasi dengan penyajian yang makin menarik. Insya Allah, dengan cara itu, di tahun-tahun mendatang, besar keyakinan saya, TVRI akan semakin berkembang dan berjaya.

 

Demikianlah sambutan saya pada hari yang bersejarah ini. Semoga Allah SWT meridhoi usaha kita bersama dalam melanjutkan tugas sejarah, membangun bangsa yang makin cerdas, makin adil, makin demokratis, dan makin sejahtera.

 

Terima kasih,

 

Dirgahayu TVRI.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI