Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Musrenbangnas, 28 April 2010 di Hotel Bidakara, Jakarta

 
bagikan berita ke :

Rabu, 28 April 2010
Di baca 767 kali

 

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

 PERESMIAN PEMBUKAAN MUSRENBANGNAS

DI HOTEL BIDAKARA, JAKARTA

TANGGAL 28 APRIL 2010

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,


Yang saya hormati,

Saudara Ketua DPR RI,

Saudara Ketua DPD RI,

Saudara Ketua Mahkamah Agung dan para unsur pimpinan Lembaga-lembaga Negara,


Yang saya hormati,

para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,

 

Yang saya hormati,

para Gubernur atau Wakil Gubernur, para Bupati, dan Walikota di seluruh Indonesia yang hadir pada acara hari ini,

para pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian dan pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara,

para pimpinan perencanaan pembangunan, baik pusat maupun daerah,

para pimpinan organisasi non-pemerintah dan organisasi kemasyarakatan,

para pimpinan organisasi mitra pemerintah, baik dari dalam maupun luar negeri,

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 
Pada kesempatan yang baik ini, marilah sekali lagi, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kita semua masih diberi kesempatan untuk melanjutkan bakti dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara, utamanya di dalam melanjutkan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 

Acara "Musrenbangnas" ini sesungguhnya adalah acara yang bersifat tahunan, berkala, boleh disebut rutin. Tetapi saya berharap, janganlah hanya dianggap pekerjaan yang biasa-biasa saja, yang rutin-rutin saja. Sebaliknya saya berharap, gunakanlah wahana ini untuk bersama-sama merumuskan rencana pembangunan yang akan kita jalankan bersama, agar pembangunan itu betul-betul berhasil.

Di sinilah pula, ruang untuk saling berinteraksi, saling menyampaikan pandangannya, tetapi sekaligus saling mendengar agar solusi yang dipilih, keputusan yang diambil, dan kebijakan pembangunan yang ditetapkan benar-benar tepat untuk mengatasi keadaan, utamanya tahun ini dan tentu tahun-tahun mendatang.


Saya tidak ingin berbicara secara teknis atau menyentuh segi-segi yang operasional, karena mulai dari Wakil Presiden, para Menteri, dan semua yang akan menyampaikan pandangan, rencana, dan pikiran-pikirannya sudah akan menjamah pada masalah-masalah itu.

 

Saya sekaligus meminta kepada para pejabat terkait, agar apa yang telah kita tetapkan sebagai kebijakan, strategi, dan program aksi, dijelaskan dengan gamblang kepada seluruh pejabat pemerintahan yang hadir pada acara ini, termasuk apa yang telah kita hasilkan dalam rapat kerja di Cipanas dan kemudian rapat kerja di Tampaksiring beberapa saat yang lalu.


Namun, sebelum saya menyampaikan hal-hal yang paling mendasar, very basics, untuk kita bisa menyukseskan pembangunan ini, saya ingatkan kepada semua, agar menyimak dengan baik, jangan tidur, jangan berbicara sendiri. Kalau berbicara sendiri lebih baik di luar. Kalau tidur, basuhlah mukanya supaya segar kembali.

Saya melihat makin hari Musrenbangnas ini makin ramai. Saya berseloroh tadi dengan Kepala Bappenas dan Mendagri, ini boleh juga disebut wisata Musrenbangnas. Tidak apa-apa sekali-kali, setelah Saudara bekerja dengan gigih di seluruh pelosok Indonesia datang ke Jakarta, supaya mengetahui ibukota kita makin maju. Belanjalah secukupnya, kemudian bertemulah dengan yang lain, dan nanti kembali ke daerah dengan semangat dan tekad yang baru untuk bersama-sama menyukseskan pembangunan.


Saudara-saudara,


Itulah pengantar saya. Saya akan menggunakan tayangan, silakan diikuti, mudah-mudahan terbaca. Judulnya adalah "Mengapa Kita Melaksanakan Pembangunan Nasional". Sederhana, tetapi harus betul-betul kita pahami. Kalau kita paham, insya Allah dalam menjalankan tugas akan berhasil.



Dari judul ini, saya ingin mengedepankan lima hal. Pertama, apa yang sesungguhnya diinginkan oleh rakyat. Kedua, mengapa rakyat memilih pemimpin-pemimpinnya. Ketiga, bagaimana memenuhi keinginan rakyat tersebut, rakyat yang telah memilih pemimpin-pemimpinnya itu. Yang keempat, apa tugas dan kewajiban para pemimpin. Dan yang kelima, yang tidak kalah pentingnya, bagaimana agar pembangunan itu sukses, sehingga rakyat makin sejahtera.


Mari kita lihat satu per satu. Kita mulai dari apa yang diinginkan oleh rakyat. Pertama, rakyat ingin agar kebutuhan dasarnya, utamanya yang bersifat biologis dapat dipenuhi, pangan, sandang, hidup berkeluarga. Bisa dibayangkan kalau ada satu saja warga negara Indonesia yang tidak bisa makan, yang tidak bisa berpakaian, yang tidak bisa menjalankan kehidupan berkeluarganya.

Yang kedua, rakyat juga ingin rasa aman, bebas dari ancaman kejahatan. Singkatnya, berjalan di siang hari, berjalan di malam hari, berpergian menggunakan bus, kereta api, mereka ingin aman, bebas dari kejahatan. Mereka juga ingin bebas dari wabah-wabah penyakit yang setiap saat bisa datang. Mereka juga ingin tidak terus-menerus ditimpa oleh bencana, utamanya bencana akibat kelalaian manusia.

 

Mereka juga ingin aman dari ancaman terorisme. Bayangkan, pagi-pagi seorang keluarga masih makan pagi bersama, tiba-tiba siang hari ada bom meledak, kemudian salah satu anggota keluarganya tewas. Dan rakyat juga ingin agar konflik-konflik bersenjata yang dulu pernah terjadi itu tidak terjadi lagi.


Saya sering datang ke daerah konflik dulu, di Sampit, di Poso, di Ambon, Maluku Utara, di Aceh, sebagian di Papua. Kalau saya dan Saudara juga semua berbicara kepada penduduk, kepada masyarakat, mereka akan mengatakan, "Bapak atau ibu, yang kami inginkan adalah rasa aman, semoga konflik bersenjata ini segera berakhir." Itu yang kedua, yang diinginkan oleh rakyat.


Sebelum saya lanjutkan, saya lupa tadi meng-address di sini ada para Anggota Dewan Pertimbangan Presiden juga hadir, juga Pimpinan KPU saya lihat di sini, dan sejumlah pimpinan Lembaga Negara.

 

Yang ketiga, saya lanjutkan, rakyat ingin bisa memeluk agama dan menjalankan ibadahnya secara damai.

 

Keempat, rakyat ingin memiliki pekerjaan, tidak menganggur, sehingga mendapatkan penghasilan atau income. Income itulah bisa digunakan untuk kehidupan keluarganya.

 

Yang kelima, rakyat ingin memiliki tempat tinggal yang layak.


Keenam, mereka ingin mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak pula.


Ketujuh, rakyat kita di mana pun ingin mendapatkan keadilan, di hadapan hukum dan tidak merasa ada diskriminasi, baik oleh karena suku, karena agama, karena ras, karena daerah, dan perbedaan identitas lainnya.

 

Yang kedelapan, rakyat ingin juga berorganisasi dengan yang lain dan dapat menyampaikan pendapat atau aspirasinya, termasuk ikut dalam pemilu dan pilkada.

Yang kesembilan, mereka semua, rakyat kita, ingin hidup dalam lingkungan yang baik. Lingkungan ini pertama-tama, lingkungan fisik, kampung halaman, RT, RW, desa, kota yang sehat, yang nyaman, yang bersih, dan hal-hal yang
membikin mereka tenang dan tentram hidup di situ. Mereka juga ingin lingkungan masyarakatnya itu aman dan tertib, tidak sedikit-sedikit mengamuk, tidak sedikit-sedikit merusak, dan sebagainya. Kemudian rakyat dalam kehidupannya, masih bicara soal lingkungan, mereka juga ingin mendapatkan kemudahan-kemudahan, yang kita sebut dengan fasilitas atau infrastruktur yang cukup pula.


Yang kesepuluh, mereka, rakyat kita, ingin mendapatkan pelayanan, services, yang baik. Jangan dipersulit, harus dipermudah, termasuk yang memiliki kondisi yang khusus, misalnya penyandang cacat, penyandang cacat berat apalagi, golongan lanjut usia, yang mereka memerlukan pelayanan khusus, perhatian khusus, bantuan khusus, dan fasilitas khusus dalam kehidupan sehari-harinya.


Yang kesebelas, mereka semua akhirnya merasakan kemajuan dalam hidupnya, there is a progress,
dan memiliki harapan, yang baik tentunya, di masa depan.


Semuanya itulah, Saudara, yang kita sebut dengan kesejahteraan rakyat. Inilah hakekat dari kesejahteraan rakyat. Kita membangun untuk memenuhi itu semua, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Mari kita pegang betul, agar dalam keadaan apapun Saudara mengembangkan rencana, menetapkan kebijakan, membikin prioritas, melaksanakan pembangunan, kembalilah kepada tujuan, kepada apa yang sesungguhnya diinginkan oleh rakyat kita.

 
Saudara-saudara,

Mari kita lihat bagian kedua. Mengapa rakyat memilih pemimpin, kita semua? Mereka berharap para pemimpin yang dipilih itu, baik yang di pemerintahan maupun non-pemerintahan, di DPR, di DPD, di MPR, di mana pun, dapat mewujudkan keinginan mereka, yang tadi itu, sebelas butir itu, yang itu bisa diperpanjang lagi tentunya.


Siapa yang dipilih oleh rakyat, dan sekarang secara langsung, Kepala Desa, Bupati, Walikota, Gubernur, Anggota DPR, Anggota DPD, Anggota DPRD, Presiden, dan Wakil Presiden. Kita semua dipilih langsung oleh rakyat, we are all directly elected by the people. Tolong disadari. Kita mendapat mandat, kita mendapat kepercayaan, kita dipilih oleh mereka.


Dan ingat, dalam sistem pemerintahan di negeri kita ini, setiap tempat, setiap komunitas, ada pemimpinnya. Istilah saya, terbagi habis. Indonesia dibagi dalam 33 provinsi, habis, tidak ada yang tidak punya provinsi. Masing-masing provinsi dibagi dalam kabupaten dan kota, habis. Tidak ada yang tidak punya kabupaten dan kota, dibagi dalam kecamatan, dan dibagi dalam desa atau kelurahan, habis. Tidak boleh ada rakyat satu pun di negeri ini yang merasa tidak punya pemimpin, yang merasa tidak ada yang memperhatikan, karena sudah terbagi habis.


Itulah sebabnya, sering saya setelah mendapatkan laporan dari staf ketika ada unjuk rasa di depan Istana Negara, itu unjuk rasa tentang apa? Dari kelompok mana? Dan sejumlah pertanyaan yang saya ajukan, untuk mengetahui apa pikiran rakyat itu, karena mungkin berkaitan dengan kebijakan, mungkin berkaitan dengan program, mungkin berkaitan dengan kinerja pemerintah, dan sebagainya.


Sering, saya lihat, masalah ini mestinya selesai di kabupaten, bahkan selesai di kecamatan. Ada satu gedung sekolah yang tidak benar, ribut di sebuah kecamatan, unjuk rasanya di depan Istana. Kemana pajabat-pejabat itu, mengingat, saya katakan tadi, tanah air kita sudah terbagi habis. Mari kita pahami betul, kita dipilih, kita mendapatkan mandat, kita tahu yang diharapkan oleh rakyat, dan kita bertanggung jawab terhadap daerah dan masyarakat yang kita pimpin. Itu bagian kedua yang saya sampaikan.


Dengan demikian, masih bagian kedua, ujungnya ini, para pemimpin yang dipilih oleh rakyat, kita semua, termasuk saya, diharapkan tidak sibuk memperkaya diri dan keluarganya, tidak asik berpolitik sendiri, sehingga lalai menjalankan tugas pemerintahan, tidak bekerja asal-asalan, dan tidak nampak kegigihan dan usaha yang maksimal. Kalau ada masalah lebih suka menyalahkan pihak lain dan tidak segera menyelesaikannya, ini juga tidak diharapkan oleh yang memilih kita. Dan jangan pula selama memimpin tidak ada hasil, tidak ada capaian, dan tidak ada perubahan yang positif. Bicaralah dengan rakyat dari hati ke hati, pasti muncul seperti ini.

 

Oleh karena itu, Saudara-saudara, saya mengajak, termasuk diri saya, mari kita bebaskan diri kita dari ketidakbertanggungjawaban seperti itu, irresponsibility. Pemimpin itu yang paling tinggi tanggung jawab. Mari, jangan sia-siakan kepercayaan rakyat yang telah memilih kita semua.


Saudara-saudara,

Saya masuk bagian ketiga. Bagaimana kita memenuhi keinginan rakyat tersebut. Jawabannya kita harus membangun dan terus membangun. Ada yang bertanya, sampai kapan? Ya sampai rakyat kita benar-benar merasa sejahtera. Pertanyaan berikutnya, kemudian, apa mudah dan gampang membangun bangsa menuju masyarakat yang sejahtera itu? Kita sudah mendapatkan jawaban, sangat tidak mudah, kompleks, dan penuh tantangan. Apalagi negara kita adalah negara berkembang yang memiliki ribuan, mungkin puluhan ribu, permasalahan yang kompleks. Tetapi meskipun tidak mudah, kompleks, dan penuh dengan tantangan, kita harus tetap menjalankan pembangunan dengan gigih.

 
Di sinilah Saudara-saudara, mulai dari Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri, sampai dengan saya, dan pejabat-pejabat publik yang lain, harus benar-benar memiliki kemampuan manajemen, dan kepemimpinan pembangunan yang efektif, baik pusat maupun daerah, baik sektoral maupun regional. Intinya di situ.

 

Saudara tentu harus mengetahui tentang sistem pemerintahan, mengetahui tentang ekonomi, tentang sosial, tentang politik, tentang budaya, tentang hukum, tentang keamanan, tentang pertahanan, tentang hubungan luar negeri, dan sebagainya.


Tetapi di atas segalanya, sebagai pemimpin, yang utama adalah kita semua harus mengetahui manajemen dan bisa menjalankan tugas-tugas kepemimpinan yang efektif. Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh manajemen dan kepemimpinan yang efektif. Tidak ada resep lain, tidak ada jalan pintas, tidak ada sulapan, tidak ada resep ajaib, ya ini yang harus kita lakukan untuk memenuhi keinginan rakyat tersebut.


Saudara-saudara,

Dari situ saya akan masuk bagian yang keempat, apa tugas dan kewajiban para pemimpin? Di sini ada empat, Saudara bisa tambahkan lagi, agar pembangunan benar-benar berhasil, tetapi yang empat ini menurut saya jangan diabaikan, jangan dilupakan.


Pertama, pimpin secara langsung pelaksanaan pembangunan, agar benar-benar berhasil, jangan Saudara mendelegasikan kepada yang lain, manakala kita harus melaksanakannya sendiri dan secara langsung. Jangan memimpin dari belakang meja, terima bersih, terima laporan, tanpa kita turun ke lapangan dan bertemu dengan masyarakat luas.


Yang kedua, kalau ada masalah, atasi, jangan menghindar atau bahkan lari dari persoalan itu. Itu namanya Saudara menyimpan bom waktu, time bomb, setiap saat bisa meledak.


Yang ketiga, seringlah turun ke lapangan, dan bertemu langsung dengan rakyat. Bukan sekedar turun, bukan sekedar bertemu dengan mereka, tapi pastikan bahwa pembangunan yang kita jalankan, pembangunan daerah yang Saudara pimpin dan jalankan itu berjalan baik, sehingga mereka merasa ada yang dirasakan.


Yang keempat, mari kita bangun budaya malu. Malu untuk apa? Malu kenapa? Malu jika negara kita, provinsi kita, kabupaten kita, dan kota kita tidak ada kemajuannya. Kalau itu terjadi, maka rakyat akan merasa, "kalau begitu salah saya memilih pemimpin". Dan biasanya, kalau rakyat merasa dikecewakan, mereka akan mengganjar nanti dalam pemilihan umum ataupun pilkada-pilkada.

 

Mari Saudara-saudara, termasuk saya, kita pastikan bahwa kita berbuat sekuat tenaga, all out,all out, sampai kita sendiri merasakan, rakyat juga tahu, ada masalah yang memang tidak bisa seketika itu dicapai, perlu waktu, tidak bisa lantas diselesaikan oleh kabupaten atau kota itu sendiri, perlu bantuan dari provinsi dan dari pusat, tidak bisa hanya pemerintah saja, perlu kebersamaan dengan masyarakat. Tetapi tunjukkan dan mari kita jalankan bahwa kita menjalankan tugas secara sekuat tenaga.


Yang terakhir, bagian kelima, ini bukan kita ambil dari teori di awang-awang, bukan, saya rajin membaca, termasuk membaca teori dan praktek tentang pembangunan yang dijalankan di negeri kita dari masa ke masa, pusat dan daerah, termasuk membaca pembangunan yang dijalankan oleh negara-negara lain, apakah negara berkembang, negara yang belum berkembang benar, atau pun negara maju. Karena saya ingin tahu, apakah kebijakan, strategi, dan aksi kita ini sudah tepat. Kalau negara lain berhasil kenapa, tetapi kalau negara lain juga gagal, mengapa itu pula? Yang ingin saya sampaikan ini sesungguhnya lebih pada apa yang mungkin sama-sama kita rasakan, yang saya rasakan, ketika memimpin negeri ini lima setengah tahun, hingga hari ini, dan tentu pengalaman saya juga, pengalaman Saudara pada posisi-posisi sebelumnya.


Pertanyaannya yang paling penting, bagaimana agar pembangunan itu sukses dan akhirnya rakyat makin sejahtera? Di atas segalanya, pembangunan itu harus direncanakan dengan baik, jangan kumaha engke, jangan, "sudahlah yang penting jalan saja, enggak usah rencana-rencana yang penting bagaimana mainnya di lapangan".

 

Mungkin bisa saja kalau rumah tangga, tapi kalau negara, kalau provinsi, sekali pun kabupaten dan kota. Kabupaten di negeri kita ini ada yang sama dengan Singapura, luasnya lebih besar, penduduknya pun ada yang mirip-mirip itu. Jadi banyak, potensi yang ada di kabupaten dan kota, apalagi provinsi, apalagi negara, bayangkan kalau rencana itu dibuat asal-asalan.


Saya sering mengatakan, rencana yang baik, 50% dari keberhasilan. Kalau perang, di dunia militer, rencana dan persiapan perang yang baik, 50% dari kemenangan dalam peperangan itu. Rencana itu bukan juga ngawur-ngawuran, asal ada rencana, tambal sulam dari tahun lalu, dari sebelumnya, diganti kata-katanya, kalimatnya, bukan, itu kertas itu.

 

Rencana, sesuatu yang akan kita jalankan, yang itu mengalir dari bagaimana sih kita ingin membawa negeri ini 5 tahun mendatang, provinsi saudara, kabupaten saudara, kota Saudara tahun depan bagaimana? Visi, strateginya bagaimana? Kebijakannya bagaimana? Harus dirumuskan secara tepat dan benar. Dari situ kita alirkan dalam rencana.


Dalam rencana itu yang diutamakan adalah kegiatan apa yang akan dilakukan, oleh siapa, dimana, kapan, boleh dengan cara apa, yang akhirnya masuk pada yang kedua, anggaran pembangunan untuk memastikan rencana itu bisa dilaksanakan dengan efektif, juga harus tepat alokasi dan distribusi anggaran pembangunan, sumber daya pembangunan. Ingat, tidak pernah dalam jumlah yang berlebihan, selalu ada teori scarcity, keterbatasan, limitations dari anggaran yang kita mulai. Oleh karena itulah dibagi-bagi dengan baik, allocation and distribution of resources, termasuk uang, anggaran, dana itu. Setelah penganggarannya baik, pastikan pelaksanaannya tidak menyimpang.

 

Yang ketiga, saya ulangi lagi di sini, para pemimpin dan pelaksana pembangunan harus aktif dan langsung, hands on, di dalam menangani pembangunan dan jika ada hambatan dan masalah segera diatasi, jangan ditunda. Jangan ditunda. Kalau ditunda, semula hanya satu masalah, bulan depan sudah punya dua anak masalah.

 

Ditunda lagi tiga bulan, sudah punya enam anak masalah, setahun sudah punya cucu masalah. Segera, segera, pekalah, sensitiflah. Kalau ada keganjilan, ada masalah, ada hambatan, ada tantangan, ada protes, ada kecemasan, dan sebagainya, karena kita memimpin manusia, punya hati, punya pikiran, punya harapan, dan punya perasaan, mari.


Setelah itu kita perlu berkoordinasi dengan baik, daerah, pusat perlu menjalankan sinkronisasi dan sinergi yang baik, agar tidak tumpang tindih, agar tidak satu masalah, tidak ada yang menangani. Ada masalah ramai-ramai dikeroyok, boros, ngapain. Tapi ada masalah tidak ada yang menyentuhnya, tidak ada yang memecahkan. Itu tidak sinergis, itu tidak sinkron satu sama lain, itu koordinasinya buruk.

Yang terakhir,
less but not least, Saudara-saudara, libatkan dan ajak masyarakat dan para pemangku kepentingan, apakah dunia usaha, dunia pendidikan, tokoh masyarakat, LSM, semua diajak untuk menyukseskan pembangunan kita. Memang memerlukan ketekunan, kesabaran, kesediaan untuk mengajak yang lain, agar betul-betul menyukseskan pembangunan itu.


Saudara-saudara,

Itulah lima hal penting. Saudara, selama mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional ini akan membahas banyak hal. Banyak sekali, tetapi landasilah hati dan pikiran Saudara dengan 5 hal penting ini. Karena manakala rencana itu harus mengalami perubahan, kondisinya berubah, tiba-tiba ada perkembangan situasi, tetap ingat yang lima hal ini.

 

Saudara tidak akan mengalami yang disebut penyakit disorientasi, never disoriented, bingung, mau kemana, kok berubah begini, kok ada masalah, bencana, kok ada perubahan anggaran, ingat yang lima tadi, sehingga inisiatif Saudara, solusi Saudara, cara memperbaikinya tetap lurus pada tujuan pembangunan itu.


Inilah yang disebut dengan human centered development, human based development. Inilah yang dulu sering disebut pembangunan manusia seutuhnya, development for all. Ini, saya sampaikan dengan bahasa kita, bahasa yang mudah-mudahan rakyat kita bisa memahami, karena kita harus membikin persoalan yang ruwet, yang kompleks, yang kadang-kadang teoritis menjadi sesuatu yang sederhana, yang gamblang, yang mudah diketahui oleh rakyat dan kita sendiri bisa menjalankan dengan sebaik-baiknya.


Itulah Saudara-saudara dan besar harapan saya, Saudara semua bisa menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Marilah kita ambil tanggung jawab ini dengan sepenuh hati dan kita sukseskan pembangunan kita.

 

Dengan pesan, harapan, ajakan, dan arahan itu, akhirnya dengan terlebih dahulu memohon ridhoSubhaanahu wata'aala, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2010, saya nyatakan dibuka. Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah


Terima kasih.


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara R