Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Rakernas ke-14 HIPMI, 2 Maret 2010 di Hotel Ritz Carlon, Jakarta

 
bagikan berita ke :

Selasa, 02 Maret 2010
Di baca 931 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PEMBUKAAN RAPAT KERJA NASIONAL KE-14

HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA

 DI GRAND BALLROOM HOTEL RITZ CARLTON, JAKARTA

PADA TANGGAL 2 MARET 2010

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

   Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Saudara Gubernur DKI Jakarta, para sesepuh, para pendiri, dan para senior HIPMI, Saudara Ketua Umum HIPMI dan para unsur pimpinan serta pengurus HIPMI, baik pusat maupun daerah,

 

Adik-adik para pengusaha muda yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena kita semua, atas rahmat dan ridho-Nya, masih diberi kesempatan sejarah untuk ikut membangun bangsa, terutama di bidang ekonomi dan dunia usaha. Saya juga mengucapkan selamat datang kepada peserta Rakernas dari berbagai penjuru tanah air dengan doa dan harapan semoga Rakernas ini membawa kebaikan, baik kepada keluarga besar HIPMI maupun kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.

 

Para pengusaha muda yang saya cintai,

 

Saya sungguh terkesan, kagum, dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada adinda Erwin Aksa yang telah menyampaikan pandangan yang luar biasa. Saya sebagai generasi yang tidak lama lagi akan meninggalkan panggung kepemimpinan di negeri ini makin optimis bahwa generasi mendatang akan lebih baik dari generasi kami. Sesuatu yang diidam-idamkan oleh kita semua, generasi yang lebih tua, melihat generasi mudanya tumbuh berkembang dan bahkan bisa mengantarkan bangsa Indonesia mencapai cita-cita menjadi bangsa yang maju, yang sejahtera, dan bermartabat di abad 21 ini.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Saya ingin menanggapi langsung, merespon, butir-butir penting yang disampaikan oleh Ketua Umum HIPMI tadi, pertama saya garis bawahi, Saudara Erwin, bahwa globalisasi ini tidak dapat dielakkan. Kita telah dan akan terus hidup dalam era globalisasi, termasuk globalisasi ekonomi. Pilihannya adalah apakah kita merasa gamang, takut, dan mengganggap globalisasi itu serba ancaman atau sebaliknya, karena memang kita hidup dalam dunia seperti ini, maka kita pandai dan cekatan untuk mengambil dan menciptakan peluang dari globalisasi ini, sehingga bisa mengalirkan sumber-sumber kemakmuran dari belahan dunia manapun untuk kepentingan Indonesia. Saya senang karena HIPMI memilih pada posisi yang kedua, meskipun ada tantangan, mungkin ancaman, tetapi manakala HIPMI bertekad bahwa there is an opportunity, insya Allah itu yang akan didapat oleh HIPMI dan didapat oleh bangsa kita.

 

Yang kedua, optimisme HIPMI sungguh saya hormati. Saudara mengatakan, kalau Tiongkok bisa, mengapa Indonesia tidak bisa? Kalau India bisa, mengapa kita tidak bisa? Kalau negara ASEAN yang lain bisa, Indonesia mesti bisa. Mesti bisa.

 

Yang ketiga, ini juga penting kita catat bahwa ada hambatan yang dialami oleh dunia usaha, termasuk HIPMI. Tadi dikatakan juga pemerintah diharapkan bisa menjembatani, misalnya ke dunia perbankan, agar kebijakan moneternya menjadi lebih tepat dan friendly terhadap sektor riil atau sektor bisnis, misalnya suku bunga yang tepat dan kredit perbankan yang mesti disalurkan dengan baik. Saya setuju dan insya Allah pemerintah akan terus berkomunikasi, mendorong, dan meminta perbankan kita untuk betul-betul bisa memberikan pendanaan bagi berkembangnya sektor riil di seluruh Indonesia.

 

Yang keempat adalah peran pemerintah tetap diperlukan. Tentu saja, kami, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, kalau saya sering menyebut pemerintah daerah karena sistem pemerintahan kita sekarang ini sudah desentralistik dan bertumpu pada otonomi daerah. Oleh karena itulah maka kalau pemerintah pusat bertekad untuk melakukan fasilitasi, bantuan menciptakan kondisi, termasuk kebijakan-kebijakan, dan peraturan yang tepat, pemerintah daerah juga demikian. Apalagi bagi usaha yang tengah tumbuh, itu memerlukan bimbingan, memerlukan proteksi, memerlukan payung yang baik, yang positif, agar terus tumbuh dengan baik. Saya bersetuju dan akan terus saya sampaikan kepada para Gubernur, Bupati, dan Walikota, jadikan HIPMI partner, dengan demikian akan tumbuh dengan baik usaha di daerah itu.

 

Yang kelima, disebut secara eksplisit hambatan di daerah. Benar. Kalau saya boleh berkomentar, Bung Erwin, memang demokrasi dan desentralisasi itu kita perlukan. Itu amanat reformasi, dan itu akan membawa kebaikan. Jadi kita harus mengatakan demokrasi dan desentralisasi, yes, tetapi benar bersamaan dengan mekarnya demokrasi dan dipraktekkannya sistem desentralisasi, otonomi daerah, maka tanggung jawab dan kejujuran semua pengelola negara, baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif, baik pusat maupun daerah, juga sangat diperlukan. Kita tidak ingin bahwa arah dari pembangunan perekonomian kita menjurus pada kondisi yang tidak sehat. Kita bisa mencegahnya bersama jangan sampai ada budaya kroni, oligarki, dan benturan kepentingan yang tidak semestinya. Dengan demikian menutup peluang bagi semua untuk bisa menjalankan kegiatan bisnis dengan baik di negeri tercinta ini.

 

Yang keenam, saya sungguh berterima kasih dengan statement yang tulus dari HIPMI tadi, meskipun masih banyak kekurangan pemerintah, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kami rampungkan, tapi para pengusaha muda melihat bahwa sesungguhnya arah dari pembangunan perekonomian kita ini berada pada arah yang benar, dan terimalah ucapan terima kasih dan penghargaan saya karena kebersamaan kita kemarin, 2008, 2009, pemerintah, dunia usaha, para ekonom, pemerintah daerah, dan stakeholders yang lain. Sekali lagi, kerja keras kita bersama dalam masa krisis global dua tahun terakhir ini, perekonomian kita selamat, kita survive, dan alhamdulillah bisa menjaga pertumbuhan yang oleh dunia dianggap cukup tinggi. Ini adalah kerja keras kita semua yang harus kita jaga dan pertahankan.

 

Hadirin sekalian para pengusaha muda yang saya cintai,

 

Pikiran yang jernih dan rasional seperti itu sungguh kita perlukan, sikap optimisme seperti itu juga sangat kita harapkan. Dan benar adanya kalau kita hidup berani menghadapi tantangan, kita belajar dari hari ke hari, dan hidup kita ini adalah universitas yang abadi sebagaimana sikap dari HIPMI tadi, saya yakin bukan hanya HIPMI tapi bangsa kita akan benar-benar maju di waktu yang akan datang.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Bagian kedua sambutan saya ini adalah bagaimana kita melihat ke depan, lima tahun mendatang karena itulah masa yang baik bagi HIPMI khususnya, dunia usaha pada umumnya, untuk betul-betul bisa berkontribusi dalam pembangunan ekonomi kita. Saya harus mengatakan, I must say, bahwa lima tahun mendatang adalah peluang bagi kita untuk betul-betul tumbuh lebih baik lagi perekonomian kita. Saya menggarisbawahi berbagai artikel, essai, yang ditulis oleh para pengamat dunia yang mengatakan bahwa masa depan kita, lima, sepuluh tahun mendatang, adalah golden opportunity bagi bangsa Indonesia. Mengapa? Mari kita lihat satu-persatu.

 

Dari segi situasi dan pra-kondisi lima tahun mendatang, ada sejumlah faktor yang sangat bisa untuk menjadi pendorong keberhasilan dunia usaha dan perekonomian kita. Pertama, setelah mengalami masa-masa suram dan gejolak yang luar biasa menyangkut resesi perekonomian dunia, diperkirakan mulai tahun ini, tahun depan, dan ke depan lagi, perekonomian dunia akan pulih. Dengan demikian opportunity untuk berkembangnya perekonomian dan dunia usaha masing-masing negara akan makin besar. Jadi, global enlivement akan kondusif untuk perkembangan perekonomian dan bisnis di seluruh dunia.

 

Yang kedua, ada faktor yang tidak kalah pentingnya. Kita telah lulus dalam ujian krisis global sekarang ini, bukan hanya survive, sekali lagi, tapi juga tumbuh dan dengan magnitudesomething. Oleh karena itu, mari kita jadikan ini sebagai pra-kondisi yang baik, sebagai potensi, sebagai capital untuk betul-betul tidak kita sia-siakan, bagi perkembangan bisnis dan perekonomian kita lima tahun mendatang. perekonomian Indonesia, 4,5% itu

 

Yang ketiga, faktor yang juga patut kita ketahui bahwa potensi dan resources nasional kita ini belum kita daya gunakan secara optimal, we can't touch the true potential of our country, di seluruh Indonesia. Kita belum mendayagunakan secara optimal, secara maksimal, banyak yang underutilized, banyak yang iddle, banyak yang "terlantar". Ini juga sangat penting untuk kita pahami.

 

Kemudian yang keempat faktornya, pemerintah atas hasil rangkaian temu nasional, kemudian sejumlah proses yang kita lalui telah menyusun rencana pembangunan jangka menengah nasional 2010-2014 dengan tujuan dan sasaran yang konkrit, dengan agenda yang pasti, termasuk banyak sekali agenda yang berkaitan dengan dunia usaha dan pembangunan ekonomi. Kami juga telah menetapkan strategi dan taktik, dan bahkan resources yang akan kami alirkan dalam proses pembangunan ekonomi ke depan.

 

Empat faktor itulah yang menurut saya satu pra-kondisi yang tidak boleh kita sia-siakan, yang sekaligus itu menjadi momentum. Kalau boleh saya elaborasi sedikit apa yang saya sampaikan tadi, maka GDP kita akan terus tumbuh demikian juga APBN dan APBD. Lima tahun yang lalu Rp 400 triliun, lima tahun kemudian Rp 1.000 triliun. Saya punya keyakinan jika tidak ada gejolak baru pada tingkat global, APBN kita pada tahun 2014 minimal akan dua kali lipat bisa mencapai Rp 2.000 triliun. Saya juga punya keyakinan dengan ditatanya perangkat yang ada di daerah, peraturan-peraturan, mekanisme perijinan, partnership, dan sebagainya maka ekonomi daerah juga akan tumbuh. Infrastruktur sudah kita niatkan dan rencanakan akan kita bangun besar-besaran lima tahun mendatang di seluruh Indonesia. Berikutnya lagi, kita lanjutkan reformasi birokrasi, ini sangat penting. Kita ingin beresi yang disebut dengan bottlenecking. 406 Perda dalam program seratus hari pertama sudah kita batalkan karena bisa menghambat kegiatan perekonomian dan dunia usaha di daerah-daerah.

 

Kita perpendek perijinan. Saudara Lutfi waktu menjadi Ketua BKPM telah bisa menurunkan dari 151 hari menjadi sekitar 75 hari. Kita akan turunkan lagi nanti menjadi lebih rendah dari satu bulan. National Single Window telah kita luncurkan. Kemudian berbagai kemudahan agar bergerak semuanya karena apabila pelayanan publik baik, pelayanan dunia usaha baik, maka akan lebih bergerak lagi sektor riil kita. Yang tidak kalah pentingnya juga segi-segi financing. Mana yang lebih tepat dibiayai oleh negara, oleh pemerintah, mana yang sepenuhnya pada dunia usaha, dan mana yang co-financing. Satu partnership, public private partnership untuk pembiayaan pembangunan termasuk pembangunan infrastruktur lima tahun mendatang.

 

Saudara-saudara,

 

Semua itu adalah sudah in place. Saya tidak mengatakan everything will be ok, tidak. Saya menyadari sebagaimana negara berkembang yang lain, selalu ada permasalahan, tantangan, ujian, dan penyimpangan tetapi we have to go through, harus kita atasi, harus kita lalui dengan harapan makin ke depan, makin baik. Itu adalah pra-kondisi, mari kita jaga dengan baik.

 

Saudara-saudara,

 

Belum lama ini saya mengundang seluruh Gubernur untuk melaksanakan retreat di Cipanas bersama para Menteri dan bersama para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan juga pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara termasuk pimpinan bank-bank BUMN. Kami membahas enam isu. Satu, bagaimana tumpang tindih, keruwetan, kemacetan, bottlenecking itu terus bisa kita atasi, baik di tingkat pusat maupun daerah.

 

Yang kedua, bagaimana pangan kita bisa terus kita amankan dan cukup untuk bangsa sendiri dan juga kemungkinan untuk kita ekspor. Yang ketiga, energi, termasuk listrik. Yang keempat, kita ingin infrastruktur juga terencana dengan baik, dengan kemudahan-kemudahan yang kita berikan baik di pusat maupun daerah. Yang kelima, program-program pro rakyat, termasuk KUR di situ, termasuk PNPM di situ. Dan yang terakhir adalah bagaimana demokrasi dan politik di negeri ini berkembang makin baik, makin bermartabat, dan memberikan kondisi yang baik bagi pembangunan ekonomi.

 

Mengapa saya ajak Gubernur, Menteri, merumuskan bersama? Karena merekalah dengan para Bupati dan Walikota yang akan mempraktekkan semuanya itu. Kalau semuanya cekatan, responsif, tidak mempersulit tapi mempermudah, tidak mengutamakan kepentingan sendiri, hampir pasti yang disampaikan oleh Ketua Umum HIPMI tadi akan menjadi kenyataan.

 

Selesai retreat, selesai pula program seratus hari, saya keluarkan Inpres. Inpres Nomor 1 tahun 2010 yang intinya percepatan pembangunan kita pada tahun 2010 dengan agenda yang konkrit. Saya berharap para Menteri bisa menyampaikan kepada HIPMI dan sampaikan pula Inpres itu. Dengan demikian HIPMI, saya mengajak untuk menjadi juga pengontrol bagi implementasi Inpres itu di seluruh Indonesia, termasuk daerah yang perlu juga menjalankannya dengan sebaik-baiknya.

 

Kemarin saya bertemu dengan Perbanas dan komunitas asosiasi perbankan. Sudah saya komunikasikan apa yang diharapkan oleh Ketua Umum HIPMI tadi, dukungan perbankan pada sektor riil termasuk bagaimana bunga yang tepat, ekspansi kredit seperti apa yang diperlukan, dan sebagainya. Saya harus mengatakan bahwa dengan semua upaya yang kita lakukan sekarang ini dan ke depan, harapan kita kondisinya akan lebih baik, dan kalau kondisinya lebih baik akan lebih kondusif bagi berhasilnya kegiatan dunia usaha dan pembangunan perekonomian. Tentu saja Saudara-saudara, semua itu dengan asumsi bahwa tidak lagi terjadi krisis global, tidak terjadi lagi banjir kiriman sebagaimana yang kita alami pada tahun 2008 dan 2009 yang lalu. Seraya mencegah jangan sampai justru di tingkat nasional muncul krisis-krisis yang baru yang tentu sangat tidak kita harapkan.

 

Saya ingin melengkapi penjelasan saya yang kedua ini dengan cabang-cabang bisnis apa saja yang saya pikir patut untuk kita kembangkan bersama, dan saya mengundang HIPMI dan kalangan dunia usaha pada umumnya untuk betul-betul menyukseskan sektor usaha ataupun ekonomi yang akan saya sampaikan ini. Pertama, bagaimanapun kita ingin ada food security, ketahanan pangan. Oleh karena itu, berkontribusilah pada usaha di sektor pangan ataupun pertanian. Yang kedua, energi, termasuk listrik. Silakan ikut berkontribusi, berpartisipasi dalam bidang usaha itu. Yang ketiga, infrastruktur di seluruh tanah air. Ini akan sangat banyak. Oleh karena itu, saya mengundang HIPMI juga untuk ikut serta dalam pembangunan infrastruktur ini. Yang keempat transportasi, darat, laut, udara, perkotaan, pedesaan, antar pulau, dan sebagainya. Anggaran transportasi terus meningkat dari APBN, demikian juga infrastruktur. Ini satu ruang, satu opportunity yang para pengusaha muda bisa mempertimbangkan untuk ikut serta di situ.

 

Kemudian, sektor ICT, Information and Communication Technology, ini juga terus berkembang. Lantas trade, jasa perdagangan jangan diabaikan. Kita bisa meningkatkan volume perdagangan kita mencapai angka yang alhamdulillah makin tinggi. Ini penting sebagai komponen pertumbuhan disamping investasi, disamping government spending, dan disamping public consumption yang sama-sama kita jaga lima tahun mendatang. Berikutnya lagi pariwisata, jangan diabaikan. Ini adalah potensi yang luar biasa kalau betul-betul kita kelola dengan baik, semua ikut berinvestasi di situ, sumber devisa yang juga tidak kecil di masa depan, termasuk ekonomi jasa, banyak sekali ekonomi jasa, jangan dilupakan bisnis di bidang pendidikan, bisnis di bidang kesehatan, dan bidang-bidang lain yang makin terbuka lebar di negeri kita ini. Saudara tentu bisa memperpanjang apa lagi. Kalau bertemu dengan para Menteri akan tahu, apa lagi yang akan menjadi opportunity bisnis lima tahun mendatang.

 

Hadirin yang saya hormati, para pengusaha muda yang saya cintai,

 

Saya menitip satu hal sebelum mengakhiri sambutan saya ini, yaitu kewajiban kita untuk terus mendorong, mengembangkan, dan memajukan usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, termasuk di dalamnya koperasi. Mengapa? Saya mempelajari kisah sukses negara-negara lain di dalam mengurangi kemiskinan, termasuk saya beberapa kali berdialog dengan sahabat saya, Muhammad Yunus dari Bangladesh, penerima hadiah Nobel Perdamaian empat tahun yang lalu. Maka saya berkesimpulan setelah mengelola pemerintahan selama lima tahun kemarin bahwa kalau usaha mikro, kecil, dan menengah ini terus tumbuh, lapangan pekerjaan akan terbuka. Kalau lapangan pekerjaan terbuka lebih banyak saudara kita bekerja, penghasilan mereka, income mereka akan naik. Kalau penghasilannya naik hampir pasti kemiskinan turun. Itu cara yang tepat. Pemerintah memang ada program-program pro rakyat, ada bantuan langsung masyarakat yang nilainya juga puluhan triliun, tetapi it is not enough. Itu hanya diberikan kepada yang sungguh tidak berdaya, tetapi yang mulai berdaya harus didorong untuk bisa mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, entrepreneurship sangat penting, inovasi sangat penting, dengan demikian kita akan pastikan bahwa UMKM ini penyangga sekaligus solusi dari pengurangan kemiskinan.

 

Pemerintah telah menetapkan lima tahun mendatang akan mengalirkan Rp 100 triliun dengan rincian Rp 20 triliun tiap tahun untuk Kredit Usaha Rakyat. Dorong semuanya itu bersama-sama HIPMI sehingga terjadi pergerakan perekonomian lokal yang makin kuat di seluruh Indonesia termasuk saya titip industri kreatif, tolong didorong karena kita punya daya saing yang tinggi berkaitan dengan creative industry ini, creative economy ini. Kalau pandai-pandai kita membangunnya dan memasarkannya, itu juga sumber revenue, sumber devisa yang tidak kecil.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, sekali lagi teruslah berkarya adik-adik HPMI, teruslah berjuang, teruslah menjadi bagian dari solusi di negeri ini, dan teruslah mempelopori perubahan menuju Indonesia yang lebih baik di masa depan. Saya percaya penuh Saudara akan mampu mengemban tugas itu dan kelak saya ingin melihat ada masanya nanti setelah saya berada kembali di masyarakat, baik di eksekutif, legislatif, yudikatif, pemerintah pusat, pemerintah daerah termasuk Gubernur, Bupati, Walikota, banyak diisi oleh kader-kader HIPMI.

 

Dengan harapan dan doa seperti itu maka dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT dan dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, Rapat Kerja Nasional ke-14 HIPMI dengan resmi saya nyatakan dibuka.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI