Sambutan Presiden RI pada Peninjauan PT. Ganesha Exact, Cibitung, 21 Juli 2010

 
bagikan berita ke :

Rabu, 21 Juli 2010
Di baca 931 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PENINJAUAN PT. GANESHA EXACT

DI CIBITUNG, KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT

TANGGAL 21 JULI 2010

 

 


Bismillahirrahmanirrahim,


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Salam sejahtera untuk kita semua,


Para Menteri dan Tamu Undangan yang saya hormati,

 

Bapak Ketut Swadana, Pimpinan PT. Ganesha Exact, beserta segenap unsur pimpinan dan karyawan yang saya cintai,

 

Alhamdulillah hari ini kita dapat bertemu di tempat ini untuk bersama-sama mengemban fungsi dan tugas kita masing-masing, yang akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, yang sama-sama kita cintai.

 

Sebelum saya datang, saya sudah mendapatkan berita intelligence dari Pak Hatta Radjasa, Pak Ketut ini sejak menjadi mahasiswa sudah menjadi entrepreneur yang menonjol, dan pantas kalau akhirnya beliau menjadi pengusaha yang sukses.

 

Banyak kisah di dunia ini, bukan hanya di negara kita, yang dahulunya dimulai dari menjual bakso di angkring, membuka warung tegal, warung rujak cingur, akhirnya terus berkembang, dan akhirnya menjadi pengusaha yang sukses. Dan itulah contoh bahwa untuk mencapai tujuan yang besar, tujuan yang mulia tidak pernah ada resep ajaib, there is no magic formula, tidak ada jalan pintas, tidak pernah lunak, dengan ikhtiar, dengan usaha, kerja keras, tekad, seraya memohon ridho Allah Subhaana wata'alaa, sampailah apa yang diharapkan itu.

 

Oleh karena itu, ketika saya dilapori dan diberikan saran oleh Menteri Perindustrian, dua perusahaan yang tepat saya kunjungi hari ini, selalu saya meminta satu dari PMDN, satu dari PMA, dan disarankan kepada saya untuk berkunjung ke PT. Ganesha Exact ini, saya langsung bersetuju, dan alhamdulillah kita sudah berada di tempat ini. Saya juga mewakili Gubernur Jawa Barat, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Aceh, dan juga yayasan yang tadi mendapatkan bantuan buku-buku yang penting diketahui oleh, bukan hanya anak-anak kita, tetapi kita semua, termasuk bagaimana kita hidup di sebuah negeri yang memang rawan dengan bencana.

 

Berkali-kali saya mengatakan bahwa kita harus siap, yang disebut living on the edge, hidup di sebuah tempat yang penuh dengan perbatasan lempeng tektonik yang setiap saat bisa menimbulkan gempa. Allah Subhaanahu Wata'ala, Maha Besar, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, di samping kepada negeri kita diberikan berbagai sumber daya alam yang apabila diolah dengan tepat dan arif akan mendatangkan kemakmuran, tetapi juga ada kerawanan-kerawanan karena bentuk geografi kita, yang konon gempa bumi sesungguhnya untuk menjaga ekosistem dalam arti yang luas, menjaga stabilitas bumi dalam arti yang luas, dan akhirnya juga bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

 

Saya berterima kasih, ini contoh dari kepedulian sosial, dari corporate social responsibility sebuah perusahaan, untuk memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar dan buku itu penting. Saya pecinta buku, saya penggemar buku, saya pembaca buku. Memang sekarang banyak pilihan, ada buku seperti ini, ada buku on line, tetapi prinsipnya adalah masyarakat maju itu adalah masyarakat yang belajar, learning society, untuk menjadi masyarakat seperti itu, masyarakat berpengetahuan, knowledge society, dia harus belajar, salah satu metode belajar itu dengan membaca.

 

Oleh karena itu, sebelum menjadi learning society, masyarakat itu harus menjadi reading society, membaca. Masyarakat membaca akan terbentuk kalau orang seorang itu juga memiliki budaya membaca. Oleh karena itu, buku selalu penting, dalam bentuk apapun. Dan oleh karena itu saya mendorong agar industri buku dalam arti yang luas itu terus tumbuh dan berkembang sehingga lebih banyak lagi rakyat Indonesia membaca buku, berarti belajar, berarti nanti akan menjadi knowledge society, yang bisa mendayagunakan sumber daya alam yang kita miliki untuk kemakmuran bangsa kita.

 

Saya juga senang tadi menyikapi kenaikan Tarif Dasar Listrik, karena ini sedang in.Tadi saya baru berbicara dengan komunitas pajak dan komunitas bea dan cukai, saya berikan penghargaan bagi yang berprestasi, saya berikan teguran dan kekecewaan saya bagi mereka yang berperilaku buruk. Tetapi yang ingin saya sampaikan adalah mengapa kita harus terus meningkatkan penerimaan negara, termasuk dari pajak, supaya kita bisa membiayai lebih banyak lagi pendidikan, kesehatan, pengurangan kemiskinan, infrastruktur, dan sebagainya. Untuk rakyat kita, penerimaan harus tambah.

 

 Yang kedua, agar pemerintah itu tepat dalam mengalokasikan dan mendistribusikan sumber daya, termasuk sumber keuangan, maka APBN sebagai tool, dan di daerah APBD, itu juga harus sehat. APBN dikatakan sehat manakala makin sedikit komponen untuk membayar hutang, makin sedikit komponen untuk subsidi, apalagi subsidi yang sudah tidak tepat, makin sedikit biaya untuk overhead, untuk administrasi, dan makin banyak biaya untuk investasi, dan biaya untuk menstimulasi pertumbuhan, biaya untuk menolong rakyat kita yang disebut dengan new deal, atau proteksi sosial.

 

Tahun demi tahun, kita membangun struktur APBN yang seperti itu. Oleh karena itulah, meskipun pilihan ini pilihan yang tidak mudah, meskipun ini sering pahit, tetapi kita harus ambil untuk penyesuaian tarif dasar listrik, mengurangi dalam jumlah yang tidak besar sesungguhnya, komponen subsidi itu, yang berarti kenaikan harga listrik atau tarif dasar listrik seraya melindungi yang lemah.

 

Jadi tujuan dari kenaikan TDL dalam jumlah yang tidak tinggi itu, punya tujuan yang nyata agar lebih banyak lagi anggaran kita kanalisasikan yang memang diperlukan oleh rakyat kita di berbagai sektor dan fungsi. Ini perlu saya jelaskan karena terus terang saya melihat ada kebijakan, langkah, dari sejumlah industri, sejumlah perusahaan yang tidak tepat, dan ini melukai banyak pihak. Sudah kita hitung, kalau kenaikan listrik itu untuk perusahaan x misalkan 15% atau 18%, maka tentu berpengaruh pada komponen produksi, barang atau jasa, tetapi yang dihitung 15% atau 18% dari biaya listrik yang dikeluarkan, bukan biaya seluruh cost of production. Rakyat tahu, pemerintah tahu, saya tahu mana yang akal-akalan, mana yang benar-benar.

 

Solusi yang dipilih oleh PT. Ganesha Exact misalnya, sungguh cerdas, saya memberikan apresiasi, efisiensi, switch, misalkan jam bekerja, kemudian dan lain-lain. Jadi tidak langsung memberatkan konsumen apalagi dilipatgandakan, mumpung ada dalih kenaikan tarif dasar listrik, mari kita ambil keuntungan sebesar-besarnya. Itu yang menyengsarakan rakyat.

 

Saya juga punya pengalaman yang tidak baik dahulu. Ketika dengan sangat terpaksa tahun 2005 dan 2009, listrik kita naikkan. Terpaksa sekali terjadi kenaikan bahan, barang-barang, kenaikannya pun sering tidak wajar, bahan bakar naik segitu kok cost apa namanya, harga jual per satuan, per out put, kok tinggi sekali. Berapa mengambil untung ini? Ketika saya turunkan tiga kali, BBM itu, tidak juga turun, tidak masuk akal. Banyak dunia usaha, perusahaan yang betul-betul berhati baik. Ketika naik BBM, ada kenaikan, tetapi proporsional, ketika turun, diseusaikan, turun.

 

Itu yang baik etikanya, itu yang baik moralnya, tetapi kalau tidak, inilah yang menjadi penyakit. Oleh karena itu, saya datang untuk memberikan apresiasi dan seraya mengingatkan tolong dunia usaha untuk baik-baiklah bekerja sama dengan kita semua. Ketika ada krisis, ketika ada masalah, kami datang untuk mengeluarkan kebijakan, memberikan insentif, mencari jalan keluar. Ketika ada persoalan APBN, mari bertenggang rasa, mencari solusi, bukan dijadikan dalih, mumpung ada isu kenaikan TDL, kita genjot kenaikan yang tidak semestinya.

 

Saya kira sangat tidak terpuji, tetapi saya sangat yakin lebih banyak dunia usaha yang punya hati, saya berharap yang punya hati itu mengajak dengan yang lain-lain, jangan dengan aji mumpung. Ini pesan yang ingin saya sampaikan, karena kita akan terus meningkatkan perekonomian kita, makin sehat, makin konstruktif, yang akhirnya semua itu bisa menurunkan pengangguran, menurunkan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, Pak Ketut, dan sampaikan salam saya pada seluruh karyawan, saya senang tadi kalau karyawan di sini mendapatkan perlindungan, kesejahteraan yang layak, kerasan tinggal di sini berarti hubungan industrialnya baik, jangan dijadikan mereka hanya sebagai faktor produksi. Mereka adalah human being yang punya perasaan, punya harapan, punya aspirasi, ajak bersama-sama menjadi mitra.

 

Kalau perusahaan untungnya makin banyak, naikkan kesejahteraan mereka. Kalau sedang ada masalah, ajak mereka berhemat, ajak untuk bekerja ekstra. Dengan demikian, insya Allah, perusahaannya akan tumbuh dan dengan pertumbuhan, kesejahteraan mereka menigkat dan akhirnya semua menjadi senang dan sejahtera.

 

Itulah pesan dan harapan saya, dan semoga terus berkembang, PT. Ganesha Exact, dan teruslah berkontribusi untuk perekonomian kita, untuk dunia pendidikan kita, dan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

 

Terima kasih,


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.