Sambutan Presiden RI pada Peresmian Proyek-proyek Infrastruktur di Ngawi, Jatim, 18 Januari 2010

 
bagikan berita ke :

Senin, 18 Januari 2010
Di baca 846 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PERESMIAN PROYEK-PROYEK INFRASTRUKTUR

 DI NGAWI, JAWA TIMUR

PADA TANGGAL 18 JANUARI 2010

 

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Saudara Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Saudara Gubernur Jawa Timur, dan para Pejabat Negara yang bertugas di Jawa Timur, baik dari unsur eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun TNI dan Polri, Saudara-saudara Pimpinan Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen dan Badan-badan Usaha Milik Negara, Saudara Bupati Ngawi, serta para Bupati dan Walikota se-Jawa Timur,

 

Yang saya muliakan para ulama, para tokoh masyarakat, para cendekiawan, para pimpinan dunia usaha,

 

Saudara-saudara, utamanya warga Kabupaten Ngawi yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Marilah pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunia-Nya, kita semua masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT karena hari ini, di tempat ini, kita dapat menghadiri acara peresmian proyek-proyek infrastruktur dan sekaligus mendengarkan laporan Gubernur Jawa Timur tentang pelaksanaan pembangunan di Jawa Timur, utamanya pelaksanaan Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu di Jawa Timur.

 

Saudara-saudara,

 

Saya dan rombongan hari ini merasa amat berbahagia karena dapat kembali berkunjung ke Ngawi. Saya ini termasuk keluarga besar Pawitandirogo: Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun, Ponorogo, betul? Terima kasih. Tadi, begitu mendarat di Pangkalan Udara Iswahyudi di Maospati, Magetan, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan darat menuju ke Saradan, tepatnya di Bendungan Bening, salah satu objek dari Daerah Aliran Sungai Brantas. Kemudian dari Saradan, melanjutkan perjalanan darat menuju ke Ngawi. Sepanjang perjalanan, saya melihat hamparan tanaman padi yang subur, hijau, kemudian di selang-seling ada pohon-pohon jati, perkebunan tebu, dan kami sungguh bersyukur karena pertanian di eks Karesidenan Madiun ini yang saya lihat sendiri tadi, tumbuh dengan baik, semoga Allah SWT meridhoi untuk peningkatan pertanian di Jawa Timur ini.

 

Begitu berkunjung ke Ngawi, saya punya pengalaman yang unik, Bapak, Ibu. Saya kira ada yang berasal dari Mantingan, wonten? Tahun 1995, saya bersama istri dulu melaksanakan perjalanan darat dari Yogya menuju ke Madiun, kemudian ke Surabaya. Di Mantingan, kami berhenti untuk mengisi bahan bakar perut, masuk ke sebuah restoran di Mantingan. Makanannya enak sekali, jos. Saya kira sekarang juga masih enak. Pendek kata, saya dan istri, dan rombongan, makan sekenyang-kenyangnya karena memang enak, setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Baru kurang lebih 10 kilo perjalanan istri saya bertanya, karena dikira yang mengeluarkan uang, saya. "Tadi habisnya berapa?" Saya kaget karena saya pikir yang membayar istri. Singkat kata, kami meninggalkan warung itu, belum membayar. Sepanjang perjalanan sangat tidak enak. Akhirnya kami berkomunikasi, pulang dari Surabaya menuju ke Yogyakarta, singgah lagi ke tempat itu, makan lagi sambil menanyakan, apakah bon tanggal sekian masih ada? Alhamdulillah, masih ada. Akhirnya, kami sudah melunasi semuanya dan kemudian dapatlah satu kenangan yang indah karena alpa, khilaf, belum membayar, tetapi saya penuhi, dan akhirnya semuanya sama-sama happy. Masih enak tidak makanan di Mantingan? Masih. Baiklah, itu pengalaman atau cerita saya beserta keluarga 15 tahun yang lalu ketika singgah di Mantingan dalam sebuah perjalanan.

 

Bapak, Ibu, Hadirin yang saya muliakan,

 

Saya ingin merespon terlebih dahulu apa yang disampaikan oleh Pakde Karwo tadi tentang pembangunan di Jawa Timur. Atas nama negara dan pemerintah serta selaku pribadi, saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Walikota, semua yang telah memimpin provinsi ini untuk terus membangun daerah Jawa Timur. Saya berharap untuk rakyat, janganlah berhenti untuk memikirkan, untuk berikhtiar, untuk meningkatkan apa saja, yang penting kesejahteraan rakyat makin ke depan makin baik. Saya percaya, Saudara semua yang mengemban amanah akan dengan gigih, dengan penuh semangat terus melanjutkan dan meningkatkan pembangunan di daerah ini. Pemimpin mulai dari saya, para Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Desa, dan pemimpin-pemimpin yang lain di Indonesia ini harus terus dekat dengan rakyatnya, peduli, terus berusaha untuk meningkatkan semua cabang kehidupan masyarakat agar lebih baik. Pemimpin harus sering turun ke lapangan, menemui rakyatnya, jangan hanya pada saat Pilkada saja turun ke tengah-tengah rakyat. Ada Pilkada atau tidak, ada Pemilu atau tidak, mari terus kita dekat sama rakyat dan berbuat untuk rakyat kita. Setuju, Bapak, Ibu? Alhamdulillah.

 

Saya tadi makan siang dengan Pak Harsono, Pak Bupati, dengan Pak Karwo, Pak Gubernur, menceritakan apa saja yang dilaksanakan oleh Pak Bupati Ngawi dan Pak Gubernur Jawa Timur. Saya yakin juga dilaksanakan oleh para Bupati dan Walikota di tempat yang lain. Saya senang kalau yang dibicarakan bagaimana meningkatkan pertanian, peternakan, pangan, membikin rakyat mudah dalam mengurus SIM, dan sebagainya. Itulah amanah pejabat, harus melayani, tidak boleh minta dilayani oleh rakyatnya. Makin seperti itu, Allah akan kasih hadiah, dan mudah-mudahan kalau Pilkada terpilih kembali nantinya. Tetapi, yang lain juga punya kesempatan untuk saling berkompetisi. Oleh karena itu, rakyatlah yang menentukan nanti, apakah pejabat yang lama terpilih kembali, atau pejabat baru yang naik, semua terpulang kepada ikhtiarnya masing-masing dan yang kedua adalah ridho Allah SWT.

 

Bapak, Ibu, Hadirin sekalian,

 

Tadi, Menteri Pekerjaan Umum, Pak Djoko Kirmanto, telah melaporkan apa saja yang telah dibangun. Alhamdulillah, ada jalan, ada fasilitas air minum, ada rumah susun sederhana sewa, dan lain-lain. Infrastruktur itu diperlukan oleh rakyat kita. Pemerintah terus membangun di seluruh Indonesia. Biayanya mahal. Oleh karena itu, kalau sudah jadi, tolong dipelihara baik-baik. Jangan mudah rusak, dan kita akan terus melengkapi, meningkatkan infrastruktur itu, di samping untuk menggerakkan perekonomian, untuk memberikan rasa adil bagi masyarakat, agar lebih banyak lagi kemudahan-kemudahan, fasilitas-fasilitas yang bisa dinikmati oleh masyarakat kita. Dan saya berpesan kepada Pak Gubernur, Pak Bupati, dan Pak Walikota, di samping program dari pusat, daerah juga harus terus menganggarkan untuk menambah infrastruktur yang ada, terutama yang sangat diperlukan oleh masyarakat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Pak Gubernur juga melaporkan kegiatan 100 hari. Banyak yang salah mengerti tentang Program 100 hari. Ada yang bilang begini: "100 hari, pemerintah harus bisa meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia." Meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah tugas yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah sejak Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri, saya, dan nanti presiden-presiden yang akan datang dengan pemerintahnya tetap bertugas untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Program 100 Hari ya untuk mencapai sasaran 100 hari. 100 hari itu langkah pertama untuk mengemban tugas lima tahun mendatang. Oleh karena itu, tidak tepat kalau mengukur keberhasilan seorang Bupati atau Walikota atau Gubernur dari apa yang dicapai 100 hari. Dilihat selama lima tahun. Demikian juga pemerintah, hasil pemilihan umum tentu harus dilihat apakah lima tahun mendatang, yang kita lakukan itu benar-benar membawa kemaslahatan bagi rakyat atau tidak, tidak mengukur 100 hari semuanya harus rampung. Namun, 100 hari penting dan nanti pada saatnya akan dijelaskan apa saja yang telah kita capai, sasarannya apa saja yang akan diwujudkan pemerintah dalam 100 hari itu.

 

Saudara-saudara, Hadirin yang saya muliakan,

 

Tadi, sebelum saya hadir di Ngawi ini, sebagaimana saya katakan tadi, saya dengan rombongan datang ke Bendungan Bening di Saradan, salah satu tempat dari Daerah Aliran Sungai Brantas. Mengapa? Pemerintah yang saya pimpin pada periode kedua atau periode terakhir saya ini, memiliki tekad, memiliki agenda untuk lima tahun mendatang melakukan pembangunan di daerah-daerah aliran sungai, termasuk DAS Sungai Brantas dan DAS Bengawan Solo. Mengapa? Aliran sungai yang panjang sekali itu biasanya daerah yang rawan banjir, betul? Oleh karena itu, pemerintah daerah dan pemerintah pusat, bersama-sama kita, harus melakukan pembangunan secara terus-menerus agar banjir dapat kita kurangi dengan cara pembangunan, apakah tanggul, apakah sodetan, dan fasilitas yang lain.

 

Daerah aliran sungai juga harus kita jadikan tempat untuk irigasi. Dengan bendungan-bendungan. Irigasi dialirkan, daripada harus banjir, alirannya untuk mengaliri sawah dan daerah pertanian kita. Itu yang kedua.

 

Yang ketiga, Daerah Aliran Sungai di tempat-tempat tertentu bisa digunakan untuk sumber pembangkit listrik, dan ini menambah listrik kita yang akan terus kita tingkatkan lima tahun mendatang. Daerah Aliran Sungai juga bisa menjadi sumber air baku yang sangat diperlukan oleh rakyat kita. Daerah Aliran Sungai, tempat-tempat tertentu, waduk, embung, bendungan bisa kita jadikan tempat perikanan, agar ada tambahan sumber pangan bagi masyarakat lokal, termasuk juga kawasan wisata. Pendek kata, banyak fungsi, banyak yang bisa kita lakukan kalau kita semua terus memelihara, membangun, dan mengembangkan Daerah Aliran Sungai.

 

Saya datang ke sana tadi, bersama-sama masyarakat untuk melakukan gerakan penanaman pohon. Saya lihat masih bisa ditambah pohon-pohon di wilayah itu. Ingat, tiga tahun yang lalu saya datang ke Jember, ada banjir bandang, ada tanah longsor. Saya lihat, saya jalan sampai ujung, pantas kalau waktu itu terjadi banjir bandang dan tanah longsor, karena beberapa bukit gundul. Saya lihat juga di Nusa Tenggara Timur, saya lihat di Aceh, saya lihat di banyak provinsi di negeri kita ini, akibat penggundulan hutan oleh mereka-mereka yang tidak bertanggung jawab. Mari tidak usah melihat masa lalu, tidak usah mencari siapa yang salah, siapa yang benar, saya mengajak rakyat Indonesia, mulai sekarang melaksanakan gerakan menanam dan memelihara pohon, agar anak-cucu kita selamat, agar hutan kita selamat, agar iklim tidak berubah secara drastis yang membawa malapetaka bagi dunia dan bagi bangsa kita.

 

Pemerintah telah mencanangkan, kita akan menanam pohon ratusan juta menuju sasaran 1 miliar, satu tahun, insya Allah bisa kita laksanakan dengan kerja sama kita. Itu yang pertama.

 

Yang kedua, saya menaburkan tadi benih ikan. Berapa banyak Pak Gubernur tadi? 150 ribu. Saya minta perusahaan-perusahaan yang punya rejeki lebih, taburkanlah benih-benih ikan di banyak bendungan, di banyak waduk, di banyak danau agar itu menjadi sumber perikanan rakyat dan saudara-saudara kita mendapatkan sumber pangan tambahan. Banyak yang bisa kita lakukan. Oleh karena itu, tidak hanya melihat proyek yang besar-besar, pabrik-pabrik, ekonomi berskala besar, datanglah ke daerah, lihat sekelilingnya, apa yang bisa ditambahkan untuk sumber pangan, sumber energi, dan sumber perekonomian lokal.

 

Era globalisasi, orang sering terkesima sesuatu yang serba besar, perdagangan antar negara, investasi, industri manufaktur, dan sebagainya. Itu juga penting untuk perekonomian Indonesia dalam kerja sama kita dengan negara sahabat, tapi yang lebih penting, pastikan Saudara-saudara, kabupaten-kabupaten, kecamatan, desa-desa yang masih bisa ditingkatkan potensi perekonomiannya, mari kita tingkatkan. Bisa persawahan, bisa peternakan, bisa perkebunan, bisa perikanan, apa saja. Mari kita tingkatkan.

 

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan PNPM. Satu tahun biayanya Rp 2-3 miliar. Gunakan dengan baik. Untuk apa? Silakan, masyarakat yang tahu. Pemerintah telah menetapkan kebijakan pemberian Kredit Usaha Rakyat. Saya sudah meningkatkan sejumlah dana tiap tahun Rp 20 triliun, yang itu bisa dijadikan kredit dengan agunan yang dijamin oleh pemerintah, sehingga menggerakkan usaha mikro, usaha kecil. Tolong Pak Bupati, Pak Walikota, bimbing rakyatnya agar mereka bisa menggunakan bantuan-bantuan itu. Dan masih banyak lagi. Pendidikan ada Bantuan Operasional Sekolah, ada Bantuan Operasional Sekolah untuk buku, ada beasiswa, dan sebagainya. Ini Mendiknas ada di sini, insya Allah karena kita punya sisa anggaran lebih, Rp 38 triliun, sebagian akan kita gunakan untuk meningkatkan pendidikan. Gunakan yang betul-betul bisa dirasakan oleh masyarakat kita. Itu contohnya.

 

Kesehatan juga demikian. Bukan hanya jaminan kesehatan masyarakat, Puskesmas akan kita bantu, dengan demikian, mereka juga bisa mencegah saudara-saudara kita untuk menjadi sakit. Mencegah sakit itu lebih mulia daripada harus mengobati orang yang terlanjur sakit. Itu juga contoh yang kita lakukan. Banyak sekali program-program pro rakyat yang harus kita lanjutkan dan kita tingkatkan agar manfaatnya semakin dirasakan oleh masyarakat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Banyak yang harus kita lakukan ke depan ini. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, saya mengajak dunia usaha, saya mengajak komponen bangsa, untuk bersama-sama bergandengan tangan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Mari bersatu untuk membangun, mari bersatu untuk melaksanakan kegiatan untuk rakyat kita, dan saya berpesan karena hadir di sini Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Wali Kota, dan semua pimpinan Jawa Timur agar responsif, agar tanggap, agar peka dengan perkembangan keadaan. Contoh, dunia sekarang ini ada kenaikan harga-harga komoditas, misalnya beras, minyak goreng, dan juga gula. Mari kita lihat perkembangan harga di pasar. Kalau memang ada kenaikan yang tidak wajar, segera dilaksanakan operasi pasar. Pemerintah telah menyediakan anggaran untuk tahun 2010 agar apabila terjadi kenaikan harga, kita lakukan stabilisasi harga. Dengan demikian, kita bisa melindungi rakyat kita.

 

Saya juga berpesan kepada para pengusaha besar, para pedagang besar. Jangan terlalu cepat menaikkan harga, apalagi menaikkannya secara tidak wajar. Kalau bahan bakar naik, biasanya harga cepat-cepat naik. Bahan bakar turun, harga tidak turun. Mestinya harga juga ikut turun. Kalau harga di dunia naik, cepat-cepat naik. Harga di dunia turun, belum banyak turun harga di dalam negeri. Tidak baik.

 

Saya menghimbau Saudara-saudara, pemerintah akan memberikan insentif, akan memberikan kebijakan khusus, agar dunia usaha kita manakala ada krisis, tidak mengalami kesulitan besar, sehingga ekonomi kita runtuh, rakyat juga susah. Tetapi tolong juga perhatikan rakyat kita, manakala ada fluktuasi harga, janganlah kenaikan harga itu melebihi batas kepatutan dan tidak wajar. Itulah yang saya inginkan, kerja sama, kebersamaan, komitmen dari kita semua untuk bersama-sama mengelola perekonomian di negeri ini.

 

Banyak sekali yang bisa kita lakukan Saudara-saudara, dan mari kita terus mengantisipasi perkembangan situasi, krisis di tingkat dunia belum sepenuhnya usai, tahun ini memang lebih baik dibandingkan tahun kemarin. Tahun kemarin krisis global luar biasa, tetapi belum boleh kita menganggap sudah selesai, jangan lalai, jangan lengah, mari kita pelihara perekonomian di negeri ini, mari kita responsif terhadap keadaan, jika ada apa-apa, kita bisa melindungi rakyat kita, bisa menyelamatkan perekonomian rakyat kita. Itu adalah tugas kita, Saudara-saudara, jajaran pemerintah, dan semua komponen bangsa yang ada di negeri ini.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan kepada Saudara semua dalam kesempatan yang baik ini. Infrastruktur mari kita jaga, mari kita gunakan dengan baik-baik, pembangunan ekonomi mari kita lanjutkan, program 100 hari mari kita sukseskan, dan kemudian ajakan saya tadi kebersamaan seluruh komponen bangsa, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, semua, bersatu padu mengatasi permasalahan, menyelamatkan perekonomian kita yang semuanya kita abdikan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat kita. Dan saya mengajak Saudara semua, rakyat Indonesia, mari kita jaga baik-baik negeri kita, keamanannya, politiknya, penegakkan hukumnya, situasi sosialnya, persatuan di antara kita. Kalau negeri kita teduh, negeri kita baik, negeri kita tidak ada masalah-masalah yang mengganggu pembangunan ekonomi, hampir pasti dengan ridho Allah akan dapat kita laksanakan dengan baik, dan kalau ekonominya maju, hampir pasti dengan ridho Tuhan, kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia dapat kita tingkatkan.

 

Itulah harapan dan ajakan saya, dan akhirnya dengan pesan dan harapan itu, dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT dan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, proyek-proyek pembangunan di Jawa Timur dengan resmi saya nyatakan penggunaannya.

 

Sekian.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI