Sambutan Presiden RI pada Peresmian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, 28-4-09

 
bagikan berita ke :

Selasa, 28 April 2009
Di baca 1943 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PERESMIAN TERMINAL 3

BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

DAN PEREMAJAAN STASIUN KERETA API TANJUNG PRIOK

DI TERMINAL TIGA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
PADA TANGGAL 28 APRIL 2009

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yang Mulia para Duta Besar Negara Sahabat, Saudari Gubernur Banten, Wakil Gubernur Jawa Timur, Wakil Gubernur Jawa Barat, dan para Bupati dan Walikota, Saudara Direktur Utama PT. Angkasa Pura II beserta jajaran Komisaris,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas perkenan rahmat dan ridho-Nya, kita masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara dan juga tugas untuk terus mengembangkan sektor transportasi atau perhubungan baik yang berupa prasarana, sarana maupun yang berkaitan dengan sistem dan manajemen di sektor perhubungan ini.

 

Saya tadi lupa menyebut, hadir bersama kita ada Panglima TNI, Kapolri, Kepala Staf Angkatan, dan para mantan Menteri yang juga hadir pada kesempatan yang penting ini.

 

Saudara-saudara,

 

Saya awali sambutan saya ini dengan mengucapkan selamat atas selesainya pembangunan Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, atas selesainya peremajaan atau pembangunan kembali Stasiun Kereta Api Tanjung Priok, sekaligus selamat kepada penerima penghargaan yang memiliki prestasi di bidang pengelolaan lalu lintas dan angkutan kota.

 

Saudara-saudara,

 

Mendengarkan sambutan dari Menteri Perhubungan dan Gubernur Banten tadi, hari ini kita membahas tiga hal penting, pertama adalah berkaitan dengan transportasi, yang kedua dengan pembangunan infrastruktur, utamanya infrastruktur di bidang perhubungan atau transportasi dan yang ketiga terkait pula dengan upaya kita untuk meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik. Pelayanan kepada rakyat kita.

 

Saya ingin menyampaikan ajakan, harapan, dan arahan nantinya kepada jajaran pemerintahan baik pusat maupun daerah bagaimana kita terus melangkah ke depan untuk meningkatkan pembangunan di sektor perhubungan.

 

Saudara-saudara,

 

Saya ingin menyampaikan, pertama-tama, hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan transportasi. Alhamdulillah, berkat kerja keras kita semua di seluruh tanah air, ekonomi kita terus tumbuh dengan baik. Mobilitas manusia dan barang dari tahun ke tahun juga terus meningkat. Ini dapat dipahami karena dengan pertumbuhan ekonomi yang positif maka pendapatan masyarakat, income per kapita keluarga kita, termasuk daya belinya juga secara sistematis terus meningkat. Akibatnya, atau sebagai konsekuensi logis diperlukan pembangunan dan penambahan dari prasarana transportasi dan sarana transportasi itu. Contoh tadi Saudara Menteri Perhubungan menjelaskan kepada kita semua bahwa kapasitas yang dapat ditampung oleh Terminal 1 dan Terminal 2 dari bandar udara internasional Soekarno-Hatta sekarang tidak lagi memadai, tidak lagi mencukupi.

 

Statistik disebutkan tadi, kalau saya ringkas, tahun 2004 itu jumlah penumpang berkisar sekitar 24,6 juta. Tahun lalu telah menjadi 32 juta atau meningkat sekitar 30%. Satu peningkatan yang tajam. Saya memiliki catatan, pada tahun 1991 jumlah penduduk dunia yang melakukan penerbangan melalui udara, berjumlah 700 juta setiap tahunnya. Barangkali sekarang sudah mencapai satu milyar manusia, yang menggunakan jasa penerbangan baik lokal, dalam arti penerbangan dalam negeri, maupun penerbangan antar negara, antar benua. Trend ini akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi global meskipun sekarang terhambat karena krisis. Demikian pula paralel atau sejajar dengan pertumbuhan peningkatan ekonomi nasional, utamanya perekonomian kita.

 

Terminal 3 yang insya Allah akan segera kita resmikan dan akan kita lihat bersama-sama nanti, saya senang karena didesain dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, ramah lingkungan. Pak Jusman mengatakan eco airport, bagus. Kalau tidak, kalau setiap pembangunan infrastruktur apalagi berskala besar tidak memperhatikan aspek lingkungan, sepuluh tahun lagi, dua puluh tahun lagi, tiga puluh tahun lagi, kita akan menghadapi masalah yang serius. Sekarang saja, ini bulan April, hujan masih terus datang, menurut pattern dari climate, belasan tahun yang lalu musim penghujan itu antara bulan September sampai Maret, tetapi nampaknya terjadi perubahan pola iklim. Kita tahu karena climate change, karena global warming, terjadi iklim dan cuaca yang ekstrim, kemarau sangat panjang, hujan yang sangat luar biasa dan menimbulkan berbagai bencana alam. Solusinya, tentu sambil mengoreksi kealpaan dan kesalahan di waktu yang lalu, mulai sekarang mari kita sungguh memperhatikan aspek lingkungan. Oleh karena itu, saya instruksikan kepada seluruh Gubernur, Bupati, dan Walikota termasuk jajaran pemerintah pusat, setiap kita membangun infrastruktur, setiap kita mengembangkan pertanian, pertambangan, kehutanan, dan sebagainya, jangan lupa untuk mempertimbangkan dengan seksama aspek lingkungan.

 

Sekali lagi saya senang. Saya berterima kasih kalau Saudara di dalam membangun seperti Terminal 3 bandar udara Soekarno-Hatta yang akan segera kita resmikan ini, betul-betul ramah lingkungan, Saudara mengatakan eco airport. Saya juga senang bahwa dalam design pembangunan Terminal 3, saudara-saudara kita yang cacat, para penyandang cacat, diberikan kemudahan-kemudahan, diberikan fasilitas untuk mereka. Saya instruksikan kepada seluruh jajaran pemerintah pusat dan daerah, dalam membangun fasilitas publik, bandar udara, terminal, stasiun kereta api, terminal bus, dan tempat-tempat publik yang lain, jangan lupa untuk menyediakan fasilitas bagi para penyandang cacat. Ini untuk menunjang rasa keadilan, untuk membantu saudara-saudara kita yang memang mengalami cacat jasmani sehingga memerlukan kemudahan-kemudahan tertentu. Saya juga senang bahwa mendengarkan cerita Pak Jusman tadi, di dalam ada tempat yang nyaman untuk melihat ke luar atau berinteraksi di dalam itu sendiri. Dengan demikian, fungsi rekreasi juga dapat dihadirkan di Terminal 3 ini. Mudah-mudahan demikian juga nanti pembangunan di tempat-tempat yang lain, sejauh mungkin bangun rasa kenyamanan sehingga mereka betul-betul, sambil menunggu terbangnya pesawat, mereka bisa mendapatkan suasana yang baik.

 

Saudara-saudara,

 

Kita lihat sama-sama nanti dan sekali lagi terimalah ucapan terima kasih saya. Berkaitan dengan peremajaan stasiun kereta api Tanjung Priuk yang menurut konsepnya mengembalikan lagi untuk tujuan angkutan, sama dengan menghidupkan kembali fungsi angkutan publik, tapi juga insya Allah menjadi salah satu cagar budaya, warisan atau heritage, yang tentu beraspek ekonomi wisata. Ini konsep yang bagus dan sekaligus tadi akan dibangun Rumah Pintar yang diberi nama Rumah Pintar Stasiun Ilmu yang saya yakin akan sangat berguna bagi anak-anak kita yang tinggal di sekitar stasiun itu untuk dia bisa datang, membaca, belajar, berinteraksi dengan teman-temannya dengan bimbingan yang terarah dari para tutor di Rumah Pintar itu. Lagi-lagi, satu konsep yang utuh menurut saya, ada fungsi angkutannya, tidak lupa, ada fungsi pendidikan, juga ada fungsi budaya dan fungsi wisata.

 

Oleh karena itu, saya berharap rawatlah semua yang telah dibangun itu, peliharalah baik-baik, pastikan bahwa fungsi yang ingin dikembangkan melalui pembangunan infrastruktur itu betul-betul dapat dijalankan. Biayanya tidak sedikit, semua adalah uang rakyat, uang negara, meskipun sebagian juga atas dasar perhitungan komersial dan tidak menggunakan APBN. Namun semuanya, satu rupiah pun mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk rakyat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Setelah saya bicara transportasi itu sendiri, saya ingin menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur meskipun fokus kita infrastruktur di bidang perhubungan. Kita ingin terus meningkatkan, menambah infrastruktur di bidang transportasi, baik transportasi darat, transportasi laut, maupun transportasi udara. Dari segi anggaran, konsekuensi dari kebijakan ini, policy ini, juga harus betul-betul bisa membiayai sasaran-sasaran yang telah kita tetapkan. Saya ingin memberikan contoh, pada tahun 2006, anggaran yang kita alokasikan melalui Departemen Perhubungan, tidak semua anggaran infrastruktur yang connected to transportation harus melalui Dephub, ada juga melalui Departemen Pekerjaan Umum ataupun daerah. Namun yang lewat Dephub adalah tahun 2006 berjumlah 8,5 trilyun, tahun 2007 menjadi 11,2 trilyun atau naik 30%, tahun 2008 menjadi 16,17 trilyun atau naik 50% dan tahun 2009 meskipun kita mengalami persoalan ekonomi akibat atau sebagai dampak dari krisis perekonomian global sama-sama kita rasakan dewasa ini, anggaran masih kita pertahankan sebesar 17 trilyun, tetap mengalami kenaikan.

 

Ini yang melalui Departemen Perhubungan. Yang melalui Departemen Pekerjaan Umum sebagai back up misalnya prasarana jalan, jumlahnya adalah 35 trilyun. Ini menunjukkan bahwa kita sangat serius untuk membangun dan menambah infrastruktur kita di seluruh tanah air. Pada saat kita mengalami dampak krisis global, Saudara juga sudah mengetahui bahwa ada kebijakan untuk memberikan paket stimulus bagi perekonomian kita yang jumlahnya, Saudara tahu, adalah 73,3 trilyun dan di dalamnya termasuk 12 trilyun tambahan yang, 12 trilyun tambahan itu sendiri, yang dialokasikan kepada Dephub 2,19 trilyun dan kemudian Departemen Pekerjaan Umum berjumlah 6,6 trilyun.

 

Maksud saya menyampaikan jumlah atau besaran atau magnitude dari anggaran itu untuk diketahui bahwa pada masa krisis pun kita terus membangun infrastruktur untuk menggerakkan perekonomian sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satu dampak yang dialami oleh dunia, termasuk negara-negara maju, pada saat ekonomi global mengalami resesi yang dalam seperti ini, terjadinya gelombang pengangguran. Oleh karena itu, meskipun alhamdulillah gelombang pengangguran di negeri kita tidak separah di negara-negara lain, tetap kita harus melakukan upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan seraya mencegah sektor riil, perusahaan-perusahaan, untuk begitu saja mem-PHK-kan pekerjanya.

 

Kemarin di Jakarta, saya berbicara dengan unsur tripartit, pemerintah, serikat pekerja, dan organisasi pengusaha yang intinya saya minta kepada mereka melakukan sinergi, melakukan upaya bersama di satu sisi, meskipun ekonomi dalam keadaan sulit, perusahaan kita jaga sehingga tidak perlu terjadi PHK.

 

Saudara-saudara,

 

Satu hal yang perlu kita ingat dan tolong Saudara Menteri Perhubungan, Menteri terkait, para Gubernur, Bupati, dan Walikota, kebijakan dasar kita dalam membangun infrastruktur ke depan adalah memadukan antara yang mesti dibangun oleh pemerintah, banyak, atau yang lebih baik diserahkan kepada swasta. Inilah yang kita sebut dengan public private partnership. Mari kita jalankan. Adakalanya kita mengeluarkan anggaran dari APBN dan APBD karena memang kewajiban pemerintah, terutama infrastruktur dasar.

 

Infrastruktur lain yang memiliki nilai komersial yang tinggi lebih baik kita dorong swasta sekali lagi, dengan kemitraan yang baik, dengan kebijakan yang baik, dan fasilitasi ataupun dukungan pemerintah yang tepat.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, bukan hanya karena kita mengalami dampak krisis global tetapi ke depan sejalan dengan pembangunan perekonomian nasional yang makin intensif guna akhirnya meningkatkan kesejahteraan rakyat, mari kita lanjutkan pembangunan infrastruktur ini di seluruh tanah air.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Hal yang ketiga atau yang terakhir berkaitan dengan hajat kita hari ini adalah tentang pelayanan publik, pelayanan kepada masyarakat kita. Berkali-kali saya mengatakan, meskipun belum seluruh rakyat kita mendapatkan tingkat kesejahteraan yang layak, sebagian mereka masih dalam keadaan belum sejahtera, dan upaya kita untuk terus meningkatkan kesejahteraan mereka, mengurangi kemiskinan, tetapi mereka akan sangat berterima kasih kalau pelayanan kepada mereka benar-benar dapat kita tingkatkan.

 

Pelayanan yang baik bisa mengurangi pengeluaran mereka sehari-hari. Bayangkan kalau mengurus KTP saja harus mondar-mandir 3-4 kali ke kelurahan, ke RT, RW, berapa ongkos yang dia gunakan untuk menaiki angkutan kota, dan banyak lagi. Makin bagus pelayanan kita, makin cepat, makin murah, makin tepat mereka diringankan pengeluaran sehari-harinya. Dengan demikian, barangkali pendapatan yang pas-pasan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang paling vital, yang paling pokok. Oleh karena itu, saya ingin benar, pelayanan publik menjadi prioritas bagi semua. Dan di bidang transportasi, kita semua tahu rakyat kita dalam menggunakan jasa transportasi baik darat, laut, maupun udara pertama-tama dia ingin aman, ingin selamat. Yang kedua setelah itu, ingin nyaman. Dan tentunya saya katakan tadi bagi yang mengalami cacat badan, mereka ingin mendapatkan kemudahan-kemudahan tertentu. Ini keinginan rakyat. Mari kita wujudkan dan ini bagian dari pelayanan publik.

 

Sementara itu, pada tingkat daerah, pada tingkat komunitas dalam arti yang luas, bahkan pada tingkat negara yang berkaitan dengan transportasi ini, yang kita inginkan termasuk transportasi di kota, lalu lintas angkutan kota adalah mereka harus merasa tetap selamat, aman termasuk aman dari kejahatan: copet, jambret, dan saudara-saudaranya. Banyak saudaranya.

 

Ingin tertib. Tertib. Ada terminal, ada tempat transit. Tertib semuanya. Kemudian ingin efisien, bukan hanya yang komersial angkutan umum termasuk angkutan pribadi. Bayangkan karena manajemen lalu lintas tidak baik, barangkali Wali Kota, atau Bupati, atau Kepolisian, atau Dinas Perhubungan setempat barangkali kurang memberikan perhatian yang seksama. Lalu lintasnya tidak baik, macet di mana-mana, berapa ongkos bahan bakar? Yang tadinya hanya lima liter menjadi sepuluh liter, tambah lagi pengeluarannya. Secara kumulatif, maka akan membikin ekonomi kita boros, ekonomi biaya tinggi termasuk pengeluaran orang-seorang, pengeluaran rumah tangga yang juga tinggi. Jadi, tertibnya lalu lintas dan angkutan kota berpengaruh pula pada aspek ekonomi, di samping aspek kenyamanan, keselamatan, dan ketertiban tadi.

 

Ada kabar baik. Saya baru mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian. Apakah betul kita punya lalu lintas dan angkutan kota makin ke depan makin baik, sehingga apakah betul Menteri Perhubungan termasuk saya tadi menyerahkan tanda penghargaan kepada para Wali Kota dan Bupati yang berprestasi? Mari kita lihat bersama-sama. Menurut sumber kepolisian, misalnya bicara ketertiban lalu lintas dan angkutan kota, kepatuhan dan disiplin para pengguna jasa angkutan di kota-kota meningkat, yang ditunjukkan dengan menurunnya kecelakaan dan pelanggaran. Angkanya ada, alhamdulillah. Dicatat pula, fasilitas rambu-rambu, jumlah dan kualitasnya juga meningkat, makin jelas, makin tepat. Penegakan hukum berjalan dengan baik, tegas, tapi didahului dengan persuasi sehingga rakyat memberikan respon yang positif.

 

Saat Pemilu, ini potret dari pihak Kepolisian, rapat-rapat umum yang terjadi di seluruh Indonesia lebih tertib dibandingkan Pemilu-pemilu sebelumnya. Kita sama-sama ingat Pemilu 1997, 1999, Pemilu 2004. Pemakaian helm dicatat lebih baik, suara knalpot menurun jauh, massa partai yang naik di atas atap mobil menurun jauh, truk bak terbuka menurun jauh, dan sebagainya. Saya sudah 5-6 kali memberikan pujian terima kasih dan penghormatan kepada seluruh rakyat Indonesia, saudara-saudara kita, apapun partai politiknya karena mereka ternyata bisa melaksanakan kampanye begitu tertib, aman, damai, dan tidak terjadi insiden apapun. Bangga kita melihat rakyat kita dalam berdemokrasi, dalam berpolitik, dalam berkampanye pun makin baik.

 

Dari sisi petugas, juga dianggap lebih baik dan lebih konsisten. Pelanggaran disiplin oleh para petugas menurun. Masyarakat ikut mengawasi. Jadi kalau masih ada oknum yang macam-macam, langsung masuk koran, masyarakat teriak sehingga dampaknya bagus. Inilah buah yang positif dari demokrasi, dari keterbukaan, dari freedom of the press, dan sebagainya, meskipun kalau kebablasan juga menimbulkan hal-hal yang negatif. Tapi dalam batas tertentu baik seperti ini.

 

Oleh karena itulah, sambil saya mendorong kepada para petugas termasuk para Wali Kota, Bupati untuk terus mengelola lalu lintas dan angkutan kota sebaik-baiknya, marilah ke depan ini kita bangun masyarakat kita yang betul-betul tertib, bukan hanya tertib di bidang lalu lintas tapi semua aspek. Mari kita teruskan membangun masyarakat kita menjadi masyarakat yang civilized, yang tidak menyukai kekerasan, yang lebih menyukai perdamaian. Apapun masalahnya, menyukai semua itu diselesaikan secara damai. Inilah yang disebut dengan civilized society.

 

Kemudian kita juga ingin masyarakat kita, bukan hanya di kota-kota besar termasuk kota sedang, kota kecil, untuk menjadi orderly society, masyarakat yang tertib, tertib. Kalau tertib, semua senang, tenteram, bahagia hidup di negeri ini. Didahului dengan tertib lahir, akhirnya tertib batin. Melihat semuanya serba bersih, hatinya bersih, tidak mudah tergoda untuk korupsi. Melihat semuanya tertib, hatinya tertib bisa mengontrol tutur kata dan perilakunya. Melihat semuanya rukun satu sama lain, hatinya, pikirannya ingin rukun sesama bangsa Indonesia, dan sebagainya. Mari kita wujudkan yang serba fisik agar dalam batin pun juga demikian. Ini adalah bagian dari nation building, bagian dari character building, bagian dari society building yang harus sama-sama kita jalankan.

 

Saudara-saudara,

 

Melengkapi rasa senang saya, alhamdulillah, Undang-Undang di bidang perhubungan juga telah direvisi dan diperbaharui. Saya mengucapkan terima kasih kepada DPR RI bersama pemerintah. Sudah muncul Undang-Undang Perkeretaapian pada tahun 2007, Undang-Undang Pelayaran 2008, Undang-Undang Penerbangan 2009.

 

Sekarang kalau tidak salah, sedang dibahas Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Saya tahu kemarin ada perbedaan pandangan antara Kepolisian dengan Perhubungan dan lain-lain. Jangan ragu-ragu, carikan solusinya yang baik. Undang-Undang yang baik bukan dilihat dari segi Polri, bukan dilihat dari segi perhubungan, dilihat dari segi rakyat. Mana rakyat yang paling senang untuk mendapatkan Undang-Undang yang tepat.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Saudara-saudara sekalian,

 

Saya ingin menutup sambutan saya ini untuk melihat negeri kita di masa depan. Ada yang mengatakan Visi 2025. Ini PR untuk Menteri Perhubungan, untuk Menteri-menteri yang lain, untuk semua BUMN yang bergerak di bidang perhubungan, lembaga pengkajian, perguruan tinggi, semua. Dan saya ajak, bagaimana kita memecahkan masalah transportasi secara nasional ini.

 

Pertama, kita mesti menciptakan dan membangun sistem transportasi, sistem, prasarana dan sarana transportasi, infrastructure, manajemen transportasi yang baik di seluruh Indonesia, disertai dengan budaya tertib lalu lintas yang makin kuat. Itu yang kita bangun, yang insya Allah akan kita hadirkan 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun dari sekarang. Kalau itu dapat kita bangun, rakyat kita akan sangat senang karena mereka akan merasakan bahwa transportasi kita aman, nyaman, tertib, efisien, dan ramah lingkungan.

 

Untuk menuju ke situ, mari kita rencanakan dan kita tata mulai sekarang. Jangan tambal sulam, jangan situasional, jangan hanya mengejar tujuan jangka pendek. Kita memerlukan strategic integrated plan. Kita memerlukan satu desain dan konsep yang tepat. Pikirkan itu.

 

Yang ketiga, ketika kita mengembangkan satu grand policy untuk membangun seperti apa transportasi Indonesia di seluruh tanah air 10, 15, 20 tahun dari sekarang, pahami pula bahwa dunia terus berkembang dan berubah. Ingat satu miliar manusia bepergian melalui udara, misalnya, datang ke berbagai bandara di negeri kita. Ingat pertumbuhan perekonomian nasional, pertumbuhan perekonomian regional. Ada IMT-GT, ada BIMP-EAGA, ada kerja sama ASEAN, kerja sama East Asia, dan sebagainya. Dan ada perkembangan perekonomian global. Pertimbangkan pilihan itu.

 

Yang keempat, libatkan pihak swasta dengan public private partnership yang tepat. Dan lebih khusus, mudah-mudahan dimulai sekarang, mudah-mudahan ke depan, siapapun yang memimpin pemerintahan yang akan datang nanti, siapapun menterinya, dan siapapun yang akan mengemban tugas, negara ini memerlukan semacam strategic blueprint dan road map menuju transportasi nasional 2025.

 

Dan ingat, harus melihat konfigurasi negara kita secara utuh. Ada Jawa, ada Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan semuanya. Jawa 10, 15 tahun lagi akan menjadi suatu entity sebagai one economic zone, one economic region. Kalau dipandang seperti itu, infrastruktur perhubungan di dalam Jawa harus mempertimbangkan datangnya integrasi perekonomian di Jawa.

 

Di luar Jawa, Saudara tahu, Sumatera terus tumbuh, Kalimantan terus tumbuh, Sulawesi terus tumbuh, Maluku, Papua terus tumbuh, Nusa Tenggara terus tumbuh. Dalam membangun infrastruktur, kaitkan pula dengan sentra-sentra pertumbuhan itu. Pengembangan energi, pengembangan pertambangan yang lain, pengembangan kehutanan, pengembangan pertanian, pengembangan pariwisata, dan sebagainya.

 

Silakan dikaji. Termasuk Jawa. Ada pantai utara Jawa yang relatif flat. Tolong dipikirkan, ada suatu trans-utara Jawa. Highway ada di situ, rel kereta api ada di situ, saluran barangkali gas di situ, entah listrik, entah air, apapun, sehingga bisa konsepnya five in one, lebih hemat, lebih efisien untuk pembebasan tanahnya, bisa juga di garis pantai dan sebagainya.

 

Memang itu hal-hal yang besar, termasuk yang disampaikan Gubernur Banten, jembatan Selat Sunda. Kalau bisa dibangun jembatan Selat Sunda, ada national geo economy Sumatera-Jawa. Sumatera Selatan akan berkembang. Banten akan berkembang. Itu contohnya.

 

Pelabuhan internasional Bojonegara. Ibu menyebut barangkali satu air strait di selatan Banten. Silakan diintegrasikan dalam satu blueprint, dalam satu road map sehingga kalau kita mengeluarkan uang triliun rupiah demi triliun rupiah, semuanya itu integrated, well connected satu sama lain.

 

Jangan masing-masing Gubernur bikin sendiri-sendiri. Akhirnya yang tidak match, boros, padahal bukan itu. Sekali lagi, diperlukan integrated plan yang mesti dipikirkan secara bersama.

 

Tidak lama lagi, tentunya kita, negara kita memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat. Jangan terlambat. Mari kita jemput, mari kita songsong dengan cara bangsa yang besar ini, putra-putri terbaik bangsa yang luar biasa kemampuannya, memikirkannya mulai sekarang, menuangkannya dalam strategic plan yang lebih integrated.

 

Itulah Saudara-saudara, yang saya sampaikan di samping hajat kita, saya ajak sekaligus untuk melihat ke depan terutama dalam dunia transportasi. Akhirnya, dengan pesan, ajakan, harapan, dan sekaligus instruksi saya kepada jajaran pemerintahan dan dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT, seraya mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Peremajaan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok dengan resmi saya nyatakan dimulai penggunaannya.

 

Sekian.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

 

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan

deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan

Sekretariat Negara RI