Sambutan Presiden RI pada Rapat Kerja Menteri dengan Para Gubernur Seluruh Indonesia, 2 Feb 2010

 
bagikan berita ke :

Selasa, 02 Februari 2010
Di baca 967 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

RAPAT KERJA RPJMN 2010-2014 DI ISTANA CIPANAS, JAWA BARAT

PADA TANGGAL 2 FEBRUARI 2010

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,

 

Para anggota Dewan Pertimbangan Presiden,

 

Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,

 

Para Gubernur,

 

Para Pimpinan Lembaga-lembaga Pemerintah Non Kementerian dan Pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara,

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Marilah pada kesempatan yang baik, di tempat yang indah dan insya Allah penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan ridho-Nya kita semua masih diberikan kesempatan dan kekuatan untuk melanjutkan dan meningkatkan pembangunan, baik pembangunan sektoral yang dikelola oleh pemerintah pusat dan pembangunan regional yang dipimpin dan dikelola oleh pemerintah daerah.

 

Sebagaimana Saudara ketahui bahwa rapat kerja yang kita laksanakan dua hari satu malam ini memiliki tiga agenda. Pertama, akan disampaikan apa yang telah dapat kita capai secara bersama, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam 100 hari pertama program pembangunan Kabinet Indonesia Bersatu II ini. Yang kedua, akan dijelaskan nanti RPJMN 2010-2014 supaya kita memahami arah, tujuan, agenda, termasuk program aksi lima tahun mendatang. Dan yang ketiga, yang justru paling penting ini, mengapa para Gubernur saya harapkan untuk hadir dan secara aktif terlibat nanti untuk merumuskan secara bersama, adalah pembahasan isu-isu khusus yang selama ini kita hadapi, yang boleh disebut isu yang delicate, bottlenecking, sumber-sumber kemacetan atau permasalahan, untuk merumuskan solusi dan opsi yang kita pandang tepat. Justru inti dari rapat kerja di Cipanas adalah itu. Oleh karena itu, waktu, porsi, dan pengorganisasian kita susun sedemikan rupa, sehingga nanti para Gubernur bersama para Menteri terkait dalam hubungan working group, kelompok-kelompok kerja, bisa membahas secara mendalam dan merumuskan opsi serta solusi terhadap isu-isu khusus itu. Itulah tiga agenda dalam rapat kerja atau retreat kita di Cipanas ini.

 

Saudara-saudara,

 

Hari pertama, hari ini, pada prinsipnya kita melakukan sesi pleno seperti ini, yang dimulai pengantar dan direktif saya kepada Saudara semua, kemudian nanti akan dilanjutkan penjelasan hasil program 100 hari oleh Wakil Presiden dibantu oleh Kepala Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan. Kemudian sesi pagi yang terakhir adalah penjelasan Kepala Bappenas tentang RPJMN 2010-2014. Saya lupa menyebut tadi Pejabat Gubenur Bank Indonesia, selamat datang Pak Darmin Nasution. Kemudian setelah ishoma, istirahat, sholat, dan santap siang nanti, sesi pleno sore hari adalah presentasi isu-isu khusus oleh Menteri dan Gubernur sesuai dengan pengelompokkan kelompok-kelompok kerja yang telah ditetapkan.

 

Ada enam isu yang kita pilih. Pertama adalah isu tentang tata ruang yang dikaitkan sekaligus dengan perubahan iklim, pertanahan, perijinan, sinkronisasi perundang-undangan sektoral, serta hubungan pusat dan daerah. Semua mengetahui bahwa ini bottlenecking yang benar-benar menghambat pelaksanaan pembangunan selama ini. Oleh karena itu, mari kita rumuskan langkah-langkah operasional yang praktis, yang betul-betul bisa mengatasi masalah. Kalau teorinya kita sudah tahu semua, bicara kebijakan, strategi sudah sama, begitu. Tapi bagaimana masalah itu bisa kita carikan solusinya yang praktis. Dengan demikan, insya Allah tahun ini kita harapkan selesai, yang belum selesai, tahun-tahun berikutnya. Ini adalah isu pertama dan kelompok kerja pertama akan membahas serta merumuskan solusi tentang itu.

 

Isu yang kedua adalah pangan dari sisi hulu dan sisi hilir, termasuk suplainya, distribusinya, stabilitas harganya, tentang komoditas yang digarap oleh Kementerian Pertanian, Perikanan  dan Kelautan, dan semuanya. Ini menyangkut hajat hidup rakyat kita, termasuk stabilitas harganya. Kita tahu dinamika global memberi isyarat kemungkinan ada kenaikan-kenaikan komoditas pangan. Oleh karena itu, lebih baik kita mengantisipasi, mempersiapkan segalanya, dengan demikian tidak terdadak, dan policy kita nanti, solusi kita nanti menjadi tepat.

 

Isu yang ketiga adalah energi, tekanannya pada listrik. Listrik, bagaimana tahun ini byar pet bisa kita atasi, dan kemudian tahun-tahun mendatang tidak terjadi mismatch antara supply dengan demand karena meningkatnya industri, dunia komersial, rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya. Berkaitan pula dengan BBM, berkaitan pula dengan subsidinya, termasuk pengembangan energi terbarukan seperti panas bumi. Silakan dibahas secara utuh karena ujung tombaknya di daerah. Saya justru berharap para Gubernurlah yang di depan, yang betul-betul bagaimana mengembangkan energi ini, termasuk listrik lima tahun ke depan sehingga betul-betul memenuhi keperluan ekonomi kita.

 

Isu yang keempat tiada lain infrastruktur, baik yang menjadi wilayah pekerjaan umum: jalan, jembatan, yang menjadi domain dari Departemen Perhubungan, prasarana transportasi, pertanian itu sendiri, irigasi, dan sebagainya. Dan ingat, kita ingin betul membangun national connectivity, keterhubungan secara nasional antarpulau, antarprovinsi sebelum ASEAN atau Asia Pasifik ingin membangun connectivity antarnegara.

 

Mari kita rumuskan yang efektif itu bagaimana supaya mengalir, namanya public-private partnership. Kita sudah tahu ini bagus, tetapi bagaimana supaya terealisasi, dunia usaha dengan pemerintah sharing untuk membangun infrastruktur. Ada infrastruktur yang memang menjadi kewajiban pemerintah pusat dan daerah dari APBN maupun APBD, tetapi banyak pula infrastruktur yang tepat kalau kita kerjasamakan dalam format public-private partnership.

 

Isu yang kelima adalah program-program pro rakyat yang nyata-nyata selama ini dirasakan manfaatnya oleh rakyat di bidang pendidikan, di bidang kesehatan, di bidang usaha mikro, kecil, dan koperasi, di bidang pembangunan lokal seperti PNPM, dan sebagainya. Lima tahun yang lalu barangkali terlalu desentralisasi. Saya ingin justru daerah yang memiliki peran, dengan demikian memilih sasaran-sasaran itu menjadi lebih tepat, dengan demikian lebih efektif lagi, lebih mengalir lagi, hasilnya baik, tapi kita ingin lebih baik lagi, dan semuanya itu kalau pemerintah daerah involved sejak awal tentu akan lebih bagus.

 

Isu yang keenam tiada lain adalah reformasi birokrasi, penegakkan hukum, demokrasi, keamanan, dan sebagainya. Silahkan dibahas secara baik. Saya juga menerima masukan, contoh yang belum lama, apakah unjuk rasa di negara Pancasila, di negara yang konon memiliki budaya, nilai, peradaban yang baik, seperti beberapa hari yang lalu itu. Mari kita bicarakan dengan baik, tanpa mengganggu demokrasi itu sendiri, kebebasan, ekspresi, dan sebagainya. Tetapi pranata sosial, pranata hukum, kepantasan perlu dijaga.

 

Contohnya, saya memahami, tetapi banyak orang yang memberikan masukan yang menggelitik, "Pak SBY, apa iya cocok misalkan ada unjuk rasa dengan loudspeaker yang besar sekali, teriak-teriak "SBY maling, SBY maling, Boediono maling, Menteri-menteri maling" dan tidak bisa diapa-apakan." Ada yang bawa kerbau, "SBY badannya besar, malas dan bodoh seperti kerbau," dibawa itu, apa ya itu unjuk rasa, sebagai ekspresi kebebasan, lantas foto diinjak-injak, dibakar-bakar di mana-mana di daerah. Silahkan dibahas dengan pikiran yang jernih menyelamatkan demokrasi kita, menyelamatkan budaya kita, menyelamatkan peradaban bangsa, karena dunia melihat dengan informasi teknologi yang luar biasa canggihnya. Semangatnya tidak untuk memasung demokrasi. Demokrasi adalah bagian dari reformasi, cita-cita kita, tapi bikinlah demokrasi yang bermartabat, demokrasi yang tertib, dan demokrasi yang mendorong kebersamaan serta persatuan kita. Demikian juga segi-segi keamanan, keamanan publik agar semua pembangunan itu bisa berjalan dengan baik.

 

Saudara-saudara,

 

Setelah dipresentasikan nanti, maka akan kita bentuk enam Pokja, enam working group sesuai dengan isu-isu tadi. Di situ, ya Menteri, Gubernur, kemudian beberapa pimpinan BUMN maupun LPND.

 

Hari kedua, tomorrow, ulangi setelah dibagi Pokja, nanti malam seusai santap malam, di tempat ini kita persilakan masing-masing Pokja kalau akan melakukan semacam brainstorming, curah pendapat, merumus-rumuskan bagaimana baiknya, begitu. Silahkan.

 

Kemudian, besok hari kedua kita mulai jam 9. Jam 9 udara bagus sekali, besok insya Allah tidak hujan, dan masing-masing Pokja melaksanakan retreat, tempatnya di belakang saya ini. Ada enam tempat yang sudah kita siapkan, suasananya baik, teduh, mudah-mudahan ada inspirasi yang mengalir dan kemudian solusinya betul-betul cespleng. Itu sampai siang hari. Jam 2 besok, kembali ke sini lagi, justru masing-masing Pokja akan mempresentasikan apa yang dapat dirumuskan, opsi, solusi, dan bagaimana langkah-langkah ke depan, itu besok. Dan terakhir tentu saya simpulkan, saya putuskan, dan saya berikan direktif ataupun instruksi bagi kita semua untuk kita jalankan bersama.

 

Saudara-saudara,

 

Sebenarnya apa yang kita lakukan hari ini, kalau Saudara ingat, ini satu rangkaian, boleh dikatakan ini akhir dari proses sistemik yang kita jalankan untuk memastikan pembangunan lima tahun ini berada pada arah yang benar, dengan agenda dan prioritas yang benar, dan dengan implementasi yang benar pula. Awalnya dulu kan visi, misi, strategi Presiden dan Wakil presiden  terpilih. Setelah itu, kita bikin temu nasional, rembuk nasional, National Summit, waktu itu, menghasilkan banyak hal, sayang tertutup oleh berita Pak Bibit dan Pak Chandra dulu, sehingga tidak ada liputan yang cukup dari yang kita rembukkan secara bersama dulu.

 

Setelah itu, dilanjutkan dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, dan kemudian berlanjut lagi menyusun dan menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 yang insya Allah besok akan saya serahkan dokumennya secara resmi. Kemudian masuk program 100 hari, dan dari 100 hari kita ketemu lagi, apa yang mesti kita lakukan ke depan sehingga hari ini dan besok boleh dikatakan satu wahana untuk sinkronisasi dan sinergi pembangunan pusat dan daerah dengan pilihan isu-isu tertentu tadi yang menurut saya penting untuk kita sinkronisasikan dan sinergikan.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan penjelasan itu, maka direction saya ada dua sebagai awal dari rapat kerja ini. Saya berharap gunakanlah forum ini, raker, dan retreat ini untuk secara bersama merumuskan sekali lagi solusi dan opsi atas sejumlah isu, sejumlah permasalahan yang menurut kita esensial. Yang kedua, nanti setelah kita merumuskan secara bersama, marilah kita jalankan secara bersama pula ke depan. Dan saya berharap karena kita rumuskan bersama, kepemilikan berada di tangan kita, ownership di tangan kita, sehingga harapan kita ke depan tidak perlu harus terjadi situasi saling salah-menyalahkan pusat dan daerah. Daerah menyalahkan pusat, pusat menyalahkan daerah, atau bisa melempar tanggung jawab Bupati, Walikota melempar ke Gubernur, Gubernur melempar ke Menteri, Menteri melempar ke, begitu seterusnya, mari kita cegah karena kita bisa mengidentifikasi permasalahan itu dan bagaimana jalan keluar atau solusi yang dapat kita pilih.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah hajat kita dua hari satu malam di tempat ini, dan saya sungguh berharap kita menghasilkan sesuatu yang konkrit untuk kita jalankan secara bersama agar kesejahteraan rakyat kita terus dapat kita tingkatkan.

 

Demikian pengantar dan direktif awal saya, dan setelah ini nanti Saudara Wakil Presiden akan memberikan penjelasan kepada Saudara dan Kepala Bappenas. Untuk rekan-rekan pers, kita bisa bertemu besok pada sesi pleno sore hari mulai jam 14.00 karena akan dijelaskan hasil dari Raker ini, termasuk sejumlah isu penting. Terima kasih.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI