Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, 4-10-2010

 
bagikan berita ke :

Senin, 04 Oktober 2010
Di baca 891 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

SIDANG KABINET PARIPURNA

DI KANTOR PRESIDEN JAKARTA

TANGGAL 4 OKTOBER 2010

 

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 Salam sejahtera untuk kita semua,


Yang saya hormati,

Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,

Pimpinan dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden,

Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,

Saudara Hendarman Supandji, Mantan Jaksa Agung Republik Indonesia,

Saudara Jenderal TNI (Purnawirawan) Djoko Santoso, Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia,

Para Kepala Staf Angkatan,

 

Hadirin peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya hormati,

 

Marilah kita awali sidang kita hari ini dengan terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenan rahmat dan ridhanya kita semua masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Sidang Kabinet Paripurna hari ini adalah sidang kabinet yang diperluas, dengan menghadirkan para Kepala Staf Angkatan, dalam hal ini KASAD, KASAL, dan KASAU, serta Wakil Menteri Pertahanan, karena agenda utama sidang kita adalah membahas rencana strategis percepatan pembangunan kekuatan TNI beserta modernisasi alutsista, baik untuk Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

 

Namun, sebelum kita masuk pada agenda utama Sidang Kabinet Paripurna kita, saya akan menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan sambutan singkat kepada rekan kita, Saudara Hendarman Supandji dan Saudara Djoko Santoso, yang baru saja mengakhiri masa baktinya mengemban tugas negara, baik untuk Pak Hendarman, selaku Jaksa Agung dan untuk Jenderal Djoko Santoso, selaku Panglima TNI, yang sekian tahun bersama-sama kita, dalam hubungan dinas Kabinet Indonesia Bersatu.

 

Setelah itu, saya akan menyampaikan dua hal, yaitu pengelolaan situasi sosial dan situasi keamanan yang harus kita laksanakan dengan sungguh-sungguh, dan berikutnya lagi, pengelolaan keamanan dan keselamatan transportasi yang harus juga menjadi prioritas dan agenda penting kita. Setelah itu, baru nanti masuk kepada presentasi Menteri Pertahanan dan Panglima TNI tentang rencana percepatan bangkuat dan modernisasi alutsista TNI.

 

Setelah pengantar saya nanti, saya ingin memberikan kesempatan kepada kedua sahabat kita yang akan meninggalkan kita di Kabinet ini, meskipun pengabdiannya pada bangsa dan negara tidak akan pernah berakhir untuk menyampaikan sepatah dua buah patah kata dan kemudian kita lanjutkan dengan agenda persidangan, kedua beliau bisa meningggalkan tempat nantinya.

 

Saudara-saudara,

 

Khusus kepada Pak Hendarman Supandji dan Pak Djoko Santoso, atas nama negara dan pemerintah, dan selaku pribadi, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras dan pengabdian Saudara berdua. Apa yang Saudara lakukan selama ini, terutama di dalam mengemban tugas negara, sebagai Jaksa Agung dan sebagai Panglima TNI, belum tentu diingat, apalagi dicatat, oleh sesama manusia, tetapi percayalah bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhaanahu wata'aala, selalu mencatatnya, sekecil apapun andil Saudara untuk memajukan bangsa dan negara ini. Saya mengucapkan selamat melanjutkan pengabdian berikutnya lagi, pada second career Saudara masing-masing, karena sebagaimana saya sampaikan tadi, pengabdian kepada bangsa dan negara tidak pernah mengenal batas akhir.

 

Khusus kepada Jaksa Agung, saya memberikan penghargaan atas kegigihan Saudara dalam menegakkan hukum. Saya masih ingat ketika Saudara saya tugasi menjadi Ketua Timtas Tipikor, selama dua tahun, bersama-sama dengan KPK, menjadi cikal bakal untuk kampanye agresif di dalam memberantas korupsi waktu itu.

 

Meskipun Timtas Tipikor setelah itu saya akhiri tugasnya dan kembali masuk pada tugas-tugas yang diemban oleh lembaga penegak hukum, tetapi tim yang Saudara pimpin juga memberikan andil yang tidak sedikit, karena waktu itu menerobos sekat-sekat yang dahulunya seperti tidak mudah diterobos.

 

Saya juga menghargai langkah-langkah untuk melakukan reformasi internal di jajaran kejaksaan ataupun Kejaksaan Agung. Saya tahu, masalah yang Saudara hadapi sangat kompleks. Tidak ada resep ajaib, tidak ada jalan pintas, dan tentu tidak bisa rampung semuanya pada masa kepemimpinan Saudara.

 

Tetapi Pak Hendarman tidak perlu kecil hati, kalau semua agenda itu belum bisa dirampungkan, tentu akan menjadi tugas Jaksa Agung berikutnya lagi nanti untuk melanjutkan keseluruhan reformasi internal di jajaran Kejaksaan dan juga mengemban tugas untuk penegakan hukum.

 

Ini kesempatan yang baik, untuk pertama kali saya berbicara di hadapan Sidang Kabinet Paripurna dan hakikatnya kepada rakyat Indonesia, tentang percepatan pengakhiran tugas Saudara Hendaraman Supandji sebagai Jaksa Agung Republik Indonesia.

 

Rakyat tahu bahwa dalam rencana saya untuk melakukan penyegaran kepemimpinan, pertama Panglima TNI dan Kapolri, karena kedua pejabat negara itu akan mengakhiri masa baktinya dan bersamaan dengan itu atau relatif bersamaan  dengan itu adalah Jaksa Agung.

 

Ketiga pos ini bukan pos politik, tetapi ketiganya adalah lembaga negara yang bebas dari pengaruh dan campur tangan politik. Oleh karena itu terpisah dengan pengangkatan Menteri, yang sesungguhnya adalah pejabat yang menduduki pos-pos politik.

 

Adalah putusan Mahkamah Konstitusi terhadap review yang diajukan oleh Saudara Yusril Ihza Mahendra yang mempertanyakan keabsahan Saudara Hendarman Supandji sebagai Jaksa Agung dengan bergantinya Kabinet Indonesia Bersatu I dan Kabinet Indonesia Bersatu II.

 

Kita sama-sama mendengar bahwa putusan Mahkamah Konstitusi, keberadaan Saudara Hendarman Supandji adalah sah sampai dengan dikeluarkannya putusan MK itu, legal dan sah.

 

Ke depan, karena di dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 khususnya pasal 22 ayat (1) d, perihal pemberhentian Jaksa Agung, itu tidak ada penjelasan yang lebih lengkap sehingga menimbulkan multitafsir, maka MK sejak dikeluarkan putusan itu memberikan tafsiran bahwa yang disebut berhentinya Jaksa Agung bersamaan dengan berhentinya Presiden yang mengangkatnya. Ditafsirkan lagi di sini, karena yang mengangkat adalah saya, berakhir masa bakti saya pada periode pertama itu 2009, maka nanti akan berlaku tafsirannya seperti itu. Ini tafsiran baru yang dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi, dan wajib hukumnya bagi saya untuk taat pada putusan MK itu.

 

Oleh karena itulah, setelah putusan diambil oleh Mahkamah Konstitusi, hari berikutnya lagi sampailah kepada saya putusan itu, maka dalam waktu 1x24 jam saya laksanakan putusan itu. Dan hari ketiga Pak Hendarman Supandji resmi saya berhentikan sebagai Jaksa Agung dengan hormat.

 

Meskipun ketika sudah ketok palu di Mahkamah Konstitusi dan meskipun saya belum menerima surat atau putusan itu, saya sudah sampaikan kepada beliau bahwa status quo, tidak mengambil langkah apapun sambil menunggu apa yang akan dilaksanakan Presiden sebagai kepatuhan Presiden terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi itu.

 

Itulah duduk persoalan yang sesungguhnya sehingga saya jalankan kewajiban saya sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi. Saya berharap, berkaitan dengan putusan MK ini, kepada segenap komponen bangsa juga mentaati, mematuhi putusan oleh lembaga yang diberikan kewenangan oleh Undang-Undang Dasar yang putusannya adalah final dan mengikat, final and binding.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan seputar pemberhentian beliau dan sebelum saya berhentikan Pak Hendarman sudah saya panggil, beliau dengan ikhlas, legawa, menerima semuanya itu untuk kebaikan kita semua, kebaikan negara, dan certainty, kepastian sejak MK memberikan tafsiran terhadap pasal 22 ayat (1) d dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

 

Sekali lagi, terima kasih Pak Hendarman, selamat melanjutkan pengabdian pada waktu yang akan datang.

 

Kepada Mantan Panglima TNI, Saudara Jenderal TNI (Purnawirawan) Djoko Santoso, saya juga memberikan penghargaan atas kerja keras selama ini di dalam memimpin TNI. Saya mengikuti upaya gigih Saudara untuk melanjutkan reformasi dan juga melakukan pembangunan kekuatan secara bertahap, melaksanankan tugas-tugas pertahanan dan tugas-tugas operasi militer selain perang (OMSP), military operations other than war. Saya bangga, TNI terbukti netral dalam Pemilu 2009, jaga, Panglima TNI yang baru saya minta menjaga netralitas TNI ini.

 

Adalah sebuah lembaga internasional yang memberikan penilaian yang paling tinggi setelah mendengarkan pendapat rakyat dan TNI adalah lembaga yang oleh rakyat dinilai memiliki peringkat yang paling tinggi, antara lain karena peran dan netralitasnya dalam politik. Selamat, saya bangga dan itu bukti bahwa TNI kita terus berubah, menghormati demokrasi, masuk dalam sistem nasional, dan juga tampil sebagai tentara profesional.

 

Saya juga mencatat Saudara gigih untuk meningkatkan kerja sama dengan Negara-negara Sahabat, termasuk memberikan penugasan prajurit kita mengemban tugas perdamaian dunia, peace-keeping missions, di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.

 

Selamat jalan Saudara Jenderal TNI (Purnawirawan) Djoko Santoso untuk melanjutkan pengabdian berikutnya lagi.

 

Dan akhirnya, kepada kedua beliau, saya menyampaikan, baik Pak Hendarman dan Pak Djoko, pernah bertugas bersama-sama kita di pusat pemerintahan, mengelola, menangani, memecahkan masalah, sering sangat kompleks. Barangkali tidak bisa dilihat dari luar kompleksitas permasalahan yang Saudara berdua tangani dan atasi. Jadikan pengalaman dan pelajaran  hidup yang sangat berharga bahwa mendapatkan kesempatan seperti itu.

 

Saya senang kalau bisa ditulis, sehingga bisa dibaca oleh khalayak yang ramai bahwa masalah sering tidak semudah yang dilihat dari manapun kecuali yang menyelesaikan, yang mengatasi, dan yang memecahkan masalah itu.

 

Peserta Sidang Kabinet yang saya hormati,

 

Saya masuk kepada situasi sosial dan keamanan dalam negeri yang patut menjadikan perhatian kita sekarang ini.

 

Apa yang terjadi di beberapa daerah memprihatinkan kita. Masih ada benturan sosial, masih ada gangguan terhadap kerukunan sosial yang pemicunya sering oleh hal-hal yang sepele dan sederhana. Ini menunjukkan bahwa memelihara harmoni sosial not to be taken for granted, harus dijaga dan terus dipelihara.

 

Oleh karena itu, saya sudah menginstruksikan kepada Mendagri dengan jajarannya, para Gubernur, agar terus menjaga kerukunan sosial ini, kohesi sosial ini, dan jangan terlambat mengenali keganjilan-keganjilan, dan jangan terlambat pula mencegah terjadinya benturan manakala ada tanda-tanda bakal terjadinya benturan horizontal pada tingkat masyarakat kita.

 

Masih berkait dengan situasi sosial dan situasi kemanan akhir-akhir ini, aktivitas atau pemunculan dari kelompok-kelompok teroris juga nampak mengemuka, tetapi saya salut dan mengucapkan terima kasih kepada jajaran kepolisian yang dengan cepat, dibantu oleh intelejen dan TNI mengatasi masalah-masalah itu, saya berharap untuk dilakukan upaya yang tepat dan benar, mencegah kekerasan dan terorisme, menyelamatkan anak-anak bangsa dari kejahatan itu, dan kemudian menindak pelaku-pelaku kejahatan yang meresahkan kita semua.

 

Saya memberikan atensi khusus, dan Saudara Menko Polhukam yang saya lihat juga terus bekerja dengan gigih untuk itu, untuk diteruskan keterpaduan upayanya, sinkronisasinya, koordinasinya, sinerginya, pusat dengan daerah, termasuk koordinasi yang sifatnya horizontal.

 

Berikutnya lagi adalah menyangkut keamanan dan keselamatan transportasi. Apa yang terjadi akhir-akhir ini juga memprihatinkan kita. Kita kehilangan saudara-saudara kita yang wafat karena kecelakaan kereta api di Pemalang, Jawa Tengah, misalnya, dan sejumlah kecelakaan di tempat yang lain.

 

Oleh karena itu saya mengingatkan, sekali lagi, kepada khususnya para Menteri terkait untuk betul-betul melakukan manajemen transportasi dengan baik. Lakukan pengecekan, pengawasan, kalau perlu turun secara fisik ke lapangan, memastikan bahwa kesemua pengelolaan jasa transportasi, baik darat, laut, maupun udara, itu dapat dilaksanakan dengan baik.

 

Ikilim dan cuaca memang sering tidak bersahabat, tetapi tidak alasan untuk kita bisa menjalankan misi pemberian jasa transportasi kepada rakyat kita. Kalau memang ada kelalaian dari petugas, apalagi mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan material yang besar, berikan sanksi, jangan ragu-ragu, begitulah sistem dan etika yang harus kita tegakkan.

 

Kalau memang ada sarana atau instrumen yang tidak lengkap, lengkapi. Kita tahu bahwa pengguna jasa transportasi makin banyak, cuaca juga seperti ini, sehingga kalau diperlukan instrumen, alat, sistem, teknologi, sarana untuk menjamin keamanan dan keselamatan transportasi itu, silahkan dilengkapi.

 

Yang terkahir adalah berkaitan dengan, justru agenda kita, pengantar saya ini mengawali presentasi Menteri Pertahanan dan Panglima TNI.

 

Saudara-saudara,

 

Empat tahun yang lalu, sejalan dengan tanda-tanda membaiknya perekonomian nasional dan meningkatnya jumlah APBN kita, kita bertekad untuk menigkatkan dan memodernisasi alutsista pertahanan kita. Sehubungan dengan itu, meskipun sudah ada renstra, atau rencana strategis 5, 10 tahun mendatang, baik itu rentankuat, atau rencana pembangunan kekuatan, dan rencana modernisasi alutsista, saya berharap dan saya mengajak marilah kita percepat pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista ini.

 

Terus terang, kita relatif tertinggal dibandingkan negara-negara lain, termasuk negara-negara tetangga kita, tetapi tidak perlu saling menyalahkan karena negara kita memang mengalami krisis perekonomian yang dahsyat 11 tahun yang lalu yang ekornya masih kita rasakan tahun-tahun kemudian.

 

Oleh karena itu negara mengutamakan mengatasi krisis dan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang memang harus menjadi prioritas. Tetapi saatnya telah tiba, sejalan dengan peningkatan ekonomi kita, penerimaan negara kita, APBN kita, untuk kita bisa alokasikan anggaran lebih besar lagi bagi pengadaan alutsista kita.

 

Kita tidak ingin masuk dalam, yang disebut perlombaan persenjataan militer, karena kita sadar bahwa kita juga harus menegakkan terbangunnya kawasan Asia Tenggara, kawasan Asia Pasifik, yang damai, yang stabil, dan juga yang aman, tetapi tugas pertahanan dan keamanan negara kita tidak bisa diabaikan, yang berarti postur kita, kemampuan kita, serta sistem persenjataan dan perlengkapan kita harus dijamin bisa untuk mengemban tugas-tugas negara itu.

 

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tidak perlu diragukan, tetapi kita juga sangat cinta kedaulatan negara kita. Untuk diketahui oleh Saudara bahwa biaya yang diperlukan untuk memodernisasi alutsista ini sangat besar.

 

Oleh karena itu, mari kita bikin prioritasnya dan tahapan-tahapannya, saya minta betul-betul kita utamakan produk industri dalam negeri, produk industri strategis kita, agar mereka juga bisa tumbuh dan berkembang karena ada pembelinya, ada buyers-nya dari kita sendiri, kecuali yang belum bisa kita bikin, pesawat tempur, kapal perang, atau kendaraan-kendaraan tempur Angkatan Darat yang sangat canggih yang belum bisa kita produksi. Tetapi yang bisa kita produksi, wajib hukumnya untuk membeli produk dalam negeri.

 

Kemudian, mengingat kita akan menggunakan anggaran yang tidak kecil, saya minta kita jaga efisisensinya, pengadaan yang tepat sasaran, dan mari cegah tidak ada penyimpangan apapun dari pengguanaan anggaran negara itu.

 

Itulah Saudara-saudara pengantar saya, sebelum masuk ke agenda persidangan dan setelah nanti rekan-rekan wartawan meninggalkan ruangan, saya berikan kesempatan kepada, baik Saudara Hendarman Supandji dan Saudara Djoko Santoso untuk menyampaikan sambutan farewell-nya kepada kita semua.