Sambutan Presiden RI pada Syukuran Pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan, 18 Agustus 2010

 
bagikan berita ke :

Rabu, 18 Agustus 2010
Di baca 1057 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DALAM RANGKA

SYUKURAN PELAKSANAAN TUGAS UPACARA

PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN

DI JIEXPO, KEMAYORAN, JAKARTA,

TANGGAL 18 AGUSTUS 2010

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati, Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Herawati Boediono, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI, beserta Komandan Jenderal Akademi TNI dan para Gubernur Akademi Jajaran TNI, Kapolri beserta Gubernur Akademi Kepolisian, para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Saudara Wakil Gubernur DKI Jakarta, para teladan yang datang dari seluruh penjuru tanah air, para peserta upacara, baik dari Paskibraka, dari paduan suara Gita Bahana Nusantara, maupun para taruna Akademi TNI dan Kepolisian, dan Paspampres, para pemenang lomba, dan para atlet berprestasi,

 

Hadirin sekalian yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Marilah sekali lagi, pada kesempatan yang baik ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kepada kita semua, masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan karya, tugas, dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT, pada malam hari ini, dapat melaksanakan pertemuan di tempat ini, dalam rangka syukuran pelaksanaan tugas upacara peringatan Hari Kemerdekaan yang baru saja kita laksanakan. Sebelum Saudara semua kembali ke tempat tugas dan pengabdian masing-masing di seluruh tanah air, saya, beserta semua yang hadir di tempat ini, khususnya dari jajaran pemerintah pusat, merasa bangga bisa bertemu dengan Saudara semua, para teladan, para pemenang lomba, para peserta upacara yang datang dari seluruh wilayah Indonesia. Dan atas nama negara dan pemerintah, saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Saudara semua, atas apa yang telah dilakukan kepada bangsa dan negara hingga hari ini, dan juga atas suksesnya rangkaian upacara peringatan Hari Kemerdekaan negara kita.

 

Saya berharap bagi semua yang meraih prestasi, yang memenangkan berbagai lomba, terus dapat dipertahankan, dan bahkan ditingkatkan di waktu yang akan datang. Teruslah menjadi contoh bagi yang lain. Dan saya harus mengatakan bahwa para teladan, para pemenang lomba ini adalah warga negara terhormat yang patut kita berikan penghormatan dan penghargaan. Tidak semua bisa hadir di Jakarta dalam rangkaian upacara yang bersejarah ini. Oleh karena itu, di samping Saudara-saudara bersyukur, kami semua juga bangga, senang, dan bahagia, bisa bertemu di Jakarta dengan Saudara semua. Dan semoga kita masih bisa bertemu lagi di waktu yang akan datang.

 

Saudara-saudara,

 

Sebagai renungan kemerdekaan, sebagai cambuk untuk kita bisa berbakti dan mengabdi dengan lebih baik di masa mendatang, pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan harapan dan ajakan saya, untuk dapat kita laksanakan bersama-sama. Pertama, marilah kita sebagai bangsa sunggguh pandai bersyukur. Pertama kita bersyukur karena negara kita telah merdeka. Kita bersyukur, sejak kemerdekaan hingga hari ini, bangsa kita selamat dan dapat mengatasi berbagai ujian, cobaan, dan tantangan yang silih berganti. Dan, baru-baru ini, ketika dunia mengalami krisis perekonomian global, ekonomi kita selamat, ekonomi kita justru tumbuh tinggi karena kerja keras dan kebersamaan kita semua. Oleh karena itu, kitapun patut bersyukur sebagai umat, hamba Tuhan, jangan pernah kita tidak bersyukur.

 

Yang kedua, saya mengajak Saudara semua untuk senantiasa cinta dan bangga kepada negaranya sendiri. Kita harus benar-benar mencintai negeri kita, tanah air kita, bangsa kita. Ingat, Indonesia adalah negara yang besar, bangsa yang besar, memiliki sejarah dan peradaban yang besar. Oleh karena itu, mari kita sungguh mencintai bangsa dan negara kita. Jangan kita suka memperolok diri kita sendiri sambil memuja dan memuji bangsa-bangsa lain. Sayangilah, cintailah, banggalah kepada bangsa dan negaranya sendiri.

 

Yang ketiga, saya berharap kita semua saling menyayangi, rukun, dan bersatu. Jangan membeda-bedakan di antara kita. Dalam arti membedakan secara negatif, karena perbedaan agama, perbedaan etnis, perbedaan suku, perbedaan daerah. Bangsa Indonesia adalah satu. Kalau ada yang ikut di dalam organisasi politik, maupun partai politik, jangan juga karena berbeda dalam politik, lantas kita harus berhadap-hadapan maupun bermusuhan. Kita tetap harus bersatu. Kita tidak boleh pula membedakan di antara satu sama lain, karena perbedaan status sosial, maupun status ekonomi dan profesi apapun. Semua profesi mulia adanya. Oleh karena itu, sekali lagi, dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, marilah kita jaga persatuan dan kerukunan sebagai bangsa yang majemuk.

 

Yang keempat, saya mengajak Saudara semua, jangan senang kita berbenturan satu sama lain. Jangan mudah saling salah menyalahkan, atau mencerca saudara-saudaranya sendiri. Pertama, sifat dan sikap seperti itu tidak ada gunanya, dan kalau bangsa kita sukanya seperti itu, bangsa kita akan tidak bisa maju, bahkan kita tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Manusia yang arif adalah sering untuk mawas diri, introspeksi, bercermin. Jangan kita suka melihat kekurangan orang lain, sampai kita lupa melihat kekurangan kita sendiri. Jangan sampai kita hanya melihat orang lain, dari sisi yang negatif, yang buruk. Sehingga kita tidak bisa melihat kebaikan, sisi-sisi yang positif dari orang lain itu. Ini bulan suci Ramadhan, bagi orang Islam adalah bulan yang baik untuk bertafakur, untuk mawas diri, membasuh hati, dan menyempurnakan kepribadian kita.

 

Yang kelima, sebagai sesama saudara, bangsa Indonesia bisa saja sekali-sekali ada perselisihan di antara kita, ada perbedaan, ada konflik katakanlah. Saya berharap, saya mengajak, agar setiap perbedaan, benturan, dan konflik itu kita carikan solusinya secara damai, tanpa kekerasan. Kalau kita ada perbedaan, selesaikanlah dengan cara musyawarah, sesuai dengan norma adat, ajaran agama, dan pranata sosial. Kalau memang tidak bisa, ada cara lain. Kalau itu menyangkut hukum, dengan cara yang tepat pula. Yang penting jangan sampai kita melakukan kekerasan, main hakim sendiri, sehingga mengakibatkan korban yang tidak semestinya. Dan manakala, ada kejadian di mana salah satu pihak atau kedua-duanya melakukan aksi-aksi kekerasan, jajaran kepolisian dan penegak hukum akan menjalankan tugasnya dengan tegas dan proporsional.

 

Yang keenam, kita ingin kedaulatan negara kita tegak, tertib wilayah kita mulai dari Sabang sampai Merauke, mulai dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Kalau ada negara yang mengganggu kedaulatan kita, harus kita usir dan kita lawan. Kalau ada kelompok di dalam negeri yang ingin memisahkan diri dari keluarga besarnya, harus kita cegah dengan cara-cara yang baik, sebagai sesama bangsa Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia harus tetap utuh, tegak, dan berdiri.

 

Saudara-saudara, yang ketujuh, saya bertanya dulu, inginkah Saudara-saudara negara kita makin sejahtera? Ekonominya makin maju? Dengan ekonomi makin maju, kita bisa memberikan kesejahteraan yang lebih, seperti misalnya kenaikan gaji pegawai negeri, guru, dan lain-lain, termasuk gaji ke-tiga belas ini. Program-program bantuan dari pemerintah untuk yang memerlukan bantuan ini dilanjutkan, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani, para buruh, semua rakyat Indonesia, ingin? Kalau kita ingin, maka negara kita, di seluruh tanah air, harus dalam keadaan aman dan stabil. Kalau aman, tidak ada kerusuhan, tidak ada huru-hara, politiknya stabil, maka kita bisa membangun perekonomian kita. Kalau ekonomi kita bangun dengan baik, maka negara akan menerima pendapatan yang lebih besar. Dengan pendapatan itu kita bisa membiayai pembangunan kita, termasuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Agar ekonomi tumbuh, agar negara aman, agar politik stabil, maka hukum harus ditegakkan, korupsi diberantas, mafia-mafia hukum diberantas, setuju? Para penyelenggara negara, dari pusat maupun daerah, harus bertanggung jawab dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Mulai dari Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Desa, Lurah, semua bekerja dengan sungguh-sungguh. Pemerintah memiliki program. Banyak sekali program itu; pendidikan, kesehatan, bantuan untuk keluarga miskin, dan sebagainya. Mengeluarkan anggaran yang sangat besar. Saya berharap semua program itu harus dijalankan di seluruh Indonesia oleh semua jajaran pemerintah, agar berhasil. Setuju Saudara? Agar negara kita cepat maju, semua masalah bisa kita atasi, maka pemerintah, termasuk pemerintah daerah, harus mengajak semua pihak, mengajak perguruan tinggi, mengajak dunia usaha, mengajak LSM, dan sebagainya. Agar semua bisa berpikir untuk memajukan bangsa dan negaranya, termasuk kesejahteraan rakyatnya. Bahkan, dalam era globalisasi, Bangsa Indonesia harus juga bekerja sama dengan negara-negara lain, untuk memastikan bahwa globalisasi itu mendatangkan kemakmuran bagi bangsa kita, sehingga bangsa kita makin ke depan makin sejahtera.

 

Yang ke delapan, di setiap daerah ada pemimpin dan ada yang dipimpin. Saya mengajak melalui mimbar ini, apakah Gubernur, Bupati dan Walikota, Camat, sampai Kepala Desa dan Lurah, untuk sungguh mengayomi, menyayangi, membimbing masyarakat yang dipimpinnya. Para pejabat di daerah menghormati dan loyal kepada pimpinan-pimpinan di atasnya yang juga menjalankan tugas pemerintahan dan program-program untuk rakyat kita. Pemimpin tidak boleh membeda-bedakan siapa, semua harus disayangi, diayomi, dan dipimpin dengan baik. Demikian juga masyarakat, saya berharap, juga memberikan dukungan kepada pemimpin, tanpa membeda-bedakan asalnya dari mana, apapun agamanya, etnisnya, sukunya, partai politiknya dan sebagainya. Karena sumpah kita satu. Semua pemimpin, semua pejabat di negeri ini, harus bekerja untuk rakyatnya. Oleh karena itu, rakyat diharapkan juga mendukung semua program-program yang dilaksanakan oleh pemerintahnya.

 

Saudara-saudara,

 

Akhirnya, dengan tulus terimalah terima kasih, penghargaan, dan kebanggaan saya kepada Saudara semua. Sampaikan salam sayang saya kepada keluarga yang ada di rumah, kepada handai taulan, kepada semua. Saya akan terus berkunjung ke daerah, mudah-mudahan bisa bertemu Saudara semuanya nanti di daerah masing-masing. Bawalah kenangan manis selama berada di Jakarta ini, untuk teman-teman dan saudara-saudara. Pengalaman yang kurang mengenakkan barangkali perjalanan dan lain-lain, simpan sebagai kenangan sejarah masing-masing. Dan akhirnya, marilah kita terus bersatu, lebih kompak, melangkah bersama-sama, melangkah ke depan untuk menyambut hari esok yang lebih baik, menuju Indonesia yang lebih aman, lebih berkeadilan, lebih sejahtera, dan menjalankan nilai-nilai demokrasi yang bermartabat, dengan ridho Allah SWT. Selamat berjuang, selamat berkarya, Tuhan beserta kita.

Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh,