Sambutan Presiden RI pada Teleconference dengan para Gubernur, Pangdam, Kapolda dan Danrem, 30-7-09

 
bagikan berita ke :

Kamis, 30 Juli 2009
Di baca 1122 kali

 

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

TELECONFERENCE DENGAN PARA GUBERNUR, PANGDAM,

KAPOLDA, DAN DANREM SELURUH INDONESIA

ISTANA NEGARA,

30 JULI 2009

Bismillahirrahmanirrahim,

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu, Panglima TNI dengan para Pimpinan dan Pejabat Teras jajaran TNI, Kapolri beserta para Pimpinan dan para Pejabat Teras jajaran Polri, para Pimpinan Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen, para Gubernur,

 

Hadirin sekalian yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Marilah kita awali pertemuan kita hari ini dengan terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita semua masih diberikan kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk melanjutkan tugas dan pengabdian kita bersama kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.

 

Semula saya berencana untuk mengundang Saudara, utamanya para Gubernur untuk bisa datang ke Jakarta, untuk menghadiri rapat koordinasi berkaitan dengan masalah-masalah penting yang akan saya sampaikan pada hari ini. Tetapi saya mempertimbangkan, lebih baik kita menggunakan sarana telekomunikasi ini.

 

Pertama, karena saya tahu, Saudara masih terus mengelola daerah Saudara masing-masing terutama menjaga situasi politik dan keamanan, agar keseluruhan proses Pemilihan Umum tahun 2009 ini sampai akhir nanti bisa berlangsung dalam keadaan aman, tertib dan lancar.

 

Yang kedua, saya juga tahu Saudara tengah mengemban tugas-tugas yang memerlukan kehadiran Saudara di provinsi Saudara baik dalam rangka tugas-tugas pemerintahan umum maupun dalam upaya mengelola perekonomian kita, perekonomian di provinsi Saudara masing-masing, guna meminimalkan dampak dari krisis perekonomian global dewasa ini.

 

Yang ketiga, saya juga tahu bahwa tanggal 3 Agustus mendatang, para Gubernur akan juga diundang untuk hadir di Jakarta bersama-sama anggota DPR RI dan DPD RI guna mendengarkan pidato Presiden berkaitan dengan Nota Keuangan dan RAPBN tahun 2010.

 

Dengan semua pertimbangan itu termasuk efisiensi, penghematan keuangan negara dan keuangan daerah maka rapat koordinasi ini kita selenggarakan dengan metode teleconference. Oleh karena itu pada rapat koordinasi hari ini, saya ingin memberikan direktif dan sekaligus instruksi untuk Saudara-saudara jalankan, dan nanti pada saatnya, saya akan tetap mengundang para Gubernur untuk datang di Jakarta dan kemudian melaporkan implementasi dari apa yang saya sampaikan pada hari ini. Sekali lagi direktif dan instruksi saya.

 

Saudara-saudara,

 

Tiga agenda yang akan kita acarakan pada rapat koordinasi melalui teleconference ini. Pertama adalah upaya kita bersama, langkah-langkah yang harus kita laksanakan dalam rangka mengelola perekonomian kita ditengah-tengah krisis perekonomian global dewasa ini. Itu yang pertama.

 

Yang kedua, upaya bersama kita untuk memelihara keamanan dalam negeri termasuk upaya untuk mencegah dan menanggulangi terorisme.

 

Sedangkan yang ketiga, langkah-langkah kita, langkah-langkah nasional, untuk menghadapi atau mengantisipasi kemungkinan datangnya El Nino di wilayah Indonesia yang tentu akan mengganggu pertanian dan ketahanan pangan kita.

 

Mekanisme dari rapat koordinasi ini setelah saya menyampaikan direktif dan instruksi berkaitan dengan agenda pertama dan kedua tadi, kita break sebentar nanti, kemudian saya akan mempersilahkan Saudari Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk menjelaskan secara singkat kepada kita semua tentang kemungkinan datangnya El Nino di Indonesia pada akhir tahun ini maupun tahun depan, dan langkah-langkah seperti apa yang akan kita lakukan, dan kemudian akan saya akhiri dengan kesimpulan dan arahan akhir saya.

 

Saudara-saudara,

 

Saya akan mulai dengan agenda yang pertama yaitu bagaimana kita semua terus melakukan langkah-langkah yang efektif untuk mengelola perekonomian kita. Kita tidak ingin meskipun situasi sekarang ini katakanlah masih sangat di penuhi, diliputi oleh suasana pemilihan umum, dan yang terakhir sekali adalah pemilihan umum untuk Presiden dan Wakil Presiden. Kita tidak ingin tugas-tugas kita semua apalagi yang menjadi prioritas, menjadi terganggu oleh karena situasi pemilu ini.

 

Kalau saya mengatakan langkah-langkah lanjutan, langkah-langkah yang harus kita laksanakan dengan sebaik-baiknya sekali lagi untuk memastikan bahwa kita semua tetap menjalankan tugas-tugas kita dengan baik.

 

Yang ingin saya sampaikan pertama-tama Saudara, sebagaimana kita ketahui bahwa krisis perekonomian global ini belum usai. Kalau kita mengikuti dinamika perekonomian global di seluruh dunia, di Eropa, di Amerika, di Asia, di Afrika, di Amerika Latin memang iklim umum masih tetap diwarnai oleh resesi perekonomian, meskipun disana-sini sudah ada tanda-tanda untuk terjadinya recovery atau pemulihan pada tahun 2010 mendatang.

 

Ada indikasi untuk itu, ada tren yang menuju kesitu tetapi kita lihat juga di banyak negara masih saja ada kasus-kasus yang menandai bahwa resesi perekonomian dunia kali ini memang cukup fundamental, dalam dan memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk memulihkannya. Tetapi satu hal yang barangkali patut kita syukuri beberapa indikator memang menunjukkan, insya Allah, tahun 2010 mendatang, berarti tahun depan sudah ada tanda-tanda untuk pemulihan perekonomian secara global. Paling tidak ada trend menuju ke situ.

 

Dan berkaitan dengan itu semua, ekonomi kita betapapun kita berusaha untuk mengelolanya dengan sebaik-baiknya, mengurangi atau meminimalkan dampak dari resesi perekonomian global itu tetapi dampaknya tetap kita rasakan. Apakah itu berkaitan dengan ekspor, apakah itu berkaitan dengan investasi, dan indikator-indikator makro lainnya. Yang jelas, yang kita rasakan adalah pertumbuhan kita tahun ini diperkirakan akan menurun dibandingkan pertumbuhan tahun lalu, meskipun penurunannya diperkirakan tidak setajam penurunan pertumbuhan perekonomian negara-negara lain.

 

Meskipun kita kena dampak, Saudara-saudara, kita telah merasakan tetapi rasa syukur yang lain adalah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, demikian juga apa yang menjadi hasil evaluasi dan pengamatan dari banyak pihak, di dalam dan di luar negeri, kinerja perekonomian kita relatif baik dalam arti kita dianggap kompeten untuk menangani dampak krisis global ini.

 

Jadi jelasnya, dampak tetap kita rasakan, penurunan pertumbuhan terjadi di negeri kita tetapi sekali lagi tidak terlalu buruk. Tidak seburuk ketika kita mengalami krisis 10, 11 tahun yang lalu dan tidak seburuk, terus terang dengan penurunan pertumbuhan negara-negara lain termasuk negara-negera sahabat di lingkungan ASEAN misalnya.

 

Dengan potret ini tetap kita harus gigih di dalam menjalankan semua upaya untuk memulihkan perekonomian kita utamanya tahun ini dan juga tahun depan, 2009, 2010.

 

Saudara sudah mengetahui, bahwa tema besar kebijakan perekonomian kita tahun 2009 berarti tahun ini dan tahun 2010, atau tahun depan tetaplah pada pemulihan perekonomian nasional, economic recovery yang akan saya pidatokan minggu depan dalam penjelasan tentang Nota Keuangan dan RAPBN 2010. Akan saya sampaikan hal ini pula bahwa RKP kita 2009, 2010 pada prinsipnya atau titik beratnya adalah pada upaya pemulihan ekonomi.

 

Saudara-saudara,

 

Saya sudah sangat sering menyampaikan, para Gubernur juga sudah mengetahui bahwa dalam konteks pemulihan perekonomian nasional ini, maka tujuh prioritas yang telah kita tetapkan tetap berlaku dan justru harus sungguh-sungguh kita sukseskan.

 

Saya akan ulangi lagi tujuh prioritas itu untuk memastikan bahwa di wilayah Saudara, di provinsi, kabupaten dan kota itu pula yang menjadi prioritas dari semua jajaran pemerintah di Indonesia ini.

 

Pertama, kita harus sungguh menjaga agar sektor riil tetap bergerak. Kita mengetahui ada persoalan, ada kesulitan, ada masalah di sana-sini, di sektor riil kita, tetapi dengan semua yang kita lakukan, kebijakan, insentif fiskal, dan lain-lain kita tetap berharap agar sektor riil ini terus bergerak. Indikasi yang ada sebagian mengalami pelemahan, sebagian tetap, tapi ada beberapa sektor riil yang justru tetap memiliki kinerja yang tinggi. Sektor riil.

 

Yang kedua, kalau kita bisa menjaga sektor riil ini, Saudara-saudara, maka prioritas yang kedua tentu dapat kita penuhi, mengurangi pengangguran, mencegah gelombang pengangguran yang tidak semestinya terjadi, seraya mengatasi manakala tetap terjadi pengangguran-pengangguran itu. Sejauh ini angka kita cukup baik, diperkirakan yang menganggur akan berjumlah 1,5 juta, tetapi kenyataannya yang tercatat lebih rendah dari 60 ribu. Namun, marilah terus kita jaga agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja.

 

Saya juga senang atas kontribusi dari dunia usaha, saya kira juga demikian di provinsi-provinsi yang Saudara pimpin, mereka juga tidak begitu saja melakukan PHK, menjaga untuk bisa mengatasi dengan langkah-langkah efisiensi, produktivitas, penundaan ekspansi, dan sebagainya.

 

Prioritas yang ketiga, Saudara-saudara, kita harus betul-betul menjaga stabilitas harga. Kita harus mengelola inflasi angkanya baik, dalam arti tahun 2009 ini tidak terjadi lonjakan harga yang tidak wajar, bahkan sebagian besar tidak meningkat, sebagian bahkan mengalami penurunan. Yang penting, mari kita benar-benar mengelola atau menjaga stabilitas harga terutama harga-harga bahan pokok yang sehari-hari dikonsumsi masyarakat.

 

Saya sungguh ingin kepemimpinan Saudara, para Gubernur, para Bupati, para Walikota yang juga peduli pada situasi harga sembako di daerah Saudara masing-masing.

 

Prioritas yang keempat adalah daya beli. Kita ingin daya beli terjaga. Mestinya baik kalau inflasi bisa kita tahan sementara bagi Saudara-saudara kita yang mendapatkan gaji, gaji itu mengalami kenaikan, baik di tahun 2009 maupun tahun 2010, demikian juga insentif-insentif yang lain. Tentu bagi yang tidak menerima gaji masih ada kebijakan pro rakyat sejumlah subsidi yang kita berikan, ini juga bertujuan untuk menjaga daya beli rakyat kita untuk bisa mengkonsumsi kebutuhan sehari-hari. Sekali lagi utamanya bahan pokok.

 

Prioritas yang kelima adalah khusus bagi Saudara kita yang tergolong masyarakat miskin atau hampir miskin, near poor, itu tetap mendapatkan proteksi. Oleh karena itu tahun 2010 dalam RAPBN yang tengah kita matangkan dan akan segera saya sampaikan minggu depan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah, itu tetap ada komponen untuk jaring pengamanan sosial, social safety net, yang tujuannya tiada lain juga untuk memberikan perlindungan atau bantuan langsung kepada masyarakat kita.

 

Prioritas yang keenam, Saudara-saudara, semua sudah tahu bahwa dalam keadaan krisis apapun, maka pangan dan energi tidak boleh mengalami gangguan. Jumlahnya harus cukup, sesuai dengan yang diperlukan masyarakat kita, harganya tetap terjangkau. Sebagaimana yang saya katakan tadi harga pangan relatif terkelola demikian juga harga energi. Namun, persoalannya bukan hanya harga, tapi juga supply, juga ketersediaan, juga distribusi.

 

Saya berharap, pada tingkat Saudara utamanya para Gubernur tentu lebih-lebih para Bupati dan Walikota sungguh juga peduli dan menangani penjagaan ketahanan pangan dan energi ini termasuk stabilitas harganya dan distribusinya sampai kepada rumah tangga-rumah tangga di masyarakat kita.

 

Sedangkan prioritas yang ketujuh atau yang terakhir, meskipun dunia sedang mengalami krisis perekonomian, meskipun pasar untuk ekspor barang-barang kita ke dunia sedang menciut, meskipun investasi yang datang ke negeri kita juga mengalami penurunan dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan perekonomian kita. Namun, kita harus sungguh bekerja keras untuk memastikan bahwa kalau ada penurunan pertumbuhan tidak telalu dalam. Oleh karena itu, tekad kita, sasaran kita agar tahun 2009 ini secara nasional pertumbuhan kita bisa mencapai antara 4% sampai 4,5% bisa kita jaga, bisa kita capai. Kalau itu bisa dicapai, itu sudah merupakan prestasi tersendiri ditengah-tengah resesi perekonomian global dewasa ini.

 

Saudara tahu bahwa komponen dari pertumbuhan itu konsumsi masyarakat atau rumah tangga. Yang kedua pembelanjaan pemerintah yang sering disebut goverment spending atau goverment expenditure, pusat maupun daerah. Jadi kalau Saudara terlambat membelanjakan belanja daerah yang itu bisa menggerakkan perekonomian tentu pertumbuhan akan terganggu. Yang lain, juga ditentukan oleh investasi. Makin mengalir investasi di tempat Saudara, tidak terhambat oleh soal-soal yang tidak perlu, maka diyakini provinsi Saudara pertumbuhan kembalinya akan lebih cepat, dan tentunya ekspor dan secara nasional yang itu merupakan netto dari ekspor dan impor kita. Itu pertumbuhan kalau ditinjau dari komponen-komponen pendukungnya dari demand side economy.

 

Pertumbuhan sebagaimana kita ketahui juga bisa dilihat dari bagaimana pertumbuhan pertanian, pertumbuhan industri, industri pengolahan, manufaktur, telekomunikasi, transportasi, minyak dan gas, jasa dan sebagainya. Pendek kata kalau sektor riil di daerah Saudara terus didorong, terus tumbuh, meskipun kadang-kadang masanya tidak mudah itu juga akan akhirnya mendorong atau menjaga pertumbuhan perekonomian kita. Sekali lagi secara nasional maupun secara daerah.

 

Ketika saya berkunjung ke provinsi-provinsi Saudara, beberapa saat yang lalu saya masih dilapori oleh Saudara, oleh para Gubernur, pertumbuhannya tidak terganggu, bahkan ada yang naik sedikit. Saya senang seperti itu, saya berterima kasih seperti itu karena kalau semua provinsi bisa menjaga pertumbuhannya, secara nasional tentu pertumbuhan kita akan terus terjaga. Itu tujuh prioritas Saudara, yang mari kita jalankan bersama-sama.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan penjelasan saya seperti itu, maka amat penting untuk tetap kita lakukan. Pertama menjaga kondisi ekonomi makro kita, harus kita jaga. Saya senang pada bulan Juli ini rupiah kita menguat, kita juga senang, pada bulan Juli ini kita punya indeks harga saham gabungan menguat secara signifikan. Saya tadi sebelum masuk ruangan ini melihat televisi, hari ini saja, ketika saham negara-negara sahabat mengalami penurunan kita justru mengalami peningkatan. Kalau tidak salah tadi sempat naik 1,5 persen. Kita punya saham menembus 2.250. Saya kira patut kita syukuri mudah-mudahan berlanjut, begitu.

 

Yang kedua, disamping kita menjaga makro ekonomi kita agar sektor riil terus bergerak maka yang telah kita lakukan tahun ini, yaitu menjalankan program stimulus, stimulus package, besarnya lebih dari Rp 70 triliun dan juga akan kita lakukan pengeluaran yang cukup paling tidak sama besarnya dengan tahun ini untuk tahun depan. Oleh karena itu, siap-siap defisit kita bisa mencapai 1,6% dibandingkan negara lain tergolong rendah, meskipun bagi kita, kita yakini bisa untuk ikut melakukan stimulasi karena kita semua tahu dalam menghadapi resesi perekonomian global itu yang dijalankan oleh hampir semua negara, adalah yang disebut counter cyclical economy, dengan cara meningkatkan pengeluaran, meningkatkan spending agar demand bisa kita tingkatkan. Dengan demikian ekonomi bergerak, ekspor tumbuh dan sebagainya.

 

Masih satu lagi, disamping kita menjaga kondisi perekonomian makro, kita terus menjalankan program stimulus, oleh karena itu hati-hati Saudara-saudara, stimulus yang turun ke daerah juga jangan sampai terlambat atau tidak terlaksana dengan baik karena akan mengganggu pemulihan perekonomian secara nasional.

 

Satu lagi adalah tentang desain RAPBN 2010 yang masih tetap berorientasi pada pemulihan perekonomian. Minggu depan Saudara akan mendengar langsung dari pidato saya design ataupun basic policy dari kebijakan fiskal kita, politik APBN kita untuk tahun 2010, yang tetap berkaitan dengan upaya pemulihan perekonomian kita jangka pendek ini.

 

Saudara-saudara,

 

Setelah saya jelaskan situasi perekonomian global, situasi perekonomian nasional, kebijakan kita, prioritas kita, langkah-langkah yang telah kita tempuh untuk memulihkan perekonomian secara nasional maka saya memberikan direktif dan instruksi kepada Saudara-saudara utamanya para Gubernur, untuk dijalankan dan nanti pada sidang kabinet diperluas yang menghadirkan para Gubernur di Jakarta, saya akan memberikan kesempatan untuk melaporkan dengan mekanisme yang kita atur nanti langkah-langkah Saudara di dalam melaksanakan instruksi ataupun direktif ini.

 

Yang pertama, pastikan bahwa tujuh prioritas pemulihan perekonomian itu terlaksana dengan baik di daerah Saudara.

 

Yang kedua, belanja pemerintah, belanja produktif di luar yang rutin sifatnya itu harus betul-betul tepat waktu dan tepat sasaran. Pembelanjaan yang produktif, yang tepat waktu akan, istilah saya menggalakkan, generating pertumbuhan berikutnya lagi, produksi berikutnya lagi sehingga kalau terlambat, ya, terlambat semuanya dan apalagi kalau tidak tepat sasaran.

 

Yang ketiga, berusahalah Saudara-saudara, untuk terus menggalakkan investasi. Investasi ini tidak harus dari luar negeri, berikan kesempatan justru pada penanam-penanam modal dalam negeri. Investasi dari dalam negeri, di daerah Saudara. Berlomba-lombalah terjadi investasi di tempat Saudara, supaya bergerak kembali.

 

Yang keempat, karena mereka yang miskin, yang belum sejahtera mesti dilindungi dalam situasi krisis seperti ini pastikan bahwa program-program pro rakyat juga terlaksana dengan baik. Lagi-lagi tepat waktu, jangan terlambat.

 

Dan yang kelima, yang nanti akan saya tekankan kembali di akhir dari rapat kita ini menghadapi kemungkinan terjadinya El Nino, persiapkan segalanya, mulai sekarang langkah-langkah yang sangat serius untuk menjaga ketahanan pangan, utamanya ketahanan beras. Ini penting sekali, jangan sampai kita menjadi pihak yang merugi, pihak yang bersalah, sudah tahu akan ada El Nino hanya kita belum tahu seberapa besar, lemah, moderat atau kuat El Nino itu yang tentunya berpengaruh pula terhadap pertanian kita, tetaplah karena kita sudah tahu akan datang, lakukan langkah-langkah untuk menghadapinya. Sedia payung sebelum hujan, hujannya deras atau setengah deras kita lihat nanti tetapi kita tidak akan basah kuyup, karena kita sudah menyiapkan payung.

 

Itulah agenda pertama, Saudara-saudara, yang saya sampaikan berkaitan dengan langkah bersama kita untuk menjaga, memelihara, dan meminimalkan dampak dari perekonomian global ini.

 

Saudara-saudara,

 

Utamanya para Gubernur dan para pimpinan yang bertugas di daerah, TNI, Polri dan lembaga-lembaga yang lain. Saya akan masuk pada materi kedua yaitu hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dalam negeri.

 

Sesungguhnya kita patut bersyukur, bahwa empat tahun terakhir ini keamanan dalam negeri kita baik. Baik, dibandingkan dengan situasi sebelum-sebelumnya. Apalagi situasi pada waktu kita mengalami krisis dulu, juga kalau dibandingkan dengan negara-negara lain yang juga banyak yang mengalami gangguan terhadap keamanan dalam negerinya, empat tahun terakhir ini kita menikmati sesungguhnya situasi keamanan dalam negeri yang baik.

 

Akhir-akhir ini terganggu. Gangguan pertama sesungguhnya dimulai dari insiden-insiden gangguan keamanan yang terjadi di Papua. Ketika pemilu berlangsung, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden dan wakil presiden, situasi keamanan di seluruh Indonesia baik, terjadi gangguan-gangguan, letupan-letupan di Papua dan yang terakhir sekali, yang saya anggap cukup mengemuka, meskipun, alhamdulillah, sekarang sudah bisa ditangani mudah-mudahan tidak muncul lagi, yaitu gangguan yang ada di Timika, Papua.

 

Yang kedua, yang paling akhir justru yang terjadi di Jakarta. Pemboman yang dilakukan oleh jaringan teroris di dua hotel yang ada di Jakarta. Terhadap gangguan ini, Saudara-saudara, apakah yang ada di Papua maupun beberapa saat yang lalu di Jakarta, harus segera kita ambil aksi secara nasional, secara nasional, dengan tujuan, jangan justru kembali meningkat gangguan-gangguan ini, ibarat selagi api itu kecil kita padamkan, jangan sampai membesar, terjadi dimana-mana, sulit untuk memadamkannya.

 

Jadi jangan Saudara yang ada di daerah yang lain, "Ah itu kan hanya di Papua, itu kan di Jakarta, daerah kami aman, provinsi kami aman." Tidak boleh kita berpikir seperti itu, underestimate, lengah, lalai karena yang namanya ancaman terorisme dimanapun bisa terjadi.

 

Mengapa disamping kita harus mencegahnya kembali meningkat gangguan-gangguan seperti ini. Kalau Saudara tadi memahami apa yang saya sampaikan upaya besar kita untuk memulihkan dan menjaga perekonomian nasional, maka dukungan lingkungan yang kondusif untuk itu diperlukan yaitu politik yang stabil, keadaan sosial yang baik dan keamanan yang terjaga. Itu prasyarat, itu pra kondisi agar pembangunan secara umum bisa kita lakukan utamanya upaya untuk pemulihan perekonomian yang tadi telah saya jelaskan.

 

Saudara-saudara,

 

Hari ini saya ingin secara khusus mengajak Saudara, oleh karena itu saya hadirkan para pimpinan TNI dan Polri di pusat dan di daerah, di luar lembaga intelijen dan pihak-pihak yang terkait, demikian juga di daerah, saya kira telah hadir para Danrem, para Pangdam, para Kapolda dan unsur-unsur, baik dari TNI ataupun Polri yang mengemban tugas untuk menjaga keamanan dalam negeri, untuk mencegah dan menanggulangi terorisme ini.

 

Khusus masalah terorisme Saudara-saudara, apa yang terjadi tanggal 17 Juli yang lalu di Jakarta, boleh kita mengatakan sebuah kemunduran, setback, dan kita tidak ingin lebih mundur lagi, harus kita tahan, harus kita hentikan pada titik ini. Dampak langsungnya ada, ada, mungkin terasa di Jakarta, barangkali juga di beberapa tempat, terasa barangkali seperti klub sepak bola terkenal Manchester United yang semula akan bermain, urung, bermain di Malaysia, sedih kita dan banyak lagi.

 

Tidak mungkin, tidak ada pengaruhnya, mesti ada pengaruhnya, belum nama baik kita, citra kita, harga diri kita di dunia. Lagi-lagi ada pemboman. Lagi-lagi ada terorisme,  belum saudara-saudara kita yang menjadi korban, belum barangkali kelesuan sementara usaha di Jakarta terpengaruh pada pajak, terpengaruh pada banyak hal, yang merasakan ya rakyat kita. Tetapi boleh kita harus kembali bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dibandingkan dengan peristiwa pemboman di waktu yang lalu, di Bali misalnya tahun 2005, 1 Oktober kita masih ingat.

 

Kemudian tahun 2002 ataupun di tempat-tempat yang lain, maka kita melihat resilient, ketahanan masyarakat kita, bangsa kita sekarang jauh lebih baik. Saya tidak merasakan adanya kepanikan, ketakutan, hal-hal yang membikin mereka langsung sangat terganggu kehidupannya. Ini kita syukuri. Ini juga kekuatan kita. Kerja keras kita selama ini. Meskipun saya harus mengatakan selalu ada dampaknya, terutama dampak jangka pendek ataupun dampak yang baik langsung ataupun tidak langsung dirasakan oleh kita semua. Sehingga satu kata, mari kita cegah. Semua harus berusaha mencegah. Para pimpinan di daerah bukan hanya pimpinan Kepolisian dan pimpinan TNI, tapi para Gubernur dan semua jajarannya juga harus berusaha mencegah agar tidak terjadi lagi aksi-aksi pemboman, aksi-aksi terorisme seperti itu.

 

Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana cara mencegahnya? Siapa yang harus mencegahnya? Kalau siapa mudah sekali, ya kita semua, jangan hanya dilimpahkan kepada intelijen, kepada Kepolisian, kepada TNI untuk mencegahnya. Meskipun lembaga-lembaga itu dibentuk, ditugasi, dibiayai untuk berdiri di depan dalam melakukan pencegahan terorisme itu, tetapi pada hakekatnya semua ikut bertanggung jawab untuk melakukan pencegahan. Mengapa? Nah ini, saya ingin menjelaskan mengapa kita semua memang harus bersama-sama mencegahnya.

 

Saudara-saudara,

 

Kita sudah tahu, Saudara sudah juga memahami bahwa ada sejumlah akar penyebab terjadinya terorisme. Akar atau penyebab utama. Penyebab atau akar yang pertama kita kenali adalah ideologi yang radikal, yang ekstrim. Ini muncul di mana-mana, maksud saya bisa muncul dimana-mana, bangsa manapun, negara manapun, jenis masyarakat apapun. Akar ideologi radikalisme dan ekstrimisme. Ini yang menjadi akar penyebab dari aksi-aksi terorisme.

 

Yang kedua, yang juga menjadi akar penyebab kita juga tahu yaitu penyimpangan terhadap ajaran agama. Tergantung terorisnya, agama apa yang dianut karena terorisme ada di dunia, dimanapun dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, hampir pasti itu, ya bukan hampir pasti, pastilah menyimpang dari ajaran agama. Ini akar penyebab yang kedua. Keliru menafsirkan antara surga dan neraka. Jalan menuju surga dan mencegah masuk neraka.

 

Akar penyebab yang ketiga, adalah kondisi kehidupan yang susah, yang ekstrim susahnya, sulitnya kemiskinan yang absolut, keterbelakangan yang betul-betul ekstrim dan kondisi-kondisi seperti itu yang konon mudah sekali para ya saya harus mengatakan apa namanya ya yang bisa membangun ideologi, ekstrimisme yang bisa menjustifikasi terorisme ini benar adanya dan sebagainya. Orang-orang seperti itulah, pihak-pihak seperti itulah, mbah-nya kaum teroris itulah, yang manakala ada kondisi kehidupan yang sulit, dia konon lebih mudah. Meskipun banyak studi yang sama-sama kita baca di seluruh dunia, bahwa tidak identik, tidak selalu, belum ada korelasi yang sangat-sangat kuat bahwa pasti terorisme itu berangkat dari lingkungan kehidupan yang sulit.

 

Adakalanya kehidupannya baik-baik saja. Adakalanya mereka terpelajar, tetapi memiliki ideologi radikalisme dan ekstrimisme yang kuat. Namun, bagaimanapun saya bersepakat kondisi yang ekstrim seperti itu tetap mengandungi kerawanan terhadap kemungkinan pengaruh, agitasi, provokasi, penggalangan dari mereka-mereka yang ingin menghidupkan atau mengembangkan terorisme. Kalau kita sudah tahu Saudara-saudara, akar penyebabnya tiga itu maka apa yang telah kita lakukan selama ini yang saya kira benar sebagai satu strategi, sebagai satu pendekatan, mari kita lanjutkan.

 

Pendidikan. Pendidikan ini memang cara-cara terbaik. Pendidikanlah yang bisa mencegah, meningkatnya, membiaknya ideologi, kekerasan, radikalitas semacam terorisme ini. Pendidikanlah yang bisa termasuk pendidikan agama yang mencegah perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama, ataupun dengan akal sehat dan norma-norma dari sebuah masyarakat yang baik, good society. Pendidikan.

 

Saya berharap Saudara semuanya utamanya yang paling depan. Saya tidak mengatakan paling bawah, paling depan seperti Bupati, Walikota. Itu betul-betul perduli, betul-betul mengerti, betul-betul menguasai tentang dinamika pendidikan yang ada di wilayahnya, pendidikan apapun. Memastikan bahwa kurikulumnya, metodeloginya, semuanya itu tidak mengarah kepada ideologi, ekstrimisme dan kekerasan tadi, dan yang lain-lain. Tujuan pendidikan membentuk karakter yang baik, perilaku yang baik, akhlak yang baik, budi pekerti yang baik dan sebagainya.

 

Yang kedua, untuk menghadapi tiga akar masalah itu, yang Saudara lakukan semuanya, pembangunan. Dengan pembangunanlah tentu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, isolasi itu bisa kita hilangkan secara sistematis, secara berlanjut. Pembangunan. Oleh karena itu pembangunan harus menyentuh pada sisi-sisi yang paling fundamental dari kehidupan masyarakat kita.

 

Yang ketiga, khusus bimbingan agama. Ini mesti kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Saya banyak membaca buku-buku tentang terorisme, pengakuan-pengakuan kaum teroris yang telah kembali ke jalan yang benar di banyak negara. Termasuk pengakuan dari mereka yang terlibat terorisme di negara kita, banyak sekali. Yang itu bisa kita kenali betul alam pikiran mereka, cara berpikir mereka, konsep tentang surga dan konsep tentang neraka misalnya. Tidak bisa itu dengan cara teknologi, dengan cara sistem senjata, dengan cara apapun. Ini berkaitan dengan the mind of the people. Cara menyentuhnya juga dengan membangun alam pikiran yang benar, yang baik, yang sehat sehingga pendidikan dan bimbingan keagamaan sebuah pasangan yang baik untuk mengatasi masalah ini.

 

Saudara-saudara,

 

Itu tiga hal mendasar boleh dikatakan strategi untuk mengatasi terorisme dikaitkan dengan akar-akar penyebab. Root causes of terorism. Ini pekerjaan tidak akan pernah berhenti. Ini agenda yang terus berlangsung selama negara ini ada, selama bangsa ini ada maka tiga-tiganya harus kita jalankan, pendidikan, pembangunan dan bimbingan agama yang benar.

 

Saudara-saudara,

 

Sekarang saya akan beralih kepada, masih sekitar upaya nasional untuk mencegah dan menangkal aksi-aksi terorisme dan tentu manakala masih tetap terjadi, bagaimana kita menanggulangi, menindak dan memprosesnya secara hukum agar terdapat keadilan di negeri kita.

 

Saya merasa perlu membawa persoalan ini, pada forum ini karena untuk sebuah keberhasilan gerakan melawan terorisme diperlukan kepemimpinan, leadership. Semua strata, semua level, mulai dari saya para pimpinan yang ada di pemerintahan nasional ini, para Gubernur, semua di seluruh Indonesia.

 

Kepemimpinan sangat-sangat penting, leadership. Saya terperanjat kalau mendengar Gubernur tidak tahu menahu, tidak peduli, tidak juga merasa itu tanggung jawabnya untuk bersama-sama menangkal, mencegah aksi-aksi terorisme ini. Kalau itu ada keliru besar karena itu bagian dari tanggung jawab, responsibility, bagian dari kepemimpinan, leadership kita semua.

 

Pencegahan, prevensi kita, agar tidak begitu mudahnya terjadi aksi-aksi terorisme adalah dapat kita lakukan sebagai berikut.

 

Yang pertama intelijen. Intelijen harus bekerja terus menerus, 24 jam dan tajam. Kalau saya bicara intelijen bukan hanya BIN yang ada di Jakarta, bukan hanya intelijen Kepolisian yang ada di Mabes, BAIS di TNI, intelijen seluruh Indonesia. Di komando teritorial ada intelijen, disatuan-satuan Kepolisian ada intelijen. Intelijen kita harus bekerja 24 jam mengikuti, memantau, melakukan deteksi dan melakukan, pencegahan, discruption sehingga mereka tidak manifes, berwujud menjadi pemboman atau aksi-aksi terorisme yang lain.

 

Intelijen awal dari segalanya. Kita semua juga punya intelijen, common sense, kepedulian, kewaspadaan. Kita semua, para Gubernur, Bupati, Walikota juga punya sense of intelligence, "Kok, ada yang ganjil. Kok, ada yang aneh. Kok, tidak biasanya." Mari tidak kita sia-siakan kalau ada sense seperti itu. Intelijen, saya sungguh hidup di seluruh Indonesia terhadap kemungkinan terus terjadinya aksi-aksi terorisme ini.

 

Dulu barangkali orang takut, "Wah ini kalau intel, yang diinteli politik." Bukan, era itu sudah berakhir, yang mendapatkan pengamatan dalam intelijen, mereka-mereka yang bisa melakukan kejahatan seperti terorisme ini. Intelijen untuk keselamatan negara bukan untuk politik, bukan untuk kekuasaan. Sangat berbeda, sangat berbeda. Setelah intelijen maka pengawasan yang dilakukan oleh jajaran aparat Kepolisian, komando teritorial TNI.

 

Saya sudah mengatakan tadi, dulu komando teritorial karena masih ada dwifungsi ABRI, masih ada operasi sosial politik, maka komando teritorial juga mengemban tugas sosial politik. Dengan reformasi TNI, dengan pengembangan demokrasi, pengembangan kehidupan politik di negeri kita itu sudah berakhir. Tetapi TNI menurut Undang Undang masih mendapat tugas untuk melaksanakan operasi militer selain perang, military operation other than war, antara lain melawan terorisme. Itu sah.

 

Dengan demikian apabila jajaran komando teritorial, Kodim, Koramil, Babinsa bersama-sama Kepolisian, Polres, Polsek, Banbin Kamtibmas, apapun namanya pada tingkat desa. Itu juga terus melihat keganjilan-keganjilan. Ada yang kontrak rumah, 3 bulan tutupan terus, pertemuannya malam hari, yang bertemu di situ, penduduk di situ tidak tahu, misterius, masa tidak tahu Babinsa, masa tidak tahu Banbin Kamtibmas, masa tidak tahu Kepala Desa, masa tidak tahu RT dan RW. Jadi, itulah tujuannya mengapa ada satuan-satuan di wilayah.

 

Berikutnya lagi adalah pengawasan masyarakat, kembali RT, RW harus memiliki kemampuan, pengetahuan, dan bisa ikut melakukan pengawasan terhadap kehidupan masyarakat di tempatnya masing-masing.

 

Saudara tahu, di luar negeri ada yang disebut neighbourhood watch, antar tetangga itu saling mengawasi. Kalau ada rumah yang penduduknya sedang bepergian, rumah itu kosong sudah 4 minggu, jam 10 malam ada yang mencurigakan, mobil parkir berjarak 50 meter, 3 orang mengendap-endap, masuk lewat pagar yang sana, masuk ke dalam, tiba-tiba lampunya gelap maka bagi RT, RW yang baik, dusun yang baik dengan sistem neighbourhood watch ada cara, entah menelpon, entah memberi tahu, ya, silakan bagaimana caranya kok ada yang ganjil jangan-jangan ada rampok, jangan-jangan ada apapun kejahatan. Itu juga cara yang cespleng sebetulnya. Bisa di desa-desa, di RT, RW bikin plang, apa namanya plang itu papan, begitu. Waspadai terhadap A, B, C, D dengan gambar. Jadi 24 jam tiap hari rakyat diingatkan. "Kalau ini, ini bisa menjadi lho aksi-aksi pemboman terorisme seperti itu."

 

Banyak cara yang bisa kita lakukan. Kita harus kreatif. Kalau pemilu kreatif sekali, banyak sekali spanduk, billboard, baliho. Saya kira bukan pemilu pun kita harus kreatif untuk memberikan penjelasan kepada rakyat kita. Banyak yang bisa kita lakukan dan ini yang lebih aktif para Gubernur tolong para Bupati, Walikota di dorong, para Camat di dorong, disitu.

 

Masih, saya sudah mengatakan intelijen pertama, pengawasan aparat kedua, pengawasan masyarakat ketiga, sekarang pengawasan instansi, bangunan-bangunan publik, instansi pemerintah, hotel, mall dan sebagainya. Gunakan semua fasilitas, sarana yang ada. Bagus, saya lihat beberapa tempat publik ada CCTV, bagus itu karena banyak hal bisa memantau, melihat kalau ada yang aneh-aneh asalkan petugasnya juga cekatan, jangan CCTV-nya ada tetapi petugasnya tidak punya sense of intelligence. Tidak punya, "Wah ini kok mencurigakan orang itu kok mondar-mandir, jaketnya tadi nggak pakai jaket sekarang pakai jaket, di belakang bawa ransel, kok lari menuju ke tempat makan". CCTV-nya begitu petugasnya cepat dengan alat tertentu untuk menahan, untuk mengecek misalnya. Jadi perlengkapan itu ya, teknologi, instrumen itu tidak ada artinya, tidak connected to manusianya yang terlatih, yang memiliki sense of intelligence, connected dengan SOP, dengan protap. Kalau terjadi itu bagaimana langkah-langkahnya. Di tempat-tempat publik, di tempat-tempat yang objek vital, ada bomb detection, bagus, jangan hangat-hangat tahi ayam. Pada saat musim begini di periksa semua. Nanti bulan depan sudah teronggok lagi, sudah diletakkan misalnya.

 

Saudara,

 

Percayalah, kalau dulu orang ini kok rese' betul, dicek sana, dicek sini. Ada CCTV ditanya ini tapi kalau Saudara datang ke tempat publik, ke mall, ke stasiun, bandara, ke pelabuhan, ke hotel, kalau sistemnya ketat begitu Saudara sendiri merasa aman. "Wah, ketat ini, tadi yang aneh-aneh ketahuan." Tapi kalau sluman-slumun-slamet, tidak ada apa-apanya, Saudara begini itu, "Wah, jangan-jangan ini tidak aman hotel ini, tidak aman tempat ini, kok merdeka." Kadang-kadang baru mau memeriksa, "Eh kamu tidak tahu saya, periksa-periksa." "Maaf Pak, maaf Pak." Lewat begitu, bayangkan digertak oleh seseorang terus langsung bisa lepas satpam kita. Oh, cegat, tidak, "Siapa pun Pak, iya, siapapun." Orang bisa pakai topeng mirip wajahnya, wajah kita bisa saja. Jadi pemeriksaan manual wajib, connected to IT dan sesuatu yang sifatnya canggih teknologi.

 

Tolong, itu juga dicek dan dicek Saudara-saudara, ya kalau begini biasanya Walikota langsung mengumpulkan apa namanya pemilik hotel, pemilik mall, segala macam, dicek, rapi semua. Sebulan, dua bulan, enam bulan, setahun, dua tahun, lengah lagi. Harus berlanjut. Ya kita iri, negara-negera lain, meskipun negara lain juga kadang-kadang meledak juga di sana-sini, tapi paling tidak rapi betul dia menjaga, mencegah untuk tidak begitu saja kecolongan.

 

Terhadap semuanya itu Saudara-saudara, maka sekali lagi saya tidak mengada-ada. Kepemimpinan diperlukan. Kepemimpinan para Walikota, para Bupati yang punya kota, diperlukan, bersama-sama pihak Kepolisian, bersama-sama pihak intelijen dan pihak-pihak yang lain.

 

Yang jelas, Saudara-saudara,

 

Dengan cerita saya panjang lebar itu, dengan kejadian yang baru saja terjadi di Jakarta, tanggal 17 Juli yang lalu maka sel-sel terorisme itu masih ada dan masih bekerja. Saya selalu mengatakan bahwa kita telah banyak memenangkan pertempuran terhadap terorisme. Tetapi kita belum berhasil memenangkan peperangannya. Banyak yang kita gagalkan, banyak yang kita rampas itu bahan peledak, oleh Kepolisian dan lain-lain. Banyak, saya karena selama 5 tahun saya mengikuti terus, tetapi mereka masih ada dan masih hidup dan masih bekerja, ya buktinya kalau intel, kalau Polisi masih terus bisa mengikuti, bisa menditeksi mereka masih membikin, merakit itu bom di tempat-tempat yang tidak terduga-duga, ya masih ada sel itu, masih hidup dan masih bisa bekerja, meskipun kita sudah terus membikin untuk tidak semudah itu melancarkan aksi-aksinya sebagaimana diwaktu yang lalu.

 

Maka ke hadapan para Gubernur, saya sungguh berharap Saudara-saudara cegah provinsi-provinsi Saudara menjadi basis, menjadi tempat hidup dan bekerjanya sel-sel terorisme itu. Cegah dan cegah. Ngebomnya mungkin di Jakarta, persiapannya mungkin tidak di Jakarta, merakit bomnya mungkin juga tidak di Jakarta. Demikian, satu sama lain harus ada satu mekanisme untuk berkoordinasi, untuk sebuah intelligence sharing, berbagi informasi dan intelijen itu dengan demikian selalu awas dan waspada.

 

Saya juga berharap jajaran pemerintah di pusat dan di daerah, utamanya di daerah, untuk membantu Polri, BIN dan TNI sekarang ini, sekarang ini, dalam upaya mereka untuk mencari, menangkap dan kemudian mengadili para pelaku pemboman di Jakarta beberapa saat yang lalu. Bantulah, karena saya yakin mereka sedang bergerak di banyak daerah. Tentu, Kepolisian tahu semuanya ini, silakan gunakan apa yang telah dilacak ini untuk berbagi dengan pihak-pihak yang lain di seluruh Indonesia.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah hal kedua, yang saya anggap penting, menjaga keamanan dalam negeri dan khusus saya berbicara panjang lebar masalah gerakan bersama upaya nasional untuk menghadapi aksi terorisme ini. Tidak terasa, sudah 1 jam 10 menit setelah ini kita akan istirahat sekitar 15 menit.

 

Dan saya mendapat laporan ada beberapa Gubernur yang sedang berada di provinsi yang lain misalnya Gubernur Banten sedang ada rapat kerja di Lampung, sekarang berada di Lampung. Saya juga mendengar Gubernur Gorontalo sedang ada kegiatan dinas di Makasar, sekarang berada di Makasar, ada bersama-sama kita. Tentu saja Gubernur Papua Barat merapat ke Papua karena sistem yang sudah kita instal ada di Papua.

 

Atas semuanya itu saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan dan juga ada beberapa pimpinan Kotama, TNI yang bergabung, di provinsi-provinsi setempat untuk efisiensi. Dengan demikian semua bisa mendengarkan direktif dan instruksi saya ini. Baiklah, kita skors dulu. Sekarang jam saya jam 14.12 WIB, kita kembali lagi nanti tepat jam 14.30. Jadi kita istirahat sekitar 18 menit. Terima kasih.

 

---break---

 

Saudara-saudara,

 

Kembali rapat koordinasi kita dengan mendengarkan penjelasan dari Kepala BMKG. Saya sesungguhnya telah memberikan instruksi kepada menteri-menteri terkait beberapa saat yang lalu berkaitan dengan antisipasi menghadapi El Nino ini setelah dulu juga Kepala BMKG melaporkan kepada saya tentang kemungkinan yang bisa terjadi.

 

Saya juga mengikuti apa yang ada di media massa, yang dibicarakan di arena publik tentang kemungkinan datangnya El Nino ini, yang kadang-kadang menurut saya kurang akurat, apa yang dipergunjingkan oleh kalangan masyarakat kita sehingga justru menimbulkan kecemasan yang tidak perlu.

 

Kita harus betul-betul memahami kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi itu, dengan mendengarkan penjelasan dari yang ahli dari lembaga-lembaga yang credible. Menganggap ringan sesuatu jelas salah dan tidak boleh dan saya mengatakan tadi kalau El Nino ini tingkatannya moderat apalagi kuat memang akan menimbulkan permasalahan yang harus segera kita persiapkan sejak dini. Tetapi kalau kita keliru memahami, terus terjadi kecemasan yang berlebihan justru akan mengganggu keyakinan sendiri bahwa kita bisa mengatasi masalah ini.

 

Oleh kerena itu saya persilakan Ibu DR. Sri Woro, Kepala BMKG untuk menjelaskan semuanya ini baik kepada forum ini dan terutama sekali kepada Saudara-saudara para Gubernur dan para pimpinan yang ada di daerah. Saya persilakan, Ibu Sri Woro.

 

---Paparan Kepala BMKG---

 

Wa'alaikumusalam,

 

Terima kasih Kepala BMKG, Geofisika ya, Ibu Sri Woro.

 

Saudara-saudara,

 

Penjelasan dari Kepala BMKG tadi cukup rinci, slide-nya memang kecil, barangkali tidak tertangkap secara jelas di daerah. Oleh karena itu bahan presentasi hari ini agar dikirim ke semua Gubernur dan pejabat-pejabat terkait. Kalau saya simpulkan dengan bahasa yang lebih sederhana, prediksi yang dilakukan BMKG, yang sekaligus membandingkan dengan prediksi yang dilakukan oleh lembaga sejenis di tiga negara, Amerika Serikat, Jepang dan Australia maka kesimpulan-kesimpulan yang diambil dalam bahasa saya adalah sebagai berikut.

 

Tadi Ibu Sri Woro menjelaskan, kalau dari arah Pasifik menuju ke wilayah Indonesia bisa itu El Nino yang membawa kekeringan, bisa La Nina yang membawa apa namanya bukan kebasahan ya, lawannya kekeringan apa itu? Yang tadi kering, ini basah. Tapi Sumatera ke arah Afrika Timur itu ada namanya Dipole Mode yang juga tarik menarik. Kalau positif, uap air dari Sumatera di alirkan ke Afrika Timur, kalau Dipole Mode-nya negatif justru uap air dari Afrika Timur di alirkan ke Sumatera. Dua, Pasifik dengan Sumatera dan Afrika. Tapi juga dilihat suhu perairan di Indonesia, yang juga menentukan seberapa jauh pengaruh dari El Nino ataupun La Nina dan Dipole Mode tadi, itu ada dua, kata Ibu Sri Woro yang namanya hangat atau dingin. Kalau hangat, meskipun ada El-Nino katakanlah tidak selalu serta merta uap air itu di dorong menuju ke Pasifik bahkan ditahan di tempat kita. Uap airnya masih ada berarti tentu curah hujan diharapkan masih terjadi. Seperti itu pengaruhnya. Ditambah lagi dengan pattern, musim. Negara kita dibagi dua, musim kemarau dan musim penghujan. Kalau El Nino datang, tetapi pada bulan-bulan masuk musim penghujan, maka dampaknya tidak severe tidak terlalu dalam apalagi kalau ditambah suhu perairan di Indonesia, hangat, sebagaimana yang disampaikan tadi.

 

Dari semuanya itu ada titik-titik tadi memang sepertinya ada pengaruh dari Dipole Mode, ada pengaruh dari El Nino tetapi karena tingkatannya masih moderat ke arah yang lebih kecil lagi, off side dengan suhu yang hangat ditambah dengan musim penghujan yang akan tiba, maka diperkirakan tidak sangat severe, tidak sangat keras. Kesimpulan besarnya disitu, memang ada yang terlambat masuk musim penghujan, ada titik tadi di Maluku dan di Sumatera Selatan yang ada pengaruhnya. Nah, yang itu tolong nanti dibaca oleh para Gubernur one by one, provinsi mana yang bisa terlambat datangnya musim hujan barangkali ada masalah kekeringan tertentu, kekeringan lokal, tapi secara nasional, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote tadi sudah dijelaskan seperti itu. Itu namanya prediksi. Prediksi bisa akurat benar, bisa sedikit berubah, namanya rahasia Tuhan, rahasia alam, meskipun metodeloginya adalah scientific, ilmiah.

 

Nah, dari kesimpulan besar itu ya meskipun sedikit berbeda, yang paling ekstrim dari Amerika Serikat cenderung lebih kuat El Nino-nya tapi Jepang, Australia mirip dengan BMKG. Oleh karena itu tetap dalam pengarahan saya berikut ini kita siap apabila pengaruh itu lebih kuat dibandingkan yang kita perkirakan.

 

Dalam bahasa inggris ada istilah hoping for the best preparing for the worst. Siap. Kita berharap yang baik datang, tidak terlalu buruk apa namanya pengaruh El Nino atau Dipole Mode itu tetapi juga kita mesti siap apabila ternyata memang mengganggu kita punya pertanian dan mengganggu ketahanan pangan kita.

 

Saudara-saudara,

 

Sementara itu, ini ada informasi yang di-update dari FEO mengatakan yang berkaitan dengan El Nino, Indonesia akan terkena ringan, tetapi Afrika akan berat dan akan menyebabkan defisit pasokan beras di Afrika hingga 10 juta ton. Harga dunia kemungkinan naik, masalahnya adalah, kalau cadangan beras Bulog sekarang ada 2,6 juta setara ton, setara beras.

 

Kemudian katakanlah kita ingin minimal 1,5 juta ton cadangan kita. Kitanya barangkali kalau dianggap tidak severe atau moderat kebawah, mungkin masih OK meskipun kita tetap siap tapi dengan international trading ini bisa ada komplikasi. Oleh karena itu, surplus beras, cadangan beras, beras yang bergerak di dalam negeri harus kita kelola dengan baik, jangan sampai karena harga di pasaran dunia tinggi kemudian ada trading yang mengalirkan beras kita, sehingga terjadi kekurangan di dalam negeri. Ini sudah menyangkut, ya, memang kita tidak mengenal ekonomi komando, kita kontrol, kita larang ini dan itu tetapi ini sudah menyangkut ya nasionalisme ya, menyangkut kesetiakawanan dengan bangsa sendiri, rakyat sendiri bagaimana sedemikian rupa agar aman negara kita terhadap kemungkinan gangguan El Nino itu.

 

Dengan tambahan informasi dari FEO ini adalah ya nanti saya akan masuk ke situasi bulan Ramadhan dan sekaligus tahun baru, eh, tapi masih lama tahun baru ya, agak jauh ini ya, Ramadhan dulu ya, Ramadhan dan Idul Fitri.

 

Begini Saudara,

 

Dengan penjelasan dari BMKG tadi, maka secara konkret yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut.

 

Pertama, kita mulai dari cadangan beras. Mari kita jaga, ini Kabulog juga ada disini. Saya katakan tadi angkanya, pada posisi 30 Juli jumlahnya 2,6 juta ton. Kita berharap menjaga minimal 1,5 juta ton tapi bagaimanapun Kabulog agar cadangan beras ini betul-betul menjadi prioritas pertama kita, ketika ada kemungkinan gangguan El Nino.

 

Yang kedua, program RASDI, dulu namanya RASKIN sekarang Beras Bersubsidi. Itu dalam RAPBN tahun 2010 kita tetapkan akan kita berikan nanti 15 kilogram untuk 12 bulan, dan untuk 17,5 juta rumah tangga sasaran. Memang tidak berkaitan langsung dengan ketersediaan beras, tetapi ini adalah aspek sosial yang harus kita jaga baik-baik menghadapi kemungkinan masalah pangan ini.

 

Yang ketiga, tadi sudah saya katakan dengan gambaran di Afrika, kekeringan yang dalam di sana, harga beras bisa naik, maka stabilisasi harga pangan, stabilisasi harga beras, stabilitas harga beras menjadi prioritas kita. Di sini ada Menteri Keuangan, demikian juga tentunya para Gubernur yang menangani perekonomian di tempatnya masing-masing. Sekali lagi stabilitas dan stabilisasi harga manakala stabilitasnya terganggu.

 

Yang keempat, kita mempersiapkan atau mencadangkan dana siaga untuk pangan ini, tahun 2010 yang akan saya sampaikan nanti dalam pidato 3 Agustus, insya Allah yaitu sejumlah Rp. 1 triliun dana siaga.

 

Berikutnya yang kelima, adalah ini para Gubernur, saya berharap dan sampaikan kepada para Bupati dan Walikota agar embung, dam, bendungan pastikan semua berfungsi baik. Cek masing-masing, turun ke lapangan mengecek bendungan, dam kemudian mungkin yang lebih depan Bupati, Walikota atau Camat mengecek embung-embung dengan para pejabat fungsional Dinas Pertanian setempat, Dinas PU setempat, dan semua agar betul-betul dalam keadaan baik. Kalau misalkan masih ada hujan ya pastikan bisa menampung air disitu. Kita sudah menetapkan ke depan akan meningkatkan pembangunan dam, embung dan irigasi. Tetapi yang ada dulu pastikan berfungsi dengan baik. Saya ingin Saudara turun ke lapangan betul terutama para Bupati, Walikota untuk mengecek satu persatu fungsi dari embung, dam dan bendungan itu.

 

Yang keenam, kita akan mempersiapkan pompa, irigasi pompa, pompanisasi ada dalam anggaran kita. Saya sudah meminta Menteri Pekerjaan Umum tambah, dengan demikian lebih banyak lagi kita siapkan pompa untuk bisa menjaga ketersediaan air pada lokalitas tertentu.

 

Yang ketujuh, kalau kekeringan yang kita pikirkan bukan hanya sawah, tapi juga saudara-saudara kita, rumah tangga di daerah-daerah yang memang sulit air. Maka pastikan betul program air bersih, air minum, termasuk penampungannya itu berfungsi dengan baik.

 

Program PNPM tahun 2009, tahun 2010 pastikan salah satunya adalah terutama di daerah yang memang kurang air untuk menambah saluran penyediaan air minum. Pastikan betul itu, dengan demikian connect PNPM itu, infrastruktur lokal itu dengan prediksi apa yang terjadi setahun, dua tahun mendatang ini.

 

Yang kedelapan, apabila terjadi apa namanya kekeringan maka hujan buatan, BPPT disini dengan lembaga terkait mulai memikirkan, memang tidak semudah yang kita pikirkan, membikin hujan buatan, karena harus ada syarat-syaratnya baru bisa dibikin hujan itu, tapi segalanya mesti dipersiapkan.

 

Dan berkaitan dengan itu sekaligus khusus Gubernur Riau, Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Jambi terutama tiga itu mungkin juga Sumatera Utara mungkin juga Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur ada nggak? Yang langganan itu banyak titik api, kebakaran hutan dan asap, perhatikan betul, Menteri Kehutanan ada di sini dan saya minta jangan business as usual.

 

Saya dapat laporan kemarin, Jambi hujan lebat, setelah hujan, padam sekian titik api, jangan hanya menunggu hujan tapi semua daerah-daerah yang rawan kebakaran lakukan pencegahan sekuat tenaga.

 

Yang berikutnya lagi, adalah manakala betul-betul El Nino ini sangat mengganggu, maka kita ini punya banyak lahan gambut, tanah-tanah rawa yang barangkali justru bisa ditanami. Oleh karena itu jangan pada saatnya bingung, lakukan pengecekan di lapangan tentunya para Bupati, Walikota yang paling depan ditambah dengan Dinas Pertanian, Dinas PU agar kemungkinan aktivasi dari tanah rawa itu untuk tanaman utamanya padi bisa dilakukan.

 

Yang kesepuluh sebagaimana dulu kita bahas, ini Menteri Pertanian yang punya domain dan tentunya dengan para Gubernur sudah bisa melihat kemungkinan pengajuan musim tanam. Tadi Bu Sri Woro punya data mana yang agak lambat masuk musim, apa namanya itu, musim hujannya, gitu ya ataupun yang lebih cepat. Silahkan, kalau itu bisa disiasati untuk pengajuan musim tanam.

 

Yang kesebelas, kita sudah mengembangkan banyak sekali varietas, benih padi yang hidup, yang tumbuh, pada sawah-sawah yang airnya sedikit. Ini teknologi dan gunakan betul. Justru pada saat seperti inilah hasil penelitian itu bisa digunakan. Dengan demikian tetap mengurangi kemungkinan berkurangnya produksi.

 

Yang kedua belas, berikan penjelasan kepada para petani sejelas-jelasnya agar mereka semua tenang. Tenang dalam arti jelaskan apa yang bisa terjadi, apa yang telah dilakukan pemerintah, apa yang mesti para petani lakukan dan nanti bimbingan penyuluhan seperti apa yang mesti diberikan oleh Departemen Pertanian dengan jajarannya agar para petani tetap siap tetapi tetap tenang dan pada saatnya bisa melakukan langkah-langkah yang tepat.

 

Yang ketiga belas, kalau kita sedang surplus pangan maka marilah kita memelihara surplus pangan ini dengan baik. Hidupkan kembali konsep gudang, lumbung di daerah-daerah, dengan demikian semuanya bisa terkelola, karena tidak semua negara sekarang ini mengalami katakanlah keadaan yang lebih baik seperti negara kita. Mereka kalau tidak punya pangan, tidak punya betul, bahkan kelaparan itu juga starvation terjadi di banyak negara. Kita, alhamdulillah, tahun-tahun terakhir ini telah meningkat produksi beras kita. Mari kita kelola agar swasembada ataupun surplus ini betul-betul juga menjadi sabuk pengaman manakala kita menghadapi gangguan pertanian akibat iklim atau akibat musim.

 

 

Dan yang keempat belas, atau yang terakhir, menyangkut ini semua adalah sama dengan yang tadi kepemimpinan, leadership. Antisipatif, turun ke lapangan, memberikan motivasi dan kemudian memimpin langkah-langkah mengatasi masalah manakala masalah itu terjadi.

 

Saudara-saudara,

 

Itu yang dapat saya sampaikan, berkaitan dengan kemungkinan gangguan pertanian kita akibat yang disebut-sebut dengan bahaya El Nino. Sekali lagi, pada tingkat kita, para pemimpin tidak perlu panik tapi betul-betul antisipatif, mempersiapkan segalanya mulai sekarang siap dengan kontigensi dan manakala itu datang maka kita lakukan langkah-langkah yang cepat dan yang tepat.

 

Saudara-saudara,

 

Saya ingin menyimpulkan dari semua yang kita bahas pada hari ini. Pertama, yang berkaitan dengan langkah-langkah kita untuk melanjutkan upaya menjaga perekonomian kita dari krisis perekonomian global sekarang ini apa yang telah Saudara lakukan, teruskan, lebih efektif lagi.

 

Yang kedua, berkaitan dengan keamanan dalam negeri utamanya menghadapi ancaman terorisme dengan tambahan instruksi saya tadi, tingkatkan langkah-langkah Saudara. Saya mengetahui kemarin, beberapa Gubernur dengan cepat telah melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan. Saya berbicara langsung misalnya dengan Gubernur Bali. Saya dengar Gubernur Jawa Tengah, Gubernur DIY juga langsung bergerak untuk memastikan daerahnya bekerja semua. Saya barangkali tidak mengikuti Gubernur yang lain juga demikian. Tetapi kalau belum, ya, teruslah untuk terus responsif dan melakukan segala sesuatunya tanpa harus menunggu suatu direktif ataupun kebijakan dari tingkat nasional, tingkat Presiden. Dan yang terakhir, menghadapi kemungkinan gangguan El Nino juga telah saya jelaskan, mari kita jalankan semuanya itu dengan sebaik-baiknya.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah yang dapat saya sampaikan, dan saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua utamanya yang di daerah, para Gubernur, para Pangdam, para Danrem, para Kapolda dengan jajarannya dan semua pihak yang terus bekerja siang dan malam untuk rakyat kita, untuk bangsa kita, dan untuk negara kita. Selamat bertugas, nanti pada saatnya akan saya undang ke Jakarta untuk mendengarkan presentasi Saudara dari semua yang saya instruksikan pada hari ini. Demikian Saudara-saudara, sekali lagi selamat bertugas, Tuhan beserta kita.

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI