Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Musrenbangnas Tahun 2014, di Jakarta, Tgl.30 April 2014
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2014
DI GEDUNG BIDAKARA, JAKARTA
TANGGAL 30 APRIL 2014
Â
Â
Â
Bismillahirrahmanirrahim,
Â
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Â
Salam sejahtera untuk kita semua,
Â
Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,
Â
Para Pimpinan Lembaga-lembaga Negara,
Â
Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, Pimpinan dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan para Utusan Khusus Presiden,
Â
Unsur Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Â
Para Gubernur, para Bupati dan para Walikota,
Â
Pimpinan dan Anggota Komite Ekonomi Nasional, Pemimpin dan Anggota Komite Inovasi Nasional,
Â
Para Pimpinan Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian,
Â
Para Perancang Pembangunan di seluruh Tanah Air,
Â
Para Pimpinan Perguruan Tinggi,
Â
Para Pimpinan Lembaga-lembaga Internasional Mitra Pembangunan Indonesia,
Â
Para Pimpinan Organisasi Non-Pemerintahan yang ikut berkontribusi dalam perencanaan pembangunan,
Â
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Alhamdulillah, hari ini kita dapat kembali melaksanakan satu acara yang penting berkaitan dengan tugas kita untuk memajukan kehidupan bangsa, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Yaitu, memikirkan dan nantinya menetapkan rencana pembangunan yang insya Allah akan dilaksanakan pada tahun 2015, dan hakekatnya pada tahun-tahun berikutnya.
Sebagaimana yang selalu saya sampaikan setiap Musrenbangnas, saya ingin menyampaikan satu-dua hal. Pertama adalah, bagi Saudara-saudara utamanya gubernur, bupati, dan walikota yang baru pertama kali mengikuti Musrenbangnas, karena baru mendapatkan mandat dari rakyat dan baru dilantik, saya ucapkan selamat bergabung, dan sekaligus saya ucapkan selamat bertugas untuk memimpin daerah Saudara masing-masing sesuai dengan harapan dan aspirasi rakyat yang Saudara pimpin. Tentu dengan harapan semoga Saudara semua sukses.
Yang kedua, barangkali ada juga yang tahun ini akan menyelesaikan tugasnya seperti saya, baik gubernur, bupati, maupun walikota, saya mengucapkan terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas semua yang telah Saudara lakukan. Saya tahu tantangannya besar, permasalahan sering kompleks, tetapi Saudara telah berupaya sekuat tenaga untuk memimpin daerahnya masing-masing, dan sekaligus, sekali lagi, memajukan kesejahteraan rakyatnya. Dengan tulus, atas nama negara dan pemerintah, saya mengucapkan terima kasih, jasa Saudara akan dicatat oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Saudara-saudara,
Hari ini, saya ingin menyampaikan satu, sebutlah sambutan pengarahan, tetapi sedikit berbeda dengan yang saya sampaikan di Musrenbangnas-Musrenbangnas sebelumnya. Karena ini sekali lagi adalah tahun terakhir bagi saya, 6 bulan lagi kita akan memiliki pemimpin baru, presiden kita nanti. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan, seraya mengucapkan terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Saudara semua, kepada seluruh rakyat Indonesia apa saja yang telah kita lakukan 10 tahun terakhir ini. Dan kemudian, saya juga ingin mengajak Saudara melihat ke depan, apa yang hendak dilakukan oleh bangsa ini 5 sampai 10 tahun mendatang.
Jika dalam 10 tahun ini di sana-sini ada kekurangan, dan kebelum-berhasilan, saya jelaskan nanti pekerjaan rumah apa yang masih harus kita selesaikan, sepenuhnya adalah tanggung jawab saya. Tetapi, ketika nanti banyak capaian, hasil yang alhamdulillah bisa kita capai selama 10 tahun ini, maka dengan tulus saya juga mengucapkan terima kasih, dan penghargaan atas kontribusi Saudara semua, kontribusi dan kesabaran seluruh rakyat Indonesia.
Kemudian, kalau kita melihat masa lalu, barangkali situasi dan kondisinya belum baik, ini tidak bermaksud untuk mengatakan, bahwa yang lalu tidak baik, tetapi kita bisa mencapai, capaian seperti ini. Karena proses pembangunan jangka panjang yang dimulai sejak Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Megawati hingga sekarang ini. Kalau 2004 nanti kita potret keadaan kita masih menghadapi sejumlah masalah, saya juga ada di situ. Jadi, 5 tahun ketika Presiden Abdurrahman Wahid, dan kemudian Presiden Megawati memimpin, saya hampir 5 tahun juga berada di situ. Jadi sekali lagi, kilas balik ini atau potret ini atau motion picture ini, karena bergerak dan mengalir adalah potret kita semua. Namun demikian, bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa mengambil pelajaran dari masa lalunya. Yang baik-baik dilanjutkan, yang tidak baik dihentikan. Dan kemudian, dengan semangat yang tinggi melakukan lagi untuk masa depannya.
Dengan demikian, saya ingin memberi judul apa yang saya sampaikan ini adalah sebagai berikut, Mari Percepat dan Perkuat Pembangunan Kita. Judul ini penting. Dan, kita semua yang ada di ruangan ini mengemban amanah yang luar biasa untuk rakyat kita. Oleh karena itu, tiada lain yang harus kita lakukan adalah di tahun-tahun mendatang mempercepat dan memperkuat pembangunan kita.
Saudara-saudara,
Orang yang pesimis akan mudah berkata, ah Indonesia sulit maju. Tapi bagi yang optimis dia dengan sepenuh hati mengatakan: Indonesia bisa maju. Dan, sejarah pula yang mencatat bahwa ternyata Indonesia yang kita cintai ini bisa maju.
Tugas kita, tugas kita adalah mempercepat dan memperkuat pembangunan Indonesia ke depan. Tentu bukan hanya tahun 2015, tapi 5 tahun mendatang, 10 tahun mendatang, dan seterusnya. Karena, pembangunan itu sebuah proses, never ending goals, bukan pekerjaan sekali jadi. Sebuah kegiatan jangka panjang.
Tentu Saudara-saudara, tantangan pasti banyak, permasalahan yang kita hadapi sering kompleks, dan sumber daya kita juga terbatas. Tapi, dengan kerja keras, kemajuan pasti dapat kita raih. Dari situ, marilah kita menengok keadaan Indonesia 10 tahun yang lalu, sebuah kilas balik apa yang kita lakukan sejak itu hingga sekarang. Kemudian, apa pula tantangan kita 10 terakhir ini.
Saudara-saudara,
Mari kita lihat sejenak apa yang kita hadapi dulu pada tahun 2004, saya hanya ingin mengambil beberapa contoh. Dan, untuk mempermudah pemahaman kita, saya akan sampaikan keadaan di bidang ekonomi, di bidang politik, hukum, dan keamanan, dan di bidang kesejahteraan rakyat.
Keadaan ekonomi,
Pertumbuhan kita waktu itu masih rendah, GDP dan income per capita kita juga masih rendah, sektor riil masih lemah, pengangguran tinggi. Kita punya utang IMF sebesar 69 triliun. Kekurangan infrastruktur cukup signifikan. Mengapa? Karena, memang ekonomi kita waktu itu baru sembuh dari krisis. Bukan karena kesalahan pemerintahan waktu itu. Krisis kita dalam dan dahsyat. Dan, sebetulnya periode ini kita sudah bisa keluar dari ICU, dalam proses konsolidasi perekonomian kita. Tapi itulah keadaannya, kita masih ingat semua, angkanya juga, datanya juga tersedia.
Dalam bidang politik, hukum, dan keamanan,
Alhamdulillah, waktu itu politik mulai stabil. Pemilu berlangsung secara damai dan demokratis. Ini tonggak pertama dari konsolidasi demokrasi kita. Konflik Aceh memang belum selesai. Hubungan Republik Indonesia dengan Timor Leste belum normal. Sanksi dan embargo militer masih ada, sudah berlangsung selama 12 tahun dulu, lantas rekonsiliasi pascakonflik komunal belum tuntas baik itu di Poso, di Maluku, maupun Maluku Utara. Tetapi, pemberantasan korupsi dulu mulai meningkat.
Di bidang kesejahteraan rakyat,
Kita juga mencatat, karena baru saja dilanda krisis, kemiskinan masih tinggi. Gaji pegawai masih rendah, PNS golongan I/a dulu 600 ribu, sekarang hampir 2,5 juta. Anggaran pendidikan belum kuat, anggaran dan sumber daya untuk kesehatan juga masih terbatas. Itu potret kita tahun 2014.
Sementara itu Saudara-saudara, selama 10 tahun, 2004 hingga hari ini, bangsa kita tidak sepi dengan tantangan. Tantangan yang kadang-kadang cukup serius. Mari kita tengok tsunami dan bencana-bencana alam yang lain, datang silih berganti selama 3,5 tahun. Krisis harga minyak menimpa 3 kali, karena ini global, Indonesia terdampak tahun 2005, 2008, dan 2013. Krisis keuangan global 2008-2009 kita punya pertumbuhan drop, yang tadinya sekitar 6% turun menjadi 4,3%.
Tekanan ekonomi untuk emerging markets, kita alami tahun lalu. Barangkali tidak banyak memperhatikan, tapi kita terpukul dengan apa yang dialami oleh emerging markets. Apa itu termasuk Brasil, India, Tiongkok, Afrika Selatan, bahkan Rusia, dan Turki. Kita juga ingat ada, ada aksi-aksi terorisme, dan juga ada wabah flu burung berlangsung sekitar 2 tahun dulu. Itulah, permasalahan dan tantangan yang kita hadapi selama 10 tahun.
Tentu kita patut memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan, terima kasih kepada semua, karena di tengah-tengah keadaan seperti itu tantangan dan permasalahan banyak yang dapat kita capai selama 10 tahun ini. Meskipun, jangan lupa, ini perlu diingat oleh kita semua, masih ada yang belum kita capai sepenuhnya. Inilah, yang akan menjadi pekerjaan rumah kita untuk kita selesaikan di waktu yang akan datang.
Saudara-saudara,
Untuk memberikan pengetahuan yang lebih utuh saya ingin sampaikan sejumlah info grafis. Ini merupakan contoh dari capaian, dan hasil pembangunan yang kita laksanakan di pusat, di daerah, di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, dan kota. Dan, ini agregatnya, ini akumulasinya, ini gambar besarnya.
Pertama-tama, untuk mengukur yang paling mudah adalah PDB, Pendapatan Domestik Bruto dan cadangan devisa. Bisa di lihat grafiknya, periode 1968 sampai1999 itu PDB kita kelihatan di sana. Kemudian 1999-2004 itu PDB kita. Kemudian, 10 tahun terakhir ketika kita mengemban tugas ini alhamdulillah, meningkat dengan tajam. Dan, Indonesia sekarang telah menjadi ekonomi nomor 15 dunia by purchasing power parity, tapi kalau dengan nominal itu 16 besar dunia. Cadangan devisa alhamdulillah, ini posisi pada tahun ini. Meningkat sekian pada tahun ini, dan puncaknya kita pernah berada di 124,6 miliar dollar, sekarang pada angka 103 miliar dollar Amerika Serikat. Jadi, ada penguatan cadangan devisa yang alhamdulillah, patut kita syukuri.
Mari kita lihat rasio utang pemerintah terhadap PDB. Dulu waktu krisis tinggi sekali. 2004 kita punya debt to GDP ratio 56,6%. Artinya apa? Kalau negara ini memiliki pendapatan besar, maka lebih dari separo untuk menanggung utang kita. Itu artinya. Alhamdulillah dengan kerja keras kita, kita telah menurunkannya sebesar 60%, dan sekarang ini rasio utang pemerintah terhadap PDB, debt to GDP ratio turun menjadi 23%. Sementara itu kalau ada yang bertanya, Jangan-jangan meskipun 23% kita ini masih jauh dibandingkan negara maju. Tolong, ditengok. Ini saya bandingkan dengan sejumlah negara G-20. Di atas kita adalah Jerman, di atasnya Amerika Serikat, di atasnya Inggris, di atasnya Prancis, di atasnya Italia, dan di atasnya Jepang. Kita lihat, kita bersyukur bahwa rasio utang terhadap PDB kita tetap paling rendah di antara negara-negara raksasa itu.
Sementara itu, menambah rasa syukur kita, komponen utang itu dibagi dua. Ada yang disebut dengan komponen utang luar negeri, dan utang domestik yang dipinjamkan oleh pihak dalam negeri. Yang luar negeri ini pun terus menerus dapat kita kurangi. Yang tadinya 27%, 27,8%, menurun 7%, sekarang tinggal 7,8%.
Mari kita tengok anggaran pendapatan dan belanja negara. Alhamdulillah,  telah meningkat 4 kali lipat. Ini kelihatan, di sini komponennya. Karena, ya kita ditolong oleh Allah Subhanahu wa taala. Kita mampu bekerja keras setelah mengalami pengalaman yang sangat pahit 1998 dulu. Akhirnya, kita bisa meningkatkkan APBN kita. Pendapatan per kapita atau income per kapita, dan jumlah kelas menengah juga mengalami peningkatan. Bisa dilihat sendiri periode demi periode. Sekarang di sini, angka kita naik 4 kali lipat. Sementara kelas menengah kita yang tadinya pada angka 37% menurut Bank Dunia, sekarang jadi 56,7%.
Â
Pendapatan per kapita. Sejak Indonesia merdeka ini proses panjang, pergulatan dari bangsa ini untuk meningkatkan pendapatan per kapita rakyatnya. Kita harus sabar, memang 40 tahun sejak 1945 sampai dengan 2005 kurang lebih, ini kita punya income per capita. Alhamdulillah, 9 hampir 10 tahun terakhir kita bersama, bisa meningkatkan menjadi angka ini. Dan, manakala kemarin kursnya tidak jatuh, kalau kurs masih sekitar 9.000, angka ini mencapai 4.000. Karena, sekarang 11.500 kurang lebih maka inilah income per capita kita pada posisi sekarang. Â Di kalangan anggota G-20 pertumbuhan ekonomi kita juga patut kita syukuri. Kita nomor 2 setelah Tiongkok sejak tahun 2009.
Â
Kemiskinan.Kemiskinan tercatat, bagaimanapun terima kasih Bupati, dan Walikota yang paling depan yang bekerja keras untuk mengatasi 5,23% jumlah penduduk, setara dengan 8 juta orang keluar dari kemiskinan. Tahun 2000 angkanya 19 koma sekian persen. 2004, 16, sudah turun 3%. Naik sedikit karena krisis harga minyak, dan kita menaikkan harga BBM lebih dari 150%. Tetapi alhamdulillah, setelah itu turun terus hingga posisi sekarang 11,47%. Kita masih ingat, kita lakukan berbagai upaya, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Antara lain, meningkatkan perlindungan sosial, seperti beras untuk rakyat miskin, program keluarga harapan, bantuan langsung sementara masyarakat, dengan angka yang juga tidak kecil. Dan, itu semua telah dibuktikan dengan menurunnya angka kemiskinan secara terus-menerus.
Pengangguran. Kita juga mengalami pengurangan 3,6% jumlah penduduk, keluar dari pengangguran terbuka. 8,1 pada tahun 2001, naik 9,9 pada tahun 2004, masih naik lagi pada tahun 2005. Tetapi setelah itu alhamdulillah, bisa kita turunkan dan sekarang berkisar pada angka 6,3%.
Â
Nilai ekspor. Silakan dilihat sendiri angka-angkanya. Termasuk kenaikan yang hampir 3 kali lipat.
Â
Pendidikan nasional. Saudara-saudara ini sangat-sangat penting. Bukan hanya jumlah anggarannya yang terus meningkat, ini posisi sekarang, tetapi juga infrastruktur pendidikan yang dibangun. Saya mengajak para Gubernur, Bupati, dan Walikota utamanya untuk betul-betul meningkatkan kualitas sumber daya manusia, human capital, inovasi, dan teknologi. Karena ekonomi kita akan tumbuh pesat 10, 20, 30 tahun mendatang manakala yang menjadi penggeraknya, yang menjadi pilarnya, adalah sumber daya manusianya, human capital, manusia Indonesia yang unggul, menguasai teknologi, dan juga berdaya saing.
Â
Kesehatan. Juga mengalami perbaikan yang signifikan Saudara-saudara. Kita lihat, ini masing-masing tambahan Rumah Sakit, tambahan Puskesmas, dan juga Apotek. Meskipun kita masih harus bekerja keras untuk menambah jumlah dokter agar rasionya baik, 1 dokter untuk berapa ribu orang begitu. Tetapi, pertumbuhannya juga nyata dari periode ke periode. Kita sekarang punya 76.000 lebih dokter. Mestinya harus kita lipat gandakan, naik 2, 3, Â 4 kali di tahun-tahun mendatang.
Â
Ketahanan pangan. Ini ada yang keliru memahaminya, seolah-olah produksi pangan kita terus menurun. Tidak, tidak, kecuali kedelai. Kedelai memang susut dari tahun ke tahun. Masalahnya, petani kita tidak banyak yang mau menanam kedelai, manakala harganya tidak baik. Tetapi untuk padi, jagung, gula, dan daging terus naik. Nah, mengapa kita masih merasa kurang, kadang-kadang harus impor untuk sejumlah komoditas pangan? Kebutuhan atau demand masyarakat kita juga meningkat tajam, termasuk middle class, termasuk consuming class, yang itu jumlahnya besar. Oleh karena itulah, pergulatan kita, tugas kita mendatang meningkatkan lagi produksi nasional kita atas komoditas strategis, utamanya padi, jagung, gula, dan daging. Dan, jangan lupa pula kedelai.
Â
Listrik. Saya kira semua sepakat, ini sangat-sangat penting. Ini posisi pada periode ini. Ini posisi pada periode hingga 2004 kita punya 25.000 megawatt sejak Indonesia merdeka. Dalam waktu 10 tahun angka ini akan menjadi 50 megawatt segera, beberapa bulan mendatang. Sehingga kita bisa naikkan 2 kali lipat. Saya tahu para gubernur, bupati, dan walikota kalau ketemu saya: "Pak Presiden, hambatannya di listrik, kurang." Saya setuju, saya tahu. Oleh karena itulah, meskipun sudah kita tambah seperti itu, ternyata masih juga kurang. Artinya, ekonomi kita tumbuh sebenarnya.
Â
MP3EI. Ini bukan macan kertas. Saudara masih ingat dulu, ini kita susun bersama-sama. Para gubernur di situ, para ekonom di situ. pimpinan BUMN di situ, pimpinan swasta di situ, para menteri di situ. Kita bertemu di Cipanas, di Bogor, dan di Tampaksiring lahirlah MP3EI. Ini rencana besar, kalau tidak punya rencana besar bangsa kita ndak ke mana-mana. Dan, alhamdulillah kita punya sasaran sampai 2025 memerlukan biaya 4.500 triliun tapi hingga tahun 2013 kemarin sudah bisa kita bangun 365 proyek, setara dengan 828 koma sekian triliun. Semua koridor bergerak, hanya dengan ini tidak terjadi kesenjangan di seluruh Indonesia. Jangan hanya menumpuk di Jawa saja, karena dengan begini konektivitas akan makin kuat. Dan, kalau kita punya konektivitas yang kuat ketika kita sambungkan ke Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik, we are at the stronger position. Itulah, yang kita harapkan dengan membangun MP3EI ini.
Â
Transportasi, ini juga jantung konektivitas juga meningkat 8 kali lipat, lihat saja anggarannya 8,1 triliun kemarin 67,4 triliun.
Jalan. Jalan juga mengalami peningkatan. Ini posisi jalan kita pada tahun 1999. Ini posisi jalan kita pada tahun 2004. Ini posisi jalan kita pada tahun 2013. Tiap tahun mengalami penambahan, dan 10 tahun cukup membanggakan apa yang kita lakukan.
Transportasi darat, jalur kereta api telah kita tambah sepanjang 1.360 kilometer. Unit kereta api dari 23 unit, sekarang menjadi 633 unit atau meningkat 28 kali lipat.
Transportasi laut, Â kita bisa menambah 90 unit kapal penyeberangan, 33 unit kapal perintis. Kemudian kita bangun pula 191 pelabuhan strategis, 41 pelabuhan perintis, dan 347 dermaga penyeberangan.
Udara. Udara sangat penting Saudara-saudara. Lihat, ini jumlah pesawat yang kita miliki pada periode ini sekian. Ini yang kita miliki, 400 unit pada periode ini. Dan, alhamdulillah sekarang dengan upaya kita, kita sudah bisa meningkatkannya lagi. Dan, sekarang Indonesia memiliki 1.224 unit. Kita telah bangun 61 bandara. Kemudian, termasuk 30 bandara di wilayah perbatasan.
Perumahan rakyat. Ini juga tidak boleh dilupakan Saudara-saudara, ini juga keadilan atau justice. Tiap tahun bisa kita tambah. Ini tambahan perumahan rakyat tiap-tiap periode, karena ekonomi sudah bergerak sekarang ini. APBN kita makin besar, swasta kita juga makin kuat, maka tiap tahun sekarang bisa kita bangun 86.000 lebih unit rumah layak huni.
Kita hidup dalam era digital, open society, information technology ada di mana-mana di seluruh Indonesia. Corak masyarakatnya jauh berbeda dengan 10 tahun yang lalu, dengan 20 tahun yang lalu, apalagi 30-40 tahun yang lalu. Inilah masyarakat kita 86% memiliki ponsel, ini komputer, ini akses internet. Tiap jam, tiap hari, udara kita, dunia kita dipenuhi oleh percakapan di twitter, di facebook, di youtube. Mau tidak mau kita harus ada di situ, karena itulah dunia kita sekarang ini.
Pariwisata, ini juga penting Saudara-saudara, kita bekerja dengan sekuat tenaga untuk menaikkan ini sumber devisa yang luar biasa. Ini posisi 1998 kita punya 5 juta sekian wisatawan mancanegara, tahun 2004, dan sekarang alhamdulillah kita sudah bisa meningkatkannya lagi menjadi 8 juta.
Kerja sama internasional, Saudara tahu bahwa Indonesia menganut all direction foreign policy, politik luar negeri segala arah. Kita mengenal millions friends, zero enemy, tidak perlu ada musuh seorang pun, tapi kita ingin punya jutaan kawan. Atas dasar itulah, kita 10 tahun terakhir ini mengembangkan yang kita sebut dengan strategic partnership dan comprehensive partnership.
Pada pemerintahan Ibu Megawati, saya juga ada di situ dulu. Kita membangun strategic partnership dengan dua negara, yaitu dengan Vietnam dan dengan Rusia. Kemudian, 10 tahun terakhir kita tambahkan lagi 16 kemitraan strategis dan kemitraan komprehensif. Hampir semua super power dan major power sekarang menjadi mitra kita. Ini penting, karena Indonesia anggota G-20, Indonesia anggota APEC, anggota, anggota East Asia Summit. Dan, kita ingin menjadi regional power dan global player. Alhamudlillah, dengan kemitraan seperti ini standing kita makin mengemuka di tingkat internasional.
Saudara-saudara,
Pertahanan negara penting, TNI terus kita bangun. Ini jumlah personel militer pada tahun 2004 bisa kita naikkan, sekarang menjadi 415.000. Peningkatan anggarannya juga spektakuler. Di sini masih lambat dulu, karena GDP kita, dan APBN kita belum tinggi. Tapi, karena 5 tahun terakhir tinggi, kita roketkan hingga mencapai Rp 84,4 triliun. Ini adalah alutsista darat, laut, udara yang kita hadirkan. Baik yang kita adakan dari luar negeri maupun yang dari dalam negeri. Ini juga membanggakan, kita boleh bangga industri pertahanan kita makin maju, makin berkembang, dan bisa bersaing dengan negara lain. Kita bisa membikin helikopter, kita pesawat angkut, bisa buat pesawat angkut, rudal pertahanan. Kemudian, di sini ada kendaraan tempur taktis, ada panser berlapis baja. Dan, kemudian ada kapal cepat rudal. Ini produksi dalam negeri.
Polri penting, Kamtibnas penting, kita tingkatkan anggarannya 4 kali lipat di sini. Dan, kekuatannya juga tumbuh atau meningkat lebih dari 100.000. Tentu pengganti saya nanti, Â presiden kita nanti, saya akan sampaikan kepada beliau kalau bisa ditambah lagi 100.000. 5 tahun mendatang. Dengan demikian, rasionya akan kena, 1 polisi menangani 400 orang. Kalau ada apa-apa cepat mengatasinya. Melawan penjahat, melindungi penduduk, dan mengatasi gangguan keamanan, sehingga tidak ada lagi istilah pembiaran yang dilakukan oleh Polri ataupun negara.
Kita juga aktif sesuai dengan amanah konstitusi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa kita harus ikut melaksanakan ketertiban dunia. Saya kira semua tahu. Oleh karena itulah, kita tingkatkan pengiriman pasukan di banyak negara selama 10 tahun terakhir ini sebagai bagian dari peacekeeping mission, peacekeeping operation di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa. Dan, mengapa kita bisa seperti ini? Ingat, Saudara-saudara, ketika Aceh masih membara, Papua masih tinggi intensitasnya, Sampit, Ambon, dan Maluku Utara masih terjadi konflik komunal yang dahsyat. Tentara kita tidak pernah istirahat. Beroperasi 1 tahun, pulang 2 bulan berangkat lagi ganti-ganti.
Alhamdulillah, semua sekarang sudah normal. Dan, oleh karena itulah agar perwira kita, prajurit kita terampil, kita berikan penugasan keluar negeri melaksanakan military operation other than war ataupun peacekeeping mission sebagaimana yang kita lihat itu. Posisi kita sekarang adalah pada nomor, berapa? 17 ya, ini kita punya. Sebentar lagi akan naik, karena setelah pemilu ini barangkali TNI kita sudah bisa untuk ditugasi, antara lain ke Darfur 1 batalyon diperkuat nanti, sehingga kita akan naik di sini. Sasaran kita menjadi nomor 10 besar dunia, bahkan kurang dari nomor 10. Sehingga kita sudah menjalankan amanah Undang-Undang Dasar kita, untuk menjalankan tugas-tugas pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Pemberantasan korupsi. Pemberantasan korupsi saya kira semua setuju, sepanjang sejarah Indonesia merdeka, sekarang inilah, pemberantasan korupsi dilaksanakan tanpa pandang bulu, dan secara agresif. Hasilnya nyata, ini yang dicapai oleh KPK, ini oleh Kepolisian, ini oleh Kejaksaan Agung. Berapa aset yang bisa diselamatkan oleh masing-masing penegak hukum itu. Indeks presepsi korupsi juga terus membaik, meskipun masih bekerja sangat keras tahun-tahun mendatang, tapi ada improvement dibandingkan tahun-tahun yang lalu.
Saya juga ingin menyampaikan lingkungan sangat penting, ikut mencegah pemanasan global penting, termasuk upaya nyata bangsa kita membikin lingkungan kita tetap baik. Saya berterimakasih kepada Gubernur, Bupati, Walikota yang telah menjalankan misi menanam pohon 1 miliar pohon 1 tahun. Ini yang kita capai, jadi masing-masing tahun ternyata lebih dari 1 miliar. Laju deforestasi menurun drastis. Dulu di era krisis, Saudara masih ingat 98, 99, 2000, luar biasa terjadi penebangan pohon, sampai mencapai 3 juta hektar pertahun. Dengan semua upaya kita lakukan penurunan, sekarang turun jadi 450 ribu. Kalau ini kita jalankan insya Allah, kita akan mengurangi emisi karbon hingga tingkat 26% sampai 41%.
Saudara-saudara,
Itulah, capaian kita. Alhamdulillah, sekarang bagaimana ke depan. Indonesia 5 sampai 10 tahun mendatang dalam pikiran kami harus memiliki sasaran-sasaran besar yang akan saya sampaikan ini. Saya tahu, di ruangan ini banyak sekali calon presiden. Untuk amannya, 50% presiden kita nanti berasal dari ruangan ini, tetapi 50% bisa berasal dari yang di luar ruangan ini. Itu yang paling aman itu.
Pertama, ekonomi kita harus tetap tumbuh tinggi, dan makin kuat. Kita bersepakat untuk menjadi emerging economy tidak akan lama lagi, 5 tahun lagi, paling lama 10 tahun lagi. Kalau negara ini dikelola dengan benar, pemerintah dijalankan dengan benar pula. 5 sampai10 tahun lagi kita akan menjadi emerging economy yang kuat.
Yang kedua, kesejahteraan rakyat terus meningkat, harus terus kita tingkatkan ditandai dengan indeks pembangunan manusia, human development index, yang makin tinggi. Hukum ditegakkan, pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu terus dilakukan.
Kemudian, yang keempat, kita berharap politik makin stabil, dan demokrasi makin matang dan berkualitas. Alhamdulillah, pemilihan umum 2004, 2009, 2014, baru sekarang ini pemilu kita berlangsung secara damai dan demokratis. Peaceful and democratic, aman, tertib, dan lancar. Tetapi, saya memberi catatan, sebagai seseorang yang sebentar lagi akan mengakhiri tugasnya sebagai veteran, pelaku pemilihan umum Pilpres 2004, dan Pilpres 2009, maka harapan saya setelah damai, setelah demokratis, tingkatkan kualitasnya. Kekurangan di sana-sini, masih ada praktik politik uang di sana-sini, betul-betul sirna dari negeri tercinta ini.
Berikutnya lagi TNI dan Polri makin kuat, karena hanya dengan demikian kedaulatan dan keutuhan wilayah dapat kita jaga, dan Kamtibnas pun bisa kita pelihara. Dan, di era globalisasi ini, siapa yang bisa mengatasi dampak globalisasi, dan siapa yang bisa memanfaatkan kondisi globalisasi, dialah yang menang, akan menjadi the winner, bukan the loser. Jadi, lihat globalisasi jangan dianggap serba ancaman, jadikan sebuah peluang, jadikan pula peluang. Oleh karena itulah, mari dengan cerdas bangsa ini, jangan kita mengurung diri, tapi kita outride, tapi untuk menang, untuk dapat banyak, dan insya Allah itu bisa kita laksanakan sehingga sebagaimana yang saya sampaikan tadi, Indonesia akan menjadi Regional Power dan Global Player.
Â
Saudara-saudara,
Itu good news-nya. Itu hal-hal yang patut kita syukuri. Tetapi, kita sadar Saudara-saudara, masih banyak pekerjaan rumah kita. Ini tantangan kita, pekerjaan rumah itu antara lain. Meskipun sudah dilakukan pemberantasan korupsi secara agresif, tanpa pandang bulu, kasus-kasus korupsi masih terjadi. Ini merupakan pekerjaan rumah yang utama untuk tahun-tahun mendatang. Demikian juga good governance, dan reformasi birokrasi. Menurut saya, masih harus terus kita lanjutkan dan tingkatkan.
Pembangunan infrastruktur kita laksanakan besar-besaran, tapi kita sadar masih tetap kurang, terutama listrik.
Pengelolaan fiskal. Jangan dikira perekonomian global itu manis-manis saja begitu. Sangat fluktuatif, setiap saat bisa muncul gejolak, shocks dan crisis. Oleh karena itulah, pemerintahan wajib mengelola fiskalnya anggarannya dengan sebaik-baiknya. Sekarang ada OJK, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan LPS. Itu harus bekerja penuh menghadapi gejolak apa pun. Tiap jam bisa ada masalah baru.
Kalau Saudara rajin mengikuti televisi internasional, saya mengikuti terutama tengah malam jam 10,11,12, karena dunia sedang di, maksud saya kita bisa mengikuti, what's going on apa yang terjadi pada tingkat dunia. Contohnya, sekarang fed federal reserve di Amerika Serikat akan mengeluarkan policy dalam waktu dekat, yang itu akan berpengaruh kepada semua negara, apalagi emerging market. Oleh karena itu, 24 jam kita berjaga-jaga. Ada apa nanti dengan policy itu? Apa dampaknya pada saham kita, dampaknya pada nilai tukar kita, dampaknya pada cadangan kita, dampaknya pada kepercayaan pasar, dampaknya pada current account, dan sebagainya?
Oleh karena itu, pengelolaan fiskal ini harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Kemiskinan sudah menurun, tapi harus lebih kita turunkan lagi. Meskipun tadi dikatakan 11%, 11% dari 250 juta itu masih banyak. Tidak baik, kalau tidak dengan segala upaya terus kita turunkan. Konflik komunal, meskipun tidak seperti dulu 98, 99, 2000, 2001, 2002, tetapi sekali-kali masih terjadi. Mari kita cegah, semua bertanggung jawab. Lantas demokrasi dan pemilu yang makin berkualitas, sudah saya sampaikan tadi, ini juga tantangan besar.
Saya sudah menyampaikan apa yang sudah kita capai. Saya juga menjelaskan apa permasalahan, dan tantangan kita. Maka, 5-10 tahun mendatang, mari kita siapkan rencana, dan program pembangunan yang tepat. Dan, mari kita jalankan dengan sungguh-sungguh, dengan catatan kita mesti belajar dari pengalaman 10 tahun terakhir.
Kita juga harus mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis. Jangan diabaikan, misalnya akhir tahun depan ASEAN akan menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN, ASEAN Economic Community, itu memberikan dampak yang besar bagi ekonomi semua negara ASEAN. Dengan kita memahami trend yang sedang berjalan serta implikasinya pada perekonomian kita, bangsa ini bisa mempersiapkan lebih baik.
Kemudian, yang tidak kalah pentingnya, kita harus berani menetapkan sasaran-sasaran besar. Lebih bagus ada yang tidak bisa kita capai, dari pada sasaran kita terlalu kecil. Kalau pun tercapai, tidak banyak mengubah masa depan Indonesia. Sekali lagi, seperti MP3EI contohnya, komitmen kita untuk menjadi ekonomi nomor 10 besar dunia itu adalah sasaran-sasaran besar. Dan, kita harus berani menetapkan, tetapi konsekuensinya harus sungguh bekerja keras untuk mencapainya. Kalau itu kita lakukan, Saudara-saudara, maka Indonesia akan makin maju, makin aman, makin adil, makin demokratis, dan makin sejahtera. Dan, izinkan saya, izinkan saya menyampaikan atas dasar pengalaman selama ini, dengan persatuan, dan kerja keras. Dan, dengan pertolongan Tuhan, insya Allah Indonesia akan maju lebih pesat lagi.
Sebelum, sebelum saya akhiri, Saudara-saudara ini adalah Musrenbangnas terakhir yang saya hadiri. Saya dengan Pak Boediono sebentar lagi akan selesai mengemban tugas. Oleh karena itu, maaf saya ini sedang batuk sebetulnya, saya minum sebentar minta maaf. Saya hampir 10 tahun memimpin Indonesia, menjalankan pemerintahan, di mana Saudara-saudara bersama saya. Selama saya mengemban tugas, jika ada hal-hal yang tidak berkenan bagi Saudara, meskipun bagi saya tidak ada yang pribadi. Saya menjalankan tugas dengan kepemimpinan, dan manajemen yang saya pilih. Itu adalah tugas negara, semuanya untuk rakyat kita. Namun demikian, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya mendoakan pemerintahan setelah saya nanti, sebagian besar Saudara masih ada di situ, makin maju, makin baik, dan makin banyak yang dihasilkan. Dan, nanti mari kita dukung presiden baru kita, agar beliau lebih sukses. Siapa pun yang akan terpilih menjadi presiden nanti. Siapa pun yang akan terpilih. 9 Juli barangkali sudah ada punya presiden kalau satu putaran. Kalau dua putaran, biasanya awal Oktober kita sudah punya presiden baru. Saya akan sampaikan pada beliau, apa yang sudah kita capai 10 tahun ini, dan apa yang belum kita capai. Dan, saya serahkan barangkali hasil Musrenbangnas ini, RAPBN tahun 2015, RKP 2015. Mungkin beliau akan melihat di sana-sini, fiskalnya mungkin, desentralisasi fiskalnya mungkin, asumsinya, kalau ingin diubah atau disesuaikan, kita persilakan. Jadi, mari kita permudah presiden dan pemerintahan yang akan datang. Mari, kita dukung dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan bangsa kita.
Terima kasih. Sampaikan salam saya kepada jajaran pemerintahan dan keluarga semuanya di seluruh Tanah Air. Dengan itu semua, saya hampir lupa harus membuka acara ini, dengan pesan dan harapan itu semua, maka dengan terlebih dahulu memohon ridha Allah Subhanahu wa ta'ala, dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Musrenbangnas Tahun 2014 dengan resmi saya nyatakan dibuka.
Sekian,
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Â
Â
Â
 Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI