Sambutan Presiden RI pd Puncak Peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masy, Manado, tgl 28 Mei 2015

 
bagikan berita ke :

Kamis, 28 Mei 2015
Di baca 1378 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PUNCAK PERINGATAN BULAN BHAKTI GOTONG

ROYONG MASYARAKAT KE-12 DAN HARI KESATUAN GERAK PKK KE-43

DI MANADO

TANGGAL 28 MEI 2015

 

 

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semuanya,

Shalom.

 

Yang saya hormati seluruh Menteri Kabinet Kerja, Pimpinan dan Anggota DPR RI, DPD RI, seluruh Gubernur yang hadir, khususnya tuan rumah, yang saya hormati Gubernur Sulawesi Utara beserta Ibu, seluruh Bupati, Walikota, Ketua Tim Penggerak PKK dan seluruh Jajaran Pengurus, seluruh Warga Masyarakat Sulawesi Utara yang saya hormati.

 

Empat hari lagi, empat hari lagi pada 1 Juni kita akan memperingati hari lahirnya Pancasila. Hari ini saya ingin mengingatkan kita semua apa yang dikatakan oleh Bung Karno, Bapak Bangsa, penggali Pancasila, bahwa dari kelima sila dari Pancasila kita dapati intisarinya adalah pada gotong-royong. Gotong-royong merupakan intisari dari Pancasila, dan saya berkeyakinan bahwa tanggung jawab untuk membangun bangsa ke depan, harus dilakukan dengan cara musyawarah dalam memutuskan, dan gotong-royong dalam bekerja. Kekuatan rakyat Indonesia adalah gotong-royong, ini adalah modal social, di mana rakyat secara bahu-membahu menyelesaikan berbagai hambatan, dan tantangannya ke depan. Gotong-royong bukan hanya jiwa bangsa, namun juga sekaligus modal sosial dalam menghadapi masa depan.

 

Hadirin yang berbahagia,

 

Gotong-royong harus kita maknai bukan hanya sebagai slogan, sebatas kata-kata, atau bahkan jargon. Oleh karena itu, gotong-royong harus kita aktualisasikan, kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari dalam bekerja sehari-hari, dalam bekerja sehari-hari. Gotong-royong harus kita wujudkan dalam sebuah tindakan yang nyata. Memang tidak mudah untuk menjalankan semangat gotong-royong di tengah-tengah kecenderungan perikehidupan sekarang yang makin individualistis, yang cenderung kompetitif, dan masih banyak dari kita yang lebih menyukai bekerja sendiri-sendiri dibandingkan bekerja bersama-sama. Ego daerah, ego sektoral lebih menonjol dibandingkan dengan sinergi dan kerja sama. Inilah yang perlu saya ingatkan pada hari ini.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Bulan bhakti gotong-royong, merupakan momentum kita bersama untuk mengingatkan kita semuanya tentang arti penting dari gotong-royong. Terutama pada generasi penerus yang akan memikul tugas sejarah ke depan. Kita perlu menurunkan semangat gotong-royong pada anak-anak kita, kepada generasi muda kita, sebab merekalah pemegang masa depan bangsa ini. Semangat gotong-royong memang harus ditanamkan sejak dini dalam proses pendidikan anak-anak kita. Generasi muda harus terbiasa bermusyawarah dan memutuskan, dan gotong-royong dalam bekerja. Itulah sebabnya semangat gotong-royong harus diajarkan melalui kegiatan praktik-praktik yang nyata, dan bukan sekedar wacana.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Hari ini kita juga memperingati Hari Kesatuan Gerak PKK yang ke-43. Dan tujuan diperingatinya Hari Kesatuan Gerak PKK ke-43, adalah untuk mengingatkan kita semua mengenai peran keluarga, lebih khusus peran ibu, peran perempuan dalam membangun keluarga yang sehat dan sejahtera. Keluarga yang kuat membuat kita bisa membangun masyarakat, membangun bangsa untuk maju dan sejahtera.

 

Dan saya ingin meminta kepengurusan untuk PKK. Bu Teti, Ibu Teti, yang sudah 36 tahun bergiat dalam PKK. Maju Bu. Tadi saya bisik-bisik yang paling lama siapa? Ternyata Bu Teti dengan Bu Gubernur. Udah Bu Teti maju, Bu Teti saja. Kalau Bu Gubernur semua udah tau.

 

Sekali lagi dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada para ibu dan kaum perempuan, para pegiat PKK di seluruh pelosok Tanah Air, yang tanpa lelah, dan dengan penuh semangat telah melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi keluarga, dan masyarakat. Ini yang banyak kita belum tau apa sebetulnya peran PKK itu? Biar dijelaskan ole Bu Teti, kalau saya yang njelaskan kliru repot malahan. Bu Teti, ini kan sudah 36 tahun Bu, Bu Teti bergiat di PKK, apa sih sebetulnya kegiatan itu? Ke sana Bu jangan ke saya.

 

Bu Teti :

Terima kasih Bapak Presiden, jadi kami langsung sudah 36 tahun. Memang mengabdi langsung di daerah dari tahun 78 sampai langsung ke tingkat provinsi sampai sekarang sekitar 36 tahun.

 

Presiden:

Iya ngapain Bu 36 tahun? 36 tahun bukan waktu yang singkat. Apa yang dikerjakan? Konkritnya seperti apa?

 

Bu Teti:

Jadi yang sudah jelas dalam hal ini, kami ingin langsung mensejahterakan keluarga-keluarga,

 

Presiden:

Apa sih Bu caranya?

 

Bu Teti:

Dalam... di lapangan.

 

Presiden:

Caranya gimana?

 

Bu Teti:

Ya... jadi kami langsung mengadakan pembinaan-pembinaan di lapangan yang sesuai dengan tugas kami yang mana disini ada 10 program pokok PKK.

 

Presiden:

Kepada siapa, ibu-ibu atau bapak-bapak?

 

Bu Teti:

Ibu-ibu juga termasuk,

 

Presiden:

Ibu-ibu.

 

Bu Teti:

bapak-bapak juga.

 

Presiden:

Bapak-bapak juga ?

 

Bu Teti:

Iya dalam keluarga pak.

 

Presiden:

O... kepada keluarga.

 

Bu Teti:

keluarga

 

Presiden:

Apa itu? Apa...yang dilakukan apa?

 

Bu Teti:

Yang sudah jelas, dalam hal ini kami di dalam 10 Program Keluarga ada pokja-pokja yang dalam hal ini kami e... pokja 4 yaitu membidangi kesehatan, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan sehat. Yang mana disini yaitu untuk mensukseskan, mengenai MDGs yang mana angka kematain ibu dan angka kematian dini masih tinggi, jadi kami langsung penyuluhan-penyuluhan sesuai dengan langsung tugas PKK, yang dalam hal ini kami mendata kemudian juga langsung memberikakn penyuluhan, dan menggerakkan sasaran, termasuk keluarga-keluarga yang ada.

 

Presiden:

Apanya itu? Yang tadi angka kematian ibu dan anak itu apa? Yang disampaikan ke rakyat, ke masyarakat apa? Ini mungkin e... bu kalau pas hamil harus makan apa banyak, apa misalnya, saya pengen ngerti aja.

 

Bu Teti:

Ya dalam hal ini mengenai kesehatan yaitu dalam gizi, disini yang perlu....

 

Presiden:

Suruh makan apa ibu-ibu?

 

Bu Teti:

Kemudian yang sudah jelas itu gizi seimbang.

 

Presiden:

apa itu gizi seimbang itu?

 

Bu Teti:

Gizi seimbang jadi harus sesuai dengan makanan, disini ada proteinnya kemudian juga ada hidrat arangnya kemudian juga ada karbohidratnya.

 

Presiden:

Ya... apa makanannya apa? Apakah nasi yang banyak, ikan yang banyak, apakah daging yang banyak? Apa tadi? Bagus 36 tahun kan agak hafal semuanya

 

Bu Teti:

Jadi harus sesuai juga gizi seimbang yang namanya yaitu e... 3B itu, beragam, bergizi, berimbang dan aman.

 

Presiden:

Beragam,

 

Bu Teti:

Bergizi.

 

Presiden:

Bergizi.

 

Bu Teti:

Berimbang.

 

Presiden:

Berimbang

 

Bu Teti:

Dan aman.

 

Presiden:

Iya yang di makan apa? Beragam, bergizi, berimbang kira-kira yang di makan setiap hari apa?

 

Bu Teti:

Yang jelas yang langsung di Provinsi Jawa Barat

 

Presiden:

He'e...

 

Bu Teti

Nasi

 

Presiden:

Nasi.

 

Bu Teti:

disitu ada karbohidrat.

 

Presiden:

Terus

 

Bu Teti:

Ya kemudian.

 

Presiden:

apa lagi?

 

Bu Teti:

Langsung protein.

 

Prsiden:

Prote...apa itu? Yang di makan apa ?

 

Bu Teti:

Lauk pauk

 

Presiden:

Lauk pauk apa?

 

Bu Teti: ikan, telur

Presiden:

Ikan, telur

 

Bu Teti:

Juga daging. Ya. Kemudian sayur-sayuran dan termasuk langsung di sini vitamin.

 

Presiden:

Sayur-sayur itu semua bisa di makan?

 

Bu Teti:

Yaitu termasuk sayur-sayuran yang berwarna kuning dan berwarna hijau

 

Presiden:

Hm...buah-buahan ndak?

 

Bu Teti:

Juga termasuk buah-buahan

 

Presiden:

Buah-buahan

 

Bu Teti:

Ya

 

Presiden:

O...

 

Bu Teti:

Gitu.

 

Presiden:

kira-kira Bu sudah cukup ndak? Cukup Bu ya, berarti udah tau semuanya. Terima kasih Bu Teti. Terima kasih, Nggih.

Bu Teti:

Terima kasih Bapak Presiden.

 

Jelas sekali tadi yang disampaikan oleh Ibu Teti, jelas. Jadi kalau disampaikan seperti itu ke masyarakat, siapa yang bisa menyampaikan? Yang punya organisasi sampai ke bawah itu siapa? PKK. Jangan sepelekan PKK. Ya karena ada yang menyepelekan, nggak mau saya disepelekan, tiap hari yang ke RT yang ke RW yang ke bawah itu PKK. Siapa yang bisa memberi tahu kepada masyarakat mengenai gizi, mengenai angka kematian ibu dan anak, mencegahnya seperti apa. Itu yang bergerak PKK, jangan keliru. Oleh sebab itu, secara khusus saya ingin menyampaikan sekali lagi penghargaan, apresiasi kepada Tim Penggerak PKK, baik di tingkat pusat, baik di tingkat daerah atas capaian-capaian yang selama ini telah dikerjakan.

Ke depan, saya ingin melihat PKK tumbuh sebagai sebuah gerakan, dan lebih berperan lagi menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan program-program prioritas pemerintah di bidang kesehatan, di bidang pendidikan, dan program-program kesejahteraan rakyat lainnya sampai ke tingkat akar rumput, sampai ke tingkat bawah.

 

Akhirnya terima kasih kepada Pemerintah Daerah Sulawesi Utara, Bapak Gubernur serta seluruh Warga Masyarakat Sulawesi Utara atas diselenggarakannya acara Puncak Peringatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat ke-12 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-43.

 

Akhirnya dengan mengucap Bismillahhirrohmanirrohim, dengan ini saya nyatakan Puncak Peringatan Bulan Bhakti Gotong-royong Masyarakat ke-12 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-43 secara resmi dimulai.

 

Terima kasih

 

Wassalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh

 

Shalom.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI