Sehat, Waspada dan Berdampingan dengan Covid-19

 
bagikan berita ke :

Jumat, 30 Juli 2021
Di baca 870 kali

Menjaga kesehatan fisik maupun mental sangatlah penting, terlebih di masa pandemi Covid-19 yang sedang dirasakan semua lapisan masyarakat di seluruh dunia terutama di Indonesia. Waspada akan munculnya variasi dari virus Covid-19 ini juga harus ditingkatkan. Oleh karena itu, Kementerian Sekretariat Negara menyelenggarakan Web Seminar (Webinar) via daring dengan tema “Sehat, Waspada dan Berdampingan dengan Covid-19”, Kamis (29/7).

Webinar yang disiarkan langsung melalui aplikasi Zoom ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang pandemi Covid-19, cara hidup berdampingan dengan tetap sehat dan waspada selama pandemi sehingga peserta dapat memahami serta menerapkannya dalam  kehidupan.

“Kegiatan webinar ini menjadi salah satu bentuk sharing kami tentang Covid-19 dan cara hidup berdampingan dengan Covid-19 selama masa pandemi. Karena mungkin diantara kita banyak yang bertanya-tanya, apa sih yang harus dilakukan pada masa pandemi ini? Kemudian bagaimana cara hidup sehat agar tidak tertular Covid-19 dan berbagai hal lain yang dapat ditanyakan kepada narasumber” ujar Andri Kurniawan, Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM), dalam sambutannya.

Dalam kegiatan webinar kali ini mengundang Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc., Sp.P(K), Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru) dan Dr. Adhityawarman Menaldi, M.Psi, Psikolog dan Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Memulai pemaparan, Erlina Burhan, menjelaskan tentang beberapa kemungkinan penyebab tingginya kasus Covid-19 di Indonesia. “Ada tiga kemungkinan penyebab tingginya kasus Covid-19, pertama adalah kurang optimalnya pelaksanaan protokol kesehatan, kemudian adanya varian baru yang memang lebih berbahaya, dan terakhir adalah cakupan vaksinasi kita yang masih rendah ,” jelas Erlina Burhan.



Menurut Erlina, dalam menerapkan protokol kesehatan 5M, masih terdapat beberapa titik lengah yang masih harus diwaspadai.  Kegiatan yang menjadi  titik lengah beberapa diantaranya adalah pada saat makan bersama, acara pemakaman, kunjungan rumah, foto bersama dengan melepas masker, serta mengunjungi mall dan tempat umum lainnya.

Kemungkinan adanya varian virus baru, Erlina menjelaskan bahwa salah satu varian yang menjadi perhatian utama di Indonesia saat ini adalah varian Delta. Varian baru ini memiliki karakteristik yang menyebabkan situasi menjadi lebih berbahaya, yaitu lebih mudah untuk menular, lebih berdampak pada tingkat keparahan penyakit, serta menurunkan efektivitas dari vaksin.
“Vaksin yang ada saat ini masih tetap efektif untuk melawan varian virus baru dan juga dapat mencegah perawatan di rumah sakit serta menurunkan resiko kematian karena virus Covid-19” tutur Erlina.

Vaksinasi menjadi salah satu upaya pencegahan penularan virus Covid-19 yang penting. Dengan melakukan vaksinasi  dapat menurunkan angka kasus dan juga angka kematian akibat virus Covid-19. Tidak hanya itu, vaksinasi ini juga bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity), sehingga dapat mencegah serta melindungi kesehatan masyarakat.

Selain itu, Erlina juga menambahkan terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melawan virus Covid-19, diantaranya menjadi agen edukasi untuk keluarga dan lingkungan sekitar, kemudian selalu gunakan masker dengan benar dan melaksanakan prokes, segera lakukan vaksinasi, dan yang paling penting adalah jangan percaya maupun ikut menyebarkan hoaks.

Pandemi ini juga menyebabkan gangguan kesehatan lain seperti kecemasan. Hal ini disampaikan oleh Adhityawarman,  pada sesi kedua webinar ini. “Dengan adanya tekanan ketidaknyamanan saat ini, masih ada proses yang berjalan dalam diri kita yang membuat kita dapat menerima keadaan yang sulit, proses penerimaan atau acceptance ini berbeda dengan pasrah. Kita punya banyak pengalaman menerima keadaan yang tidak kita sukai, namun seringkali kita melupakan bahwa kita bisa melakukan untuk mengatasinya”, ujar pria yang disapa Iman ini saat membuka paparan.

Iman mengatakan pandemi Covid-19 meningkatkan angka rata-rata kecemasan penduduk dunia secara signifikan. “Covid-19 dan segala informasi negatif memang nyata dan tidak bisa dikendalikan, berita tidak menyenangkan diterima banyak pihak mulai dari tenaga kesehatan hingga ibu rumah tangga, dan ini membuat rasa terancam terus ada, bagi yang sehat, bagi yang terkonfirmasi kekhawatiran akan menjadi gejala lebih berat dan bagi yang bergejala berat  yaitu kekhawatiran akan menemui hidup yang berakhir,” kata Iman.



Untuk mengubah rasa cemas yang dirasakan, Imam menyampaikan yang pertama harus dilakukan adalah take time dan mengendalikan diri sendiri.“Kita harus yakin kalau kita bisa mengendalikan diri, saya perlu take time, saya harus mengatur pikiran dengan baik baru take action” ujar Imam.

Sebelum menutup pembahasan, Iman memberikan tips untuk mengurangi cemas atau menggunakan kecemasan dengan cara yang tepat jika mendengar dan mengetahui kerabat yang terdampak Covid-19. Untuk menghadapi Covid-19 kita perlu untuk tetap tenang dan mampu mengendalikan respon serta perilaku kita, serta mampu menemukan fakta-fakta yang dapat mengurangi kecemasan kita. Tidak hanya itu, menjaga support kita dengan keluarga ataupun rekan meski tidak tatap muka  juga menjadi salah satu hal yang dapat mengurangi kecemasan.

Kegiatan webinar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dengan narasumber yang disambut sangat antusias oleh peserta dengan banyaknya pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan oleh narasumber. (ART-Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0