Setneg Mantul, Strategi Komunikasi Baru Kemensetneg

 
bagikan berita ke :

Jumat, 08 Maret 2019
Di baca 1350 kali

Dalam menjalin sebuah hubungan yang harmonis, diperlukan komunikasi yang baik dan efektif antara kedua belah pihak. Karena melalui komunikasi tersebut, proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dapat dilakukan, sehingga pesan yang dimaksud dapat tersampaikan serta dipahami. Komunikasi yang efektif tidak semata-mata tanpa perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi. Kedua hal tersebut lah yang menjadi komponen utama dalam sebuah strategi komunikasi.

Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa jenis strategi komunikasi yang diterapkan oleh suatu organisasi atau institusi menurut Onong Uhjana Efendi (1986). Pertama, komunikasi vertikal yaitu komunikasi bersifat ke bawah atau ke atas yang dijalin oleh pengurus dengan anggotanya. Kedua, komunikasi horizontal yaitu komunikasi yang bersifat sejajar yang dijalin oleh sesama pengurus atau sesama anggota. Ketiga, komunikasi  ke luar yaitu komunikasi yang dijalin oleh pengurus atau anggota institusi kepada orang yang berada di luar institusi seperti masyarakat atau institusi lainnya.

Contoh strategi komunikasi ke luar yang dilakukan salah satu institusi pemerintah di Indonesia, misalnya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang menyelenggarakan acara Bigger (BISMA Goes to Member). Bigger adalah sosialisasi pengenalan aplikasi  baru BISMA yang diciptakan Bekraf. BISMA (Bekraf Information System In Mobile Application) sendiri merupakan aplikasi yang dibuat Bekraf untuk mendata dan membantu para pelaku ekonomi kreatif. Kegiatan Bigger ini berbicara tentang masa depan ekonomi kreatif. Dalam kegiatan ini juga dilakukan coaching clinic bersama para pelaku yang telah berhasil mengembangkan bisnisnya. Selain itu, Bigger menjadi ajang konsultasi bagi para pelaku ekonomi kreatif.

Serupa dengan Bekraf, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) sebagai lembaga pemerintahan  yang memiliki peran strategis dalam mendukung suksesnya tugas Presiden dan Wakil Presiden juga mencetuskan inovasi mengenai strategi komunikasi baru yang efektif dengan target khalayak luas. Terobosan dalam bidang komunikasi yang dibuat oleh Kemensetneg dinamakan Setneg Mantul (Mantap Betul). Kegiatan ini merupakan kegiatan bincang santai informal yang di dalamnya terdapat sharing  information secara berseri. Informasi yang dibahas pada Mantul ini, berupa inovasi, kinerja, dan rencana kerja Kemensetneg yang dihadiri para pemangku kepentingan, awak media, influencer, maupun pejabat/pegawai di lingkungan Kemensetneg.

Uniknya, kata “Mantul” diambil dari istilah kekinian anak-anak milenial yaitu akronim dari Mantap Betul. Makna dari kata “Mantul” ditekankan kepada feedback (mantul) yang didapatkan oleh khalayak pada saat kegiatan maupun pasca kegiatan mengenai inovasi, capaian kerja, dan rencana kerja Kemensetneg.

 

 

Bincang santai Setneg Mantul sudah digelar dua kali. Seri pertama, Setneg Mantul mengusung tema “Gelora Bung Karno (GBK) dan Kemayoran” yang berlangsung pada Jumat (30/11/2018) di Lobi Gedung Utama Kemensetneg. Lalu, Mantul seri kedua dengan tema “SIMPEL: Inovasi Percepatan Pelayanan Perjalanan Dinas Luar Negeri” (Biro KTLN) diselenggarakan pada Selasa (29/1/2019) di Taman Air Mancur Kemensetneg.

 

 

Tak hanya dilakukan di lingkungan Kemensetneg, Mantul juga pernah digelar di lingkungan kampus atau disebut juga Setneg Mantul Goes to Campus. Universitas Diponegoro menjadi kampus perdana yang dikunjungi Kemensetneg, tepatnya kepada mahasiswa Sekolah Vokasi Program Diploma DIII Administrasi Perkantoran dengan mengusung tema “Berkreasi, Berkarya, dan Berinovasi Untuk Negeri” yang dilaksanakan pada Jumat (22/2/2019). Diadakannya Setneg Mantul Goes to Campus ini, bertujuan untuk memperkenalkan Kemensetneg kepada mahasiswa dan membangun relasi dengan kalangan perguruan tinggi di Indonesia.

Di sisi lain, diadakannya bincang santai ini, Kemensetneg memiliki misi tersendiri, yaitu untuk meningkatkan engagement masyarakat, baik dari kanal media sosial Kemensetneg atau pun secara tatap muka. Selain itu, Kemensetneg juga ingin melihat perkembangan traffic kunjungan pada website Kemensetneg. Besarnya tingkat interaksi masyarakat dengan Kemensetneg, baik melalui produksi konten-konten yang ditayangkan maupun tatap muka, dapat mengukur seberapa besar masyarakat mengenal Kemensetneg. (LNP - Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
1           0           0           0           0