Teh dan Kopi, Sebuah Sarana Interaksi

 
bagikan berita ke :

Jumat, 02 September 2016
Di baca 744 kali

Bukan hanya sekedar bersenda gurau, Pratikno juga berkesempatan mengajak rekan-rekan kerjanya untuk berkontribusi dan bertukar pikiran secara langsung. Bisa dibilang ini pendekatan yang tak biasa, tetapi kadang membicarakan pekerjaan perlu dilakukan dengan cara lebih informal.


Pada saat bicara soal pelaksanaan perayaan bulan kemerdekaan misalnya, Pratikno meminta agar kedepannya peringatan bulan kemerdekaan dapat diisi dengan lomba-lomba yang lebih meriah, “Acara yang diusulkan harus sesuai semangat maritim seperti lomba kebersihan sungai, lomba kuliner ikan, lomba gambar pemandangan laut tingkat SD. Contoh lain, lomba kuliner diversifikasi pangan agar konsumsi kita tidak hanya beras. Ini keliatannya fun tetapi sebetulnya sesuai dengan misi program pemerintah” ujarnya.


Pada hari yang berbeda, Pratikno menyampaikan secara langsung bagaimana ia mengapresiasi kerja keras yang telah dilakukan oleh panitia Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-71 RI. Ia juga berharap agar dapat segera dilakukan evaluasi dan merencanakan berbagai perbaikan yang bisa dilakukan pada perayaan di tahun berikutnya. Ia juga menghimbau agar pembenahan tersebut tidak hanya dilakukan pada saat acara kenegaraan saja, tetapi juga sehari-hari. Semua itu guna membangun paradigma bahwa Istana adalah The Ultimate Show Case of Indonesia.


Melalui acara ini, Pratikno yang ikut nimbrung bersama para pegawainya justru mendapat banyak masukan baru. Salah satunya adalah ide Setneg Pedia yang bisa menjadi sarana interaksi bagi para pegawai. Bahkan ada juga pegawai yang langsung mengutarakan keinginannya untuk menempuh pendidikan yang dirasa penting guna mendukung program-program Kemensetneg.


Terlepas dari segala substansi yang dibicarakan, membangun suasana kekeluargaan merupakan sebuah tantangan tersendiri dalam lingkungan kerja. Namun, teh dan kopi di pagi bulan September yang cerah terbukti mampu mencairkan suasana. Memunculkan interaksi antara yang memimpin dan yang dipimpin, antar rekan kerja, dan tentunya keluarga. Keluarga Kementerian Sekretariat Negara. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0