Tiga Fungsi Penting Kemensetneg di Kegiatan KSS Indonesia

 
bagikan berita ke :

Selasa, 27 Februari 2018
Di baca 1303 kali

Hari kedua rangkaian kegiatan Kick Off Meeting Laporan Tahunan Kerja Sama Selatan-Selatan Indonesia 2017 di Jakarta dengan tema Pelatihan Monitoring dan Evaluasi Pelatihan Internasional berlangsung serius tapi santai. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 26 s.d. 27 Februari 2018 di Hotel Mercure, Jakarta tersebut dihadiri oleh Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam kegiatan Kerja Sama Selatan-Selatan.

“Dalam peningkatan kinerja kerja sama internasional, Kemensetneg bersama tiga kementerian lainnya yaitu Kementerian Luar Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan  Nasional, dan Kementerian Keuangan  membentuk Tim Kornas (Koordinasi Nasional) Kerja Sama Selatan-Selatan atau KSS Indonesia pada tahun 2010. Dalam Kornas tersebut, Kemensetneg bertindak sebagai Co-chairs di Working Group 3,” kata Kepala Bagian Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular, Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara, Mukhammad Fahrurozi yang diwawancarai di sela-sela acara. Tim Kornas KSS Indonesia adalah tim yang bertanggung jawab terhadap koordinasi pelaksanaan KSS Indonesia.

Pelatihan monitoring dan evaluasi program Internasional di hari kedua tersebut diselenggarakan untuk memberi pemahaman dan masukan kepada seluruh Kementerian dan Lembaga (K/L) tentang cara-cara mengevaluasi program internasional dengan baik. Pelatihan ini sangat penting untuk mendukung pembuatan Annual Report (AR) KSS 2017.

“Acara ini sangat bagus karena banyak informasi yang didapat. Berbagi pengetahuan dan pengalaman dari yang sudah pernah terlibat di KSS di tahun sebelumnya. Jadi lebih banyak pengetahuan dan pengalaman serta daya pikir yang berbeda. Saya harap acara ini akan terus berjalan di tahun depan,” kata Harry Natakusuma dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang sangat menyambut baik acara ini.

Sebagai Co-chairs di Working Group 3, Kemensetneg memiliki fungsi penting dalam mendukung suksesnya kegiatan KSS, yaitu fungsi publikasi, monitoring evaluasi, dan Knowledge Management. Salah satu PR terbesar KSS Indonesia adalah bagaimana mempublikasikan dan mempromosikan program KSS secara efektif kepada publik, khususnya tentang kontribusi Indonesia sebagai middle-income country dalam kerja sama internasional dengan mitra negara Selatan melalui kerangka Kerjasama Selatan-Selatan.

Capaian KSS Indonesia di tahun 2017 meliputi 51 program kerja sama dengan peserta sebanyak 1.119 orang dari 66 negara di Asia, Oseania, Afrika, Amerika, Karibia, dan Eropa, dengan total biaya 15,08 juta dollar Amerika. Program tersebut meliputi kegiatan training di Indonesia, seminar/workshop/dialog/ di Indonesia, pengiriman tenaga ahli dari Indonesia ke mitra negara Selatan, beasiswa di Indonesia, bantuan peralatan/fasilitas pembangunan/konstruksi di negara mitra, dan lain sebagainya.

“Masih banyak pandangan orang awam yang berpendapat bahwa mengapa kita membantu negara lain, padahal negara kita masih memerlukan bantuan. Nah mungkin itu yang perlu kita informasian dan promosikan secara terus-menerus,” tutur Fahrurozi.

Adapun untuk logo KSS sendiri terlihat unik dan menarik. Tim Kornas bekerjasama dengan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (P2K) Multilateral Kemenlu dan JICA mengubah logo KSS Indonesia pada 2017 silam. Berbentuk burung Garuda berwarna merah yang seolah ingin terbang, logo baru KSS Indonesia tersebut memiliki makna adanya keinginan yang kuat untuk membawa Indonesia lebih maju dari tahun sebelumnya.

“Burung Garuda sebagai ciri khas Indonesia dan seolah ingin terbang, menggambarkan keinginan Indonesia lebih meningkat dan maju dari apa yang dikerjakan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, keinginan kita untuk ke depannya membuat single agency seperti negara Jepang atau Korea yang sudah ada,” tutup Fahrurozi. (NFA - Humas Kemensetneg)

 

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
7           4           0           0           0