ACARA SANTAP SIANG BERSAMA DENGAN TOKOH PERS NASIONAL, DI ISTANA NEGARA, JAKARTA, 5 MEI 2008

 
bagikan berita ke :

Senin, 05 Mei 2008
Di baca 994 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA SANTAP SIANG BERSAMA DENGAN TOKOH PERS NASIONAL
DI ISTANA NEGARA, JAKARTA
TANGGAL 5 MEI 2008


Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,


Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati para Saudara Wakil Presiden, Para Menteri, serta anggota Kabinet Indonesia Bersatu,

Yang saya hormati para pimpinan media massa dan para wartawan senior,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan ridha-Nya kepada kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan karya, tugas, dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta.

Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas kesediaan para pimpinan media massa dan wartawan senior untuk memenuhi undangan saya dalam acara silaturrahim dan santap siang bersama. Acara ini semula kami rancang untuk kami laksanakan pada hari jumat yang lalu. Tetapi hari itu saya harus pergi ke Magelang, Jawa Tengah bersama-sama para pekerja atau buruh dan pimpinan Konfederasi Federasi Pekerja memperingati Hari Buruh Internasional di Magelang. Oleh karena itu kita undur hari ini dan saya mengucapkan terima kasih atas pengertiannya.
Ini kesempatan yang baik Bapak, Ibu, dan hadirin yang saya hormati, untuk saya bersama Wakil Presiden dan para Menteri bisa berkomunikasi dalam suasana yang baik, yang tentunya sangat kita perlukan kebersamaan seperti ini manakala negara kita menghadapi sejumlah tantangan dan persoalan yang fundamental. Papatah mengatakan in crucial things unity, in important things diversity, in all things generousity. Jadi kalau kita bersatu memecahkan masalah yang pelik bersama-sama sharing dengan niat yang baik insya Allah seberat apa pun persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita, kita bisa mencarikan jalan keluarnya. Oleh karena itu, pertama saya ingin menyampaikan laporan kepada para pimpinan pers tentang perkembangan keadaan sekarang ini secara garis besar, karena saya yakin semua telah mengikuti, telah mendalami, dan ikut pula mewartakan kepada rakyat Indonesia tentang keadaan ini, dengan harapan kita sebagai bangsa kita tetap tegak dan bisa mengatasi masalah ini, itu yang pertama.

Sedangkan topik yang kedua, saya akan menyampaikan hajat yang penting bagi bangsa ini yaitu peringatan satu abad kebangkitan nasional yang saya memintakan dukungan, kebersamaan, dan bantuan dari komunitas media massa dan pers agar satu abad kebangkitan nasional kita ini betul-betul membangkitkan semangat baru, komitmen baru, keyakinan baru bagi bangsa kita untuk terus berjuang menuju masa depan bangsa yang lebih baik. Dua topik utama itulah yang ingin secara sangat singkat kedepankan ke hadapan Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian.

Pertama, menyangkut perkembangan keadaan nasional yang kita tahu itu juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan keadaan global. Yang diperlukan akhirnya setelah kita pahami semuanya itu, solusi, jalan keluar, apa yang mesti kita lakukan ke depan secara bersama-sama. Saya garisbawahi lagi bahwa jangka pendek mengait kepada meroketnya harga minyak dan melonjaknya harga pangan, tiada lain adalah satu kebijakan, satu langkah, satu instrumen agar jangka pendek itu betul-betul kita cegah satu keadaan yang di luar kemampuan rakyat kita untuk memikulnya, short term policy and action, kami memahami bahwa permasalahan global ini akan stay barangkali dalam waktu yang lebih lama, maka kita pun secara cerdas, inovatif, dan kreatif memikirkan apa yang bisa kita lakukan mengubah dari krisis menjadi opportunity menyangkut tingginya harga komoditas energi dan pangan ini yang mesti dilakukan secara nasional. Jangka pendek dengan sekuat tenaga kita melakukan stabilisasi harga pangan, kita mengeluarkan anggaran bertrilyun-trilyun rupiah is that wise? Menahan untuk tidak naik lagi, syukur-syukur bisa kita turunkan dari kenaikan yang sempat melonjak sangat tajam. Tetapi ini adalah remedy jangka pendek dan meskipun kita pelihara, kita jaga habis-habisan ini bukan fundamental solution, solusi jangka menengah, jangka panjang tentunya meningkatkan produksi dan produktifitas.

Di situlah kita bergerak Bapak, Ibu sekalian mulai dari policy, infrastruktur, teknologi, investasi, melibatkan komunitas petani, research and development, dan seterusnya, dan seterusnya. Dengan harapan tahun-tahun mendatang net kita, posisi kita menjadi bagus, yang tadinya kita mengimpor cukup dulu berswasembada, akhirnya menuju ke surplus, dan mudah-mudahan di samping tahan kita juga bisa lebih. Contoh yang gamblang adalah padi by the same token kita akan bisa mengamankan gula atau tebu, jagung, dan kedelai yang masih, daging sapi, dan lain-lain. Tetapi terapinya adalah meningkatkan produksi dan produktifitas selebihnya saya kira Bapak, Ibu sudah mengikuti apa yang saya, Wapres, dan para Menteri sampaikan di berbagai kesempatan peningkatan produksi dan produktifitas ini termasuk kebijakan stabilisasi harga pangan. Terus terang ini persoalan global dan ini tidak mengada-ada kalau World Bank mengatakan this is global crisis, tidak mengada-ada kalau Sekjen PBB Ban Ki Moon membentuk high level task force untuk mengatasi pangan ini, dan bukan juga kebetulan di banyak negara terjadi kekerasan dan unjuk rasa karena pangan. Saya pun sebagai laporan saya sebagai laporan saya kepada para pimpinan media massa sudah menulis surat dan mengajak para pemimpin dunia apa yang bisa kita lakukan eventhough kita punya posisi yang alhamdulillah sekarang ini lebih baik, katakanlah dengan yang dihadapi oleh Philipina dan negara-negara yang lain, tetapi kita patut berempati dan apa yang bisa kita lakukan, surat sudah saya layangkan kepada Sekjen PBB, Presiden World Bank, Perdana Menteri Kukudayan dua bulan lagi akan menggelar GE plus icon policy cepat dan sejumlah langkah. Jadi itu yang bagian pertama quick policy, quick action adalah stabilisasi harga dan kemudian adalah peningkatan produksi dan produktifitas.

Saya ingin betul kita semua dan kekuatan pers yang sangat dahsyat di samping memunculkan potret keadaan kita kritik, koreksi, advice supaya kita bisa lebih bagus lagi, tetapi tolong diberikan ruang juga untuk menyadarkan pada rakyat yang solusinya di samping stabilisasi harga jangka pendek, mestilah karya bersama untuk meningkatkan ketahanan pangan, syukur-syukur dari impor ke ekspor. Energi, saya kira Bapak, Ibu sudah sangat memahami bahwa ini the rational, saya terus berkomunikasi hampir tiap hari mencari the why, kok masih menggila begini? Sebab kalau hanya dari mismatch supply dengan demand tidak connect kalau kenaikan demand seperti ini di tangan saya. Kenaikan harga begini, muncul teori yang lain due to political factor, tapi apa iya seperti itu? Muncul yang lain karena kecemasan kalau ada gangguan di Timur di Nigeria, Scotland, tapi apa iya seperti itu naik harganya? Muncul teori yang baru yang tadinya bermain di stock karena volatilitas dari keuangan global mereka berspekulasi, berdagang dalam tanda kutip pada komoditas energi. Kalau ini iya, inilah satu yang tidak kita sukai dari global capitalism dari globalization yang kadang-kadang sebuah negara itu dihukum oleh suatu hukum, suatu permainan yang seperti itu, tapi realitasnya harga minyak tidak turun-turun.

Minggu lalu saya berdoa karena sudah turun empat hari Pak dari 118 naik, naik dan brant terus sampai 110, kalau turun lagi menjadi 100, turun lagi 95, itu sama dengan asumsi APBNP, jadi kita tidak pusing tujuh keliling karena pas dengan asumsi kita. tapi dua hari yang lalu naik lagi, dan di satu sisi ada negara yang bermandikan trilyunan dolar dan rupiah total itu. Ada negara-negara yang sungguh susah termasuk kita masih di situ. Oleh karena itu, ini masalah spesifik isu, solusinya kita akan terus menjaga menengah, panjang, mendiversifikasikan sumber-sumber BBM, jangka pendek kita akan kontrol volume. Bagaimana pun kita kontrol, tidak bisa minyak tanah 9 juta, 9 juta kilo liter per tahun dengan subsidi sekarang rata-rata 8 ribu per liter kali 9 sudah 70, berapa itu 9 x 8? 72 trilyun, just for minyak tanah dan yang lain-lain. Akan kita kontrol volume itu, yang dalam jangkauan pemerintah akan menjadi policy kita, yang tidak seperti mal, tempat hiburan, segala macam mari kita hemat semaksimal mungkin dan waktu penggunaan listrik, penggunaan BBM, dan lain-lain. Tetapi itu pun tentu belum cukup, oleh karena itulah kita sekarang sedang melakukan exercise sangat cermat lagi dinamis bagaimana menyelamatkan APBN kita.

Saya berterima kasih editorial di berbagai media massa, liputan hari-hari terakhir ini mewartakan yang gamblang kepada rakyat, tell the truth, jelaskan. Kalau negara kita mengalami persoalan jangan diwartakan baik-baik saja, asalkan tetap kita bangun suatu keyakinan untuk bersama-sama mengatasi masalah ini, mencari solusi, dan memberikan dukungan kepada pemerintah untuk mengatasi keadaan ini. Tapi yang saya ikuti saudara-saudara melalui media massa yang dikelola fair dan mulai dikenalkan keadaan yang sesungguhnya, dengan demikian harapan kita apa pun yang kita pilih nanti dimengerti oleh masyarakat. Selalu ada resiko, selalu ada misunderstanding, selalu ada faktor ex, tapi insya Allah kalau ini sudah menjadi pilihan terbaik untuk kepentingan besar resiko itu tentu harus saya ambil, harus diambil oleh pemerintah. Yang kami inginkan adalah satu penjelasan, satu komunikasi, satu coverage yang berimbang, dengan demikian bangsa ini lebih jernih melihat persoalan yang ada sekarang ini.

Kita punya pengalaman menaikkan harga bahan bakar 2005, sebelum dan sesudah itu kami juga lakukan evaluasi lis dari konsekuensi apa? Sektor riil, daya beli masyarakat, dan faktor-faktor yang lain. Kita melakukan terapi atas itu semua, kami juga melaksanakan benchmarking di negara-negara lain, 10 anggota negara Asean saya kira sebagian besar sudah tidak diregulasi sesuai dengan market price sebagian diregulasi dan saya dengar sudah ada find line ada yang sudah menaikkan ada yang segera akan menaikkan. Saya juga monitor negara-negara Non-Asean India, China, dan lain-lain the dinamic pilihan-pilihan kebijakan yang mereka ambil. Penting bagi Indonesia untuk melaksanakan benchmarking seperti itu karena persoalannya sama, yang dihadapi sama, sekaligus mengambil pelajaran, pengalaman di waktu yang lalu. Dengan harapan apa yang kita lakukan adalah policy atau pilihan yang baik, terbaik untuk mengalami masalah ini. Dan sepertinya hanya dua masalah, pangan dan energi tetapi so fundamental seperti Bapak, Ibu ketahui. Oleh karena itu, sambil pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat mencari solusi APBN, pemerintah sendiri dengan jajarannya di daerah juga mencari solusi yang di luar APBN. Itu masalah pertama yang kita hadapi, dan kebersamaan kita untuk men-genuine dengan terbuka, objektif, mengagendakan masalah ini menjadi satu pekerjaan rumah untuk pemerintah menjalankan sesuai dengan kewenangan dan tugasnya sangat penting, agar bangsa ini merasakan ketika negaranya susah, maka mereka mengerti kalau pemerintah mengambil sejumlah policy untuk kepentingan yang lebih besar, yang lebih panjang.

Hadirin yang saya hormati,

Masalah yang kedua adalah seputar satu abad kebangkitan nasional. Kita bersyukur satu abad sudah sejak generasi 08, 28, 45, 66, 98 mengisi tonggak-tonggak sejarah negeri ini melalui benang merah yang berkesinambungan. Kalau kita melihat 100 tahun ke belakang, kita mesti mengintip, melihat 100 tahun ke depan dalam satu visi pengelihatan yang insya Allah tepat dan benar. Kita ingin meletakkan 20 Mei tahun ini, satu abad kebangkitan nasional, sepuluh tahun reformasi sebagai satu tonggak untuk bangsa ini bisa lebih bersatu, lebih kompak, lebih siap untuk melangkah bersama dan bekerja keras dengan kepercayaan, dengan optimisme, dengan pikiran yang positif, dan lain-lain. Sangat penting bagi perjalanan bagi sebuah bangsa yang besar untuk kita melakukan reposisi kemudian juga membangkitkan semangat dan keyakinan kembali bahwa kita ini menuju pada arah yang benar, badai topan global sering tinggi, tetapi kalau kita kompak, bersatu akan sampai pada tujuan kita. Dalam kaitan ini, saya sudah menerima prakarsa dari banyak pihak masyarakat luas dengan programnya masing-masing untuk memperingati hari kebangkitan nasional ini.

Panitia pusat juga sudah melapor kepada saya bahwa insya Allah pada tanggal 20 Mei nanti akan ada event bersama di Gelora Bung Karno, rakyat yang ingin memperingati hari bersejarah ini dan untuk keberhasilan itu saya memang sungguh berharap kita bersama-sama menyukseskannya. Jadi kalau ada event, tayangan di televisi, pemberitaan di media massa kiranya mendapatkan porsi yang bagus, agar sekali lagi tujuan kita untuk membangkitkan semangat dan harapan rakyat ini bisa kita wujudkan. Tidak berarti bahwa kita away, kita tidak touching pada masalah-masalah yang aktual, tidak. Kita berangkat dari kondisi riil tetapi dari satu sebetulnya, bahwa kalau kita bisa melampaui, mengatasi kemudian timbul pikiran-pikiran baru, visi baru, gagasan baru, komitmen baru saya kira kita bisa melangkah lebih baik lagi di masa depan. Nah dalam kaitan itu saya meminta dukungan, bantuan, dan kebersamaan dari segenap komunitas pers dan media massa pada hari yang bersejarah itu.

Sengaja akan ditampilkan prestasi anak-anak bangsa, sengaja akan lebih banyak ditampilkan generasi muda. Saya senang sekali generasi muda kita sekarang ini inovatif, cerdas, kreatif, prestasinya tidak kalah di nasional maupun internasional, merekalah yang kita harapkan lebih banyak kita tampilkan untuk meneruskan estafet perjalanan bangsa ini. Kalau kita berpikir ke situ, maka suatu saat hari tua kita melihat negeri ini dikelola anak-anak muda yang kreatif, yang berkarya, yang lebih bagus, kita akan sangat bersyukur. Nah dalam kaitan itulah kita akan manifestasikan nanti dalam bentuk peringatan pada tanggal 20 Mei yang akan datang. Saya dengar juga ada rencana peringatan di Yogyakarta, di tempat-tempat lain, silahkan. Dengan catatan tidak perlu berboros-boros, pas, hemat, tertib, dengan demikian cocok dengan situasi yang kita hadapi.

Dua itulah hadirin sekalian yang ingin saya sampaikan kepada pimpinan media massa dan pers, dan setelah ini saya ingin memberikan kesempatan kepada pertama-tama Menteri Komunikasi dan Informatika apa yang ingin disampaikan kepada kita semua dan kemudian nanti saya persilahkan yang mewakili komunitas media massa untuk memberikan pandangan-pandangan kepada kita semua termasuk kepada saya, Wakil Presiden, dan jajaran pemerintahan agar kita sebagaimana pesan saya tadi betul-betul bersatu dan melangkah bersama untuk mengatasi masalah ini. Demikian, terima kasih.

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI