Hadiri Peringatan Milad Ke-95 PERTI, Wapres Minta PERTI Pertahankan Khittah

 
bagikan berita ke :

Jumat, 05 Mei 2023
Di baca 219 kali

Selama ini Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang didirikan Syekh Sulaiman Ar-Rasuli pada 5 Mei 1928 silam, dikenal luas sebagai organisasi masyarakat (ormas) yang memiliki peran besar dalam mendukung kemajuan bangsa Indonesia. Kiprah besar PERTI dalam melakukan perbaikan dan perubahan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama tampak di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial kemasyarakatan.

 

Untuk itu, menjelang 100 tahun usianya, PERTI diharapkan dapat terus mempertahankan khittah-nya (garis perjuangannya) yakni khittah tarbiyah atau khittah pendidikan untuk memperbaiki kehidupan umat manusia.

 

“Zaman boleh berubah, perpolitikan boleh berubah, ilmu pengetahuan boleh berubah, tapi khittah tidak boleh berubah,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menghadiri acara Peringatan Milad Ke-95 PERTI di Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Jumat (05/05/2023).

 

Sebab, menurut Wapres, khittah tarbiyah pada dasarnya merupakan bagian dari khittah ishlahiyah (khittah perbaikan) yakni khittah para nabi yang diwariskan kepada para ulama untuk terus melakukan perbaikan- perbaikan dalam berbagai bidang kehidupan.

 

“[Khittah tarbiyah] harus tetap sebagai panduan. Dan khittah itu [harus] diwujudkan dalam bentuk khatwah (langkah-langkah) dan dalam bentuk harakah [gerakan-gerakan],” pintanya.

 

Namun demikian, Wapres mengingatkan bahwa kembali pada khittah bukan berarti menafikan pembaharuan-pembaharuan. Misalnya, sebagai Ormas Islam, PERTI tidak boleh menyimpang dari ajaran Islam, namun juga tidak boleh statis dan konservatif.

 

“Statis hanya pada teks-teks nash semata, itu adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang dianut oleh para ulama terdahulu. Karena apa?, Karena memang menurut Imam Al Haramain disebutkan bahwa kebanyakan syariat itu adalah hasil ijtihad,” ujarnya.

 

Selain itu, Wapres juga mengingatkan bahwa ke khittah tarbiyah bukan berarti tidak melaksanakan tugas-tugas kewajiban lain, seperti hifdzul wathan (menjaga tanah air).

 

“[Sebagaimana] hal itu sudah dilaksanakan dalam partisipasi para ulama kita terdahulu di dalam berbagai masalah, bahkan dalam mengusir penjajahan. Kalau dulu jihadnya itu adalah jihad perang, mengusir penjajahan Belanda, maka sekarang adalah jihad pembangunan,” terangnya.

 

Lebih jauh pada kesempatan ini, Wapres mengapresiasi PERTI yang mengusung tema “Meneguhkan Khittah Menjaga Persatuan Menuju Indonesia Emas” dalam peringatan Milad-nya kali ini. Menurutnya hal ini menunjukkan bahwa PERTI siap mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

 

“Visi Indonesia Emas 2045 secara esensi merupakan manifestasi cita-cita luhur para pendiri bangsa, yaitu demi Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” ungkapnya.

 

Melalui visi tersebut, sambung Wapres, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

 

“Itikad menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang sejajar dengan negara maju lainnya, kuncinya adalah harus dibarengi dengan peran sumber daya manusia (SDM) yang terbaik di dalam pembangunan,” sebutnya.

 

Hal inilah yang menurut Wapres selaras dengan khittah tarbiyah PERTI yakni mencetak SDM unggul yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.

 

“Karena itu, tepat kalau kemudian PERTI membangun kembali pendidikannya dalam rangka menyiapkan SDM yang unggul. Tetapi selain itu juga tidak boleh lupa, sebagai organisasi keagamaan, [harus juga] menyiapkan al mutafakkihina fiddin, yaitu orang yang paham agama, yang menguasai, yang bisa merespons berbagai masalah, yang bisa membawa umat, dan juga mengarahkan pembangunan itu supaya sesuai dengan manhaj rabbani atau dengan nidzam rabbani (tata aturan Tuhan),” pungkasnya.

 

Sebelumnya, Ketua Umum PERTI Syarfi Hutauruk dalam pidatonya menyebutkan, bahwa PERTI selalu hadir menyumbangkan pembangunan bangsa melalui jalur pendidikan, dakwah, amal sosial, dengan peran ulama, mursyid, tokoh dan pemimpin bangsa. Hal ini dilakukan dalam ruang masyarakat bangsa yang bhinneka, pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, lahir batin, dan akan terus memantapkan diri sebagai bagian dari komponen bangsa.

 

“PERTI dan semua kekuatannya akan terus bekerja maksimal untuk menggerakkan organisasi menuju masa depan bangsa yang maju, demokratis dan berkeadilan dalam bingkai Islam rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.

 

Menurut Syarfi, pada kesempatan milad menuju satu abad PERTI ini, segenap unsur dengan kesadaran yang mendalam siap bersikap tegak lurus untuk memelihara dan menumbuhkembangkan khittah pendidikan, dakwah, dan amal sosial.

 

“Semua kekuatan PERTI diyakini akan cerdas membaca tanda-tanda zaman sebagai kekuatan sosial masyarakat (civil society), dimana PERTI menjadi modal sosial keumatan sebagai satu diantara pondasi pendirian Republik Indonesia merupakan unsur strategis yang mesti diperkuat dan maju seiring dengan perkembangan zaman,” tegasnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyampaikan bahwa PERTI melalui surau dan halaqahnya yang kemudian berkembang menjadi ratusan MTI yang tersebar di seluruh Indonesia, telah menjadi lumbung bagi kelahiran ribuan ulama dan umara di negeri ini.

 

“Menjadi penerang jalan bagi umat dalam beragama dan berbangsa demi tercapainya tujuan hakiki kehidupan, yaitu ridha dan kasih sayang Allah di dunia hingga akhirat kelak,” ungkapnya.

 

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat senantiasa berkomitmen untuk terus bahu membahu bersama PERTI memajukan pembangunan daerah dengan pondasi awal pembangunan umat.

 

“Sebab, pembangunan umat berarti segala-galanya bagi pembangunan daerah. Tanpa pembangunan umat, maka pembangunan di sisi-sisi yang lain sudah barang tentu menjadi sulit diwujudkan,” ujarnya.

 

Hadir pada acara ini, Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Ganefri, Pimpinan Daerah (PD) PERTI Sumatera Barat Sufyarma Marsidin, serta segenap pengurus dan anggota PERTI.

 

Sementara, Wapres didampingi oleh Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Guntur Iman Nefianto, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W. S., Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Arif Rahmansyah Marbun, serta Tim Ahli Wapres Farhat Brachma. (EP/AS -BPMI Setwapres)

Kategori :
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0